Professional Documents
Culture Documents
I. DESKRIPSI SINGKAT
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
terpisah, dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita
penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa atau potensial
mengancam jiwa dengan prognosis dubia yang diharapkan masih reversibel.
Kep. Dirjen BUK. No. HK.02.04/I/1996/11 tentang petunjuk teknis
penyelenggaraan pelayanan intensive care unit (ICU). Dengan demikian ICU
menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-
keadaan tersebut.
Sebagai sebuah layanan kesehatan paripurna, di instansi Rumah Sakit
juga dilengkapi dengan ruangan yang diperuntukkan bagi pasien dengan
kondisi kritis (Http://www.trinoval.web.id/2009/05/konsep-dasar-icu.html).
Pada saat ini ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau
ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu
intensive care medicine. Ruang lingkup pelayanannya meliputi pemberian
dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan, kardiosirkulasi,
susunan saraf pusat, renal dan lain-lainnya, baik pada pasien dewasa atau
pasien anak. Mengingat diperlukannya tenaga-tenaga khusus, dan terbatasnya
sarana, serta mahalnya peralatan, maka unit ICU perlu dikonsentrasikan pada
suatu lokasi di rumah sakit. Dengan demikian perawat sangat memegang
peranan penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang
sakit kritis/keluarga secara menyeluruh baik bio, psicho sosial dan spiritual.
Oleh karena itu perawat yang bekerja di ICU diperlukan memiliki kompetensi
sesuai dengan klasifikasi pelayanan ICU di suatu rumah sakit.
II. URAIAN MATERI
A. Pengertian Pelayanan Intensive (ICU)
Definisi Pelayanan Intensive (ICU)
Yang dimaksud dengan Intensive Care Unit (ICU) menurut
Keputusan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan No.
HK.02.04/I/1996/11 tentang petunjuk teknis penyelenggaraan pelayanan
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
terpisah, dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa
atau potensial mengancam jiwa dengan prognosis dubia yang diharapkan
masih reversibel.
Menurut buku pedoman pelayanan keperawatan ICU di rumah
sakit tahun 2011 yang dimaksud dengan pelayanan keperawatan ICU
adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dalam
kondisi kritis di ruang perawatan intensif, dilaksanakan secara terintegrasi
oleh tim yang terlatih dan berpengalaman di bidang critical care.
Sedangkan menurut Teoh, Intensive Care manual edisi 4, 1997 “An
Intensive Care Unit (ICU) is a specially staffed and equipped hospital
word dedicated to management of patients with lefe-threatening illnesses,
injuries or complications”.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan intensive diperlukan
adanya Akses dan Keterpaduan Pelayanan Keperawatan Intensif.
Pelayanan keperawatan intensif merupakan pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi kritis yang
membutuhkan penanganan dan pemantauan intensif. Pelayanan
keperawatan intensif bertujuan untuk memberikan asuhan bagi pasien
dengan penyakit berat yang membutuhkan terapi intensif dan potensial
untuk disembuhkan, memberikan asuhan bagi pasien berpenyakit berat
yang memerlukan observasi/pengawasan ketat secara terus menerus,
untuk mengetahui setiap perubahan pada kondisi pasien yang
membutuhkan intervensi segera. Dengan demikian perlu adanya
keperawatan asuhan keperawatan menjelang ajal/end of life care. Perawat
memberikan asuhan menjelang ajal untuk memfasilitasi akhir kehidupan
pasien secara bermartabat dan damai melalui asuhan fisiologis,
psikologis, sosial dan spiritual dengan mempertimbangkan keragaman
budaya dalam keyakinan dan adat istiadat serta mengoptimalkan
kepedulian terhadap lingkungan.
Pelayanan Terpadu sebagai bentuk pengelolaan pasien di ruang
ICU yang membutuhkan pendekatan multidisiplin dengan tenaga
kesehatan dari berbagai disiplin ilmu terkait yang dapat memberikan
kontribusinya sesuai dengan bidang keahliannya dan bekerja sama dalam
tim dengan dipimpin oleh seorang intensivist sebagai ketua tim. Dengan
demikian diperlukan adanya Alur Pelayanan Pasien ICU, yaitu organisasi
pelayanan keperawatan bekerjasama dengan tim kesehatan lain menyusun
alur pelayanan pasien ICU yang meninggal, pasien yang pindah ruangan
dan pasien yang pulang karena permintaan keluarga.
