You are on page 1of 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue dan Demam Dengue

Demam berdarah dengue (DBD) dan Demam Dengue (DD) merupakan

penyakit yang disebabkan oleh vector (nyamuk) yang menjadi penyebab kematian

utama di banyak negara-negara tropis. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah

seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika, termasuk di seluruh pelosok

Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas

permukaan air laut.8

2.1.1 Definisi

Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Dengue (DD) merupakan

penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis dengan penyebaran geografis

yang mirip dengan malaria. Penyakit ini menyerang anak-anak dan dewasa

dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk

setelah dua hari pertama. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang

disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Perbedaan mendasar yang terjadi antara

DBD dan DD terletak pada perbedaan permeabilitas kapiler sehingga

menyebabkan perembesan plasma dan menimbulkan hipervolemi dan syok.9

5
6

2.1.2 Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypty

Nyamuk Aedes Aegypty, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur

pada permukaan air bersih secara individual. Setiap hari nyamuk Aedes betina

dapat bertelur rata-rata 100 butir. Telurnya berbentuk elips berwarna hitam dan

terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1-2 hari menjadi larva.

Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar.

Perkembangan dari instar satu ke instar empat memerlukan waktu sekitar 5 hari.

Setelah mencapai instar keempat, larva berubah menjadi pupa dimana larva

memasuki masa dorman (inaktif, tidur).

Telur Aedes Aegypti tahan terhadap kondisi kekeringan, bahkan bisa

bertahan hingga satu bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering

dapat menetes menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang

cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat

mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi

larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa

yang cenderung lebih rakus dalam menghisap darah.10


TELUR  JENTIK KEPOMPONG  NYAMUK

GAMBAR 2.1.2 SIKLUS KEHIDUPAN NYAMUK AEDES AEGYPTI


7

2.1.3 Etiologi dan Cara Penularan

Virus-virus Dengue ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitan/tusukan

nyamuk bergenus Aedes betina yang terinfeksi, terutama Aedes aegypti.11 Agen

penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya factor

geografik, selain factor genetic dan hospesnya. Selain itu berdasarkan macam

manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara konvensional, sudah

berubah. Musim penularan biasanya terjadi pada musim hujan. Rata-rata puncak

jumlah kasus DBD di Indonesia terjadi pada bulan Maret-April, namun masing-

masing daerah mempunyai pola grafik musim penularan yang berbeda-beda.

Meskipun musim hujan terjadi setiap tahun, peningkatan kasus yang luar biasa

atau dikenal dengan nama KLB, ternyata tidak terjadi setiap tahun. Wabah infeksi

Dengue ini umumnya terjadi siklus atau berulang dalam periode tertentu dan di

daerah endemis biasanya terjadi dengan tenggang waktu antara 3-5 tahun.12

2.1.4 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis dari Demam Berdarah Dengue adalah :

1. Demam, atau riwayat demam akut, berlangsung 2-7 hari, kadang bifasik

2. Kecenderungan perdarahan, dibuktikan sedikitnya dengan satu hal berikut :

 Tes tourniket positif

 Petekie, ekimosis atau purpura

 Perdarahan dari mukosa, saluran gastrointestinal, tempat injeksi atau

lokasi lain.

 Hematemesis atau melena

3. Trombositopenia (100.000 sel per mm3 atau kurang) .


8

4. Adanya rembesan plasma karena peningkatan permeabilitas vascular,

dimanifestasikan oleh sedikitnya hal berikut:

 Peningkatan hematokrit sama atau lebih besar dari 20% diatas rata-rata

usia,jenis kelamin,dan populasi

 Penurunan hematokrit setelah tindakan penggantian volume sama dengan

atau lebih besar dari 20% data dasar

 Tanda-tanda rembesan plasma seperti efusi pleural, asites, dan

hipoproteinemia.13

2.1.5 Pencegahan Demam Berdarah

Sejak tahun 1994 PAHO dan WHO sudah beberapa kali menerbitkan buku

panduan pencegahan DBD. Mulai dari memanfaatkan peran serta komunitas,

mengintegrasikan epidemiologi dengan entomologi, menciptakan lingkungan

yang bersih dan sehat, melakukan penyuluhan kesehatan, menjelaskan peran

inseksida, dan mengontrol jentik dan larva nyamuk Aedes.14

Cara-cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyesuaikan kebiasaan

tidur, penggunaan obat nyamuk, kelambu serta menghentikan kebiasaan

menggantung baju sembarangan. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan

melakukan pendekatan pendidikan, pemberian bubuk abate dan fogging, serta

meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan DBD.


