Professional Documents
Culture Documents
RS dr.BRATANATA JAMBI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Definisi 3
1.2 Latar Belakang 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Sasaran Pedoman 4
1.4 Ruang Lingkup Pelayanan 4
1.5 Batasan Operasional 4
1.6 Landasan Hukum 6
BAB II STANDAR KETENAGAAN 7
2.1 Struktur Ketenagaan 7
2.2 Kualifikasi SDM 7
2.3 Penghitungan Jumlah Ketenagaan 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan perawatan khusus
dengan staff dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi,
perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera
atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa dengan prognosis dunia.
ICU dirancang dengan design ruang khusus, didukung oleh staff yang
kompeten serta sarana, prasarana dan peralatan canggih khusus
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan kompetensi
staff medik, perawat dan staff lain yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaan - keadaan tersebut.
Latar Belakang
3
Tujuan
Tujuan Umum:
Standarisasi pelayanan ICU di Indonesia.
Tujuan Khusus : standarisasi ruang yang meliputi struktur, design,
sarana dan prasarana ruangan ICU.
a. Standarisasi ketenagaan struktur, kebutuhan dan kualifikasi
sumber daya manusia yang meliputi penghitungan kebutuhan,
kualifikasi, kompetensi dan lain-lain.
b. Standarisasi standar mutu pelayanan, pemantauan dan pelaporan.
c. Standarisasi sistem meliputi Kebijakan / SOP, UT dan lain-lain.
4
Sasaran Pedoman Pelayanan ICU
Karumkit
Instalasi rawat intensif / ICU
Tenaga medis dan Perawat
Tenaga penunjang lainnya
Batasan Operasional
Pelayanan ICU diindikasikan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien
yang sakit kritis:
1. Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan
penangaan dokter, perawat, profesi lain yang terkait secara
terkoordinasi dan berkelanjutan, serta pemantauan dan
penanganan segera, terapi titrasi dan dukungan alat.
5
2. Keadaan pasien dalam bahaya dan mengalami dekompensasi
fisiologis sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus
menerus serta intervensi segera dan dukungan peralatan canggih
untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan.
Pada keadaan permintaan layanan ICU lebih tinggi dari pada kapasitas
atau sarana dan prasarana maka kepala ICU harus menentukan prioritas
sesuai indikasi. Prioritas tersebut adalah:
1. Pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok ini dengan kondisi sakit kritis, tidak stabil, memerlukan
bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain,
infus obat-obat kontinyu, misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien
sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang
mengancam nyawa.
2. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan karena sangat berisiko bila tidak
mendapatkan terapi intensive dan pemantauan segera.
3. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil
status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau
penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan
sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat
kecil. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi
kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai
melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.
4. Pengecualian
Dengan pertimbangan danpersetujuan Kepala ICU, indikasi masuk
pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan
bahwa pasien- pasien golongan demikian sewaktu waktu harus
bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut
dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga).
Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi
6
tunjangan hidup yang agresif / “DNR (Do Not Resuscitate)”.
2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
7
3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak.
Pasien pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk
menunjang fungsi organ hanya untuk kepentingan donor organ.
Kriteria keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis
oleh kepala ICU dan tim yang merawat pasien.
Landasan hukum
a. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
b. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
c. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
d. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 148 tahun 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.161 tahun 2010 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 tahun 2013 tentang
perubahan 148 ijin praktek keperawatan
j. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
k. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 971 Tahun 2009 tentang
Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan
l. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia
No 1778/MENKES/SK/XII/2010
m. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 519/Menkes/Per/III/2011 tentang
Ruang Lingkup Dokter Anastesi
8
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Struktur Ketenagaan
Struktur internal tanya ke ICU
D WHI D C
N D
ai eeCu l io
r vaaUr i vc
di dl s n it
s tCe i so
Ci Nho s c ir
l ouo a os
anrC r l n
r sa d
kHeri NH
ee n ue
aa r a
t
dA s d
o
s e
r
Ns A
ui EM
Kualifikasi SDM rs dA
st u
Untuk mendukung penanganan
i a c pasien di ruang intensive care
nn a
dibutuhkan pendidikang cdant pelatihan khusus. Spesifikasi Pendidikan dan
e o
Pelatihan yang terkait dengan r layanan dan kompetensi adalah seperti
pada table berikut:
1
0
d. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan
pelayanan 24 jam/hari, 7 hari/seminggu.
e. Mampu melakukan prosedur critical care
f. Pemasangan kabel pacu jantung transvenous temporer.
