You are on page 1of 9

pardjons

 ABOUT
 SCHEDULER

RESEP-RESEP INSEKTISIDA BOTANI


YANG EFEKTIF UNTUK BERBAGAI
JENIS HAMA TANAMAN PADI
October 30, 2011 Y.V. Pardjo Notosandjojo
0 Comment

Uncategorized

RESEP-RESEP INSEKTISIDA BOTANI YANG EFEKTIF UNTUK BERBAGAI


JENIS HAMA TANAMAN PADI

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV

LAILA NUR MILATI H0708121


NUNUNG AMBARWATI H0708133

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
Resep-resep Insektisida Botani yang Efektif untuk Berbagai Jenis Hama Tanaman
Padi
A. Pendahuluan
Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis (menggunakan bahan kimia sintetis) yang
dinilai praktis oleh para pencinta tanaman untuk mengobati tanamannya yang terserang hama,
ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri.
Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya
terjadi keracunan pestisida antara 44.000 – 2.000.000 orang dan dari angka tersebut yang
terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan pestisida
diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya
perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan
racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara mekanis, kultur teknis, dan kimia.
Pengendalian secara mekanis adalah dengan cara menangkap hama yang menyerang tanaman
atau membuang bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit. Pengendalian secara
kultur teknis antara dengan pengaturan kelembaban udara, pengaturan pelindung dan
intensitas sinar matahari. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida dan
fungsida. Sebaiknya penggunaan insektisida dan fungisida pada budidaya tanaman obat
dihindari, dikhawatirkan residu bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi senyawa-senyawa
berkhasiat obat pada tanaman. Apabila dibutuhkan dapat digunakan insektisida dan fungisida
nabati.
Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal
dari tumbuhan. Dengan adanya kemajuan dalam bidang ilmu kimia dan pengembangan alat-
alat analisis, banyak senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan telah diisolasi dan
diidentifikasi bahkan telah disintesis.
Kandungan senyawa-senyawa tumbuhan dapat menunjukkan berbagai macam aktivitas
biologi pada serangga seperti penghambatan/penolakan makan, aktivitas penolakan
peneluran, aktivitas penghambat pertumbuhan dan perkembangan, dan efek kematian, karena
itu bioaktif tersebut dapat digunakan untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT).Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah hama
kresek, hama penggerek batang, hama wereng, keong dan lain sebagainya. Di sini akan
dipaparkan lebih dalam terkait berbagai macam insektisida botani yang digunakan dalam
membasmi hama tanaman padi.
B. Resep Insektisida Botani untuk Berbagai Jenis Hama Tanaman Padi
1. Pengendalian Wereng
a. Bahan buah kecubung dan akar tuba
Buah Kecubung (Datura metel) 2 buah
Akar tuba 1 kg
Pembuatan dan pemakaian :
Buah kecubung dan akar tuba direbus dengan air sampai mendidih, kemudian didinginkan
dan disaring.
Setelah disaring, ambil 1 liter dan diccampur dengan 16 liter air
b. Srikaya (Annona squamosa), Sirsak (Annona muricata), Mulwa (Annona reticulata)
Famili : Annonaceae
Ordo : Ranunculales (Ranales)
Srikaya, sirsak, dan mulwa banyak terdapat di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika
tropis, Amerika Tengah, dan Karibia. Famili Annonaceae memiliki lebih dari 90 spesies dan
lebih kurang 8 – 10 jenis buahnya enak dimakan. Tinggi tanaman srikaya, sirsak, dan mulwa
sekitar 4 m. Tanaman ini dapat tumbuh di semua jenis tanah asalkan mendapat air yang
cukup dan tidak sampai tergenang air.
Bagian Tanaman yang Berguna untuk Insektisida
