Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama merupakan hal yang sangat urgen dalam kehidupan, baik
itu anak-anak, remaja, dewasa ataupun orang tua. Jika seseorang tidak
memahami ajaran agama dengan baik, maka tak heran jika perbuatan dan
perilakunya sangat jauh dari dikatakan baik. Apabila seorang manusia tidak
dibekali ilmu agama sejak dini maka di masa mendatang akan sulit untuk
mempelajari mulai dari awal, namun itu tidak bisa digeneralisir tapi pada
umumnya memang seperti itu. Apalagi remaja, kata ini tidak asing bagi setiap
insan karena pada masa inilah pembentukan karakter dari setiap manusia
ditentukan. Remaja identik dengan kondisi labil dan penuh gejolak baik yang
baik maupun yang buruk, tinggal tergantung pemahaman merka masing-
masing.
Pada masa inilah berbagai tawaran dan tantangan dihadapkan
bagi eorang remaja, apabila dalam pembentukan pemahaman mereka baik dan
tertata untuk disiapkan menjadi anak yang holeh maka tidak akan terlalu
khawatir namun jika arahan itu tidak ada dan kontrol yang kurang maka tidak
menutup kemungkinan mereka akan mencoba berbagai hal yang menantang
dan cenderung negatif. Karenanyalah pendidikan agama bagi remaja sangatlah
penting utnutk meluruskan berbagai persepsinya yang salah dan memberikan
modal keimanan untuk mengarungi hidupnya dimasa mendatang. Ironisnya
sebagian pihak hanya menumpukan pendidikan agama di sekolah yang hanya
ada 2 jam pelajaran dalam seminggu. Disisi lain keluarga kurang
memperhatikan kemampuan mereka dalam memahami anaknya tentang
kebutuhan tersebut maka ini menjadi masalah yang krusial bagi sekolah dalam
memberikan bimbingan dan perhatian pada sisi agama.
Didalam kelas rata-rata terdapat 40 siswa yang dibimbing oleh
seorang guru agama, memang secara klasikal itu bisa tetapi akan sangat sulit
dalam membentuk watak dan karakter mereka menjadi lebih berakhlakul
1
karimah karena itu harus ada usaha ekstra keras dalam memperhatikan
mereka dengan mengadakan pendampingan secara pribadi dan pendekatan
secara persuasif. Karena itu dalam penelitian tindakan kelas ini akan di bahas
mengenai ”Peningkatan pemahaman materi PAI dengan melakukan
pendampingan diluar jam Efektif KBM”. Harapanya dari penelitian ini dapat
mengungkapkan berbagi permasalahan remaja yang tidak kunjung selesai
beserta pendekatannya yang dirasa efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan
masalahnya adalah :
Apakah pendidikan agama islam sangat signifikan dalam
membentuk karakter jiwa anak didik ?
Apa dan bagaimana harapan mereka untuk perkembangan agama
dalam perubahan paradigma berfikir dan perilaku sehari-hari ?
Seberapa penting pengaruh dari pendampingan diluar jam KBM
dalam meningkatkan pemahaman Agamanya ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan
untuk :
Mengetahui apakah metode pendampingan dapat meningkatkan
pemahaman Agama dari siswa.
Mengetahui seberapa efektif perubahan yang didapat dari seorang
siswa setelah mengikuti berbagai perlakuan dari pendekatan
tersebut.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari berbagai penelitian dan pendekatan ini diharapkan menghasilkan
manfaat positif dari semua pihak, adapun beberpa manfaat tersebut yaitu :
1. Siswa
2
Dengan pendekatan ini diharapkan siswa bisa mengatasi berbagai
masalahannya sekaligus mampu merubah berbagai sikap negatif menjadi
positif khsususnya di bidang moral dan agamanya.
2. Peneliti (guru)
Metode ini akan dapat mengungkap pentingnya pendekatan pada para
siswanya agar memiliki kepribadian dan akhlakul karimah.