C. Pelayanan Intensive
Tingkat pelayanan ICU harus disesuaikan dengan kelas rumah
sakit. Tingkat pelayanan ini ditentukan oleh jumlah staf, fasilitas,
pelayanan penunjang, jumlah dan macam pasien yang dirawat.
Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai
berikut :
1. Resusitasi jantung paru.
2. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaan
ventilator sederhana.
3. Terapi oksigen.
4. Pemantauan EKG, pulse oksimetri terus menerus.
5. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral.
6. Pemeriksaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh.
7. Pelaksanaan terapi secara titrasi.
8. Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai dengan kondisi
pasien.
9. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama
transportasi pasien gawat.
10. Kemampuan melakukan fisioterapi dada.
3.2 Ketenagaan
Ketenagaan yang terlibat dalam pemberian pelayanan di ICU
terdiri dari tenaga dokter intensivis, dokter spesialis, dokter yang telah
mengikuti pelatihan ICU dan Perawat terlatih atau tersertifikasi pelathan
ICU. Tenaga tersebut menyelenggarakan pelayanan ICU sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan masing-masing yang diatur oleh rumah sakit
sesuai dengan klasifikasi, seperti tercantum dalam tabel 2.
Tabel 2
KLASIFIKASI PELAYANAN ICU
NO JENIS
PRIMER SEKUNDER TERSIER
TENAGA
1 Kepala 1. Dokter spesialis 1. Dokter Intensivis
ICU anestesi. 2. Dokter spesialis
2. Dokter spesialis anestesi (jika
lain yang belum ada
mengikuti intensivis)
pelatihan ICU (jika
belum ada spesialis
anestesi)
2 TIM Medis 1. Dokter spesialis 1. Dokter spesialis 1. Dokter spesialis
sebagai konsultan sebagai konsultan sebagai
(yang dapat (yang dapat konsultan (yang
dihubungi setiap dihubungi setiap dapat dihubungi
diperlukan) diperlukan) setiap
2. Dokter jaga 24 jam 2. Dokter jaga 24 jam diperlukan)
dengan dengan 2. Dokter jaga 24
kemampuan kemampuan jam dengan
resusitasi jantung ALS/ACLS dan kemampuan
paru yang FCCS ALS/ACLS dan
bersertifikat FCCS
bantuan hidup
KLASIFIKASI PELAYANAN ICU
NO JENIS
PRIMER SEKUNDER TERSIER
TENAGA
dasar dan bantuan
hidup lanjut.
3 Perawat Perawat terlatih Minimal 50% dari Minimal 75% dari
bantuan hidup dasar jumlah seluruh jumlah seluruh
dan bantuan hidup perawat telah terlatih perawat telah terlatih
lanjut. dan memiliki sertifikat dan memiliki
pelatihan ICU sertifikat pelatihan
ICU
4 Tenaga 1. Tenaga 1. Tenaga 1. Tenaga
Non Medis administrasi di administrasi di administrasi di
ICU harus ICU harus ICU harus
mempunyai mempunyai mempunyai
kemampuan kemampuan kemampuan
mengoperasikan mengoperasikan mengoperasikan
komputer yang komputer yang komputer yang
berhubungan berhubungan berhubungan
dengan masalah dengan masalah dengan masalah
administrasi administrasi administrasi
2. Tenaga pekarya 2. Tenaga pekarya 2. Tenaga
3. Tenaga kebersihan 3. Tenaga kebersihan laboratorium
3. Tenaga Farmasi
4. Tenaga rekam
medik
5. Tenaga pekarya
6. Tenaga
kebersihan
7. Tenaga untuk
kepentingan
ilmiah dan
penelitian
b. Kriteria Keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis
dari kepala ICU atau tim lain, antara lain adalah :
1) Penyakit atau keadaan pasien yang sudah membaik dan cukup stabil sehingga
tidak memerlukan terapi dan pemantauan intensive lebih lanjut.
