You are on page 1of 5

Farras Cahya Puspitha dan Khairun Nisa Berawi |Terapi Diet Bebas Gluten dan Bebas Casein pada

Autism Spectrum Disorder


(ASD)

Terapi Diet Bebas Gluten dan Bebas Casein pada Autism Spectrum Disorder
(ASD)

Farras Cahya Puspitha1, Khairun Nisa Berawi2


1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Fisiologi, Fakultas kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Meningkatnya jumlah anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di Indonesia perlu mendapat perhatian. Jumlah pasien
ASD di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 1989 hanya di temukan 2 pasien, namun pada tahun 2000
terjadi peningkatan sekitar 50 kali mejadi 103 pasien baru. Selain itu, statistik terbaru menyebutkan bahwa 0,15% populasi
usia sekolah menerima pendidikan khusus yang berada diawah kategori autisme. ASD merupakan suatu gangguan dalam
komunikasi, perilaku, maupun sosial pada anak. Penyebab ASD masih idiopatik, namun terdapat multifaktorial yang
mempengaruhi diantaranya faktor genetik dan faktor lingkungan. Anak ASD cendrung untuk menyendiri dan merasa
memiliki kehidupan sendiri. Gangguan perkembangan pada anak ASD umumnya muncul pada usia sebelum 3 tahun, dapat
berupa sulit membangun hubungan sosial dan komunikasi. Pada anak ASD terdapat gangguan enzim pencernaan yaitu
enzim sulfotransferase yang mengakibatkan bocornya dinding usus sehingga berakibat pada gangguan absorbsi. Protein
tidak sempurna seperti gluten dan casein normalnya tidak terabsorbsi oleh usus, namun karena adanya defisiensi dari
enzim sulfotransferase mengakibatkan gluten dan kasein diabsorbsi oleh usus lalu menuju ke sirkulasi darah. Diketahui
adanya pengaruh gluten dan kasein dalam perkembangan perilaku anak ASD. Gluten dan kasein akan menduduki reseptor
opioid di sistem saraf pusat yang mengakibatkan timbulnya hiperaktif pada anak. Oleh karena itu diperlukan terapi diet
bebas gluten dan kasein untuk mengurangi bahkan menghilangkan perilaku hiperaktif pada anak ASD.

Kata kunci: Autism spectrum disorder, gluten, kasein

Free Gluten and Free Casein Diet as Therapy for Autism Spectrum Disorder
(ASD)
Abstract
The increasing number of autism spectrum disorder (ASD) in Indonesia need attention. The number of ASD patient in Cipto
Mangunkusumo Hospital Jakarta only found 2 patient in 1989, but in 2000 the number of ASD patient increase up to 50
times to be 103 new patient. After that, new statistic said that 0,15% child receive special education under category of
autsm. ASD is a disturbance of communication, behavior, and social in children. A cause of ASD is still idiopathic, but there
are multifactor such as genetic factor and environmental factor. An ASD child tends to be alone and they have their own
life. Development disorder of ASD children generally appear before 3 years old, it can be difficult to have social relationship
and communication to other people. ASD children known have a digestive enzyme disturbance that is sulfotrasnferase
enzyme which is can cause the leak of intestinal wall so it can interference process of absorption in intestinal. The imperfect
protein such as gluten dan casein normally can not be absorbed by intestinal, but because there is deficeincy of
sulfotransferase enzyme it can make gluten and casein absorbed by intestine then go to blood circulation. Gluten and
casein influence the behavior development of ASD children. Gluten and casein will occupy opioid receptor at central
nervous system then it can trigger hyperactive behavior of ASD children. Therefore it require free gluten and free casein
diet as therapy to reduce or even eliminate hyperactive behavior in ASD children.

Keywords: Autism spectrum disorder, casein, gluten

Korespondensi: Farras Cahya Puspitha, alamat Jl. Professor Dr. Soemantri Bojonegoro Rajabasa Bandar Lampung, HP
082178776176, e-mail farras.cahya@gmail.com

Pendahuluan autis menjadi terisolasi dari kontak dengan


Autisme berasal dari bahasa Yunani orang lain dan tenggelam pada dunianya
autos yang berarti “sendiri”. Autisme sendiri yang diekspresikan dengan kegiatan
merupakan suatu gangguan perkembangan yang di ulang-ulang. Kelainan pada anak autis
komunikasi, sosial, dan perilaku pada anak.1 disebut dengan autism spectrum disorder
Gangguan perkembangan biasanya muncul (ASD).2
sebelum usia tiga tahun yang menyebabkan Penelitian yang dilakukan Centers for
anak dengan autisme tidak mampu Disease Control and Prevention pada tahun
membentuk hubungan sosial atau 2008 terdapat 1 anak autis per 88 anak. Hal ini
mengembangkan komunikasi normal. Anak mengalami peningkatan sebesar 23% dari dua