3. Lembaga
Akan membantu kinerja sekolah secara riil dalam merubah tingkah laku dan
kepribadian siswa secara positif sesuai dengan visi dan misis sekolah
sendiri.
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, penulis dapat
mengambil kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa dengan adanya
pendekatan dan pendampingan diluar sekolah, siswa mampu merubah sikap
dan kepribadiaannya seiring dengan pemahaman agama yang diberikan
secara intensif.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian PAI
4
Ta’dib, dan al Ta’lim. namun dari ketiga istilah tersebut yang lebih populer dan
sering digunakan adalah kata al Tarbiyah. Dalam kontek yang lebih luas kata al
Tarbiyah memiliki empat unsur pendekatan, yaitu (1) memelihara dan menjaga
Fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh). (2) mengembangkan seluruh potensi
memuju kesempurnaan. (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan.
(4) melaksanakan pendidikan secara bertahap. 3
Menurut As Syaibaniy mengemukakan tentang pendidikan islam
sebagaai proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan
pribadi, masyarakat dan alam sekitar dan proses tersebut dilakukan dengan cara
pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi diantara
sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.4 Sehingga dari har tersebut dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwasnnya pendidikan islam merupakan suatu sistem
yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya
sesuai dengan ideologi ajaran islam.
3
Abdurrahman An Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung, CV Diponegoro 1992.
hlm 32
4
Dr. H. Samsul Nizar, M. A, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta,
Ciputat Pers, 2002, hal 31
5
Mohammad Athiyah al Abrasyi, Dasar-dasar pokok Pendidikan Islam, Jakarta, Bulan BIntang, 1984, hlm 4
5
Tujuan pendidikan islam adalah untuk menacpai keseimbangan
pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik pen.)secara menyeluruh dan
seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri
manusia yang rasional; perasaan dan indera. Karena itu, pendidikan hendaknya
mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik; aspek spiritual,
intelektual, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif, dan
mendorong semua aspek tersebut berkembang kearah kebaikan dan
kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan
ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas maupun
seluruh umat manusia. 6
Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam proses
pendidikan. Hal ini disebabkan oleh fungsi-fungsi yang dipikulnya, yaitu antara lain
:
Pertama, tujuan pendidikan mengarahkan perbuatan mendidik. Fungsi
ini menunjukkan pentingnya perumusan dan pembatasan tujuan pendidikan
secara jelas. Tanpa tujuan yang jelas, proses pendidikan akan berjalan tidak
efektif dan tidak efisien.
Kedua, tujuan pendidikan mengakhiri usaha pendidikan. Apabila
tujuannya telah tercapai, maka berakhir pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti
sebelum tujuannya tercepai, sesungguhnya belum dapat disebut berakhir, tetapi
hanya mengalami kegagagalan yang antara lain disebabkan tidak jelasnya
rumusan tujuan pendidikan.
Ketiga, tujuan pendidikan disatu sisi membatasi lingkup suatu usaha
pendidikan, tetapi disisi lain mempengaruhi dinamikanya. Hal ini disebabkan
pendidikan merupakan berproses yang didalamnya usaha-usaha pokok dan
usaha-usaha parsial saling terkait.
Keempat, tujuan pendidikan memberi semangat dan dorongan untuk
melaksanakan pendidikan. Hal ini berlaku juga pada setiap perbuatan. Sebagai
contoh, seseorang diperintah untuk berjalan di jalan tertentu tanpa dijelaskan
kepadanya mengapa ia harus menempuh jalan itu. Dengan perintah yang
demikian, barang kali orang akan ragu-ragu dan berakibat ia akan berjalan lambat
karena tidak mempunyai arah yang pasti. 7
6
Ibid hlm 38.
7
Drs. Hery Noer Aly, MA, Ilmu Pendidikan Islam, LOGOS Wacana ilmu, Jakarta, 1999, hlm 53.
