You are on page 1of 4

Pengertian Entomofagus

Serangga entomofagus merupakan serangga yang memakan serangga lain (inang)


yang menjadi musuh hama tanaman dialam. Dalam keadaan keseimbangan alami
terjadilah keseimbangan populasi hama dan musuh alami hama tersebut.
Serangga-serangga pemakan umumnya merupakan pemakan serangga lain, karena itu
disebut entomofagus. Serangga entomofagus yang menyerang hama dapat dianggap
memiliki manfaat, sedangkan yang memakan serangga bermanfaat akan digolongkan
kedalam serangga perusak. Penggolongan yang dilakukan entomofagus atau predator
terhadap hama-hama adalah suatu faktor penting dalam menurunkan populasi jenis
hama parasit alami atau serangga organisme lain untuk program manajemen yang
dinamakan biologi kontrol. Aktivitas serangga dipengaruhi oleh adanya kebutuhan
untuk makan, kelakuan makan seekor serangga, apa yang dimakannya dan bagaimana
ia makan biasanya menentukan nilai ekonomi suatu serangga. Makanan
serangga ,dapat berbagai macam, bisa berupa tumbuhan atau hewan, dan bisa dalam
keadaan mati ataupun keadaan hidup. Banyak serangga yang khas makanannya, jika
mereka tidak memperolehnya, maka mereka akan kelaparan dan akan berpindah
ketempat lain, dan ada juga serangga yang beralih jenis makanannya jika tidak
ditemukannya. Serangga pemakan hewan dapat dibagi menjadi predator (pemakan
hewan lain), parasit (makan pada hewan lain, tetapi tidak membunuh inangnya), atau
parasitoid (makan pada inang dan membunuh inangnya) (Lumowa, 2015: 243-244).

a. Serangga predator

Serangga predator umumnya memakan jenis serangga yang lebih kecil atau
lebih lemah untuk sekali makan, dan memangsa satu atau lebih serangga. Biasanya
seranggnya aktif dan kuat, hidup terpisah dari mangsa mereka dan seringkali
mencari serangga ke tempat berbeda untuk waktu makan yang berbeda. Predator
biasanya berukuran lebih besar dan perkembangnnya lebih lama. Predator tidak
spesifik terhadap pemilihan mangsa. Oleh karena itu predator adalah serangga atau
hewan lain yang memakan serangga hama secara langsung. Untuk perkembangn
larva menjadi dewasa dibutuhkan banyak mangsa. Predator yang monophagus
menggunakan serangga hama sebagai makanan utamanya. Predator seperti ini
biasanya efektif tetapi mempunyai kelemahan, yaitu apabila populasi hama yang
menjadi mangsanya lebih banyak biasanya predator yang dapat bertahan hidup.
Pada umumnya, predator tidak bersifat monophagus, contoh kumbang famili
Coccinellidae, belalang sembah dan lain sebaginya, kumbang ladybird, lalat
perompak, dan larva sytphidae (Lumowa, 2015: 244-245).

Menurut Lumowa (2015: 246) beberapa ciri antara lain:

1. Predator dapat memangsa semua tingkatan perkembangan mangsanya

2. Predator membunuh dengan cara memakan atau menghisap mangsanya dengan


cepat

3. Seekor predator memerlukan dan memangsa banyak mangsa selama hidupnya

4. Predator membunuh mangsa untuk hidupnya sendiri

5. Predator memiliki ukuran tubuh lebih besar daripada mangsanya

6. Dari segi perilaku, ada yang mengunyah semua bagian tubuh mangsanya, misalnya
Coccinellidae dan Carabidae (Coleoptera) dan ada yang menghisap cairan tubuh
mangsanya misalnya Redividae (Hemiptera)

7. Metamorfosis predator ada yang sempurna ada yang tidak

8. Predator ada yang bersifat monofag, olifag, dan polifag. Ada juga yang bersifat
omnivor, yaitu memakan sebagian dari tanaman.