2) Secara perkiraan dan perhitungan terapi atau pemantauan intensif tidak
bermanfaat atau tidak memberi hasil yang berarti bagi pasien. Apalagi pada
waktu itu pasien tidak menggunakan alat bantu ventilasi mekanik. Contoh
pasien yang dalam menderita penyakit (misal ARDS stadium akhir). Pasien
yang demikian sebelum dikeluarkan dari ICU, maka keluarga harus diberikan
penjelasan terlebih dahulu.
3) Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat di ICU (pulang paksa)
4) Pasien hanya memerlukan observasi secara intensif saja, sedangkan ada pasien
lain yang lebih gawat yang memerlukan terapi dan observasi secara intensif.
Pasien demikian perlu dipindahkan ke ruang High Care Unit (HCU).
Tabel 3
Desain ruang ICU
Tabel 4
Standar Peralatan ICU
PERALATAN ICU PRIMER ICU SEKUNDER ICU TERSIER
Noni nvasif :
- Tekanan darah + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed)
- EKG dan laju + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed)
jantung + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed)
- Saturasi oksigen - + (minimal 1) + (minimal 1)
(pulse oxymeter)
- Kapnograf
Suhu + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed)
EEG/BIS Monitor - + +
Defibrilator + (satu unit) + (satu unit) + (satu unit)
Alat pacu jantung - - +
Alat pengatur suhu + (sesuai dengan + (sesuai dengan + (sesuai dengan
pasien jml bed) jml bed) jml bed)
Peralatan drain toraks + + +
Infus pump dan +/+ +/+ (2X jml bed dan +/+ (2X jml bed
syringe pump 3 X jml bed) dan 3 X jml bed)
Bronchoskopi - Satu unit Satu unit
Echocardiografi - Satu unit Satu unit
Ventilator & Monitor 1 unit 2 unit 2 unit
fortabel
Tempat tidur khusus + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed) + (sesuai jml bed)
Lampu untuk tindakan + (minimal 1) + (minimal 1) + (minimal 1)
Hemodialisis - + (minimal 1 unit) + (minimal 1 unit)
CRRT - + (minimal 1 unit) + (minimal 1 unit)
3.7 Sistem Rujukan
Rujukan adalah penyelenggaraan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas/wewenang dan tanggung jawab secara imbal balik
secara horizontal maupun vertikal terhadap kasus penyakit atau
masalah penyakit atau permasalahan kesehatan karena adanya
masalah adanya keterbatasan dalam memberikan pelayanan yang
dibutuhkan oleh pasien.
Tujuan dilakukan rujukan adalah :
1. Membutuhkan pendapat dari ahli lain (second opinion)
2. Memerlukan pemeriksaan yang tidak tersedia fasilitas kesehatan
tersebut.
3. Memerlukan intervensi medis di luar kemampuan fasilitas
tersebut.
4. Memerlukan penatalaksanaan medis dengan ahli medis lainnya.
5. Memerlukan perawatan dan pemantauan lanjutan.
Terdapat 2 jenis rujukan adalah :
a. Rujukan ekternal
1) Rujukan vertikal adalah rujukan antara fasiltias kesehatan
kepada fasilitas pelayanan kesehatan lain yang mampu
menjangkau dalam suatu jenis pelayanan yang berbeda.
2) Rujukan horizontal adalah rujukan antar fasilitas kesehatan
kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dalam
satu tingkatan yang sama.
b. Rujukan internal adalah rujukan di dalam fasilitas pelayanan
kesehatan dari tenaga kesehatan ke tenaga kesehatan lainnya
(dokter ke dokter, residen ke spesialis, rujukan triage).
Dalam rujukan ini ruang lingkupnya adalah: rujukan penyakit atau
masalah penyakit, masalah kesehatan. Setiap rumah sakit
mempunyai kewajiban untuk merujuk pasiennya yang
memerlukan pelayanan di luar kemampuan pelayanan rumah sakit.
RS penerima rujukan harus mampu menjamin bahwa pasien yang
dirujuk tersebut akan mendapatkan penanganan segera.
3.8 Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan kegiatan pelayanan pasien di ICU dibuat dan
dibawah tanggung jawab dokter ICU. Lingkup pencatatan terdiri dari
diagnosis lengkap yang menyebabkan dirawat di ICU, tanda-tanda
vital, pemantauan fungsi organ khusus (jantung, paru, ginjal dan lain-
lain) secara berkala, pemantauan nutrisi, cairan, terapi serta jumlah
pengeluaran cairan tubuh pasien. Pemantauan dilakukan oleh perawat
minimal setiap satu jam atau sewaktu-waktu dalam kondisi khusus.
