Professional Documents
Culture Documents
Gurindam Dua Belas ditulis oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat, Riau, pada tarikh 23 Rajab
1263 Hijriyah atau 1847 Masehi dalam usia 38 tahun. Karya ini terdiri atas 12 Fasal dan
dikategorikan sebagai Syiar alIrsyadi atau puisi didaktik, karena berisikan nasihat dan
petunjuk menuju hidup yang diridhoi Allah. Selain itu terdapat pula pelajaran dasar Ilmu
Tasawuf tentang mengenal yang empat: yaitu syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat.
Diterbitkan pada tahun 1854 dalam Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap No. II,
Batavia, dengan huruf Arab dan terjemahannya dalam bahasa Belanda oleh Elisa Netscher.
Satu
Ini Gurindam pasal yang pertama:
Dua
Ini Gurindam pasal yang kedua:
Empat
Ini Gurindam pasal yang keempat:
Lima
Ini Gurindam pasal yang kelima:
Enam
Ini Gurindam pasal yang keenam:
Tujuh
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Delapan
Ini Gurindam pasal yang kedelapan:
Sembilan
Ini Gurindam pasal yang kesembilan:
Sepuluh
Ini Gurindam pasal yang kesepuluh:
Sebelas
Ini Gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
Buanglah khianat.
Hendak marah,
Dahulukan hujjah.
Hendak dimalui,
Jangan memalui.
Hendak ramai,
Murahkan perangai.
Dua belas
Ini Gurindam pasal yang kedua belas:
Tamatlah Gurindam yang dua belas pasal yaitu karangan kita Raja Ali Haji pada tahun
Hijrah Nabi kita seribu dua ratus enam puluh tiga likur hari bulan Rajab Selasa jam pukul
lima, Negeri Riau, Pulau Penyengat.
Keterangan :
Bakhil : kikir atau pelit
Balai : rumah tempat menanti raja (di antara kediaman raja-raja)
Bachri : hal mengenai lautan (luas)
Berperi : berkata-kata
Cindai : kain sutra yang berbunga-bunga
Damping : dekat, karib, atau akrab
Fi’il : tingkah laku, perbuatan
Hujjah : tanda, bukti, atau alasan
Inayat : pertolongan atau bantuan
Kafill : majikan atau orang yang menanggung kerja
Kasa : kain putih yang halus
Ketor : tempat ludah (ketika makan sirih), peludahan
Ma’rifat : tingkat penyerahan diri kepada Tuhan yang setahap demi setahap sampai
pada tingkat keyakinan yang kuat
Menyalah : melakukan kesalahan
Mudarat : sesuatu yang tidak menguntungkan atau tidak berguna
Pekong : (pekung) penyakit kulit yang berbau busuk
Penggawa : kepala pasukan, kepala desa
Perangai : sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan
Senonoh : perkataan, perbuatan, atau penampilan yang tidak patut (tidak sopan)
Tegah : menghentikan
Teperdaya : tertipu
Termasa : tamasya