Bagian tanaman srikaya, sirsak, dan mulwa yang dapat digunakan sebagai insektisida adalah
biji, daun, akar, dan buahnya yang belum masak. Biji tanaman tersebut lebih beracun
daripada daunnya.
Resep Pembuatan Insektisida
Sebanyak 500 gram daun mulwa direbus dalam 1 – 2 liter air hingga mendidih dan dibiarkan
sampai air tingga seperempatnya. Sisa cairan tersebut disaring dan diccamour dengan 10 – 15
liter air.cairan ini sudah dapat disemprotkan pada tanaman yang terserang hama. Untuk satu
hektar lahan diperlukan 5 – 7,5 kg daun mulwa segar.
Sebanyak 500 gram daun mulwa direbus dalam 1 – 2 liter air hingga menjadi kental
kemudian disaring. Larutan diambil 250 – 300 ml. Daun tembakau direbus sebanyak 500
gram daun dalam 1 – 2 liter air selama 45 menit lalu disaring. Selanjutnya ditambahkan 250
cc sisa biogas (cairan keputih-putihan yang terdapat di tempat pembuatan biogas) dan 100
gram terusi (CuSO4). Campurkan semua bahan dengan 60 liter air dan disemprotkan pada
tanaman yang terserang hama. Larutan ini dapat digunakan untuk lahan seluas 0,4 hektar.
Sebanyak 2 kg daun mulwa digiling sampai halus kemudian ditambah 500 cc air dan diaduk
hingga merata. Selanjutnya disaring dan filtratnya dipisahkan. Ambillah 500 gram ccabai
rawit dan direndam dalam air semalam.hari berikutnya cabai rawit digiking atau diblender
sampai hancur lalu disaring untuk memperoleh ekstrak. Ambillah 1 kg buah nimba yang telah
dihancurkan lalu direndam dalam 2 liter air semalam, kemudian disaring. Keempat ekstrak
dicampurkan dengan 50 – 60 liter air dan disaring lagi. Bahan ini sudah siap disemprotkan
pada tanaman yang terserang hama.
Biji mulwa sebanyak 40 gram yang telah dihancurkan menjadi tepung dicampur dengan 1
liter air. Setelah itu disaring dan disemprotkan pada tanaman yang terserang hama.
Hama yang Dikendalikan
Aphis (bermacam-macam aphis), wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu sisik hijau
(Coccus viridis), bermacam-macam ulat, ulat tritip (Plutella xylostella), wereng hijau
(Nephotettix virescens), lalat buah laut tengah (Ceratitis capitata), lalat buah asia (Batrocera
dorsalis), aphis kentang (Macrosiphum euphorbiae), wereng punggung putih (Sogatella
fucifera), kumbang labu merah (Aulachopora foveicollis), kepik hijau, aphis bunga krisan
(Macrosiphoniella samborni), dan hama kapas (Dysdercus koeniglii).
c. Nimba (Azadirachta indica)
Famili : Meliaceae
Ordo : Rutales
Nimba berasal dari India yang dipakai sebagai obat untuk kesehatan manusia dan sebagai
obat insektisida untuk tanaman. Tanaman nimba tersebar di Asia Tenggara, Asia timur,
Afrika, Fuji, Mauritius, dan amerika tengah. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah
setengah kering dan setengah basah serta dapat hidup di daerah yang curah hujannya kurang
dari 500 mm per tahun.
Bagian Tanaman untuk Mengendalikan Hama
Biji
Biji yang akan digunakkan sebagai pengendali hama harus dikeringkan terlebih dahulu
sehingga tidak menghasilkan racun aflatoxin yang dapat mengurangi pengendalian hama dan
sangat beracun pada manusia. Biji nimba dipanen bila buah sudah masak dan warna buah
sudah kuning. Jika buah belum masak penuh maka kandungan azadirachtinnya masih rendah.
Untuk mendapatkan buah yang bersih dan masak, buah nimba harus dibiarkan hingga rontok
sendiri. Buah nimba yang kootor akan terserang jamur yang menghasilkan aflatoxin.
Daun
Daun nimba dapat diperoleh sepanjang tahun dan dalam penyimpanan tidak perlu dilakukan
pengolahan. Zat-zat yang terkandung dalam daun nimbba dapat mengendalikan hama
terutama adalah zat azadirachtin A dan B. Selain itu daun nimba mengandung salannin dan
meliantriol yang mempunyai efek penolak, dan zat nimbin/nimbodin yang mempunyai efek
anti virus. Beberapa zat tersebut saling menyokong sehingga menimbulkan efek sinergistik.