Menurut Untung (1993), hampir semua jenis ordo serangga memiliki predator
dalam jenisnya tetapi beberapa ordo berikut yang digunakan sebagai pengendalian
hayati. Ordo-ordo tersebut adalah:

1. Coleoptera, misalnya Colpodes rufitarsis dan C. saphyrinus sebagai predator ulat


penggulung daun Palagium sp. Harmonia octamaculata sebagai predator kutu
Jassidae dan Aphidae.

2. Orthoptera, misalnya Conocephalus longipennus sebagai predator telur dan larva


penggerek batang padi dan walang sengit

3. Diptera, misalnya Philodicus javanus sebagai pemangsa serangga lain.

4. Odonata, misalnya Agrionecmis femuna femina sebagai predator wereng coklat.


Anax junius sebagai predator beberapa ngengat
5. Hemiptera, misalnya Chytorhinus lividipenis sebagai predator telur dan nimfa
wereng coklat dan wereng hijau

6. Neuropteran, misalnya Chyposa sp sebagai predator berbagai hama khususnya


apids.

7. Hymeniptera, misalnya Oceophyla smaragdina sebagai predator hama tanaman


jeruk.

b. Parasit pada serangga

Parasitoid merupakan serangga parasitik yang hidup pada atau di dalam tubuh
serangga inang dan membunuhnya. Inang merupakan serangga yang diserang atau
diparasitik oleh parasitoid. Parasitoid adalah serangga yang memparasit serangga
atau binatang arthopoda lainnya. Parasitoid bersifat parasit pada fase pradewasa,
sedangkan dewasanya hidup bebas dan tidak terikat pada inangnya. Parasitoid hidup
menumpang pada atau di dalam tubuh inangnya dengan menghisap cairan tubuh
inangnya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Parasitoid menyedot energi dan
memakan selagi hidup dan membunuh inangnya atau melumpuhkan inangnya untuk
kebutuhan keturunannya. Strepsiptera, Phtiraptera, Siphoneptera, dan banyak jenis
Acari merupakan parasit. Parasitoid dapat menemukan mangsanya dengan berbagai
cara yaitu secara visual, suara, signal kimia dan zat kimia pada pertumbuhan
(Lumowa, 2015: 256).

Berdasarkan posisi makanan parasitoid digolongkan menjadi ektoparasit dan


endoparasit. Ektoparasit adalah parasitoid yang seluruh tubuhnya ada diluar tubuh
inang (menempel pada tubuh inang). contohnya Campsometris sp yang menyerang
larva Exopholis sp. Endoparasit adalah parasitoid yang berkembang dalam tubuh
inang dan sebagian besar dari fase hidupnya ada dalam tubuh inangnya. Contohnya
Tricogramma sp sebagai parasit telur penggerek batang tebu dan padi. Opius sp
yang memparasit larva lalat padi. Parasitoid juga digolongkan berdasarkan fase
tubuh inang yang diserangnya. Parasitoid telur adalah parasitoid yang menyerang
inang pada fase telur dan bersifat endoparasitoid. Parasitoid telur-larva adalah
parasitoid yang berkembang mulai dari telur hingga larva. Misalnya Chelomus sp
menyerang penggerek kelapa. Parasitoid larva pupa adalah parasitoid yang
berkembang mulai dari larva sampai pupa. Misalnya adalah Tetrestichus brontispae.
Parasitoid larva adalah parasitoid yang menyerang inang yang berada pada fase
larva atau ulat. Misalnya Apenteles erionotae yang menyerang larva penggulung
daun pisang. Parasitoid pupa adalah parasitoid yang menyerang inang pada fase
pupa kepompong. Misalnya Ophius sp, parasit pada kepompong lalat buah.
Parasitoid imago, adalah parasitoid yang menyerang serangga dewasa. Misalnya
Comperiella unifasciata yang memparasiti Aspidiotus rigidus (Lumowa, 2015:
257-259).

You might also like