Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
ACHMAD
(1520411054)
Mufradât merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dimiliki oleh
pembelajar bahasa asing termasuk bahasa Arab. Perbendaharaan kosakata bahasa
Arab yang memadai dapat menunjang seseorang dalam berkomunikasi dan menulis
dengan bahasa tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berbicara dan
menulis yang merupakan kemahiran berbahasa tidak dapat tidak, harus didukung
oleh pengetahuan dan penguasaan kosakata yang kaya. Ada banyak faktor yang
mendukung penguasaan mufradât siswa, seperti metode pengajaran, lingkungan
berbahasa serta minat siswa mempelajari bahasa Arab. Hal yang tidak kalah penting
dalam pemebelajaran mufradât adalah instrumen yang digunakan dalam mengukur
pencapaian pembelajaran yang diajarkan, untuk selanjutnya dilakukan evaluasi guna
menetukan arah pembelajaran kedepan. Oleh karena pentingnya pengembangan
1
Slameto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001) hlm.4.
2
Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2014) hlm. 121.
3
Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
(Malang: Miskat, 2012) hlm. 83.
1
instrumen dalam penilaian maka dalam makalah ini penulis akan menyajikan secara
singkat tentang pengembangan instumen penilaian mufradât.
2. Pengertian Mufradât
Mufradât secara etimologi bermakna words, term, expressions; vocabulary;
terminology; tecnical terms, items; entries.7 Menurut Horn, kosakata atau mufradât
adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Peran kosakata dalam
menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan sebagaimana yang
dinyatakan Vallet adalah bahwa kemampuan untuk memahami empat kemahiran
berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata seseorang.
Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari
kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan
4
KBBI Elektronik.
5
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013). hlm. 212.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Bina Aksara, 1986),
hlm. 3.
7
Ruhî al-Ba’labakî, al-Mawrid: A Modern Arabic-English Dictionary (Beirut: Dar el-Ilm
Lilmalâyîn, 1995) hlm. 1081.
2
menghafal sekian banyak kosakata. Lebih lanjut dijelaskan bahwa mufradât
kumpulan kata baik lisan ataupun tulisan yang sudah memiliki pengertian dan tidak
dirangkai dengan kata-kata lain yang digunakan oleh seseorang atau sejenisnya.8
Jadi dari sekian banyak pendapat yang telah dipaparkan, mufradât adalah himpunan
kata-kata yang membentuk bahasa baik lisan ataupun tulisan yang sudah memiliki
pengertian dan tidak dirangkai dengan kata-kata lain digunakan dalam menyusun
kalimat atau untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
8
Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 109.
9
Ahmad Thuʻaimah, Rusydı̂ , Taʻlîm al- ʻArabiyah li Ghair-al-Nâthiqîna bihâ: Manâhijuhâ
wa asâlîbuhâ, dalam Aziz Fakrurrazi, “Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika Dan Solusinya”,
Jurnal Arabiyât : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta., Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X, hlm. 164.
10
Kridalaksana, Harimurti,Tata bahasa deskriptif bahasa Indonesia: Sintaksis (Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985), hlm.
110.
3
2. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan
baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benmar mengantarkan kepada
kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula
3. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri
sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna
konotatif dan gramatikal)
4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradât itu dalam berekspresi
lisan (berbicara/ ) الكالمmaupun tulisan (mengarang/ )اإلنشاءsesuai dengan
konteksnya yang benar.11
11
Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab (Malang: UIN-Maliki Press, 2010),
hlm. 33.
12
Rusydi Ahmad Thu’aimah , Ta’lim al- Arabiyah…, dalam Muhbib Abdul Wahab,
Efistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008), hlm. 156-
157.
4
5. Coverage ()الشمول, yakni kata-kata yang menjadi pilihan (diksi) redaksi dari
banyak majalah, koran dari pada yang tidak atau jarang karena hanya terdapat
pada selebaran selebaran tertentu saja.
6. Urgensi ()االحمية, yakni mengutamakan kata-kata yang lebih memenuhi
kebutuhan pembelajar dari pada yang kurang dibutuhkan.