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |38


Farras Cahya Puspitha dan Khairun Nisa Berawi |Terapi Diet Bebas Gluten dan Bebas Casein Pada Autism Spectrum Disorder
(ASD)

tahun terakhir yakni pada 2006-2008 dan sehingga protein tidak sempurna seperti gluten
mengalami peningkatan kembali selama 6 dan kasein dapat terabsorbsi.7,8
tahun terakhir pada 2002-2008 sebesar 78%.3 Analisis urin yang menderita ASD
Sedangkan di Indonesia prevalensi anak autis menunjukkan 2 puncak utama yang tidak
belum menunjukkan angka yang pasti, akan dijumpai pada anak normal. Puncak pertama
tetapi dari data yang di dapatkan dari Poliklinik diidentifikasi sebagai betacasomorphin yang
Psikiatri Anak dan Remaja RSCM pada tahun berasal dari susu yang mengandung kasein,
1989 hanya di temukan 2 pasien, namun pada sedang puncak kedua diduga merupakan
tahun 2000 terjadi peningkatan sekitar 50 kali peptida dari gluten. sekitar 80% anak dengan
menjadi 103 pasien baru. Selain itu, Statistik ASD mengalami kenaikan kadar gluten dan
terbaru menyebutkan bahwa 0,15 % populasi kasein.9 Gluten biasanya terdapat dalam
usia sekolah menerima pendidikan khusus yang gandum tepung terigu atau maizena, oat,
berada di bawah kategori autisme.4 barley, dan lain-lain. Produk olahannya dapat
Penyebab dari ASD itu sendiri masih berupa kecap, roti, biskuit atau cookies, kue,
idiopatik atau belum diketahui penyebabnya. pastry, pasta, mie, kudapan atau makanan
Namun ada beberapa faktor yang berpengaruh ringan, sereal, donat dan pie. Sedangkan
terhadap insidensi dari ASD diantaranya faktor kassein biasanya ditemukan pada susu hewan.
genetik atau keturunan dan faktor lingkungan. Prodak olahan kasein dapat berupa susu, keju,
Terjadi peningkatan resiko dari ASD apabila es krim, yoghurt, biskuit dan margarin.10 Bila
pada keluarga memiliki riwayat ASD itu sendiri. konsumsi susu yang mengandung kasein
Akan tetapi faktor genetik secara spesifik dihentikan, kadar betacosmorphin dalam urin
belum diketahui dengan baik. Beberapa gen menghilang, namun kadar dari gluten tetap
tampaknya berpengaruh langsung terhadap ada. Kadar gluten dapat menurun sebesar 26%
penyebab ASD, sebagian mempengaruhi gejala setelah diet bebas gluten selama 5 bulan.
dan sebagian lagi mempengaruhi tingkat Penurunan sebesar 26% tersebut terjadi
keparahan gejala. Faktor lingkungan yang karena gluten dapat menembus jaringan
diduga berpengaruh terhadap resiko terjadinya tubuh.9
ASD yaitu kondisi dan sejarah kesehatan Gluten dan kasein dapat bertindak
keluarga, usia ayah karena mempengaruhi sebagai alergen dan menimbullkan reaksi alergi
kualitas sperma, paparan racun dan polusi dari bagi anak yang menderita ASD. Para peneliti
lingkungan, infeksi virus seperti measles dan melaporkan pada penderita alergi terdapat
rubella, serta kompikasi yang terjadi saat penurunan hormon seperti kortisol, metabolik.
kehamilan maupun kelahiran. Tetapi pengaruh Hormon progesteron dan adrenalin tampak
faktor genetik dan lingkungan tersebut masih cenderung meningkat bila proses alergi itu
dipelajari lebih lanjut oleh peneliti.5 timbul. Perubahan hormonal tersebut ternyata
dapat mempengaruhi fungsi susunan saraf
Isi pusat atau otak .11
Anak ASD mengalami beberapa kelainan Gluten dan kasein merupakan peptida
meliputi gangguan fungsi enzim yang mampu mempengaruhi neurotransmitter
sulfotransferase. Enzim ini tidak berfungsi di susunan saraf pusat. Gluten dan kasein
dengan baik pada anak yang menderita ASD. mampu menembus sawar darah akibat
Apabila terjadi defisiensi dari enzim tersebut terabsorbsi dari usus yang mengalami
menyebabkan gangguan pada metabolisme defisiensi enzim sulfotransfase. Gluten dan
makanan dan zat kimia yang mengandung kasein yang beredar di sirkulasi menduduki
fenol atau pewarna dan amin seperti pada reseptor opioid, menyebabkan serabut saraf
apel, jeruk, coklat, asam sitrat, coklat dengan pusat terganggu. Serabut saraf pusat ini
sempurna. Enzim sulfotransferase memiliki mengatur fungsi persepsi, kognitif, emosi dan
peran penting dalam memecah hormon, tingkah laku. Sehingga, mengakibatkan
komponen pada beberapa makanan, dan zat penderita ASD akan mengalami hiperaktif atau
yang bersifat toksik bagi tubuh. Sehingga pada terlalu senang akibat diet gluten dan kasein
anak yang menderita ASD tidak mampu untuk yang tidak terkontrol.12
mendetoksifikasi zat toksik tersebut.6 Oleh karena itu pada anak dengan ASD
Terganggunya fungsi enzim tersebut juga bisa perlu dipertimbangkan konsumsi makanan
menyebabkan kebocoran dinding usus, yang mengandung gluten dan kasein. Akan

