Professional Documents
Culture Documents
ABOUT
SCHEDULER
Uncategorized
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
Resep-resep Insektisida Botani yang Efektif untuk Berbagai Jenis Hama Tanaman
Padi
A. Pendahuluan
Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis (menggunakan bahan kimia sintetis) yang
dinilai praktis oleh para pencinta tanaman untuk mengobati tanamannya yang terserang hama,
ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri.
Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya
terjadi keracunan pestisida antara 44.000 – 2.000.000 orang dan dari angka tersebut yang
terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan pestisida
diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya
perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan
racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara mekanis, kultur teknis, dan kimia.
Pengendalian secara mekanis adalah dengan cara menangkap hama yang menyerang tanaman
atau membuang bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit. Pengendalian secara
kultur teknis antara dengan pengaturan kelembaban udara, pengaturan pelindung dan
intensitas sinar matahari. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida dan
fungsida. Sebaiknya penggunaan insektisida dan fungisida pada budidaya tanaman obat
dihindari, dikhawatirkan residu bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi senyawa-senyawa
berkhasiat obat pada tanaman. Apabila dibutuhkan dapat digunakan insektisida dan fungisida
nabati.
Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal
dari tumbuhan. Dengan adanya kemajuan dalam bidang ilmu kimia dan pengembangan alat-
alat analisis, banyak senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan telah diisolasi dan
diidentifikasi bahkan telah disintesis.
Kandungan senyawa-senyawa tumbuhan dapat menunjukkan berbagai macam aktivitas
biologi pada serangga seperti penghambatan/penolakan makan, aktivitas penolakan
peneluran, aktivitas penghambat pertumbuhan dan perkembangan, dan efek kematian, karena
itu bioaktif tersebut dapat digunakan untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT).Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah hama
kresek, hama penggerek batang, hama wereng, keong dan lain sebagainya. Di sini akan
dipaparkan lebih dalam terkait berbagai macam insektisida botani yang digunakan dalam
membasmi hama tanaman padi.
B. Resep Insektisida Botani untuk Berbagai Jenis Hama Tanaman Padi
1. Pengendalian Wereng
a. Bahan buah kecubung dan akar tuba
Buah Kecubung (Datura metel) 2 buah
Akar tuba 1 kg
Pembuatan dan pemakaian :
Buah kecubung dan akar tuba direbus dengan air sampai mendidih, kemudian didinginkan
dan disaring.
Setelah disaring, ambil 1 liter dan diccampur dengan 16 liter air
b. Srikaya (Annona squamosa), Sirsak (Annona muricata), Mulwa (Annona reticulata)
Famili : Annonaceae
Ordo : Ranunculales (Ranales)
Srikaya, sirsak, dan mulwa banyak terdapat di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika
tropis, Amerika Tengah, dan Karibia. Famili Annonaceae memiliki lebih dari 90 spesies dan
lebih kurang 8 – 10 jenis buahnya enak dimakan. Tinggi tanaman srikaya, sirsak, dan mulwa
sekitar 4 m. Tanaman ini dapat tumbuh di semua jenis tanah asalkan mendapat air yang
cukup dan tidak sampai tergenang air.
Bagian Tanaman yang Berguna untuk Insektisida
Bagian tanaman srikaya, sirsak, dan mulwa yang dapat digunakan sebagai insektisida adalah
biji, daun, akar, dan buahnya yang belum masak. Biji tanaman tersebut lebih beracun
daripada daunnya.
Resep Pembuatan Insektisida
Sebanyak 500 gram daun mulwa direbus dalam 1 – 2 liter air hingga mendidih dan dibiarkan
sampai air tingga seperempatnya. Sisa cairan tersebut disaring dan diccamour dengan 10 – 15
liter air.cairan ini sudah dapat disemprotkan pada tanaman yang terserang hama. Untuk satu
hektar lahan diperlukan 5 – 7,5 kg daun mulwa segar.
