You are on page 1of 8

1

ABSTRAK

Hamidah Musa, 2016. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada
Siswa Kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba. Karya Tulis Ilmiah PTK. SMP Negeri 1
Bulukumba.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk melihat
peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba , semester Ganjil
tahun pelajaran 2016/2017 kabupaten Bulukumba . Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba semester genap tahun ajaran 2016/2017 dengan
jumlah siswa 32 orang dengan guru mata pelajaran IPA yang bertindak sebagai pengajar.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, setiap siklus dilaksanakan sebanyak tiga
kali pertemuan. Data diperoleh dari dua instrumen yaitu instrumen berupa lembar
observasi, digunakan untuk mencatat segala kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung di kelas dan instrumen tes evaluasi hasil belajar siswa berupa
soal pilihan ganda masing-masing berjumlah 30 soal tiap siklus yang dilakukan setiap
akhir siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses
pembelajaran. Aktivitas siswa meningkat dalam hal (1) mendengarkan dan memahami
penjelasan guru, (2) aktif dalam kegiatan diskusi (kerja sama), (3) keaktifan dalam
menyelesaikan tugas, (4) aktif mengajukan pertanyaan, (5) aktif menjawab pertanyaan,
serta aktivitas siswa yang menurun dalam hal (6) mengerjakan tugas mata pelajaran lain,
(7) keluar masuk kelas, (8) mengangkat cerita di luar materi pelajaran. Nilai rata-rata
hasil belajar pada siklus I yaitu 64,41 menjadi 76,28 pada siklus II dengan persentase
siswa yang tuntas pada siklus I 41,03% menjadi 84,62% pada siklus II. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Kooperatif STAD, Aktivitas, dan Hasil belajar

ABSTRACT

Hamidah Musa, 2016. Improving the Students’ Activities and the Biology Learning
Outcome through the Application of Cooperative Learning Model ‘STAD (Student
Teams Achievement Divisions) Type’ of IX.1 Class at SMP Negeri 1 Bulukumba .
Scientific Paper. Natural Sciences of SMPN 1 Bulukumba.

This classroom action research aimed at improving the students’ activities and the
Biology learning outcome through the application of Cooperative Learning Model
‘STAD Type’ of IX.1 Class at SMP Negeri 1 Bulukumba , odd semester, in 2016/2017
academic years. The subjects of the research were the students of IX.1 Class at SMP
Negeri 1 Bulukumba , even semester, in 2016/2017 academic years in which a number of
students were 32 people and the teacher of Natural Sciences subject. There were two
cycles used in which each of it consisted of three meetings. The data were obtained by
employing two instruments; the observation sheet instrument for recording the ongoing
activities in the teaching and learning process and the evaluation test instrument for
2

recording the students’ learning outcome in the form of multiple choice questions in
which the two cycles consisted of 30 questions and carried out at the end of the cycles.
The findings showed that there was improvement of the students’ activities and the
learning outcome through the application of Cooperative Learning Model ‘STAD Type’
in teaching and learning process. The improvement of the students’ activity include: (1)
listening and comprehending the teacher’s explanation, (2) being active in the group
discussion, (3) being active in finishing the assignments, (4) being active in asking
questions, (5) being active in answering questions, as well the decrease of the students’
activity in (6) doing the homework of other subjects, (7) getting out and getting in the
class, (8) talking other topics. The score average in cycle I was 64,41 to 76,28 in cycle II
with students’ percentage of satisfactory in cycle I was 41,03% to 84,62 in cycle II. Based
on the finding, it can be concluded that Cooperative Learning Model ‘STAD Type’ can
improve the students’ activities and biology learning outcome.