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |39


Farras Cahya Puspitha dan Khairun Nisa Berawi |Terapi Diet Bebas Gluten dan Bebas Casein pada Autism Spectrum Disorder
(ASD)

tetapi banyak orang tua dari penderita ASD itu variasi produk berbahan selain gluten dan
sendiri belum mengetahui dampak produk kasein yang di gemari anak-anak merupakan
olahan berbahan dasar gluten dan kasein, permasalahan lain yang kembali muncul.13
ditambah lagi produk olahan dari gluten dan Indikasi dilakukan diet pada anak
kasein banyak beredar dimasyarakat dan penyandang ASD diantaranya apabila terdapat
sangat disukai oleh anak ASD. Walaupun salah satu atau lebih tanda berikut yaitu;
beberapa orang tua dari penderita ASD sudah gangguan bicara berat, pada tahun pertama
mengetahui dampaknya, banyak yang tetap perkembangan anak normal tetapi selanjutnya
menghiraukan dampak produk olahan kasein anak mengalami kemunduran yang nyata pada
dan gluten bagi anak mereka. Alasan mereka perkembangannya, gangguan buang air besar,
yaitu karena mereka tidak mampu melarang sering mendapat pengobatan antibiotik, sering
konsumsi dari makanan yang disukai oleh anak merasa haus, banyak mengonsumsi produk
mereka. Permasalahan lain yang muncul pada susu dan gandum, pucat, bayangan gelap di
terapi diet anak dengan ASD yaitu anak kelopak mata bawah, kongesti nasal yang
cenderung untuk menolak makanan, picky persisten, warna kulit kemerahan di sekitar
eaters atau memilih-milih makanan, kesulitan anus dan terdapat eksim pada anak.12
menerima makanan baru, tantrum dan gerakan Penerapan diet bebas gluten dan kasein
mengunyah sangat pelan. Sebagian besar anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
ASD mempunyai pola makanan idiosyncratic Faktor internal berasal dari anak yang
dan perilaku makan yang tidak biasa. Seperti menyandang ASD maupun ibu itu sendiri,
sedikitnya variasi diet, keengganan pada sedangkan faktor eksternal yaitu hal yang
tekstur makanan tertentu atau sangat suka mendukung penerapan diet secara konsisten
makanan tertentu.13 yang berasal dari orang-orang sekitar. Ibu
Makanan yang baik bagi anak ASD pada sangat berperan dalam penerapan diet bebas
umumnya sama dengan anak normal pada gluten dan bebas kasein ini. Komitmen sangat
umunya yaitu makanan dengan gizi seimbang di butuhkan dalam menjalankan diet bebas
dan tetap harus memikirkan aspek pemilihan gluten dan bebas kasein pada anak ASD karena
makanan. Diet yang umumnya diberikan pada diet di lakukan di rumah, sekolah, dimanapun
anak ASD yaitu diet bebas glutien dan bebas saat anak makan.13
kasein. Berdasarkan hasil penelitian, anak ASD Dalam melakukan terapi diet bebas
yang mengikuti program diet bebas gluten dan gluten dan bebas kasein, maka akan
bebas kasein mengalami perbaikan yang menghilangkan makanan yang mengandung
signifikan dalam perilaku. Meskipun penerapan gluten dan kasein misalnya gandum dan susu.
dari diet ini cukup sulit karena adanya kendala Sehingga secara tidak langsung akan
untuk menghindari makanan barat yang amat mengurangi pemasukan vitamin, mineral dan
populer di kalangan anak-anak seperti fried zat lain yang dimiliki oleh sumber makanan
chicken, hamburger, dan pizza yang sebagian tersebut. Oleh karena itu tetap harus di
besar banyak mengandung gluten. Selain itu, perhatikan jenis makanan lain untuk
ice cream dan milk chocolate perlu di hindari menggantikan jumlah asupan nutrisi bagi anak
karena mengandung kasein. Keterbatasan ASD pada diet yang diberikan (tabel 1).8,12

