Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
akan menyebabkan pasien mengalami perdarahan spontan pada kulit atau membran
resiko tinggi untuk terkena infeksi. Pada pasien ini di dapatkan riwayat perdarahan
pada hidung 2 kali sebelum masuk rumah sakit. Epistaksis pertama dialami pasien 6
bulan sebelum masuk rumah sakit. Epistaksis terjadi setelah berolahraga di sekolah.
Sedangkan epistaksis yang kedua terjadi 2 minggu setelah epistaksis yang pertama
yaitu saat pasien pulang sekolah mengendarai sepeda sejauh 2 kilometer. Pada pasien
juga didapatkan manifestasi berupa perdarahan pada gusi dan mata saat di rawat di
terlihat peteki atau ekimosis pada kulit, perdarahan pada gusi, atau perdarahan pada
Selain itu pasien juga sering mengalami demam akibat dari penurunan sistem daya
tahan tubuh yaitu terjadinya leukopenia yang menyebabkan pasien mudah terserang
infeksi. Pada pasien terjadi tanda-tanda tersebut, yaitu pucat pada telapak tangan dan
34
konjungtiva, sesak, terlihat adanya bintik-bintik merah pada keempat ekstrimitas,
terjadi perdarahan di gusi dan hidung, serta demam. Pasien mengalami demam
terutama pada malam hari dan demam akan turun di pagi hari. Hal tersebut terjadi
Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan pada pasien ini adalah darah rutin,
fungsi ginjal, hapusan darah tepi, dan bone marrow aspiration. Pada pemeriksaan
leukosit kurang dari 4.500 mg/dl, dan trombosit kurang dari 150.000 mg/dl.
40
35
34
30
29
25
20 22
20
15
14
10 11
0
Trombosit
35
16
14 14.8
12 12.9
10
9.9
8 8.7 8.6
6 6.8
0
Hemoglobin
23-01 1-Feb 2-Feb 4-Feb 6-Feb 12-Feb
3.5
3 3.19 3.3
2.5
2.6
2
2
1.5
1 1.4
0.5 0.8
0
Leukosit
23-01 1-Feb 2-Feb 4-Feb 6-Feb 12-Feb
36
Pada tanggal 2 februari 2015 dilakukan pemeriksaan apusan darah tepi dan
kesan jumlah menurun, neutropenia, dan terdapat sel muda. Sedangkan pada
trombosit didapatkan kesan jumlah menurun dan morfologi dalam batas normal.
syndrom, akut limfoblastik leukimia, dan anemia aplastik. Pada pemeriksaan tesebut
Pemeriksaan bone marrow aspiration pada kasus ini keluar pada tanggal 9
sistem hematopoesis aktifitas menurun, dengan rasio M:E adalah 1:1,25. Tidak
didapatkan sel asing maupun peningkatan sel blast di dalam sumsum tulang.
kausanya. Terdapat dua macam terapi pada anemia aplastik. Terapi utama yaitu
tranplantasi sumsum tulang. Pada tranplantasi sumsum tulang diperlukan donor yang
kompatibel dan ditentukan melalui tes HLA typing, biasanya diambil dari saudara
terdekat seperti ahli keluarga. Stem sel diambil dari sumsum tulang donor di kamar
operasi dengan anastesi umum. Terapi lainnya yaitu immunosupresif. Terapi ini
diberikan karena sistem imun tubuh menyerang sumsum tulang pasien. Terapi
imunosupresif menghalangi sistem imun dari terus menyerang sumsum tulang tubuh.
37
alemtuzumab, dan cyclophosphamide dosis tinggi. Obat granulocyte colony
stimulating factor (G-CSF) juga bisa diberikan. Obat ini membantu sumsum tulang
menghasilkan lebih banyak sel. Pada pasien ini diberikan imunosupresan yaitu
tranfusi darah yang terlampau sering, akan timbul depresi terhadap sumsum tulang
dibentuknya antobodi terhadap sel darah merah, leukosit, dan trombosit. Dengan
demikian tranfusi darah diberikan bila diperlukan. pada keadaan yang sangat gawat
seperti perdarahan masif. Pada pasien ini tranfusi darah diberikan PRC 1 kolf tanggal
3, 2 kolf tanggal 4, 1 kolf tanggal 6 dan diberikan TC tanggal 3,4, dan 5 sebanyak 4
kolf dan tanggal 7 sebanyak 3 kolf. Hal ini dikarenakan pasien mengalami muntah
darah pada tanggal 4, gusi berdarah pada tanggal 4, dan epistaksis pada tanggal 4.
infeksi karena sel darah putih yang berkurang. Pada pasien ditemukan demam sebagai
pertanda infeksi dan diberikan ampicilin 3x100mg mulai tanggal 2-4 februari.
38
Pasien diberikan pula desferoxamin untuk menurunkan kadar ferum dalam
darah paska tranfusi. Pemberian secara IV 5-7 kali per minggu dan diberikan secara
Bila respon ada, pengobatan diteruskan sampai remisi. Kriteria timbul respon
trombosit meningkat sangat lambat. Kriteria remisi yaitu kadar Hb dan lekosit bertahan
diatas normal lebih dari 1 bulan dan tidak ada perdarahan spontan tanpa transfusi.
Transfusi darah berupa darah segar, PRC, dan suspensi trombosit tergantung indikasi.
Pasien meninggal tanggal 12 Februari 2015 setelah mengalami melena dan apnea
39