1) Melakukan diagnostik non-invasif fungsi kardiovaskuler
dengan echokardiografi.
2) Resusitasi jantung paru.
3) Pemasangan selang (WSD) / thoracostomy
Keperawatan
a. Perencanaan tenaga perawat
Perencanaan tenaga keperawatan mengacu pada kapasitas
tempat tidur dan klasifikasi / stratifikasi pelayanan ICU serta
kompetensi perawat untuk mendukung terwujudnya pelayanan
keperawatan yang berkualitas, efektif dan efisien.
b. Kualifikasi perawat ICU adalah sebagai berikut:
1) Perawat Pelaksana: Minimal D3 Keperawatan, memiliki
sertifikat pelatihan ICU, dengan pengalaman klinik minimal
2 tahun di lingkup keperawatan.
2) Ketua Tim (Penanggung Jawab Shift): Minimal D3
Keperawatan, dengan pengalaman kerja di ICU minimal 3
tahun, memiliki sertifikat ICU dan sertifikat pelatihan
tambahan.
3) Perawat Kepala Ruangan ICU Primer dan Sekunder: Ners
dengan pengalaman sebagai ketua Tim ICU minimal 3
tahun dan memiliki sertifikat manajemen kepala ruang. ICU
Tersier : minimal Ners atau S2 keperawatan, memiliki
pengalaman sebagai ketua Tim ICU minimal 3 tahun dan
memiliki sertifikat manajemen kepala ruang, serta sertifikat
1
1
pelatihan ICU.
1
2
4) Adanya kebijakan pimpinan tentang kebutuhan perawat di
ICU dengan dasar perhitungan kebutuhan tenaga dengan
memperhatikan kapasitas tempat tidur, BOR dan tingkat
ketergantungan pasien.
5) Semua perawat yang memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan di ICU mempunyai SIP, SIK dan sertifikat
pelatihan yang berkaitan dengan ICU.
ICU Tersier
Kompetensi ICU Sekunder ditambah:
1. Mengetahui persiapan pemasangan Intraaortic Artery Balloon
Pump
(IABP)
2. Melakukan persiapan Continous Renal Replacement Therapy
(CRRT )
Kebutuhan Ruang
Standar kebutuhan alat untuk ICU umum untuk kapasitas 10 tempat tidur
+ ruang isolasi.
Tensimeter mobile 1
Stetoscope 3
Glukotest 1
X-ray viewer
1
(2 view)
X-ray film rack 1
Diagnostic test 1
Hummer 1
Pneumatic tube 1
Central monitor 1
Portable X - ray 1
2
4 Storage Untuk 16 m Almari / rak alat …
(10 bed menyimpan alat
capacity - alat medis Dressing trolley 1
) yang sudah O2 tank
dibersihkan dan 1
Transport monitor
siap pakai
Suction botle 9
Infus pump 5
Blood warmer 1
Ekg machine 1
Wheel chair 2
2
5 Clean Untuk 9m Hamper,
Utility menyimpan alat 1
Linen, Mobile,
- alat tenun w/Lid
Linen shelving 1
bersih
Gliserin spuit 1
Dresing trolley 1
2
6 Dirty Untuk 8-9 m
1
utility membersikkan Bedpan washer
ala- alay kotor Bedpan rack 1
srtelah 1
Comod
digunakan
Bedpan 6
Urinal 6
Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit – SHG 2013 17
Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit – SHG 2013 18
Housekeeping chart 1
Hamper, 1
Linen, Mobile,
w/Lid
Basin 12
Stand, Dual Basin 6
Waste bins
2
harps
Sharps container 1
2
7 Storag Menyimpan 9-12 m
1
e Alkes stock Alkes Rak almari obat
& Obat Menyimpan Rak almari alkes 1
stock obat - 1
Almari controll drugs
obatan
Kulkas obat 1
Hygrometer 1
Trolley dressing 1
dingklik 2
Wastafel 1
2
8 Pantry Untuk 6-9 m Meja 1
menghangatk
an makanan
pasien
Tempat Kursi 5
minum 1
Dispenser
karyawan
Microwafe
Almari rak 1