Pemantauan secara umum meliputi :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi tekanan darah, suhu,
respirasi, saturasi oksigen.
b. Pemeriksaan fisik, meliputi sistem saraf, sistem kardiovaskuler,
sistem respirasi, sistem gastrointestinal, sistem tractur urinarius.
c. Balans cairan dilakukan setiap 3-6 jam, diperhitungkan in take dan
out put cairan.
d. Evaluasi tekanan vena pusat, dengan melakukan fluit chalenge test
(FTC).
e. Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
- Analisa gas darah
- Gula darah
- Darah rutin
- Elektrolit
- Ureum, kreatinin
- Keton darah sesuai dengan indikasi
- Keton urin sesuai dengan indikasi
- Hemostase lengkap sesuai dengan indikasi
- SGOT/SGPT sesuai dengan indikasi
- Pemeriksaan lain jika diperlukan
D. Pengorganisasian
Dalam pengorganisasian perlu disediakan adanya struktur organisasi
dan uraian tugas.
Untuk mencapai tujuan dan sarana yang optimal dari program
pelayanan ICU di rumah sakit perlu ditata pengorganisasian pelayanan
dan uraian tugas dan kewenangan yang jelas dan terperinci baik secara
administratif maupun secara teknis sesuai dengan jenis dan kelas rumah
sakit, sarana, prasarana serta ketenagaan.
F. Pengembangan Pelayanan
6.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia meliputi pemenuhan
kebutuhan jenis dan jumlah tenaga berdasarkan beban kerja dan
tingkat kemampuan pelayanan ICU serta perlu peningkatan
pengetahuan serta keterampilan atau pengembangan profesi
berkelanjutan (Continuing Professional Development).
Kriteria proses :
Menyusun rencana kebutuhan sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan dan logistik berdasarkan
klasifikasi/stratifikais yang dipersaratkan di pelayanan
ICU.
Menjadi tim teknis dalam pengadaan sarana, prasarana
peralatan kesehatan dan logistik di ICU.
Melaksanakan pemantauan terhadap pemakaian,
pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
serta uji fungsi (kalibrasi) secara teratur dan berkala.
Kriteria hasil :
Tersedianya sarana dan prasarana, peralatan kesehatan dan
logistik siap pakaia sesuai kebutuhan sesuai klasifikasi
ICU.
Adanya dokumen inventaris, prasarana peralatan kesehatan
dan logistik.
Adanya dokumentasi frekuensi pemakaian dan kaliberasi
peralatan kesehatan secara periodik/berkala.
Kriteria proses :
Melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas, tanggung
jawab dan kewenangan perawat di setiap klasifikasi/stratifikasi
ICU.
Melakukan koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain di
setiap klasifikasi ICU.
Melakukan koordinasi dengan tim keperawatan lain di setiap
klasifikasi ICU.
Kriteria hasil :
Setiap perawat yang memberikan pelayanan keperawatan di
ICU mempunyai uraian tugas tanggung jawab dan
kewenangan tertulis.
Terlaksananya koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain
di setiap klasifikasi/stratifikasi ICU.
Terlaksananya koordinasi dengan tim keperawatan di setiap
klasifikasi stratifikasi ICU.
Kriteria proses :
Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kondisi
kritis pasien.
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien mengacu pada
SAK, SOP klinis dan SOP menejerial dengan berpedoman
pada etik dan legal profesi.
Melaksanakan metode penugasan tim.
Kriteria hasil :
Ada dokumentasi/catatan asuhan keperawatan tiap pasien yang
mencerminkan penerapan SAK dan SOP serta patient safety.
Kriteria proses :
Merencanakan program bimbingan teknis pelayanan
keperawatan.
Melaksanakan program peningkatan kemampuan teknis secara
berkelanjutan.
Melaksanakan bimbingan teknis sesuai rencana.
Memberikan penghargaan dan sanksi (reward dan punishment)
sesuai ketentuan.