Tabel 1. Jenis Makanan yang Harus Dihindari dan Alternatif Pada Diet ASD8,12
Hindari Alternatif Makanan
Susu sapi dan olahannya Susu kedelai, susu almond, air tajin
Kacang tanah kacang mete, walnut, biji labu kuning
Tepung gandum, oats Tepung beras merah, tepung beras, tepung kedelai
Garam Gunakan setengah bagian dari yang tertera dalam resep
Gula Pasir Fruktosa, madu

Diet pada anak ASD harus dilakukan selingan. Apabila diet tidak dilakukan secara
secara bertahap, mula-mula hanya makan bertahap akan menimbulkan efek withdrawal,
malam , kemudian makan pagi dan selanjutnya namun tidak berlangsung lama. Tahapan pada
makan siang, hingga akhirnya makanan diet bebas gluten dan bebas kasein dilakukan

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |40


Farras Cahya Puspitha dan Khairun Nisa Berawi |Terapi Diet Bebas Gluten dan Bebas Casein Pada Autism Spectrum Disorder
(ASD)

dengan mengikuti protokol Sunderland yang itu pemberian L-glutamin juga memiliki
terbagi dalam 3 tahap yaitu tahap gencatan manfaat yang cukup signifikan karena L-
senjata atau case fire, tahap perundingan awal glutamin akan memperkuat kekebalan tubuh
atau preliminary agreement dan tahap dan membantu penyembuhan dinding usus.
membangun kembali secara aktif atau active Glutamin juga memiliki efek meningkatkan
reconstruction.14 fungsi mental dan memperbaiki otot-otot
Tahap pertama, terjadi genjatan senjata skeletal. Penelitian lain mengungkapkan bahwa
gluten dan casein. Karena pada anak ASD glutamin dapat menurunkan keinginan untuk
memiliki alergi pada gluten dan casein. mengkonsumsi gula.14
Pengurangan pun harus dilakukan secara
bertahap untuk mencegah efek berat. Sehingga Ringkasan
yang harus dilakukan yaitu dengan membuang Autism Spectrum disorder (ASD)
kasein dari makanan dalam 3 minggu dan merupakan suatu kelainan perkembangan
membuang gluten dari makanan dalam 3 komunikasi, sosial dan perilaku pada anak.
bulan.14 Penyebebab ASD masih idiopatik, namun
Tahap kedua, pada tahap ini dilakukan diduga terdapat multifaktor yang memicu
dengan cara membuat catatan harian makanan terjadinya ASD yaitu faktor genetik maupun
untuk melihat makanan apa saja yang lingkungan. Gangguan perkembangan ASD
menyebabkan perubahan perilaku pada anak dapat ditemukan pada usia sebelum 3 tahun.
selain gluten dan kasein seperti telur, kacang, Pada anak ASD terdapat kelainan dalam
jagung, kedelai, tomat, dan lain sebagainya. absorbsi zat di usus. Gluten dan kasein
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan merupakan zat yang akan terabsorbsi di usus
laboratorium untuk mengetahui kadar vitamin, dan menuju ke sirkulasi, dalam keadaan
mineral, asam amino serta jenis alergi dalam normal seharusnya zat tersebut tidak
tubuh anak. Biasanya anak ASD mengalami terabsorbsi. Gluten dan kasein dapat
defisiensi vitamin B1, seng, kalsium, ditemukan pada produk olahan gandum dan
magnesium dan selenium sehingga dierikan susu. Apabila gluten dan kasein memasuki
suplementasi bila ada kekurangan. Selanjutnya sirkulasi maka zat tersebut akan bertindak
dilakukan pemeriksaan mikro organisme dalam sebagai alergen bagi anak yang menderita ASD.
usus seperti jamur, parasit, bakteri aerob Gluten dan kasein akan merangsang reseptor
maupun anaerob. Jika ada dibasmi oleh opioid disistem saraf pusat sehingga
antibiotik, antifungal, maupun antiparasit. menimbulkan gejala klinis pada anak ASD
Tahap ketiga, pada tahap ini dilakukan berupa rasa terlalu berbahagia atau dikenal
koreksi terhadap kekurangan sulfat. Apabila dengan istilah hiperaktif. Oleh karena itu
terjadi kekurangan maka harus diperbaiki dibutuhkan suatu terapi untuk mengurangi
karena apabila terjadi kekurangan sulfat hal ini tingkat hiperaktif pada anak ASD yaitu dengan
akan menyebakan perlindungan dinding usus terapi bebas gluten dan bebas kasein.
menjadi kurang sempurna sehingga zat-zat
berbahaya mampu masuk kedalam sirkulasi Simpulan
darah serta menganggu fungsi tubuh. Cara Autism Spectrum disorder (ASD) memiliki
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki gejala klinis berupa hiperaktif yang dipicu oleh
kadar sulfat pada anak yaitu dengan gluten dan kasein, oleh karena itu untuk
merendam anak di garam sulfat (epsom salt) mengurangi bahkan menghilangkan tingkat
atau diberikan methylsulfonylmethane (MSM). hiperaktif pada anak ASD diperlukan diet bebas
Hal lain yang dapat dilakukan pada tahap ini gluten dan kasein.
yaitu dengan mengaktifkan enzim dengan
memberikan tri methyl glycine (TMG). Daftar Pustaka
Diperkirakan pada penyandang ASD terjadi 1. World Health Organization. Autism
penurunan asam lambung, akibatnya enzim spectrum disorders and other
yang bekerja di lambung tidak bekerja dengan developmental disorder : from raising
baik. TMG memiliki fungsi untuk meningkatkan awarness to building capacity. Geneva:
kadar asam lambung. Dapat juga dengan World Health Organization Press; 2011.
pemberian asam lemak tak jenuh, seperti 2. Jasaputra DK. Gangguan sistem imun pada
evening primrose oil, fish oil, cod liver oil. Selain anak autistik. JKM [internet]. 2003