9

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD)

adalah salah satu cara pencegahan penularan demam berdarah dengan

memberantas vektornya, yaitu nyamuk Aedes dan juga memberantas jentik-

jentiknya. Sehingga rantai kehidupan vector penyebar virus dengue dapat

diputuskan. Untuk mencapai tujuan dari PSN-DBD akan sangat dibutuhkan peran

serta aktif masyarakat. Karena keberadaan jentik nyamuk sangat berhubungan erat

dengan perilaku masyarakat.15

2.2 Definisi Peran Petugas Kesehatan

Peran adalah suatu yang diharapkan dari seseorang dalam situasi sosial

tertentu agar memenuhi harapan. Peran Petugas Kesehatan adalah suatu kegiatan

yang diharapkan dari seorang petugas kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.3 Kesehatan Lingkungan

2.3.1 Pengertian

Kesehatan Lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan

yang optimum pula.

2.3.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kesehatan lingkungan secara garis besar adalah masalah

perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,

pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak

(kandang), dll.
10

Sedangkan masalah kesehatan lingkungan di Negara berkembang pada

umumnya lima hal, yaitu: masalah sanitasi (jamban), penyediaan air minum,

perumahan (housing), pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah (air

kotor).

2.3.3 Tujuan

Tujuan kesehatan lingkungan adalah agar terciptanya keadaan serasi

sempurna dari semua factor yang ada di lingkungan fisik manusia sehingga

perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan dan kesehatan serta kelangsungan

hidup manusia dapat dipelihara dan ditingkatkan.

Berikut ini akan dibahas masalah kesehatan lingkungan di Negara

berkembang:

1. Perumahan

Masalah kesehatan lingkungan perumahan (housing) menyangkut

kenyamanan penghuninya. Rumah sehat adalah rumah sebagai tempat tinggal

yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib

dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau

gangguan kesehatan sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat

kesehatan yang optimal. Rumah sehat dan nyaman merupakan sumber

inspirasi penghuninya dan berfungsi sebagai tempat tinggal yang digunakan

untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya. Konstruksi

rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan

factor risiko sumber penularan berbagai jenis penyakit. Unsur-unsur rumah

yang perlu diperhatikan untuk memenuhi rumah sehat adalah:


11

a. Bahan bangunan

Langit-langit rumah hendaknya harus mudah dibersihkan, tidak rawan

kecelakaan, berwarna terang, dan batas tinggi langit-langit dari lantai 2,75 m.

Dinding rumah berfungsi untuk menahan angin dan debu, dibuat tidak tembus

pandang, bahan dibuat dari batu bata, batako, bambu, papan kayu, dinding

dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara. Dinding

kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah

dibersihkan.sedangkan dinding sebelah dalam rata, berwarna terang, dan

mudah dibersihkan. Lantai rumah hendaknya kedap air, rata tak licin serta

mudah dibersihkan. Tinggi lantai untuk rumah bukan panggung sekurang-

kurangnya 10 cm dari perkarangan dan 25 cm dari badan jalan.