6
C. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pada hakikatnya, pendidikan islam adalah suatu proses yang
berlangsung secara continue dan berkesinambungan. Berdasasrkan hal ini, maka
tugas dan fungsi yang perlu diemban oleh pendidikan islam adalah pendidikan
manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna
bahwa tugas dan fungsi pendidikan memilki sasaran pada peserta didik yang
senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis, mulai dari kandungan
sampai akhir hayatnya.
Secara umum tugas pendidikan islam adalah membimbing dan
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap
kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara fungsinya
adalah menyediakan fasilitaas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan
berjala dengan lancar.8
Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua
bentuk, yaitu :
1. Alat untuk memlihara, memperluas dan menghubungkan tngkat-
tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan social serta ide-ide
masyarakat dan nasional.
2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan.
Pada garis besarnya, upaya ini dilakukan melalui potensi ilmu
pengetahuan dan skil yang dimilki, serta melatih tenaga-tenaga
manusia (peserta didik) yang produktifdalam menemukan
perimbangan perubahan social dan ekonomi yang demikian dinamis.
7
kemanusiaan. Sebagai pedoman, Al qur’an tidak ada keraguan padanya. Ia tetap
terpelihara kesucian dan kebenarannya, baik dalam pembinaan aspek pendidikan
maupun social budaya.
ل ريب فيه هدى للمتقين
.
Dalam ayat-ayat yang lain juga dijelaskan tentang apa itu Al qur’an
إن هذا القرأن يهد ي للتى هي أقوم ويبشر المؤمنين الذين يعملون الصالحات أن لهججم أجججرا
( 9 ) ألسإرأ.كبيرا
“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang lebih
lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.
(Q.S. Al Isra’ ayat 9 )
Ayat-ayat semacam ini menegaskan bahwa tujuan al Qur’an adlah memberi
petunjuk kepasdd umat manusia. Tujuan ini hanya akan tercapai dengan
memperbaiki hati dan akal manusia dengan akidah-akidah yang benar dan akhlaq
yang mulia serta mengarahkan tingkah laku mereka kepada perbuatan yang baik.
Petunjuk Al Qur’an, sebgai mana dikemukakan Mahmud Saltut, dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yang disebutnay sebagai maksud-maksud
al Qur’an, yaitu:
1. Petunjuk tentang akidah dan kepercayaan yang harus dianut manusia dan
tersimpul dalam keimanan akan ke Esaan Tuhan serta kepercayaan akan
kepastian adanya hari akhir.
2. Petunjuk mengenai akhlaq yang murni dengan jalan menerangkan norma-
norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam
kehidupan, baik individual maupun kelompok.
3. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-
dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dqalam hubungannya dengan
tuhan dan sesamanya.
Dalam Al qur’an juga terdapat berbagai macam permasalahan yang
menyangkut hidup manusia di dunia. Salah satunya dalam Al qur’an menjelaskan
tentang pendidikan, yang mana pendidikan merupakan perkara atau hal yang
harus ditempuh/dikerjakan oleh setiap manusia, dan ini merupakan salah satu
8
cara untuk memberikan petunjuk bagi manusia dengan belajar/mempelajari
tentang semua yang ada di dunia ini.
Menurut Hadits
Demikain pula dengan kebenaran hadits sebagai dasr kedua bagi
pendidikan islam, secara umum hadits difahami sebagai segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan,
serta ketetapannya. Sebagaimana yang dicontohkan Rosulullah :
E. Pendampingan
Merupakan usaha sadar untuk mengajak dan mengarahkan pada suatu
kondisi yang stabil karena masa remaja terdapat kondisi entropy dimana
kesadaran masih harus disusun lebih baik lagi baik pengetahuan. Perasaan dan
sikap.10 Karenanya itu seorang siswa harus senantiasa dipantau dan perlu
perhatian khusus agar tetap terarah segala tingkah polah kehidupan sehari-hari,
apabila lalai sedikit maka tidak heran jika terkadang mereka mencoba sesuatu
yang dianggapnya baru walaupun itu perbuatan yang nista dan tercela.
