Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Ensefalitis adalah suatu peradangan akut dari jaringan parenkim otak yang
disebabkan oleh infeksi dari berbagai macam mikroorganisme dan ditandai dengan
Penyakit ini dapat ditegakkan secara pasti dengan pemeriksaan mikroskopik dari
biopsi otak, tetapi dalam prakteknya di klinik, diagnosis ini sering dibuat berdasarkan
ensefalitis, tetapi tidak ditemukan adanya peradangan otak dari pemeriksaan patologi
Jika terjadi ensefalitis, biasanya tidak hanya pada daerah otak saja yang terkena,
tapi daerah susunan saraf lainnya juga dapat terkena. Hal ini terbukti dari istilah
meningitis yang hanya menimbulkan rangsangan meningeal, seperti kaku kuduk, maka
penanganan penyakit ini harus diketahui secara benar.Karena gejala sisanya pada 20-40%
penderita yang hidup adalah kelainan atau gangguan pada kecerdasan, motoris,
dapat terjadi apabila infeksi pada jaringan otak tersebut mengenai pusat-pusat fungsi
otak. Karena ensefalitis secara difus mengenai anatomi jaringan otak, maka sukar untuk
menentukan secara spesifik dari gejala klinik kira-kira bagian otak mana saja yang
Angka kematian untuk ensefalitis masih relatif tinggi berkisar 35-50% dari
seluruh penderita.Sedangkan yang sembuh tanpa kelainan neurologis yang nyata dalam
tingkah laku.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. ETIOLOGI
bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus. Penyebab yang terpenting dan
Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak atau reaksi radang
sama. Sesuai dengan jenis virus, serta epidemiologinya, diketahui berbagai macam
ensefalitis virus.
a. Infeksi virus yang bersifat sporadik : Rabies, Herpes simplex, Herpes zoster,
Meskipun di Indonesia secara klinis dikenal banyak kasus ensefalitis, tetapi baru
II. PATOGENESIS
Virus dapat masuk tubuh pasien melalui kulit, saluran nafas dan saluran cerna.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa
cara :
organ tertentu.
Pada keadaan permulaan timbul demam, tetapi belum ada kelainan neurologis.
Virus akan terus berkembang biak, kemudian menyerang susunan saraf pusat dan
- Invasi dan perusakan langsung pada jaringan otak oleh virus yang sedang
berkembang biak.
- Reaksi jaringan saraf pasien terhadap antigen virus yang akan berakibat
Seberapa berat kerusakan yang terjadi pada SSP tergantung dari virulensi virus,
kekuatan teraupetik dari system imun dan agen-agen tubuh yang dapat menghambat
multiplikasi virus.
menginokulasi virus Arbo, sedang virus rabies ditularkan melalui gigitan binatang. Pada
beberapa virus seperti varisella-zoster dan citomegalo virus, pejamu dengan sistem imun
Pada umumnya, virus bereplikasi diluar SSP dan menyebar baik melalui peredaran
darah atau melalui sistem neural ( virus herpes simpleks, virus varisella zoster ).
Patofisiologi infeksi virus lambat seperti subakut skelosing panensefalitis (SSPE) sanpai
Setelah melewati sawar darah otak,virus memasuki sel-sel neural yang mengakibatjan
fungsi-fungsi sel menjadi rusak, kongesti perivaskular, dan respons inflamasi yang secara
(alba).
saraf yang hanya ditemukan pada bagian-bagian khusus otak. Sebagai contoh, virus herpes
dimengerti. Infeksi otak diperkirakan terjadi karena adanya transmisi neural secara langsung
Virus herpes simpleks tipe I ditransfer melalui jalan nafas dan ludah.Infeksi primer
biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja.Biasanya subklinis atau berupa somatitis,
reaktivasi virus.Pada infeksi primer, virus menjadi laten dalam ganglia trigeminal.Beberapa
darah yang lengket satu sama lainnya dapast menyumbat kapiler-kapiler dalam otak.
kerusakan jaringan otak yang terjadi. Pada malaria serebral ini, dapat timbul konvulsi dan
koma.
