You are on page 1of 3

Penetapan Kadar Hemoglobin

Posted by Riswanto on Saturday, November 28, 2009Labels: Tes Hematologi

Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau eritrosit,
yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang
merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara,
antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.
Metode Sahli tidak dianjurkan karena memiliki kesalahan yang besar, alatnya tidak
dapat distandardisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur, seperti
sulfhemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin. Dua metode yang lain
(oksihemoglobin dan sianmethemoglobin) dapat diterima dalam hemoglobinometri
klinik. Namun, dari dua metode tersebut, metode sianmethemoglobin adalah metode
yang dianjurkan oleh International Commitee for Standardization in
Hematology (ICSH) sebab selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil
dan hampir semua hemoglobin dapat terukur, kecuali sulfhemoglobin.

Dasar Penetapan
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah
ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran
secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas
standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk
menghitung indeks eritrosit.Penetapan kadar Hb metode oksihemoglobin didasarkan
atas pembentukan oksihemoglobin setelah sampel darah ditambah larutan Natrium
karbonat 0.1% atau Ammonium hidroksida. Kadar Hb ditentukan dengan mengukur
intensitas warna yang terbentuk secara spektrofotometri pada panjang gelombang 540
nm. Metode ini tidak dipengaruhi oleh kadar bilirubin tetapi standar oksihemoglobin
tidak stabil.Metode sianmethemoglin didasarkan pada pembentukan sianmethemoglobin
yang intensitas warnanya diukur secara fotometri. Reagen yang digunakan adalah
larutan Drabkin yang mengandung Kalium ferisianida (K3Fe[CN]6) dan kalium sianida
(KCN). Ferisianida mengubah besi pada hemoglobin dari bentuk ferro ke bentuk ferri
menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan KCN membentuk pigmen yang
stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas warna yang terbentuk diukur secara
fotometri pada panjang gelombang 540 nm.Selain K3Fe[CN]6 dan KCN, larutan Drabkin
juga mengandung kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) dan deterjen. Kalium dihidrogen
fosfat berfungsi menstabilkan pH dimana rekasi dapat berlangsung sempurna pada saat
yang tepat. Deterjen berfungsi mempercepat hemolisis darah serta mencegah kekeruhan
yang terjadi oleh protein plasma.

Bahan Pemeriksaan
Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk penetapan kadar hemoglobin (Hb) adalah darah
kapiler atau darah EDTA.
Prosedur
Prosedur pemeriksaan yang akan dibicarakan di sini adalah prosedur yang menggunakan
metode sianmethemoglobin. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan Drabkin
lalu ditambah 20 ul sampel darah. Lakukan pencampuran dengan cara membolak-balikkan
tabung beberapa kali. Diamkan pada suhu kamar selama 3-5 menit kemudian ukur
intensitas warna dengan fotometer pada panjang gelombang 540 nm dengan blanko
reagen.Kadar Hb dapat dibaca pada kurve kalibrasi atau dihitung dengan menggunakan
faktor, dimana kadar Hb = serapan x faktor. Kurve kalibrasi dan faktor telah
dipersiapkan sebelumnya.