9
ibid, hlm 35.
Prof. Dr. Sunarto, Perkembangan Peserta Didik 10
9
Tak jarang ketika dalam kehidupan keluarganya mengalamai friksi atau
konflik mereka menjadi terganggu dalam konsentrasi belajar disekolah. Apabila
mereka tidak memiliki bekal agama yang cukup maka sekalo lagi mereka akan
mencari tempat penenangan yang terkadang tidak sesuai dengan norma yang
ada, maka disinilah pentingnya suatu pendampingan dan perhatian khusus untuk
membantu menyelesaikan segala permasalahan dan konfilk yang mereka hadapi.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 03 Batu terletak di Jalan Raya
Beji 08 Batu yang merupakan Sekolah Menengah Pertama yang berada dibawah
naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan semenjak tahun 1984. SMPN
03 Batu merupakan salah satu sekolah yang didukung oleh sumber daya manusia
yang cukup memadai, di mana SMPN 03 Batu memiliki 41 guru tetap, 2 Guru BP,
4 pegawai TU, 2 tukang kebun. Dari 41 guru di atas semuanya lulusan S-1 dari
berbagai perguruan tinggi yang ada di Jawa Timur dan sekitarnya. Selain itu untuk
mengembangkan SDM yang berkualitas, SMPN 03 Batu menyediakan berbagai
fasilitas pendukung akademik diantaranya adalah ruang belajar, ruang praktikum,
ruang komputer, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang UKS,
koperasi, Perpustakaan, dan ruang BP. Dalam kegiatan Belajar Mengajar SMPN
03 Batu semua siswanya dari kelas satu sampai kelas tiga masuk pagi.
Dalam Penelitian tindakan kelas ini peneliti akan memfokuskan pada siswa
kelas VII A dan VII B SMPN 03 Batu. Adapun Penelitian Tindakan Kelas ini
meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi yang akan menjadi
dasar pijakan untuk langkah berikutnya. Sesuai dengan tujuan penelitian,
rancangan yang akan digunakan adalah Rancangan Penelitian Tindakan.
Rancangan penelitian ini cocok untuk mengembangkan produk sesuai dengan
kondisi subyek maupun pemecahan masalah yang timbul dalam pelaksanaan
suatu program. Diharapkan dari penelitian ini dapat menghasilkan output yang
benar-benar dapat mengatasi segala masalahnya dengan tepat dan mempunyai
pemahaman untuk melaksanakan ajaran Agma secara proporsional.
B. RENCANA TINDAKAN
Dalam kegiatan belajar mengajar PAI di SMPN 03 Batu ini untuk lebih
memudahkan dalam penyampaian materi dan pencapaian yang maksimal maka
tentunya ada metode khsusus yang di gunakan. Melihat realitas di kelas dengan
jumlah 40 siswa sedang rata-rata umur antara 13-15 th, maka peneliti
11
menggunakan metode ceramah dan resitasi ini untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Sedangkan dilihat dari proses selama belajar mengajar pada waktu
peneliti masuk kelas ada signifikansi terhadap pembelajaran yang peneliti lakukan.
Hal ini peneliti mempunyai keyakinan bahwa dalam mengoptimalisasi
pembelajaran PAI di SMPN 03 Batu ini lebih tepat dengan menggunakan metode
ceramah dan resitasi.
Melihat realita dan kondisi kelas selama proses belajar mengajar maka
perlu sekali untuk dilakukan penerapan metode yang tepat dalam kegiatan belajar
mengajar dan untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran
pendidikan agama islam. Dalam penerapan metode ceramah dan resitasi ini
sebenarnya kurang bisa mengenai dengan kemauan siswa, karenanya siswa
sebagai obyek dalam belajar seharusnya lebih aktif dan kreatif dalam kelas.
