You are on page 1of 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Telah dilaporkan sebuah kasus anak laki-laki 7 tahun dengan diagnosis

pansitopenia et causa anemia aplastik dirawat di ruang anak RSUD Ulin

Banjarmasin. Diagnosis pansitopeni ditegakkan berdasarkan dari anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis penurunan trombosit

akan menyebabkan pasien mengalami perdarahan spontan pada kulit atau membran

mukosa. Sedangkan pada penurunan leukosit ditandai dengan pasien mengalami

resiko tinggi untuk terkena infeksi. Pada pasien ini di dapatkan riwayat perdarahan

pada hidung 2 kali sebelum masuk rumah sakit. Epistaksis pertama dialami pasien 6

bulan sebelum masuk rumah sakit. Epistaksis terjadi setelah berolahraga di sekolah.

Sedangkan epistaksis yang kedua terjadi 2 minggu setelah epistaksis yang pertama

yaitu saat pasien pulang sekolah mengendarai sepeda sejauh 2 kilometer. Pada pasien

juga didapatkan manifestasi berupa perdarahan pada gusi dan mata saat di rawat di

rumah sakit di hari ke 4.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan pucat, terdapat tanda-tanda seperti sesak,

terlihat peteki atau ekimosis pada kulit, perdarahan pada gusi, atau perdarahan pada

hidung terjadi berulang. Manifestasi ini ini berhubungan dengan trombositopenia.

Selain itu pasien juga sering mengalami demam akibat dari penurunan sistem daya

tahan tubuh yaitu terjadinya leukopenia yang menyebabkan pasien mudah terserang

infeksi. Pada pasien terjadi tanda-tanda tersebut, yaitu pucat pada telapak tangan dan

34
konjungtiva, sesak, terlihat adanya bintik-bintik merah pada keempat ekstrimitas,

terjadi perdarahan di gusi dan hidung, serta demam. Pasien mengalami demam

terutama pada malam hari dan demam akan turun di pagi hari. Hal tersebut terjadi

secara terus menerus.

Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan pada pasien ini adalah darah rutin,

fungsi ginjal, hapusan darah tepi, dan bone marrow aspiration. Pada pemeriksaan

darah rutin didapatkan adanya anemia, trombositopenia, dan leukopenia. Pada

pemeriksaan laboratorium pansitopenia biasanya terdapat Hb kurang dari 10 mg/dl,

leukosit kurang dari 4.500 mg/dl, dan trombosit kurang dari 150.000 mg/dl.

40

35
34
30
29
25

20 22
20

15
14
10 11

0
Trombosit

23-Jan 1-Feb 2-Feb 4-Feb 6-Feb 12-Feb

35
16

14 14.8

12 12.9

10
9.9
8 8.7 8.6

6 6.8

0
Hemoglobin
23-01 1-Feb 2-Feb 4-Feb 6-Feb 12-Feb

3.5
3 3.19 3.3
2.5
2.6
2
2
1.5
1 1.4

0.5 0.8
0
Leukosit
23-01 1-Feb 2-Feb 4-Feb 6-Feb 12-Feb

36
Pada tanggal 2 februari 2015 dilakukan pemeriksaan apusan darah tepi dan

didapatkan eritrosit normokrom hipokromik, anisositosis. Pada leukosit didapatkan

kesan jumlah menurun, neutropenia, dan terdapat sel muda. Sedangkan pada

trombosit didapatkan kesan jumlah menurun dan morfologi dalam batas normal.

Sehingga didapatkan kesan pansitopenia dengan diagnosa banding myelodysplastc

syndrom, akut limfoblastik leukimia, dan anemia aplastik. Pada pemeriksaan tesebut

juga disarankan untuk melakukan bone marrow aspiration.

Pemeriksaan bone marrow aspiration pada kasus ini keluar pada tanggal 9

Februari 2015, hasil menunjukkan sum-sum tulang nampak hiposelular. Ketiga

sistem hematopoesis aktifitas menurun, dengan rasio M:E adalah 1:1,25. Tidak

didapatkan sel asing maupun peningkatan sel blast di dalam sumsum tulang.

Didapatkan peningkatan sel limfosit, 86,5% di dalam sumsum tulang. Gambaran

sumsum tulang seperti ini mengesankan suatu anemia aplastik.

Tegaknya diagnosis anemia aplastik mengindikasikan terapi spesifik sesuai

kausanya. Terdapat dua macam terapi pada anemia aplastik. Terapi utama yaitu

tranplantasi sumsum tulang. Pada tranplantasi sumsum tulang diperlukan donor yang

kompatibel dan ditentukan melalui tes HLA typing, biasanya diambil dari saudara

terdekat seperti ahli keluarga. Stem sel diambil dari sumsum tulang donor di kamar

operasi dengan anastesi umum. Terapi lainnya yaitu immunosupresif. Terapi ini

diberikan karena sistem imun tubuh menyerang sumsum tulang pasien. Terapi

imunosupresif menghalangi sistem imun dari terus menyerang sumsum tulang tubuh.

Obat yang biasa digunakan ialah antityhmocytes globulin (ATG), cyclosporine,

37
alemtuzumab, dan cyclophosphamide dosis tinggi. Obat granulocyte colony

stimulating factor (G-CSF) juga bisa diberikan. Obat ini membantu sumsum tulang

menghasilkan lebih banyak sel. Pada pasien ini diberikan imunosupresan yaitu

metilpredinisolone dengan dosis 1x35mg mulai tanggal 9 sampai 12 Februari 2015

setelah terdapat hasil BMP.