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |41


Farras Cahya Puspitha dan Khairun Nisa Berawi |Terapi Diet Bebas Gluten dan Bebas Casein pada Autism Spectrum Disorder
(ASD)

[diakses tanggal 23 oktober 2015]; https://www.healthychildren.org/English/


2(2):31-2. Tersedia dari: healthy-living/nutrition/Pages/Gluten-
http://majour.maranatha.edu/index.php/j Free-Casein-Free-Diets.aspx
urnal-kedokteran/article/view/38 9. Kessick, R. Autisme dan Pola Makan Yang
3. Mashabi NA, Tajudin NR. Hubungan antara Penting Untuk Anda Ketahui. Jakarta :
pengetahuan gizi ibu dengan pola makan Gramedia Pustaka Utama; 2011.
anak autis. Makara Kesehatan. 2009; 10. Wijayakusuma, HMH. Psikoterapi untuk
13(2):84-6. anak autisma : teknik bermain kreatif non
4. Maryanti S. Gambaran kemandirian anak verbal dan verbal, terapi khusus untuk
penyandang autisme yang mengikuti autisma. Jakarta : Pustaka Populer Obor;
program aktivitas kehidupan sehari hari 2008.
(aks). Jurnal Psikologi. 2012; 10(2):91-107. 11. Judarwanto W. Alergi makanan, diet dan
5. The National Institute of Mental Health. A autisme. Prosiding seminar autism update;
Parents Guide to Autism Spectrum 9 september 2005; Jakarta. Indonesia:
Disorder. United States: Department of Children Allergy Center; 2005.
Health and Human Services; 2011. 12. Ginting SA, Ariani A, Sembiring T. Terapi
6. Shattock P, Whiteley P. Urutan langkah diet pada autisme. Sari Pediatri. 2004;
intervensi biomedik untuk penanganan 6(1):47-51.
autis dan sejenisnya. Prosiding seminar 13. Ramadayanti S. Perilaku pemilihan
intervensi biomedias pada gangguan makanan dan diet bebas gluten bebas
autisme dan sejenisnya; 20 Maret 2001; kasein pada anak autis [skripsi].
Jakarta. Indonesia: Autism Research Unit; Semarang: Universitas Diponegoro;
2001. 2012.
7. Gunawan H, Tanjung N. Terapi diet pada 14. Shattock P, Whiteley P. The sunderland
autisme. Prosiding seminar gangguan protocol: A logical squencing of
metabolisme dan intervensi biomedik dan biomedical interventionn for the
penyandang autisme; 21 Oktober 2001; treatment of autism and related disorder.
Bandung. Indonesia: Autism Research Proceeding of Conference; 10 april 2000;
Unit; 2001. Durham. United Kingdom: University of
8. American Academy of Pediatrics; 2012 Durham; 2000.
[diakses 21 oktober 2015]. Tersedia dari :

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |42

You might also like