Penggunaan metode ceramah ini dimaksud karena dari beberapa metode yang
peneliti gunakan ternyata lebih mendapat tanggapan yang hangat dari pada
metode-metode yang lain, selain itu juga meode ini bisa membangkitkan motovasi
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, karenanya penggunaan metode
inidipakai peneliti dalam kegiatan belajar mengajar
Setelah beberapa kali peneliti menerapkan metode ceramah dan
resitasi ini peneliti melihat adanya peningkatan dalam prestasi belajar, sementara
awal sebelum penggunaan metode ceramah kurang bisa diterima siswa dalam
belajar. Apalagi materi pendidikan agama islam dalam sekolah sangat minim
sekali waktu yang disediakan, belum lagi materi yang harus disampaikan kepada
siswa yang sangat banyak karenanya materi harus menyesuaikan waktu yang ada
dan kondisi kelas. Karenayalah ada kegiatan pendampingan atau tambahan
pelajran materi agama islam di luar jam pelajaran atau yang biasa disebut dengan
halaqoh atau training. Peneliti melakukannya 4 kali dalam setiap minggunya
sehingga benar-benar diharapkan mampu membimbing mereka secara intensif.
Dari setiap pertemuan dibahas materi yang cukup menarik dan menyenangkan,
tentunya dengan menggunakan media dan teknologi, sehingga dengan tanpa
paksaan mereka akan hadir pada pertemuan berikutnya.
12
Perkenalan dengan siswa dengan memberikan penjelasan
tentang maksud dan tujuan kedatangan peneliti pada sekolah
Absensi
2. Tahap Inti
Peneliti mengadakan appersepsi terhadap murid.
Peneliti menerangkan materi materi tentang ikhlas,
pengertian, kedudukan, serta ciri-ciri orang yang ikhlas
Peneliti memberikan instruksi tentang penugasan yang akan
dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
3. Tahap Akhir
Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan dari peneliti
secara tertulis.
Memberikan motivasi agar senantiasa beramal dengan
ikhlas dan sabar.
Peneliti membenarkan kesimpulan dan menambah
kesimpulan yang telah disebutkan
Berdoa dan salam penutup
13
Peneliti memberikan motivasi agar senantiasa memikirkan
segala bentuk penciptaan dimukabumi ini agar lebih menambha
keimanan kepadaNya.
Peneliti membenarkan kesimpulan dan menambah
kesimpulan yang telah disebutkan
Berdoa dan salam penutup
14
Peneliti melakukan pamitan untuk perpisahan
Do’a bersama dan salam penutup.
15
b. Metode Observasi
Yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode penyelidikan
yang dilakukandengan jalan pengindraan pada obyek yang sengaja
dan mengadakan pencatatan.12
Metode ini sangat tepat untuk mengetahui obyek secara langsung
tentang suatu peristiwa, kejadian maupun masalah yang sedang
terjadi di lapangan penelitian. Dalam hal ini metode observasi
digunakan untuk memperoleh data lengkap mengenai kondisi umum,
lingkungan sekolah, kegiatan proses belajar mengajar, keadaan dan
fasilitas belajar, kurikulum pembelajaran, metode pengajaran maupun
kondisi belajar siswa.
Tidak jarang jika seorang anak didik diluar jampelajaran diajak untuk
berkomunikasi tentang berbagai permasalahan yang menimpa dirinya
atau keluarganya sehingga disitu akan terjadi keterbukaan dan akan
dengan mudah diselesaikan dengan solusi agama yang dipahaminya.
12
Agus Sujanto. 1980, Psikologi Perkembangan. Aksara Baru. Jakarta, hlm. 125
16
DAFTAR PUSTAKA
17
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
OLEH:
Emy Fauziah
NIM: 06150194
18
OUT LINE PROPOSAL PENELITIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Hipotesis Tindakan
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian PAI
B. Tujuan Perndidikan Agama Islam
C. Fungsi Perndidikan Agama Islam
D. Landasan Perndidikan Agama Islam
E. Pendampingan
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
B Rencana Tindakan
C Rencana Perekaman Data
D Data dan Cara Pengumpulannya
DAFTAR PUSTAKA
19