Membuat Kurva Kalibrasi dan Perhitungan Faktor


Sebelum melakukan penetapan kadar Hb, fotometer harus dikalibrasi dulu atau
dihitung faktornya. Untuk keperluan tersebut disiapkan larutan standar Hemisianida
(sianmethemoglobin) dan pengenceran larutan tersebut dalam larutan Drabkin. Kadar
Hb dari larutan standar dapat dihitung dengan rumus = kadar hemisianida x 0.251
g/dlBuatlah pengenceran larutan standar 100, 75, 50, 25 dan 0 %, sebagai blanko
dengan larutan Drabkin. Setelah semua tercampur, biarkan 3-5 menit pada suhu kamar
lalu baca serapan (absorbance atau optical density/OD) pada fotometer dengan
panjang gelombang 540 nm. Buatlah kurvenya dengan kadar Hb sebagai absis dan
serapan sebagai ordinat. Selanjutnya untuk menetapkan kadar Hb pasien tinggal
memplotkan pada kurve kalibrasi.Jika memilih menggunakan perhitungan faktor, maka
jumlahkan dulu nilai serapan (= total OD) dan kadar Hb larutan standar (= total
kadar) yang telah diencerkan 100, 75, 50, 25 dan 0 %. Faktor (F) = total OD : total
kadarKadar Hb pasien = OD pasien x FFotometer saat ini telah banyak yang dirancang
untuk dapat menghitung secara otomatis dimana kadar Hb yang diukur sudah langsung
diketahui tanpa kita harus melakukan penghitungan secara manual.

Nilai Rujukan
Dewasa pria : 13.2 - 17.3 g/dl
Perempuan : 11.7 - 15.5 g/dl
Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/dl
Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/dl
Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/dl
Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/dl

Masalah Klinis
Penurunan kadar : anemia (defisiensi besi, aplastik, hemolitik, dsb), perdarahan
hebat, leukemia, kanker (usus besar, usus halus, rektum, hati, tulang, dsb),
thalasemia, penyakit ginjal, penyakit Hodgkin, kehamilan, sarkoidosis, kelebihan
cairan intra-vena. Pengaruh obat : antibiotik (kloramfenikol [chloromycetin],
penisilin, tetrasiklin), aspirin, antineoplastik, doksapram (dopram), derivat
hidantoin, vitamin A dosis besar, hidralazin (Apresoline), indometasin (Indocin),
inhibitor MAO, primakuin, rifampin, sulfonamid, trimetadion (Tridione)

Peningkatan kadar : dehidrasi/hemokonsentrasi, polisitemia, daerah dataran


tinggi, chronic heart failure (CHF), luka bakar yang parah.
Pengaruh obat : gentamisin, metildopa (Aldomet)

Faktor Yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium


Pengaruh obat (lihat keterangan di atas)
Mengambil darah pada tangan atau lengan yang terpasang cairan intra-vena
menyebabkan darah terencerkanMemasang turniket terlalu lama (lebih dari 1 menit)
menyebabkan hemokonsentrasiTinggal di dataran tinggi menyebabkan peningkatan kadar
HbPenurunan asupan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb akibat
hemokonsentrasi, dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar Hb akibat
hemodilusi

Penetapan Nilai Hematokrit

Posted by Riswanto on Monday, November 30, 2009Labels: Tes Hematologi

Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah
persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada
kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah
untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.Berdasarkan reprodusibilitas dan
sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang
lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai
tes penyaring sederhana terhadap anemia.Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan
secara automatik menggunakanhematology analyzer atau secara manual.
Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :
Metode makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan
dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan
berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan
3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
Metode mikrohematokrit
8Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau
darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran
panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam,
yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung),
dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-
kalium-oksalat.Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam
tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan
dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi
kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam
%.Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup
singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk
sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

Nilai Rujukan
Dewasa pria : 40 - 52 %
Dewasa wanita : 35 - 47 %
Bayi baru lahir : 44 - 72 %
Anak usia 1 - 3 tahun : 35 - 43 %
Anak usia 4 - 5 tahun : 31 - 43 %
Anak usia 6-10 tahun : 33 - 45 %

Masalah Klinis
Penurunan kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi
asam folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik,
mielositik, monositik), penyakit Hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, mieloma
multipel, sirosis hati, malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C),
fistula lambung atau duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan,
SLE. Pengaruh obat : antineoplastik, antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat
radioaktif.Peningkatan kadar : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia
vera, eritrositosis, diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia
serebrum sementara, eklampsia, pembedahan, luka bakar.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :


Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai
hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi.
Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga nilai hematokrit bisa meningkat.
Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh
sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh
alkohol sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat
dalam bekerja.a

You might also like