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja secara
pereodik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Memberikan
umpan balik hasil bimbingan.
Melaksanakan tindaklanjut hasil pembinaan.
Kriteria hasil :
Adanya peningkgatan kinerja yang dibuktikan dengan
dokumen kinerja perawat.
Adanya dokumen laporan penyelesaian masalah.
Adanya dokumen bimbingan teknis pelayanan keperawatan.
Kriteria proses :
Melaksanakan pemantauan mutu dengan menggunakan
instrumen yang terstandar.
Melaksanakan upaya keselamatan pasien dan petugas
kesehatan, menerapkan standar precaution, pencegahan
kejadian terektrubasi, menghindari pasien terjatuh dari tempat
tidur, meningkatkan keamanan penggunaan obat,
melaksanakan komunikasi yang efektif, mencegah terjadinya
tertusuk benda tajam (sharp injury).
Mendokumentasikan upaya keselamatan pasien dan
pengendalian mutu.
Melakukan evaluasi program pengendalian mutu pelayanan
keperawatan dan menyusun tindak lanjutnya.
Kriteria hasil :
Tidak ada kejadian VAP (Ventilator Associatet pneumonia)
Tidak ada kejadian terekstubasi
Tidak ada pasien jatuh
Tidak ada kejadian kecelakaan kerja pada petugas kesehatan
(yang tertusuk benda tajam, tertular infeksi)
Dokumentasi evaluasi program pengendalian mutu pelayanan
keperawatan dan tindak lanjut.
7.8 Standar Kompetensi Perawat ICU
Menurut Buku Standar Pelayanan Keperawatan di Rumah
Sakit, Direktorat Bina Upaya Pelayanan Keperawatan dan Ketenisan
Medik, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan, 2011, standar kompetensi Perawat Icu dibedakan
berdasarkan klasifikasi ICU pada sebuah rumah sakit, antara lain.
1) Kompetensi untuk perawat ICU primer :
1. Memahami konsep keperawatan kritis
2. Memahami isue etik dan hukum
3. Mempergunakan keterampilan komunikasi yang efektif
4. Melakukan pengkajian dan menganalisa data yang didapat
5. Pengelolaan jalan napas
6. Melakukan fisioteraphi dada
7. Memberikan inhalasi terapi
8. Memberikan terapi oksigen
9. Mengukur saturasi oksigen
10. Monitoring hemodinamik non-invasive
11. Melakukan BLS dan ALS
12. Merekam EKG dan melakukan ninterpretasi EKG
13. Melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium
14. Mengetahui dan dapat mengintepretasikan hasil analisa gas
darah (AGD)
15. Mempersiapkan dan assistensi pemasangan drainage toraks
16. Mempersiapkan dan melakukan pemberian terapi secara titrasi
17. Melakukan pengelolaan nutrisi pada pasien kritis
18. Pengelolaan pemberian terapi cairan dan elektronit intra vena
19. Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
20. Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien
yang efektif
2) Kompetensi untuk perawat di ICU skunder
1. Memahami konsep keperawatan kritis
2. Memahami issue etik dan hukum
3. Mempergunakan keterampilan komunikasi yang efektif
4. Melakukan pengkajian dan menganalisa data yang didapat
5. Pengelolaan jalan napas
6. Melakukan fisiotherapi dada
7. Memberikan inhalasi terapi
8. Memberikan terapi oksigen
9. Mengukur saturasi oksigen
10. Monitoring hemodinamik non-invasive
11. Melakukan BLS dan ALS
12. Merekam EKG dan melakukan ninterpretasi EKG
13. Melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium
14. Mengetahui dan dapat menginterpretasikan hasil analisa gas
darah (AGD).
15. Mempersiapkan dan asistensi pemasangan drainage toraks.
16. Mempersiapkan dan melakukan pemberian terapi secara titrasi.
17. Melakukan pengelolaan nutrisi pada pasien kritis.
18. Pengelolaan pemberian terapi cairan dan elektrolit intra vena.
19. Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
20. Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien
yang efektif.