Pada toxoplasmosis kongenital, radang terjadi pada pia-arakhnoid dan tersebar dalam
postmortem.Kecuali pada kasus-kasus non viral seperti malaria falsifarum dan ensefalitis
Pada kasus viral, gambaran khas dapat dijumpai pada rabies (badan negri) atau virus
menurun, sering mengeluh nyeri kepala. Muntah sering ditemukan. Pada bayi, terdapat
Kejang-kejang dapat bersifat umum atau fokal atau hanya twitching saja. Kejang
Gejala serebrum yang beraneka ragam dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-
Gejala batang otak meliputi perubahan refleks pupil, defisit saraf kranial dan
Pada kelompok pasca infeksi, gejala penyakit primer sendiri dapat membantu
diagnosis.
meradang.gejalanya yaitu nyeri kepala, kacau mental, tremor lidah bibir dan tangan,
rigiditas pada lengan atau pada seluruh badan, kelumpuhan dan nistagmus.
Rabies memberi gejala pertama yaitu depresi dan gangguan tidur, suhu
subakut. Pada fase awal, pasien mengalami malaise dan demam yang berlangsung 1-7
hari. Manifestasi ensefalitis dimulai dengan sakit kepala, muntah, perubahan kepribadian
dan gangguan daya ingat. Kemudian pasien mengalami kejang dan penurunan kesadaran.
Kejang dapat berupa fokal atau umum. Kesadaran menurun sampai koma dan letargi.
Koma adalah faktor prognosis yang sangat buruk, pasien yang mengalami koma sering
kali meninggal atau sembuh dengan gejala sisa yang berat. Pemeriksaan neurologis sering
kali menunjukan hemiparesis. Beberapa kasus dapat menunjukan afasia, ataksia, paresis
membantu. Biasanya berwarna jernih, jumlah sel 50-200 dengan dominasi limfosit.
Pada fase awal penyakit ensefalitis viral, sel- sel di LCS sering kali
LCS sebaiknya dikultur untuk mengetahui adanya infeksi virus, bakteri & jamur.
peningkatan dari sel darah merah, mengingat adanya proses perdarahan di parenkim otak.
Disamping itu dapat pula dijumpai peningkatan konsentrasi protein yang
diketahui lebih awal dan biasanya pemeriksaan ini secara rutin dilakukan pada pasien
kasus ensefalitis. Bila dibandingkan dengan CT-scan, MRI lebih sensitif dan
mampu untuk menampilkan detil yang lebih bila terdapat adanya kelainan-
kelainan.
perubahan patologis, yang biasanya bilateral pada lobus temporalis medial dan
frontal inferior.
~ Computed Tomography
menunjukan adanya perubahan pada lobus temporalis atau frontalis, tapi kurang
~ Elektroensefalografi (EEG)
seperti spike dan gelombang lambat atau (slow wave) atau gambaran gelombang
tajam (sharp wave) sepanjang daerah lobus temporalis. EEG cukup sensitif untuk
dalam hal spesifisitas. Sensitifitas EEG kira kira 84 % tetapi spesifisitasnya hanya
32.5%
V. DIAGNOSIS BANDING
- Meningitis TBC
- Abses otak
Radang bernanah pada jaringan otak. Dalam otak mula-mula terjadi radang
meradang, berproliferasi jaringan ikat dan astrosit, yang membentuk kapsul. Jaringan
VI. PENATALAKSANAAN
Terapi suportif :
nafas tetap terbuka (pembersihan jalan nafas, pemberian oksigen, pemasangan respirator
bila henti nafas, intubasi, trakeostomi) , pemberian makanan enteral atau parenteral,
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, koreksi gangguan asam basa darah.
Terapi kausal :
Pengobatan anti virus diberikan pada ensefalitis yang disebabkan virus, yaitu
Dosis Ganciklovir 5 mg/kgBB dua kali sehari.kemudian dosis diturunkan menjadi satu
Semua penyakit yang disebabkan arbovirus sampai saat ini tidak ada terapi yang
Terapi Simptomatik :
kebutuhan obat diberikan IM atau IV. Obat yang diberikan ialah valium dan luminal.
es pada permukaan tubuh yang mempunyai pembuluh besar, misalnya pada kiri dan
kanan leher, ketiak, selangkangan, daerah proksimal betis dan diatas kepala.
pemberian obat peroral. Untuk mengurangi edema serebri dengan deksametason 0,2
gejala neurologis lain. Penderita yang sembuh tanpa kelainan neurologis yang nyata
dalam perkembangan selanjutnya masih mungkin retardasi mental, masalah tingkah laku.