Professional Documents
Culture Documents
Pengelolaan LH
Prinsip pengelolaan LH,
1. Pengendalian Kerusakan LH :
• Konservasi SDA (keanekaragaman hayati, Air, Energi, dan SDA Lainnya);
• Kesesuaian peruntukan pemanfaatan/fungsi lahan Tata ruang/tataguna lahan;
• Pengembangan nilai dukung ekosistem peningkatan produktivitas lahan/kawasan
(nilai tambah, bentuk, dan pola pemanfaatan berkelanjutan);
2. Pengendalian pencemaran LH (Pengelolaan Limbah/Sampah) :
• Minimalisasi limbah/sampah { Teknologi bersih (hemat bahan baku/energi) dan 3R}
• Pengolahan limbah/sampah { Kompos, Biogas, incenerator, Landfill, dll.}
2
Sumber Daya Alam (SDA):
1. Ekosistem:
adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
2. Spesies:
Adalah kumpulan individu makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri
genetik sama sehingga antara individu satu dengan yang lain dapat
melangsungkan reproduksi.
3. Genetik (sumber daya genetik atau plasma nutfah):
Adalah bahan tanaman, hewan, atau jasad renik yang mempunyai
kemampuan untuk menurunkan sifat dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Keanekaragaman Ekosistem:
ekosistem alami dan ekosistem buatan/binaan
Sebagai salah satu negara megabiodiversity dan anggota pada Konvensi
Keanekaragaman Hayati, Indonesia memiliki komitmen untuk melestarikan
keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati yg meliputi berbagai tingkatan,
yaitu ekosistem, spesies dan genetik ini merupakan aset pembangunan yang
apabila dikelola secara tepat akan menghasilkan manfaat, baik manfaatnya
secara ekologis maupun manfaat secara ekonomi. Keanekaragaman hayati
pada tingkatan ekosistem sangat bervariasi, terdiri dari ekosistem alami dan
ekosistem buatan dan terletak mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.
13
Penyusunan Profil dan RIP Kehati Daerah
Dilaksanakan oleh tim yang dibentuk oleh: Tim penyusun Profil dan RIP:
Gubernur (Profil Kehati Provinsi) SKPD, UPT, dan pakar yang terkait
dengan bidang Kehati
Bupati/Wali kota (Profil Kehati Kabupaten/Kota)
Identifikasi kawasan
bernilai penting bagi
konservasi Kehati
N
Nama Jenis Nama Latin
o
1 Paus Biru Balaenoptera musculus
2 Paus bersirip Balaenoptera physalus
3 Rusa, sambar (gns Cervus) Cervus spp.
4 Paus (dari semua jenis famili
Cetacea
Cetacea)
5 Lumba-lumba air laut Dlphinidae
6 Duyung Dugong dugon
7 Landak Hystrixbrachyura
8 kuskus (semua jenis phalanger) phalanger spp.
9 Lumba-lumba air laut (famili
Ziphiidae
ziphiidae)
Tabel 2. Jenis Aves (Burung) di NTT yang dilindungi
Undang-Undang
7. Pencemaran lingkungan
Faktor Penyebab Belum Optimalnya Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Perangkat hukum dan kebijakan nasional maupun daerah mungkin sudah ada,
1 namun kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan, pelaku
pembangunan dan masyarakat masih kurang.
2 dampak besar dan penting namun belum memiliki AMDAL atau unit pengelolaan
lingkungan atau unit pemantauan lingkungan, sementara izin untuk melakukan
usaha dan/atau kegiatan tersebut sudah berjalan
Faktor Penyebab Belum Optimalnya Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Adalah sulit untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, karena juga tidak
3 mudah untuk menjamin bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan tidak melanggar baku
mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan
5 Tidak semua orang menyadari haknya untuk berperan dalam menyampaikan informasi
dan/atau menyampaikan laporan, serta memberikan saran pendapat dalam
pengelolaan lingkungan hidup