7. Kearaban )(العروبة, yakni mengutamakan kata-kata Arab yang masih murni,
buka kata serapan. Seperti kata الهاتفlebih utama dari kata التلفون. Kecuali kata
yang tidak ada padanannya dalam bahasa arab, seperti kata virus.
Selain prinsip-prinsip di atas, hal yang tidak kalah penting dalam pemilihan
mufradât yang akan diajarkan adalah mufradât yang mengacu pada kurikulum yang
tengah berlaku agar tujuan dan amanat kurikulum dapat terlaksana sesuai yang
diharapkan.
13
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab ( Malang : Misykat, 2005),
hlm. 97-98.
5
Dalam tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan
membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama.
3. Mendapatkan makna kata
Pada tahap ini guru hendaknya menghindari terjemahan dalam memberikan
arti kata kepada siswa, karena bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi
komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna
kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa teknik yang bisa
digunakan oleh guru untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh arti
suatu kata, yaitu :
a. Konteks yang menerangkan arti kata-kata Untuk menerangkan arti kata عٌم
misalnya, dapat diberikan konteks : أبي له أخ اسمه أحمد فأحمد عمي
b. Pendefinisian. Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini dapat
efektif kalau ungkapan yang digunakan untuk pendefinisian itu telah
dikenal/difahami oleh siswa.
c. Sinonim (murâdif)
d. Antonim (dhid)
e. Gambar. Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat
memperjelas makna suatu kata. Di samping gambar dari benda-benda,
gambar itu dapat pula berbentuk diagram.
f. Dramatisasi
g. Real Objek. Benda–benda yang dapat dibawa kedalam kelas adalah
benda-benda yang efektif untuk menjelaskan. Tetapi benda-benda yang
tidak mungkin dibawa ke kelas cukup membawa tiruannya saja.
4. Membaca kata
Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan memahami makna kata-
kata (kosakata) baru, guru menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa
diberikan kesempatan membaca kata tersebut dengan suara keras.
5. Menulis kata
Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk
menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca)
mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.
6
6. Membuat kalimat
Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah menggunakan
kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan
maupun tulisan. Ada beberapa cara juga yang dapat digunakan guru untuk
menjelaskan makna kosakata (mufradât), yaitu sebagai berikut:
a. Dengan menampilkan benda atau sampel yang ditunjukkan oleh makna
kata, seperti menampilkan buku, pensil, dan lain sebagainya.
b. Dengan peragaan tubuh, seperti: guru membuka buku ketika
menerangkan kata الكتاب فتح
c. Dengan bermain peran, seperti: guru yang sedang memerankan orang
sakit yang memegangi perut dan dokter memeriksanya.
d. Menyebutkan lawan kata (antonim) dan persamaan katanya (sinonim).
e. Menyebutkan kelompok katanya, misalnya: untuk menjelaskan kata عائلة
guru bisa menyebutkan kata berikutnya, seperti ، زوج،أوالد أسرة
f. Menyebutkan kata dasar sebuah kata dan kata bentuknya.
g. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
h. Mengulang-ulang bacaan.
i. Mencari makna dalam kamus.
j. Menerjemahkan ke dalam bahasa siswa, ini cara terkhir dan hendaknya
guru tidak tergesa-gesa dalam menggunakan cara ini.
14
Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab...,
hlm. 64
7
1. Tahap persiapan. Pada tahap ini guru atau pembuat tes melakukan kajian
terhadap kurikulum Bahasa Arab dan buku pedoman pelaksanaan kurikulum
untuk mata pelajaran Bahasa Arab.
2. Pemilihan materi tes. Untuk menetapkan tes Bahasa Arab yang benar-benar
fixed dan selektif dapat dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
a. Menentukan komponen dan keterampilan berbahasa yang akan diteskan.
b. Menentukan pokok bahasa yang akan diteskan secara representative.
3. Penentuan bentuk dan jenis tes. Tes yang disusun dapat berbentuk objektif
dengan jenis pilihan ganda atau salah benar atau salah benar atau dapat pula
berbentuk subjektif (esai).
