Professional Documents
Culture Documents
1
Fisher dan Rosenzweig dalam Sulistyant (2008), menyebutkan bahwa
manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan
(menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya
tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan
jangka panjang.
Lewitt dalam Sulistyanto (2008), menyatakan bahwa manajemen laba
adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis.
Penyalahgunaan laba ketika publik memanfaatkan hasilnya. Penipuan
mengaburkan volatilitas keuangan sesungguhnya. Itu semua dilakukan untuk
menutupi konsekuensi dari keputusan- keputusan manajer.
Sementara itu Healy dan Wahlen dalam Sulistyanto (2008), mengatakan
bahwa manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan
tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah
laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui
kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil
kotrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
laba merupakan permainan manajerial untuk memanipulasi laporan keuangan
dengan mengatur besar kecilnya laba perusahaan demi kepentingan pribadi.
Sementara itu Davin (2005) menyebutkan bahwa terdapat tujuh permainan
manajerial untuk memanipulasi laporan keuangan yaitu dengan jalan mencatat
pendapatan terlalu cepat, mencatat pendapatan palsu, mengakui pendapatan
lebih cepat satu periode, mengakui biaya periode berjalan menjadi biaya
periode sebelum atau sesudahnya, tidak mengungkapkan semua kewajibannya,
mengakui pendapatan periode berjalan menjadi pendapatan periode
sebelumnya dan mengakui pendapatan masa depan menjadi pendapatan
periode berjalan
2
B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MANAJEMEN LABA
3
Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan
bertindak secara oportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan
memaksimalkan laba saat ini (Healy, 1985 dalam Rahmawati dkk, (2006).
b. Political Motivation
Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan
pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang
dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah
menetapkan peraturan yang lebih ketat.
c. Taxation Motivation
Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang
paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan untuk
penghematan pajak pendapatan.
d. Pergantian CEO
CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan
pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja
perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak
diberhentikan.
e. Initial Public Offering (IPO)
Perusahaan yang baru pertama kali menawarkan sahamnya dipasar
modal belum memiliki harga pasar, sehingga terdapat masalah bagaimana
menetapkan nilai saham yang ditawarkan. Oleh karena itu, informasi
seperti laba bersih dapat digunakan sebagai sinyal kepada calon investor
tentang nilai perusahaan, sehingga manajemen perusahaan yang akan go
public cenderung melakukan manajemen laba untuk memperoleh harga
lebih tinggi atas sahamnya.
f. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor
Menurut Ayres (1994) dalam Firdaus (2007), ada tiga faktor yang bisa
dikaitkan dengan munculnya praktik-praktik manajemen laba yaitu :
a. Manajemen Akrual
Faktor ini biasanya berkaitan dengan segala aktivitas yang dapat
mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi
merupakan wewenang dari para manajer (managers discretion).
4
b. Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang wajib (adoption of management
accounting changes)
Faktor ini berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan
suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan
yaitu antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau
menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan tersebut.
c. Perubahan akuntansi secara sukarela (voluntary accounting changes)
Faktor ini biasanya berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti
atau merubah suatu metode akuntansi tertentu diantara sekian banyak
metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi
yang ada
Teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im (2000)
dalam Rahmawati dkk. (2006) dapat dilakukan dengan tiga teknik, yaitu :
a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgement (perkiraan)
terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak
tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi
aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.
b. Mengubah metode akuntansi
Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu
transaksi, Contoh: merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode
depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.
c. Menggeser periode biaya atau pendapatan
5
Trueman dan Titman (1988) dalam Rahmawati dkk. (2006)
berpendapat bahwa hanya manajer yang dapat mengobservasi laba ekonomi
perusahaan untuk setiap periode. Sebaliknya, pihak lain mungkin dapat
menarik kesimpulan sesuatu mengenai laba ekonomi dari laba yang dilaporkan
oleh perusahaan, sebagaimana yang diungkapkan oleh manajer. Dalam
menyiapkan laporan mungkin manajer dapat memindah, antarperiode, pada
saat sebagian laba ekonomi diketahui sebagai laba akuntansi dalam laporan
keuangan.
6
mendatang. Akibatnya laba pada periode berikutnya akan lebih tinggi dari
seharusnya.
b. Income Minimization
Dilakukan pada saat perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi
dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan
yang diambil dapat berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva
berwujud, pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan yang
cepat, memilih metode succesfull-effort untuk biaya eksplorasi gas dan
minyak bumi dan sebagainya.
c. Income Maximization
Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization ini
bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus
yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelanggaran perjanjian hutang.
d. Income Smoothing
7
kemudian melaporkannya ke dalam beberapa periode akuntansi yang
berbeda
8
Total akrual disini merupakan penjumlahan discretionary accruals dan
nondiscretionary accruals. Discretionary accruals merupakan komponen
akrual yang dapat diatur dan direkayasa sesuai dengan kebijakan
(discretion) manajerial, sementara undiscretionary accruals merupakan
komponen akrual yang tidak dapat diatur dan direkayasa sesuai dengan
kebijakan manajer perusahaan.
Model Angelo dikembangkan dengan menggunakan perubahan dalam
total akrual (change in total accruals) sebagai proksi manajemen laba.
Model Jones dimodifikasi (Modified Jones Model) menggunakan sisa
regresi total akrual dari perubahan penjualan dan property, plant and
equipment, dimana pendapatan disesuaikan dengan perubahan piutang yang
terjadi pada periode bersangkutan.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. PT.
Grasindo. Jakarta.
http://ilmuakuntansi.web.id/motivasi-manajemen-laba/
(Diakses pada tanggal 27 November 2017)
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-manajemen-laba/
(Diakses pada tanggal 27 November 2017)
http://rahman-ug.blogspot.co.id/2014/12/manajemen-laba.html
(Diakses pada tanggal 27 November 2017)
12