Resep Pembuatan Insektisida


Ekstrak daun nimba
Daun nimba sebanyak 1 kg diekstrak dengan penambahan 5 liter air. Daun nimba dipotong
kecil-kecil dan direndam semalam dalam air. Hari berikutnya ekstrak disaring dan diberi
larutan sabun setiap cc untuk 1 liter ekstrak sebagai perekat. Untuk 1 hektar diperlukan daun
nimba sebanyak 80 kg.
Ekstrak campuran untuk mengendalikan aphis, thrips, tungau, belalang, wereng
coklat, ngengat pynggung berlian, dan ulat terowongan daun
Daun nimba (Azadirachta indica), rumput citronela (Cymbopogon nardus), dan kencur
(Alpinia galanga) masing-masing 1 kg dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam 10
liter air selama satu malam. Selanjutnya larutan disaring dan diencerkan dengan air
(perbandingan 1 : 15). Untuk perekat diberi sabun cair. Bila seranganyya hebat,
pengenceran dikurangi dan penyemprotan 3 hari berturut-turut. Untuk tanaman padi setiap 15
hari diulangi penyemprotan.
Penggunaan Tepung Biji Nimba
Tepung biji nimba dicampur dengan serbuk gergaji atau tanah liat kering dengan
perbandingan 1:1 dan diletakkan di bagian tanaman yang terserang penggerek batang padi.
Setiap hektar memerlukan sekitar 6,25 kg tepung biji nimba atau sekitar 12,5 kg campuran
biji nimba dan serbuk gergaji. Pencampuran dengan serbuk gergaji dimaksudkan agar tidak
terjadi keracunan pada tanaman.
Catatan : jangan menyemprot padi dengan larutan tepung lembaga biji nimba pada periode
pembunggan karena bulir padi akan kosong. Disarankan penyemprotan dilakukan 20 – 35
hari sesudah penaburan benih dan disemprot lagi pada waktu bunting, tetapi sebelum
penyerbukan.
Hama yang Dikendalikan
Nama Hama Nama Latin

Wereng padi punggung putihWereng Sogatella fucifera NilaparvataNephotettix


coklatWereng hijauUlat tritipUlat terowongan virescensPlutella xylostellaPhillocnistis
daun jerukUlat tanahUlat grayakTungau citriellaAgrotisspp.Spodoptera
Kumbang badak lituraTetranychus spp.
Thrips Orycetes rhinoceros
Hama Kebul Heliothrips spp.
Semut Bemisia tabaci
Penggerak batang pisang Semut pada umumnya
Penggerak batang padi Cosmopolites sordidus
Lembing Batang padi pada umumnya
Bubuk beras Epilachna varivestis
Bubuk jagung Sitophilus oryzae
Sitophilus zeamais