b. Ventilasi

Jendela rumah berfungsi sebagai lobang angin, jalan udara segar dan sinar

mataharii serta sirkulasi. Letak lobang angin yang baik adalah searah dengan

tiupan angin. Pergantian udara agar lancer diperlukan minimum luas lobang

ventilasi tetap 5% dari luas lantai dan jika ditambah dengan luas lobang yang

dapat memasukkan udara lainnya (celah, pintu, jendela, lobang anyaman

bambu dan sebagainya menjadi berjumlah > 10-20% luas lantai. Udara yang

masuk sebaiknya udara bersih dan bukan udara yang mengandung debu atau

bau.
12

c. Cahaya

Cahaya yang cukup dapat diperoleh apabila luas jendela kaca minimum

20% luas lantai. Kamar tidur sebaiknya diletakkan di sebelah timur untuk

memberikan kesempatan masuknya ultraviolet. Jika peletakan jendela kurang

leluasa dapat dipasang genteng kaca karena semua jenis cahaya dapat

mematikan kuman, hanya berbeda satu sama lain tergantung segi lamanya

proses mematikan kuman. Agar cahaya matahari tak terhalang masuk ke

dalam rumah maka jarak rumah yang satu dengan yang lain paling sedikit

sama dengan tinggi rumahnya, Lobang asap dapur yang baik apabila lobang

ventilasinya >10% dari luas lantai dapur. Hal ini dapat menyebabkan asap

keluar dengan sempurna.

d. Luas Bangunan Rumah

Luas bangunan yang baik apabila dapat menyediakan 2,5-3 m2/orang

(tiap anggota keluarga). Luas lantai kamar tidur diperlukan minimum 3

m2/orang untuk mencegah penularan penyakit. Jarak antara tepi tempat tidur

yang satu dengan yang lain minimum 90 cm. Apabila ada anggota yang

menderita penyakit pernafasan sebaiknya tidak tidur satu kamar dengan

anggota lain.

2. Penyediaan Air Bersih

Masalah kesehatan lingkungan air bersih perlu diperhatikan dengan baik

karena menyangkut sumber air minum yang dikonsumsi sehari-hari. Apabila

sumber air minum yang dikonsumsi keluarga tidak sehat, maka seluruh

anggota keluarga akan menghadapi masalah kesehatan atau penyakit.


13

Misalnya diare, kutu air, herpes. Beberapa syarat air minum yang sehat untuk

dikonsumsi adalah:

a. Syarat fisik: bening tidak berwarna, tidak berasa, suhu di bawah suhu

udara di luarnya)

b. Syarat bakteriologis: apabila dalam 100 ccair terdapat kurang dari 4 buah

bakteri E. Coli.

c. Syarat kimia: zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu pula, yaitu: Flour (F),

Chlor (Cl),Arsen (As), Tembaga (Cu), Besi (Fe), zat organik

PH(keasaman)

Sumber-sumber air minum didapat dari berbagai sumber seperti: air hujan,

air sungai dan danau, mata air, air sumur dangkal, dan air sumur dalam. Ada

yang bisa dikonsumsi secara langsung (mata air), tetapi kebanyakan harus

direbus terlebih dahulu.

3. Pembuangan kotoran manusia

Kotoran manusia adalah semua benda atau zatyang tidak dipakai lagi oleh

tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Beberapa zat tersebut adalah:

tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil proses pernapasan.

Tempat pembuangannya disebut dengan latrine (jamban atau kakus)

Macam kakus:

a. Kakus cubluk: tempat penampungan tinjanya di bangun dekat di bawah

tempat injakan dan atau di bawah bangunan kakus.

b. Kakus empang: dibangun di atas empang, sungai atau rawa.

c. Kakus kimia: di bangun pada temat-tempat rekreasi, alat transportasi, dll.

d. Kakus dengan “angsa trine” (lubang kloset berbentuk lengkungan).


14

4. Sampah

a. Pengertian

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi,

atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi

dengan sendirinya. Adapun kotoran manusia (human waste) dan air limbah atau

air bekas (sewage) tidak tergolong sampah . Sampah juga diartikan sebagai sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan atauproses alam yang berbentuk padat (Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008).16

Berdasarkan batasan-batasan tersebut menunjukkan bahwa sampah merupakan

hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sampah bukan

semua benda padat yang tidak dipergunakan dan dibuang, misalnya: benda-benda

alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir,

pohon di hutan yang tumbang akibat angin rebut, dan sebagainya. Dengan

demikian sampah mengandung tiga prinsip yang harus dipenuhi yaitu: adanya

sesuatu bahan atau benda padat, adanya hubungan langsung atau tak langsung

dengan kegiatan manusia, serta benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.17

Apabila sampah tidak dikelola dengan baik, maka akan memberikn pengaruh yang

besar teerhadap kesehatan. Pengaruh tersebut bisa secara langsung maupun tidak

langsung. Pengaruh langsung disebabkan karena adanya kontak langsung anatara

manusia dengan sampah tersebut. Sedangkan pengaruh tidak langsung umumnya

disebabkan oleh adanya vector yang membawa kuman penyakit yang berkembang

biak di dalam sampah kepada manusia.