21. Pengelolaan pasien dengan ventilasi mekanik.
22. Pengelolaan pasien dengan drainase torak.
23. Mempersiapkan pemasangan monitoring invasif (Tekanan
vena central, tekanan arteri sistemik dan pulmonal)
24. Melakukan pengukuran tekanan vena sentral dan arteri
25. Melakukan pengelolaan terapi trombolitik
26. Melakukan persiapan renal replacement therapy
3) Kompetensi untuk perawat di ICU tersier
1. Memahami konsep keperawatan kritis
2. Memahami isue etik dan hukum
3. Mempergunakan keterampilan komunikasi yang efektif
4. Melakukan pengkajian dan menganalisa data yang didapat
5. Pengelolaan jalan napas
6. Melakukan fisioteraphi dada
7. Memberikan inhalasi terapi
8. Memberikan terapi oksigen
9. Mengukur saturasi oksigen
10. Monitoring hemodinamik non-invasive
11. Melakukan BLS dan ALS
12. Merekam EKG dan melakukan ninterpretasi EKG
13. Melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium
14. Mengetahui dan dapat menginterpretasikan hasil analisa gas
darah (AGD)
15. Mempersiapkan dan asistensi pemasangan drainage toraks
16. Mempersiapkan dan melakukan pemberian terapi secara titrasi
17. Melakukan pengelolaan nutrisi pada pasien kritis
18. Pengelolaan pemberian terapi cairan dan elektrolit intra vena
19. Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
20. Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien
yang efektif
21. Pengelolaan pasien dengan ventilasi mekanik
22. Pengelolaan pasien dengan drainase toraks
23. Mempersiapkan pemasangan monitoring invasif (tekanan vena
central, tekanan arteri sistemik dan pulmonal)
24. Melakukan pengukuran tekanan vena sentral dan arteri
25. Melakukan pengelolaan terapi trombolitik
26. Melakukan persiapan renal replacement therapy
27. Mengetahui persiapan pemasangan intraoartic artery balloon
pomp (IABP)
28. Melakukan persiapan countinous renal replacement teraphi
(CRRT)
7.9 Standar Kompetensi Perawat Manajerial di ICU
1) Kompetensi Perawat Penanggung Jawab Shift (Perawat Primer)
1. Memahami konsep keperawatan kritis
2. Memahami isue etik dan hukum
3. Mempergunakan keterampilan komunikasi yang efektif
4. Melakukan pengkajian dan menganalisa data yang didaapt
5. Pengelolaan jalan napas
6. Melakukan fisioteraphi dada
7. Memberikan inhalasi terapi
8. Memberikan terapi oksigen
9. Mengukur saturasi oksigen
10. Monitoring hemodinamik non-invasive
11. Melakukan BLS dan ALS
12. Merekam EKG dan melakukan ninterpretasi EKG
13. Melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium
14. Mengetahui dan dapat menginterpretasikan hasil analisa gas
darah (AGD)
15. Mempersiapkan dan asistensi pemasangan drainage toraks
16. Mempersiapkan dan melakukan pemberian terapi secara titrasi
17. Melakukan pengelolaan nutrisi pada pasien kritis
18. Pengelolaan pemberian terapi cairan dan elektrolit intra vena
19. Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
20. Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien
yang efektif
21. Kemampuan leadership
2) Kompetensi Perawat Kepala Ruangan (Head Nurse)
1. Memahami konsep keperawatan kritis
2. Memahami isue etik dan hukum
3. Mempergunakan keterampilan komunikasi yang efektif
4. Melakukan pengkajian dan menganalisa data yang didapat
5. Pengelolaan jalan napas
6. Melakukan fisioteraphi dada
7. Memberikan inhalasi terapi
8. Memberikan terapi oksigen
9. Mengukur saturasi oksigen
10. Monitoring hemodinamik non-invasive
11. Melakukan BLS dan ALS
12. Merekam EKG dan melakukan ninterpretasi EKG
13. Melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium
14. Mengetahui dan dapat menginterpretasikan hasil analisa gas
darah (AGD)
15. Mempersiapkan dan asistensi pemasangan drainage toraks
16. Mempersiapkan dan melakukan pemberian terapi secara titrasi
17. Melakukan pengelolaan nutrisi pada pasien kritis
18. Pengelolaan pemberian terapi cairan dan elektrolit intra vena
19. Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
20. Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien
yang efektif
21. Kemampuan leadership
22. Kompetensi manajerial