4. Penentuan jumlah butir tes. Perihal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan jumlah butir tes adalah alokasi waktu yang tesedia untuk
penyelenggaraan tes.
5. Penentuan skor.
6. Pembuatan kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan panduan bagi guru dalam
menyusun atau mengembangkan suatu tes.
7. Penyusunan butir tes berdasarkan kisi-kisi. Dalam penyusunan butir soal ini
perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu: a) bahasa yang dibunakan jelas dan
lugas, b) stem pada suatu tes hanya berisi satu permasalahan, c) letak jawaban
yang benar.
8. Uji coba tes yang telah disusun.
15
Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab...,
hlm. 98.
8
diukur dapat berupa arti kosakata atau padanaan kata, pengertian kata, lawan kata,
penegertian kata dan kelompok kata.
نافذة )1
باب )2
ساعة )3
(...) (...) (...) (...) لباس )4
c. Memperagakan, tunjukkan dengan peragaan makna kata-kata berikut !
تبسم )1
حزن )2
نعس )3
جرى )4
d. Memberi lawan kata. Guru memerintahkan untuk mencari kata yang
berlawanan
Contoh: تحتX علي
9
...... X أول .1
...... X مدينة .2
...... X الراعي .3
...... X جاء .4
...... X قليل .5
e. Menyebutkan padanan kata (muradif), siswa diminta menyebutkan sinonim
atau kata lain yang memiliki kedekatan makna dengan kosa kata yang
dimaksud, seperti pada contoh berikut :
: صل بين كل كلمتين لهما المعنى نفسه
................. : جسد )1
................. : مالبس )2
................. : ترك )3
................. : بعد )4
................. : درس )5
................. : أصدقاء )6
................. : يؤدي )7
................. : رجع )8
................. : يفقد )9
Adapun contoh soal tes pemahaman mufradât secara integratif atau
meletakkannya dalam konteks adalah sebagaimana berikut.16
16
Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan..., hlm. 36-40.
10
a. Menyebutkan pengertian kata dimaksud
11
harus dilibatkan, dan itu dipadukan Dalam satu kali tes minimal ada dua
aspek/keterampilan yang diukur Aspek-aspek kebahasaan tidak saling dipisahkan,
melainkan dipadukan sehingga ada keterkaitan antarunsur/antarketerampilan.
Jadi tes penggunaan kosa kata adalah tes yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan penguasaan kosa kata seseorang dengan mengunakan soal tes kosa kata
secara integratif atau dengan kata lain dengan melibatakan kosakata tersebut dalam
konteks kebahasaan. Adapun contoh soal tes penggunaan sebagai berikut :
a. Melengkapi kalimat (takmilah)
Siswa dapat diminta untuk melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai.
Bentuk tes semacam ini, biasa terdapat pada tes pilihan ganda maupun uraian
sebagai mana berikut ini :
12
الطيران . في الكلية الهندسة..... ) أدرس4
الصيدلة . في الكلية الطب..... ) أدرس5
الهندسة . في الكلية الصيدلة..... ) أدرس6
I. Simpulan
Instrumen penilaian mufradât adalah alat yang digunakan dalam penilaian
sebagai sarana mengukur tinggi-rendah, baik-buruk tentang aspek aspek kosakata
bahasa Arab, untuk selanjutnya dilakukan interpretasi berdasarkan norma atau
ukuran yang telah ditetapkan. instumen penilaian mufradât juga dapat menggunakan
tes sebagai alat ukurnya. pengguaan tes dalam mengukur penguasaan mufradât dapat
dikelompokkan menjadi tes pemahaman dan tes pengguanaan. Tes pemahaman lebih
ditekankan pada pengukuran kemampuan teste dalam memahami arti mufradât ,
13
adapun tes pengguanaan lebih ditekakan pada kemampuan menggunakaan mufradât
dalam kalimat. Khusus untuk pemahaman mufradât, indikator kompetensi yang
diukur dapat berupa arti kosakata atau padanaan kata, pengertian kata, lawan kata,
penegertian kata dan kelompok kata. Wallahu’a’lâm.
Daftar Pustaka
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013
14
Muhbib Abdul Wahab, Efistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008.
15