Terapi suportif untuk anemia aplastik adalah pemberian tranfusi darah,

pemberian antibiotik, dan androgen. Pemberian tranfusi darah dilakukan untuk

mengatasi kekurangan hemoglobin dan trombosit. Pemberian tranfusi tidak ada

manfaatnya untuk mempertahankan kadar hemoglobin yang tinggi, karena dengan

tranfusi darah yang terlampau sering, akan timbul depresi terhadap sumsum tulang

atau dapat menyebabkan timbulnya reaksi hemolitik (reaksi tranfusi), akibat

dibentuknya antobodi terhadap sel darah merah, leukosit, dan trombosit. Dengan

demikian tranfusi darah diberikan bila diperlukan. pada keadaan yang sangat gawat

seperti perdarahan masif. Pada pasien ini tranfusi darah diberikan PRC 1 kolf tanggal

3, 2 kolf tanggal 4, 1 kolf tanggal 6 dan diberikan TC tanggal 3,4, dan 5 sebanyak 4

kolf dan tanggal 7 sebanyak 3 kolf. Hal ini dikarenakan pasien mengalami muntah

darah pada tanggal 4, gusi berdarah pada tanggal 4, dan epistaksis pada tanggal 4.

Sedangkan pemberian antibiotik adalah untuk mengobati dan mencegah

infeksi karena sel darah putih yang berkurang. Pada pasien ditemukan demam sebagai

pertanda infeksi dan diberikan ampicilin 3x100mg mulai tanggal 2-4 februari.

Kemudian dilanjutkan dengan pemberian ceftriakson mulai tanggal 5, sebanyak

3x50mg/kgBB. Selanjutnya 3x80mg/kgBB mulai tanggal 6 sampai 12 Februari.

38
Pasien diberikan pula desferoxamin untuk menurunkan kadar ferum dalam

darah paska tranfusi. Pemberian secara IV 5-7 kali per minggu dan diberikan secara

perlahan-lahan. Androgen diberikan berupa testosteron 1-2 mg/kgbb/hari atau

oxymetholon 1-2 mg/kgbb/hari dalam 3 dosis.

Bila respon ada, pengobatan diteruskan sampai remisi. Kriteria timbul respon

yaitu retikulosit meningkat, Hb meningkat perlahan, lekosit meningkat, kemudian

trombosit meningkat sangat lambat. Kriteria remisi yaitu kadar Hb dan lekosit bertahan

diatas normal lebih dari 1 bulan dan tidak ada perdarahan spontan tanpa transfusi.

Transfusi darah berupa darah segar, PRC, dan suspensi trombosit tergantung indikasi.

Pasien meninggal tanggal 12 Februari 2015 setelah mengalami melena dan apnea

pada pukul 02.00 dini hari.

39

You might also like

  • ARti Bimekanik 1
    ARti Bimekanik 1
    Document10 pages
    ARti Bimekanik 1
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Peranan Progesteron Sebagai Penunjang Fase Luteal
    Peranan Progesteron Sebagai Penunjang Fase Luteal
    Document23 pages
    Peranan Progesteron Sebagai Penunjang Fase Luteal
    fujimeister
    No ratings yet
  • Rise
    Rise
    Document15 pages
    Rise
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Hipo
    Hipo
    Document17 pages
    Hipo
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document17 pages
    Bab Iii
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab V
    Bab V
    Document1 page
    Bab V
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Punya Kelompok Kita
    Punya Kelompok Kita
    Document35 pages
    Punya Kelompok Kita
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document1 page
    Daftar Isi
    ThieFeezae
    No ratings yet
  • Ganja
    Ganja
    Document2 pages
    Ganja
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Infudasi Dan Glikosida
    Infudasi Dan Glikosida
    Document16 pages
    Infudasi Dan Glikosida
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab V
    Bab V
    Document1 page
    Bab V
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document5 pages
    Cover
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • ARTI Fisiologi EKG
    ARTI Fisiologi EKG
    Document7 pages
    ARTI Fisiologi EKG
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document2 pages
    Bab I
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab II Tinjauan Pustaka
    Bab II Tinjauan Pustaka
    Document25 pages
    Bab II Tinjauan Pustaka
    Hayati Rizki Putri
    100% (1)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document14 pages
    Bab Ii
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document14 pages
    Bab Ii
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document35 pages
    Bab Ii
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Masalah Dan Data Pendukung
    Masalah Dan Data Pendukung
    Document5 pages
    Masalah Dan Data Pendukung
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab V Penutup
    Bab V Penutup
    Document1 page
    Bab V Penutup
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Refer Et
    Refer Et
    Document12 pages
    Refer Et
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab IV Pembahasan
    Bab IV Pembahasan
    Document10 pages
    Bab IV Pembahasan
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document1 page
    Daftar Isi
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Bab III Laporan Kasus
    Bab III Laporan Kasus
    Document18 pages
    Bab III Laporan Kasus
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Chapter II
    Chapter II
    Document27 pages
    Chapter II
    Chacha Ntu Ya Melyza
    No ratings yet
  • Diagnosis Epilepsi Lengkap
    Diagnosis Epilepsi Lengkap
    Document12 pages
    Diagnosis Epilepsi Lengkap
    Fihmi Amy
    No ratings yet
  • Hipo
    Hipo
    Document17 pages
    Hipo
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet
  • Keluhan Utama Lapsus
    Keluhan Utama Lapsus
    Document31 pages
    Keluhan Utama Lapsus
    Hayati Rizki Putri
    No ratings yet