Keyword: Coopertive Learning Model ‘STAD Type’, Activities and Learning Outcome

A. Pendahuluan
SMP Negeri 1 Bulukumba merupakan salah satu sekolah pendidikan formal yang
memiliki standar nasional. Berdasarkan pada observasi awal, nilai rata-rata hasil belajar
IPA siswa melalui tes formatif adalah 65. Data hasil belajar IPA menunjukkan bahwa
belum mencapai nilai ketuntasan yang ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 70. Nilai
ketuntasan ini yang menjadi motivasi untuk melakukan observasi khususnya di kelas
IX.1.
Masalah-masalah yang ditemukan di SMP Negeri 1 Bulukumba yaitu siswa masih
kurang memperhatikan guru ketika menjelaskan dan siswa cenderung untuk bermain pada
saat pembelajaran berlangsung. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian pada
aspek proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dan kurangnya pengaplikasian
teori-teori belajar yang dilakukan oleh guru tentang bagaimana mengajar yang baik
terhadap siswa agar hasil belajar dan prestasinya meningkat.
Siswa sebagai komponen dalam belajar dituntut untuk giat belajar agar mencapai
prestasi yang menggembirakan. Keberhasilan belajar ditandai dengan adanya perubahan-
perubahan pada diri siswa. Perubahan itu antara lain perubahan pola pikir, perasaan,
pemahaman, dan tingkah laku. Menurut Slameto (2003), keberhasilan belajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: intelegensi, minat, bakat, keadaan sosial
ekonomi, perhatian orang tua, kesiapan, teman bergaul dan model pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan efisien merupakan salah satu cara
untuk mewujudkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa dapat
menerima dan memahami materi pelajaran. Model pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar sangat penting, misalnya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif,
maka siswa akan tertarik belajar dan tugas guru dalam menyampaikan materi akan lebih
mudah dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Sejalan dengan penelitian
Indrayani (2009), bahwa model pembelajaran yang digunakan merupakan sarana yang
dapat menolong guru dalam penyampaian materi. Pada proses belajar mengajar,
khusunya mata pelajaran IPA ditawarkan berbagai macam bentuk model pembelajaran,
salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model
pembelajaran yang relevan dan berpusat pada siswa. Model pembelajaran ini
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin yang
merupakan pembelajaran kooperatif paling sederhana, dan merupakan model yang paling
3

baik digunakan oleh guru yang akan menggunakan pendekatan kooperatif dalam
mengajar (Slavin, 2008).
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan untuk menghadapi
kemampuan siswa yang heterogen dan di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk
melakukan kolaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk
memecahkan suatu permasalahan. Masing-masing kelompok terdiri atas empat atau lima
orang siswa yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin dan lain-lain yang
heterogen, sehingga tiap kelompok terdapat di dalamnya yang memiliki kemampuan
akademik dan jenis kelamin yang berbeda. Untuk lebih memberdayagunakan model
pembelajaran tersebut maka digunakan media pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
Siswa melalui Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada siswa kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba .

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa
kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba ?
2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa
kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba ?

C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan aktivitas belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada siswa kelas IX.1
SMP Negeri 1 Bulukumba .
2. Meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada siswa kelas IX.1 SMP
Negeri 1 Bulukumba .

D. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yang berlangsung mulai bulan
juli sampai dengan bulan agustus tahun ajaran 2016/2017, bertempat di SMP Negeri 1
Bulukumba. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba .
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Setiap siklus
terdiri atas tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan evaluasi,
serta tahap refleksi. Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas 3 kali pertemuan. Setiap
pertemuan guru melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan kooperatif tipe
STAD. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data tentang
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Data tentang aktivitas siswa di kelas diambil
dengan menggunakan lembar observasi dan data tentang hasil belajar diambil dari nilai
tes evaluasi hasil belajar. Adapun kriteria penilaian untuk setiap item aktivitas yaitu
sebagai berikut:
a. Siswa yang mendengarkan dan memahami penjelasan guru
 Jika mendengarkan penjelasan guru, 2x atau lebih memberikan respon
b. Siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi (kerja sama)
4

 Jika 2x atau lebih menanggapi dan bertanya


c. Siswa yang memiliki keaktifan dalam menyelesaikan tugas
 Jika 2x atau lebih meminta bimbingan dari guru
d. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan
 Jika 2x atau lebih mengajukan pertanyaan
e. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan
 Jika 2x atau lebih menjawab pertanyaan
f. Siswa yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain
 Jika pada waktu presentasi masih menulis
g. Siswa yang keluar masuk kelas
 Jika 2x atau lebih keluar masuk kelas tanpa ijin
h. Siswa yang mengangkat cerita di luar materi pelajaran
 Jika kedapatan berbicara dengan temannya membahas bukan tentang materi
pembelajaran.

E. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil penelitian
a. Aktivitas siswa

Tabel 1. Distribusi dan Persentase aktivitas siswa selama proses pembelajaran


berlangsung dengan Menggunakan Model Pembelajaran STAD pada Siklus I
dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Komponen Aktivitas yang
No Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Diamati
Siswa (%) Siswa (%)
Mendengarkan dan
1 19 48,72 26 66,67
memahami penjelasan guru
Aktif dalam kegiatan diskusi
2 18 46,15 24 61,54
(kerja sama)
Keaktifan dalam
3 17 43,58 23 58,97
menyelesaikan tugas
4 Aktif mengajukan pertanyaan 21 53,85 26 66,67
5 Aktif menjawab pertanyaan 18 46,15 20 51,28
Mengerjakan tugas mata
6 9 23,08 5 12,82
pelajaran lain
7 Keluar masuk kelas 7 17,95 4 10,26
Mengangkat cerita di luar
8 12 30,77 6 15,38
materi pelajaran

b. Hasil belajar siswa

Tabel 2. Distribusi, frekuensi, persentase, dan kategori hasil belajar IPA melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) pada siswa kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba
pada siklus I dan siklus II
Siklus I Siklus II
Interval
Kategori Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Nilai
Siswa (%) Siswa (%)
5