2. Pengendalian Penggerek Batang Padi


Bahan :
Daun nimba atau daun tembakau, biji nimba, dan air kencing sapi
Pembuatan dan pemakaian :
1. Biji nimba kering dan basah ditumbuk halus lalu direndam dalam urin sapi selama 2
minggu.
2. Ekstrak rendaman diambil dan dicampur dengan air (perbandingan 1 : 8).
3. Pengendalian Walang Sangit
Bahan :
1. 10 kg Gadung (Dioscorea hipsida)
2. 10 kg Jengkol (Pithecellobium lobatum)
3. 5 kg Pulai (Alstonia scholaris)
4. 5 kg Pinang (Areca catechu)
5. 5 kg Brotowali (Tinospora crispa)
6. 5 kg daun dan buah kecubung (Datura metel)
7. 3 kg daun Johar (Cassia siamea)
8. 3 kg daun Gamal (Glirisida sepium)
9. 0,5 kg kapur sirih
Pembuatan dan pemakaian :
Semua bahan ditumbuh hingga halus kemudian dimasukkan ke dalam drum yang ada
tutupnya. Selanjutnya air sebanyak 100 liter dimasukkan dan ditutup rapat selama 2 – 3
minggu sampai bahan membusuk.
Untuk penyemprotan, cairan diambil dan dicampur air dengan perbandingan 1 : 4.
Cara Lain
Bahan :
1. 2 kg daun gamal (Glirisida sepium)
2. 2 kg daun ketepeng kebo (Cassia alata)
3. 2 kg daun koro (Phaseolus lunatus)
4. 2 kg daun mahoni (Swietenia mahagoni)
5. 2 kg Brotowali (Tinospora crispa)
6. Belerang berbentuk tepung sebanyak 0,25 kg
7. Kapur berbentuk tepung sebanyak 20 kg
Pembuatan dan pemakaian :
Semua bahan dicampur dengan kapur dan belerang lalu ditumbuk hingga halus dan diaduk
hingga rata. Selanjutnya bahan dimasukkan dalam tong yang berisi air dan diaduk hingga
terendam dan rata, kemudian dibiarkan selama 1 minggu
Setelah 1 minggu diaduk lagi dan disaring. Ampasnya dapat dipakai sevagai pupuk organik
sedangkan ekstraknya dipakai untuk mengendalikan walang sangi di sawah.
Untuk menyemprot hama, larutan ditambah air dengan perbandingan 1:3
4. Pengendalian Keong, Keong Mas, Bekicot, dan Siput
Tanaman Mimosaceae (famili putri malu), Papilonaceae (kacang-kacangan dengan bunga
berbentuk kupu-kupu), dan Caesalpinaceae (terong-terongan dengan bunga berbentuk
terompet) banyak mengandung saponin, tanin, alkaloid, dll yang dapat meracuni keong.
Tepung tanaman sebanyak 3 gram dimasukkan dalam 300 ml air mendidih selama 2 jam dan
airnya selalu ditambah supaya tetap 300 ml (konsentrasi 1%). Air campuran tersebut dapat
meracuni keong pada konsentasi 2 %.
5. Pengendalian Tikus pada Pertanaman Padi
Lombok rawit (Capsicum fruitescens)
Lombok rawit sebanyak 4 kg dicampur dengan 60 liter air kemudian diaduk hingga rata dan
disaring. Cairan lombok rawit telah siap untuk disemprotkan pada tanaman seluas 1 acre
(4072 m2).
Pepaya (Carica papaya)
Buah pepaya yang belum masak dipotong kecil-kecil kemudian ditaburkan pada tanaman
padi. Zat-zat yang ada pada buah pepaya muda dapat menyebabkan luka pada mulut binatang
pengerat (tikus). Untuk 1 Ha tanaman diperlukan buah pepaya sebanyak 13 buah.
Jarak pagar (Jatropha curcas)
Biji jarak dicampur dengan minyak kelapa sebagai umpan untuk tikus. Umpan tersebut
mengandung bahan aktif yang beracun.
Gamal (Gliricida sepium)
Daun gamal yang telah diinkubasi diberikan sebagai umpan pada tikus. Glicirida
mengandung coumarin yang diubah menjadi dicoumerol oleh bakteri yang menyerupai
vitamin A. Bakteri ini dapat mengintervensi peranan fisiologis dari vitamin. Persenyawaan
tersebut diubah menjadi antikoagulan yang menyebabkan pendarahan pada tubuh tikus. Daun
gamal sebanyak 1,5 g diinkubasi tiga kali sehari selama 6 hari kan penyebabkan pendarahan
pada usus, paru-paru, dan limpa pada tikus.
Kangkung (Ipomoea fistulosa)
Daun kangkung direbus dalam air kemudian disaring. Biji canthel direbus dalam ekstrak
tersebut kemudian diletakkan di dekat terowongan tikus. Tikus yang memakan canthel
tersebut akan mati.
Daun mint (Mentha cordifolia)
Daun mint sebanyak 20 gram direbus dalam air kemudian disaring dan disemprotkan pada
tanaman padi. Tikus tidak suka baunya sehingga mereka akan menghindar.
C. Penutup
Insektisida botani yang banyak ditemukan sekarang ini menjawab tantangan global tentang
pencemaran lingkungan dan sekitar. Insektisida botani memanfaatkan tanaman lokal untuk
mengendalikan serangga, terutama yang menyerang tanaman padi. Memanfaatkan tanaman
lokal dengan resep- resep yang tepat akan membantu petani dalam upaya mengendalikan
serangga dan sekaligus mengendalikan pengeluaran petani dalam bidang keuangan. Hemat
biaya dan lingkungan tetap terpelihara.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pestisida Nabati. www.xtgem.com. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2011
Lukitaningsih, Dewi. 2008. Insektisida Alami Atau Pestisida
Nabati. www.luki2blog.wordpress.com. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2011
Lukitaningsih, Dewi. 2009. Macam- macam Pestisida Alami/ Nabati dan Cara
Pembuatannya. www.luki2blog.wordpress.com. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2011
Pracaya. 2008. Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Secara Hidroponik. Kanisius.
Sembel, Dantje T. 2010. Pengendalian Hayati. Yogyakarta. Penerbit Andi

Previous Post
STUDY BERBAGAI JENIS PESTISIDA YANG BEREDAR DI SURAKARTA (TOKO & DINAS)
Uncategorized
Next Post
MEKANISME MEMBUNUH NEMATODA ENTOMOPATOGENIK PADA SERANGGA HAMA
Uncategorized

LEAVE A REPLY
CAPTCHA Code *
Post Comment

Optimizer WordPress Theme

Skip to toolbar

 About WordPress

 Log in

 Events

Search

You might also like