You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang


perindustrian di Indonesia yang sedang berkembang, beragam industri terus
melakukan inovasi dan perkembangan salah satunya adalah industri kimia.
Perkembangan tersebut memacu kebutuhan produksi industri kimia yang terus
meningkat, baik itu kebutuhan baku maupun bahan penunjang lainnya. Bahan baku
maupun bahan penunjang di industri kimia sangatlah beragam. Salah satu bahan yang
digunakan adalah etil asetat yang merupakan salah satu jenis pelarut yang memiliki
rumus molekul CH3COOC2H5. Produk turunan dari asam asetat ini memiliki banyak
kegunaan serta pasar yang cukup luas seperti pengaroma buah dan pemberi rasa
seperti untuk es krim, kue, kopi, teh atau juga untuk parfum. Pada industri digunakan
untuk tinta cetak, cat dan tiner, lem, PVC film, polimer cair dalam industri kertas
serta industri penyerap lainnya seperti industri farmasi, dan sebagainya (Mc Ketta and
Cunningham, 1983).
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi eksotermis (Hill, 1977) bersifat
reversibel dan umumnya berjalan sangat lambat sehingga memerlukan katalis agar
diperoleh ester yang maksimal sehingga perlu dipelajari faktor-faktor menurut
berbagai tinjauan dan melakukan berbagai percobaan guna mengetahui berbagai
variabel proses yang berpengaruh terhadap proses esterifikasi tersebut.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan zeolit
sebagai adsorben dan katalis. Katalis padat merupakan salah satu alternatif yang
digunakan dalam pengembangan dan penelitian sintesis senyawa organik.
Keunggulan katalis padat yaitu harganya relatif murah, rendemen reaksinya tinggi,

1
2

dapat dipakai berulang-ulang, luas permukaan yang tinggi dan mudah dipisahkan dari
produk hasil reaksi. Salah satu bahan katalis padat yang digunakan adalah zeolit.
Zeolit merupakan padatan kristalin mikropori dengan struktur yang telah
ditetapkan dengan baik (Chung dkk, 2008). Material mikropori ini telah secara
ekstensif digunakan dalam reaksi yang melibatkan katalis asam karena keberadaan
struktur porinya yang unik dan keasaman intinsiknya yang kuat. Akan tetapi, ukuran
pori yang kecil dari kebanyakan material mikropori ini menghalangi aplikasinya
dalam reaksi katalitik yang melibatkan molekul besar (Liu, 2009).
Sejak awal tahun 1990-an, material mesopori telah menarik banyak perhatian
karena potensinya dalam mengkonversi molekul-molekul besar. Akan tetapi, praktek
aplikasinya masih terbatas karena keasaman dan kestabilan panasnya yang relatif
rendah disebabkan karakter amorf dari dinding-dinding pori (Liu, 2009).
Sistem katalis heterogen seperti zeolit banyak diterapkan dalam industri
modern dan penerapan sistem ini semakin berkembang pesat. Mayoritas katalis yang
digunakan berfasa padat untuk reaktan atau umpan berfasa cair atau gas.
Regenerasi menjadi sangat penting dalam dunia industri mengingat umur
katalis yang tidak panjang dan harga katalis yang cukup tinggi. Regenerasi katalis
dapat mengurangi biaya pembuatan katalis khususnya untuk katalis logam-
pengemban yang menggunakan logam yang harganya relatif tinggi.
Beberapa metode regenerasi telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Schulz
dan Wei (1999) telah mempelajari deaktivasi dan regenerasi termal dari zeolit
HZSM-5 untuk konversi metanol pada temperatur rendah. Katalis terdeaktivasi
diregenerasi dengan cara termal dan oksidasi.
Permintaan dan pemesanan etil asetat di Indonesia yang cukup tinggi
mengakibatkan kebutuhan impor etil asetat lebih tinggi dibandingkan nilai ekspornya.
Akibatnya, devisa negara semakin berkurang karena ketergantungan impor tersebut
padahal perkembangan produksi etil asetat di sektor industri mengalami peningkatan
disetiap tahunnya. Salah satu untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengembangkan
industri etil asetat melalui cara alternatif dengan memanfaatkan zeolit alam yang
3

banyak terdapat di Indonesia sebagai katalis dalam reaksi produksi etil asetat. Dengan
cara alternatif ini diharapkan dapat lebih meningkatkan devisa negara dan lebih
mengembangkan industri etil asetat di Indonesia (Endriaswari, 2011).
Di dalam skala laboratorium, penggunaan katalis dalam reaksi esterifikasi
menggunakan katalis homogen yaitu H2SO4. Akan tetapi katalis homogen sulit untuk
dipisahkan dengan produknya. Oleh karena itu, penggunaan katalis heterogen
memberikan keunggulan yang lebih diantaranya dalam proses pemisahan antara
katalis dengan produk. Pengembangan industri penghasil ester menggunakan katalis
heterogen diantaranya menggunakan zeolit alam. Mengacu hal itu, zeolit alam dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif katalis dalam reaksi esterifikasi etil asetat.

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan yang akan dicapai pada penelitian
ini adalah :
1. Mempelajari sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi dengan
menggunakan katalis Pt/zeolit dan H-zeolit yang terregenerasi.
2. Mempelajari pengaruh variasi katalis heterogen Pt/zeolit dan H-zeolit
yang terregenerasi pada reaksi esterifikasi.
3. Mempelajari pengaruh variasi waktu refluks terhadap perolehan produk
etil asetat.
1.3. Manfaat Penelitian

Produk hasil reaksi antara asam asetat dengan etanol berupa etil asetat dapat
digunakan sebagai pelarut utama dalam berbagai industri cat, tinta, plastik, kosmetik
dan industri-industri kimia organik. Sehingga diharapkan hasil penelitian ini
bermanfaat dalam perkembangan produk-produk industri etil asetat dan ilmu
pengetahuan khususnya bidang kimia. Selain itu juga mampu mengembangkan
pemanfaatan zeolit alam di Indonesia sebagai salah satu katalis dalam reaksi
esterifikasi.

You might also like