80 – 100 Sangat Baik 4 10,26 18 46,15


66 – 79 Baik 12 30,77 16 41,02
56 – 65 Cukup 14 35,90 5 12,82
40 – 55 Kurang 9 23,08 0 0
30 – 39 Gagal 0 0 0 0
Jumlah 39 100 39 100

Tabel 3. Distribusi, frekuensi dan persentase kategori ketuntasan belajar IPA siswa
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD pada siklus I
dan siklus II
Siklus I Siklus II
Kategori Skor Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)
Tidak tuntas 0 – 69 23 58,97 6 15,38
Tuntas 70 – 100 16 41,03 33 84,62
Jumlah 39 100 39 100

c. Refleksi
1) Refleksi siklus I
Adapun hasil refleksi pada siklus I yaitu sebagai berikut:
a) Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.
b) Kerjasama yang ditunjukkan oleh setiap kelompok dalam mengerjakan tugas yang
diberikan masih kurang.
c) Hanya beberapa orang yang aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
Berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I, maka sebagai refleksi
dilakukan perbaikan sebagai berikut :
a) Memotivasi siswa agar disiplin dalam belajar dan ditekankan kepada siswa agar
memiliki rasa tanggung jawab dalam kelompoknya.
b) Memotivasi siswa agar lebih meningkatkan kerjasamanya dan memberikan
pemahaman kepada siswa bahwa tujuan dari pembentukan kelompok ini adalah
untuk mencapai tujuan bersama.
c) Memotivasi siswa agar lebih berani dan tidak takut dalam mengajukan pertanyaan
dan mengemukakan pendapatnya.

2) Refleksi siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II yang mengacu pada refleksi siklus I
menunjukkan pengaruh yang positif. Hal ini dapat dilihat dari meningkatanya komponen
aktivitas positif dan menurunnya komponen aktivitas negatif. Selain itu, juga diikuti
dengan meningkatnya persentase siswa yang tuntas dari siklus I yaitu 41,03% menjadi
84,62% pada siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II ini sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu 70%, sehingga tidak perlu lagi
dilanjutkan ke siklus berikutnya.

2. Pembahasan
Aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam konsep jaringan hewan dengan
menggunakan media power point merupakan cerminan keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan Arikunto (2008), bahwa dengan hasil belajar
6

yang diperoleh, guru akan mengetahui apakah metode serta media yang digunakan sudah
tepat atau belum. Apabila belum tepat, maka guru harus mawas diri dan mencoba mencari
metode dan media lain dalam mengajar. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan
baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan siswa. Dalam proses
pembelajaran guru harus dapat menentukan metode-metode yang akan digunakan dalam
pembelajaran, yang disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses pembelajaran dapat
dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
yang nantinya berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat sehingga proses
pembelajaran dapat berkualitas.
Aktivitas siswa dalam belajar mengalami peningkatan dari tiap siklus. Hal ini dapat
dilihat dengan membandingkan persentase rata-rata hasil observasi antara siklus I dan
siklus II. Aktivitas yang mengalami peningkatan yaitu mendengarkan dan memahami
penjelasan guru dari 48,72% menjadi 66,67%. Aktif dalam kegiatan diskusi dari 46,15%
menjadi 61,54%. Keaktifan dalam menyelesaikan tugas (kerjasama) dari 43,58% menjadi
58,97%. Aktif mengajukan pertanyaan dari 53,85% menjadi 66,67%. Dan aktif menjawab
pertanyaan 46,15% menjadi 51,28%. Sedangkan aktivitas yang mengalami penurunan
yaitu mengerjakan tugas mata pelajaran lain dari 23,08% menjadi 12,82%. Keluar masuk
kelas dari 17,95% menjadi 10,26%. Dan mengangkat cerita di luar materi pelajaran dari
30,77% menjadi 15,38%. Seperti halnya Mulyati (2007) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan sebelum tindakan kelas dilaksanakan. Sebelum tindakan kelas
dilaksanakan, banyak siswa yang pasif, tidak bertanya, mengantuk, dan melaksanakan
kegiatan yang tidak mendukung proses pembelajaran. Pada siklus I, siswa sudah mulai
aktif mengikuti kegiatan pembelajaran, walaupun belum optimal.
Meningkat atau menurunnya aktivitas siswa itu tidak lain dari hasil refleksi yang
dilakukan pada akhir siklus I dimana dari beberapa catatan yang dijadikan sebagai bahan
refleksi dari siklus I itu kemudian diambil sebagai bentuk penanggulangan masalah yang
terjadi dan kemudian diterapkan pada siklus II.
Hasil analisis distribusi dan persentase aktivitas siswa kelas IX.1 SMP Negeri 1
Bulukumba pada tabel 2. menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal
ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas positif berupa peran aktif siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dan menurunnya persentase aktivitas negatif yang
dilakukan siswa seperti melakukan kegiatan diluar tugas yang diberikan. Kerjasama yang
dilakukan siswa pada saat diskusi merupakan hal yang paling penting dalam proses
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam
mempelajari materi atau konsep yang rumit khususnya materi jaringan hewan yang cukup
sulit untuk dipahami. Seperti yang dikemukakan oleh Trianto (2009), bahwa
pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Hasil belajar yang meningkat, karena aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
juga meningkat. Dalam arti bahwa adanya peningkatan aktivitas yang bersifat positif serta
berkurangnya aktivitas negatif menunjukkan bahwa adanya keseriusan siswa untuk
berubah atau belajar. Menurut Hamalik (2004), bukti bahwa seseorang telah belajar
adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti yang merupakan tingkah laku
yang memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah,
sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berpikir dapat
dilihat dari raut mukanya, akan tetapi sikap dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat.
7