Sebanyak 500 gram daun mulwa direbus dalam 1 – 2 liter air hingga menjadi kental
kemudian disaring. Larutan diambil 250 – 300 ml. Daun tembakau direbus sebanyak 500
gram daun dalam 1 – 2 liter air selama 45 menit lalu disaring. Selanjutnya ditambahkan 250
cc sisa biogas (cairan keputih-putihan yang terdapat di tempat pembuatan biogas) dan 100
gram terusi (CuSO4). Campurkan semua bahan dengan 60 liter air dan disemprotkan pada
tanaman yang terserang hama. Larutan ini dapat digunakan untuk lahan seluas 0,4 hektar.
Sebanyak 2 kg daun mulwa digiling sampai halus kemudian ditambah 500 cc air dan diaduk
hingga merata. Selanjutnya disaring dan filtratnya dipisahkan. Ambillah 500 gram ccabai
rawit dan direndam dalam air semalam.hari berikutnya cabai rawit digiking atau diblender
sampai hancur lalu disaring untuk memperoleh ekstrak. Ambillah 1 kg buah nimba yang telah
dihancurkan lalu direndam dalam 2 liter air semalam, kemudian disaring. Keempat ekstrak
dicampurkan dengan 50 – 60 liter air dan disaring lagi. Bahan ini sudah siap disemprotkan
pada tanaman yang terserang hama.
Biji mulwa sebanyak 40 gram yang telah dihancurkan menjadi tepung dicampur dengan 1
liter air. Setelah itu disaring dan disemprotkan pada tanaman yang terserang hama.
Hama yang Dikendalikan
Aphis (bermacam-macam aphis), wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu sisik hijau
(Coccus viridis), bermacam-macam ulat, ulat tritip (Plutella xylostella), wereng hijau
(Nephotettix virescens), lalat buah laut tengah (Ceratitis capitata), lalat buah asia (Batrocera
dorsalis), aphis kentang (Macrosiphum euphorbiae), wereng punggung putih (Sogatella
fucifera), kumbang labu merah (Aulachopora foveicollis), kepik hijau, aphis bunga krisan
(Macrosiphoniella samborni), dan hama kapas (Dysdercus koeniglii).
c. Nimba (Azadirachta indica)
Famili : Meliaceae
Ordo : Rutales
Nimba berasal dari India yang dipakai sebagai obat untuk kesehatan manusia dan sebagai
obat insektisida untuk tanaman. Tanaman nimba tersebar di Asia Tenggara, Asia timur,
Afrika, Fuji, Mauritius, dan amerika tengah. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah
setengah kering dan setengah basah serta dapat hidup di daerah yang curah hujannya kurang
dari 500 mm per tahun.
Bagian Tanaman untuk Mengendalikan Hama
Biji
Biji yang akan digunakkan sebagai pengendali hama harus dikeringkan terlebih dahulu
sehingga tidak menghasilkan racun aflatoxin yang dapat mengurangi pengendalian hama dan
sangat beracun pada manusia. Biji nimba dipanen bila buah sudah masak dan warna buah
sudah kuning. Jika buah belum masak penuh maka kandungan azadirachtinnya masih rendah.
Untuk mendapatkan buah yang bersih dan masak, buah nimba harus dibiarkan hingga rontok
sendiri. Buah nimba yang kootor akan terserang jamur yang menghasilkan aflatoxin.
Daun
Daun nimba dapat diperoleh sepanjang tahun dan dalam penyimpanan tidak perlu dilakukan
pengolahan. Zat-zat yang terkandung dalam daun nimbba dapat mengendalikan hama
terutama adalah zat azadirachtin A dan B. Selain itu daun nimba mengandung salannin dan
meliantriol yang mempunyai efek penolak, dan zat nimbin/nimbodin yang mempunyai efek
anti virus. Beberapa zat tersebut saling menyokong sehingga menimbulkan efek sinergistik.
Previous Post
STUDY BERBAGAI JENIS PESTISIDA YANG BEREDAR DI SURAKARTA (TOKO & DINAS)
Uncategorized
Next Post
MEKANISME MEMBUNUH NEMATODA ENTOMOPATOGENIK PADA SERANGGA HAMA
Uncategorized
LEAVE A REPLY
CAPTCHA Code *
Post Comment
Skip to toolbar
About WordPress
Log in
Events
Search