15

b. Jenis-jenis sampah

Sampah dibedakan berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya untuk

mempermudah pengelolaannya, yaitu :

1. Sampah yang dapat membusuk (sisa makanan, daun, sampah kebun,

pertanian, dll)

2. Sampah yang tidak membusuk (kertas, plastik, karet, gelas, logam, dll)

3. Sampah yang berupa debu atau abu.

4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan (sampah yang berasal dari

industri yang mengandung zat-zat kimi maupun zat fisi berbahaya

Pembagian sampah berdasarkan sifat kimiawinya terdiri dari: sampah organik

(sisa-sisa makanan, kertas, plastic, daun-daunan, dll) dan sampah anorganik

(logam-logam, pecahan gelas, dll). Berdasarkan karakteristiknya, sampah

dibedakan menjadi empat yaitu: garbage (sisa-sisa makanan yang mudah

membusuk karena aktivitas mikroorganisme) rubbish (bahan atau pengelolaan

yang tidk mudah membusuk, seperti kayu, kertas, kaleng, kaca, dll), asbes (debu

atau abu), dead animal (bangkai binatang yang besar seperti: kuda, sapi, kucing,

dll), street sweeping (kotoran sampah yang berasal dari jalanan), industrial waste

( benda-benda padat yang merupakan sampah hasil industry).

c. Sumber-sumber Sampah

Sumber-sumber sampah dibedakan menjadi enam besar yaitu:


16

1. Sampah dari daerah pemukiman/sampah rumah tangga (Domestic waste):

sampah ini terdiri dari bahan-bahan buangan hasil kegiatan rumah tangga,

seperti sisa-sisa pengolahan makanan, sampah-sampah dari halaman atau

dari dalam rumah, sisa-sisa minyak, kardus bekas, dll.

2. Sampah dari daerah perdagangan: biasanya terdiri dari kardus-kardus,

kotak-kotak pembungkus, kertas-kertas, dll. Dalam hal ini termasuk

sampah makanan dari kantin atau restaurant.

3. Sampah dari jalan raya: berasal dari pembersihan jalan-jalan, biasanya

terdiri darikertas-kertas, debu, daun-daunan, dll.

4. Sampah dari industri: biasanya terdiri dari sampah bahan makanan, logam,

kayu, potongan tekstil, dll.

5. Samah dari daerah pertanian dan perkebunan: biasanya terdiri dari

sampah-sampah organik seperti jerami, sisa-sisa sayur mayor, batang

jagung, pohon kacang-kacangan, dll.

6. Sampah dari tempat-tempat umum: biasanya berasal dari tempat-tempat

hiburan, tempat-tempat ibadah, station kereta api, terminsal bus, pasar, dll.

Karakteristik dari sampah ini pada umumnya sama dengan sampah rumh

tangga. Sumber-sumber sampah menurut Undang-Undangan Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 terdiri atas: sampah rumah tangga;

sampah sejenis sampah rumah tangga; dan sampah spesifik. Sampah

rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari dlam rumah tangga, tidak

termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga

berasal dari kawasan komersial, kawasan industry, kawasan khusus,

fasilitas sosial, fasilitas umum, dan atau fasilitas lainnya. Sedangkan


17

sampah spesifik meliputi: sampah yang mengandung bahan berbahaya dan

beracun; sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;

sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan; sampah

yang secara teknologi belum dapat diolah; dan atau sampah yang timbul

secara tidak periodik.

d. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi


sampah
Penghasilan sampah adalah setiap orang dan atau akibat proses alam yang

menghasilkan timbulan sampah (UU RI Nomor 18 Tahun 2008). Jumlah dan

komposisi sampah yang dihasilkan sangat berpengaruh oleh berbagai kegiatan dan

taraf hidup masyarakat, diantaranya adalah: jumlah penduduk, kondisi sosial

ekonomi, kemajuan teknologi, faktor geografis, kebiasaan masyarakat atau

budaya, musim atau iklim, dll.

e. Beberapa Penyakit Bawaan Sampah

Pengaruh sampah terhadap kesehatan dikelompokkan menjadi dua yaitu

pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung terhadap kesehatan

disebabkan karena adanya kontak langsung antara manusia dengan sampah

tersebut. Misalnya: sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, sampah

yang karsiogenik, teratogenik, dan sebagainya. Selain itu, ada pula sampah yang

mengandung pathogen, sehingga dapat menimbulkan penyakit. Sampah ini bisa

berasal dari rumah tangga selain industri. Sedangkan pengaruh tidak langung

umumnya disebabkan oleh adanya vector yang membawa kuman penyakit yang

berkembang baik di dalam sampah kepada manusia. Sampah bila ditimbun

sembarangan dapat dipakai untuk sarang lalat, nyamuk atau tikus. Lalat

merupakan vector dari berbagai macam penyakit saluran pencernaa seperti: diare,
18

typus, cholera, dan sebagainya. Nyamuk Aedes aegipty yang hidup dan

berkembang biak dilingkungan yang pengelolaan sampahnya kurang baik (banyak

kaleng dengan genangan air), sedangakan tikus di samping merusak harta benda

masyarakat, juga sering membawa pinjal yang dapat menyebarkan penyakit pes.

Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit bawaan lalat ( Disentri basiler,

Disentri amuba, Thypus abdominalis, Kholera, askriasis, dan Ancylosyomiasi),

penyakit bawaan tikus atau pinjal (pes, Leptopirosis ikterohemoramika, dan Rat

bite fever), serta penyakit bawaan sampah lainnya seperti: keracunan metan,

karbon monoksida, hydrogen sufida, logam berat, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian penulis tentang perilaku petugas pengumpul

sampah dalam mencegah penyakit bawaan sampah di tahun 2009 menunjukkan

bahwa sebagian besar pengetahuan petugas mengumpulkan sampah tentang alat

pelindung diri (APD) masih kurang. Hal ini dapat dikenali dari beberapa jenis

APD yang dikenaknnya tidak sesuai dengan standar yang seharusnya (alat

pelindung kepala, alat pelindung muka, alat pelindung tangan , dan alat pelindung

kaki). Fungsi APD topi pelindung atau pengaman (safety helmet) adalah

melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena

arus listrik. Fungsi APD tutup kepala: melindungi kepala dari kebakaran, korosif,

uap-uap, panas/dingin, dan fungsi APD, hats/cap: melindungi kepala dari kotoran

debua atau tangkapan mesin-mesin berputar. Alat pelindung kepala dapat

dilengkapi dengan alat pelindung diri lainnya seperti: kacamata/goggle, penutup

muka, penutup telinga, respirator, dll. Alat pelindung muka dan mata (face shield)

berfungsi: melindungi muka dan mata dari: lemparan benda-benda kecil, lemparan

benda-benda panas, pengaruh cahaya, dan pengaruh radiasi tertentu. Bahan yang
19

dipergunakan: gelas/kaca biasa, plastik. Alat pelindung kaki: pada industri

ringan/tempat kerja biasa dibutuhkan. Cukup dengan sepatu yang baik, terbuat

dari kulit, karet, sintetik, atau plastik. Untuk mencegah tergelincir dipakai sol anti

slip, untuk mencegah tusukan dipakai sol dari logam, mencegah bahaya listrik

dipakai sepatu yang seluruhnya harus dijahit atau direkat dan tidak boleh memakai

paku. Sedangkan alat pelindung tangan adalah sarung tangan yang terbuat dari

karet yang mampu melindungi dari tusukan benda-benda tajam seperti: pecahan

kaca,jarum, dan lain sebagainya. Alat pelindung tangan penting dikenakan oleh

petugas pengumpul sampah untuk menghindari kontak langsung antara anggota

badan (tangan) dengan sampah.