Model Pembelajaran kooperatif STAD merupakan model pembelajaran yang


mengelompokkan siswa secara heterogen baik dari segi prestasi, jenis kelamin maupun
suku. Sehingga siswa diajarkan untuk menumbuhkan rasa toleransi, tanggung jawab,
dan saling menghargai pendapat teman kelompoknya dalam berdiskusi untuk mencapai
tujuan bersama dan diharapkan siswa yang indeks prestasinya tinggi dapat membimbing
temannya yang indeks prestasinya kurang. Menurut Mulyati (2007) pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu
alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa serta pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat menjadi lebih baik dan
diperoleh secara optimal.
Menurut Basir (2009), berdasakan hasil penelitiannya dengan menggunakan media
dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini relevan
dengan hasil penelitian sebelumnya. Beberapa peneliti terdahulu yang relevan dengan
penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian hermayanti (2008) mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar melalui penggunaan komputer sebagai media pembelajaran yang
menggunakan kaset CD Multimedia yang berisi gambar-gambar atau animasi pada
pokok bahasan Jaringan Hewan. Penelitian tersebut telah mengungkapkan bahwa
media interaktif berbasis ICT dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Hasil penelitian Shabiel (2005) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
pada siswa SMU Neg. 3 Makassar yang diajar dengan menggunakan media
interaktif.
Hasil penelitian lainnya juga menyimpulkan bahwa menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan mengelompokkan siswa berdasarkan gaya
belajar mereka, dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Sakinah, 2009).
Peneliti menyadari bahwa tidak mudah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa, apalagi dengan kemampuan siswa yang masih terbatas khususnya
pemahaman IPA siswa. Jadi yang terpenting adalah bagaimana pengelolaan kelas,
menumbuhkan minat dan antusias siswa, memiliki keberanian baik mengajukan,
menanggapi, maupun menjawab pertanyaan, mengembangkan kreativitas siswa,
pemilihan metode dan model pembelajaran, serta penggunaan media yang sesuai agar
dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Walaupun tidak mudah untuk melakukan hal
tersebut, tapi dengan menerapkan model pembelajaran koperatif tipe STAD akan dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas
belajar IPA kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba, yaitu dengan meningkatnya
keaktifan siswa dalam berdiskusi, bertanya dan menjawab dan memperhatikan
penjelasan guru.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil
belajar IPA kelas IX.1 SMP Negeri 1 Bulukumba, yaitu diperoleh dari nilai rata-rata
pada siklus I yaitu 64,41 menjadi 76,28 pada siklus II.

G. Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan sehubungan dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
proses pembelajaran agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
8

2. Diharapkan kepada guru dan peneliti selanjutnya agar lebih memaksimalkan


penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD ini dalam proses pembelajaran.

H. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:


Bumi Aksara.

Basir, Wahyunia. 2009. Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas X melalui
Penggunaan Media Interaktif Berbasis Information, and Communication
Technologi (ICT) di SMA Negeri 1 Sungguminasa. Skripsi. Jurusan IPA FMIPA
UNM. Makassar.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mulyati. 2007. Penerapan Student Team Achievement Division (STAD) sebagai Metode
Pembelajaran pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Kebijakan Fiskal dan
Moneter pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Boja Tahun Pengajaran
2006/2007. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.

Sakinah. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD dengan Mengelompokkan Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Kelas
VIIIB SMP Neg. 4 Takalar. Skripsi. Jurusan IPA FMIPA UNM. Makassar.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineke


Cipta.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Trianto. 2009. Mendesain Model pembelajaran Inovatif Berorientasi-Progresif. Jakarta:


Kencana.

You might also like