Zing
2
9 Ruan Tempat 6-9 m
g konsultasi 1
dokte keluarga dengan Meja kantor
r okter
Kursi kantor 3
Tempat Komputer 1
dokter File Cabinet
membaca
dan menulis Telephone 1
Rak Buku
2
10 Ruanga Tempat 6-9 m 1
n HN konsultasi Meja kantor
keperawatan 3
Kursi kantor
Tempat HN 1
mengerjaka Komputer
n tugasnya 1
File Cabinet
E DR
O
GLoR G R
D
P
T
W R uLuGu
oku o R
D u K
a R
dua
j au
kta a
na dn u
eeu m
n d wag a
rrk a
gyb
a
Pg a g n n
e n rPtgA g
r D &
ao e
J B
IKl
R rCe P
wk e
S S
noa e
at n aratt
t e a S
p r
L w s
D
o
a
r z
airM
a a w
t he
i h
d a
n
i t
s a
n
I
C
U
N
u
r
s
e
S
t
a
t
i
o
n
&
C
e
n
t
Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit – SHG 2013
r 21
a
l
M
o
n
i
t
o
Alur Petugas (Dokter/Perawat/Staf)
1) Ganti pakaian di ruang ganti (Loker).
2) Masuk daerah rawat pasien
3) Keluar melalui alur yang sama.
Alur Pasien
1) Pasien masuk ICU berasal dari Instalasi Rawat Inap, Instalasi
Gawat Darurat, Instalasi Bedah, OPD.
2) Pasien ke luar dari ICU menuju:
a) Ruang rawat inap bila memerlukan perawatan lanjut, atau
b) Pulang ke rumah, bila dianggap sudah sehat.
c) Ke ruang jenazah bila pasien meninggal dunia.
d) Pindah rumah sakit atas permintaan keluarga atau
pertimbangan medis (ketersediaan alat dan / layanan)
Alur Pengunjung
Alur Alat/Material
1) Alat / Material kotor dikeluarkan dari ruang rawat pasien ke ruang
utilitas kotor.
2) Sampah / limbah padat medis dikirim ke Incinerator. Sampah / limbah
padat non medis domestik dibuang ke Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) rumah sakit.
3) Linen kotor dikirim ke ruang cuci/ laundry dan kemudian dikirim ke
CSSD (Central Sterilized Support Departement).
4) Instrumen / peralatan bekas pakai dari ruang rawat
dibersihkan dan disterilkan di Instalasi CSSD.
5) Instrumen / linen / bahan perbekalan yang telah steril disimpan di
ruang utilitas bersih.
Alur Pasien
3) Komponen langit-langit.
Komponen langit-langit memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Harus mudah dibersihkan, tahan terhadap segala cuaca, tahan
terhadap air, tidak mengandung unsur yang dapat
membahayakan pasien, serta tidak berjamur.
b. Memiliki lapisan penutup yang bersifat non porosif (tidak
berpori) sehingga tidak menyimpan debu.
c. Berwarna cerah, tetapi tidak menyilaukan pengguna ruangan.
Non invasif :
- Tekanan darah + +
- EKG dan laju jantung + +
- Saturasi oksigen + +
(pulse oxymeter) + +
- Kapnograf
Suhu + +
EEG + +
Defibrilator dan alat pacu + +
2. Open ICU
Pada Layanan Open ICU, dokter yang merawat pasien yang
menentukan dan memutuskan pasien harus dirawat di ICU. Selama
Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit – SHG 2013 27
perawatan di ICU akan dikonsultasikan kepada dokter anestesi atau
intensivist yang bertugas untuk airway managemen, berhubungan
dengan kedaruratan, pemasangan alat – alai
Risiko
Untuk mencegah suatu kejadian yang merugikan atau membahayakan
maka ICU Siloam Sriwijaya melakukan suatu strategi manajemen resiko
(risk management). Stratergi yang dilakukan adalah dengan menerapkan
IPSG 1-6.
Keselamatan kerja
Paparan Radiasi