Pengetahuan petugas pengumpul sampah dalam memahami penyakit-penyakit

bawaan sampah sebagian besar masih kurang , dan bahkan ada yang belum tahu

sama sekali. Pengetahuan mereka masih minim kemungkinan karena sebagian

besar belum mendapatkan penyuluhan tentang itu.

f. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga

terdiri dari dua hal yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah.

Pengurangan sampah meliputi kegiatan: pembatasan timbulan sampah; pendauran

ulang sampah; dan/atau pemanfaatan kembali sampah.Sedangkan kegiatan

penanganan sampah meliputi:

1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai

dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah


20

2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari

sumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat

pengelolaan sampah terpadu (TPST).

TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang,

pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. Sedangkan TPST

adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,

penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemprosesan akhir

sampah.

3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari

tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan

sampah terpadu menuju ke tempat pemprosesan akhir (TPA).

TPA adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke

media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.

4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah

sampah, dan/atau

5. Pemprosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau

residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.16

5. Air Limbah / Air Buangan

Air limbah adalah sisa air yang dibuang berasal dari buangan Rumah Tangga,

industri, maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung

bahan-bahan atau zat-zat yang sangat membahayakan kesehatan manusia dan

menganggu lingkungan hidup.


21

Air limbah perlu diolah dengan tujuan untuk mengurangi BOD (Biochemical

Oxygen Demand), partikel tercampur, serta membunuh organisme pathogen. BOD

adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau milligram/liter (mg/l) yang diperlukan

untuk menguraikan benda organik oleh bakteri, sehingga limbah tersebut jernih

kembali, selain itu diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan

bahan nutrisi, komponen beracun, serta bahan yang tidak dapat didegradasikan

agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Oleh karena itu diperlukan pengolahan

secara bertahap agar bahan-bahan tersebut dapat dikurangi. Beberapa kegiatan

yang biasanya dipergunakan pada pengolahan air limbah berikut tujuan dan

kegiatan yang dilaksanakan :18

Tabel 2.5.1 Jenis Kegiatan


Pengolahan Air Limbah menurut Tujuannya
No. Jenis Kegiatan Tujuan Pengolahan
1 Penyaringan Menghilangkan zat padat
2 Perajangan Memotong benda yang berada di dalam
air lembah
3 Bak penangkap pasir Menghilangkan pasir dan koral
4 Bak penangkap lemak Memisahkan benda terapung
5 Tangki ekualisasi Melunakkan air limbah
6 Netralisasi Menetralkan asam atau basa
7 Pengendapan/pengapungan Menghilangkan benda tercampur
8 Reactor lumpur aktif/aerasi Menghilangkan bahan organik
9 Karbon aktif Menghilangkan bau, benda yang tidak
dapat diuraikan
10 Pengendapan kimiawi Mengendapkan fosfat
11 Nitrifikasi/denitrifikasi Menghilangkan nitrat secara biologis
12 Air stripping Menghilangkan amoniak
13 Pertukaran ion Menghilangkan jenis zat tertentu
14 Saringan pasir Menghilangkan partikel padat yang
lebih kecil
15 Osmosis/elektrodialisis Menghilangkan zat terlarut
16 Desinfeksi Membunuh mikroorganisme
22

Keenam jenis kegiatan pengolahan air limbah tersebut dalam prakteknya

tidak semua dipergunakan karena disesuaikan dengan kebutuhannya. Adapun

secara garis besarnya pengelompokan kegiatan pengolahan air limbah ada

lima,yaitu:

1. Pengolahan pendahuluan

2. Pengolahan pertama (pre treatment).

3. Pengolahan kedua (secondary treatment).

4. Pengolahan ketiga (tertiary treatment).

5. Pengolahan kuman (disinfection).

6. Pengolahan lanjutan (ultimate disposal).

You might also like