Professional Documents
Culture Documents
Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine. Secara visual,
hematuria dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu hematuria makroskopik dan mikroskopik.
Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine
yang berwarna merah dan hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak
dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik
diketemukan lebih dari 2 (dua) sel darah merah per lapangan pandang.
Hematuria makroskopik yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena
dapat menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran
urine, eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi, dan menimbulkan
urosepsis.
PATOFISIOLOGI
Anamnesis
Dalam mencari penyebab hematuria perlu digali data yang terjadi pada saat episode hematuria,
antara lain:
– Bagaimanakah warna urine yang keluar?
– Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah?
– Di bagian manakah pada saat miksi urine berwarna merah?
– Apakah diikuti dengan perasaan sakit ?
– Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan
lokasi penyakit primernya, yaitu apakah warna merah terjadi pada awal miksi, semua
proses miksi, atau pada akhir miksi.
Kualitas warna urine dapat juga menolong menentukan penyebab hematuria. Darah baru yang
berasal dari buli-buli, prostat, dan uretra berwarna merah segar sedangkan darah lama atau yang
berasal dari glomerulus berwarna lebih coklat dengan bentuk seperti cacing (vermiform).
Nyeri yang menyertai hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa
kolik atau gejala iritasi dari saluran kemih bagian bawah berupa disuria atau stranguria.
Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan diperhatikan adanya hipertensi yang mungkin merupakan manifestasi dari
suatu penyakit ginjal. Syok hipovolumik dan anemia mungkin disebabkan karena banyak darah
yang keluar. Diketemukannya tanda-tanda perdarahan di tempat lain adalah petunjuk adanya
kelainan sistem pembekuan darah yang bersifat sistemik.
Palpasi bimanual pada ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibat tumor,
obstruksi, ataupun infeksi ginjal. Massa pada suprasimfisis mungkin disebabkan karena retensi
bekuan darah pada buli-buli.
Colok dubur dapat memberikan informasi adanya pembesaran prostat benigna maupun
karsinoma prostat.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan urinalisis
Pemeriksaan ini dapat mengarahkan kita kepada hematuria yang disebabkan oleh faktor
glomeruler ataupun non glomeruler. Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis
menandakan adanya infeksi organisme pemecah urea di dalam saluran kemih, sedangkan
pH urine yang sangat asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat. Sitologi urine
diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-sel urotelial.
Merupakan pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria. Pemeriksaan
ini dapat mengungkapkan adanya batu saluran kemih, kelainan bawaan saluran kemih,
tumor- tumor urotelium, trauma saluran kemih, serta beberapa penyakit infeksi saluran
kemih. Adanya bekuan darah atau tumor urotelium sering kita jumpai sebagai gambaran
filling defect yang bisa dilihat pada sistem pelvikaliseal, ureter, dan buli-buli.
3. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat adanya massa yang solid atau kistus, adanya batu
non opak, bekuan darah pada buli-buli/pielum, dan untuk mengetahui adanya metastasis
tumor di hepar.
DIAGNOSIS BANDING
Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo hematuria, atau
perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau
kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
karena hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis
makan/minum bahan yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, atau
setelah mengkonsumsi beberapa obat-obatan tertentu antara lain: fenotiazina, piridium, porfirin,
rifampisin, dan fenolftalein.
Perdarahan per-uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses
miksi, hal ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra.
KOMPLIKASI
1. Retensi urine karena bekuan darah
2. Infeksi
3. Anemia yang berat, bila hematuria profus atau berlangsung lama
PENATALAKSANAAN
Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi urine, dicoba dilakukan
kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan garam fisiologis, tetapi jika
tindakan ini tidak berhasil, pasien secepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darah
transuretra dan sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika terjadi eksanguinasi yang
menyebabkan anemia, harus difikirkan pemberian transfusi darah. Demikian juga jika terjadi
infeksi harus diberikan antibiotika. Setelah hematuria dapat ditanggulangi, tindakan selanjutnya
adalah mencari penyebabnya dan selanjutnya menyelesaikan masalah primer penyebab
hematuria.
Penyebab hematuria secara umum dikelompokkan berdasarkan tempat asalnya yaitu glomerular
atau nonglomerular. Kasus kasus glomerular penyebabnya berasal dari ginjalnya sendiri,
sedangkan penyebab untuk yang nonglomerular dibedakan berdasarkan lokasinya yaitu traktus
urinarius bagian atas (ginjal dan ureter) atau traktus urinarius bagian bawah (buli buli dan
uretra). Secara umum ahli urologi menangani kasus hematuria yang terlihat secara patologis dan
struktural melalui pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan endoskopis, sedangkan untuk kasus
hematuria glomerular ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam (spesialis nefrologi). Kasus
hematuria glomerular pada pemeriksaan mikroskopis biasanya ditemukan red cell casts,
dysmorphic red blood cells dan proteinuria yang bermagna.
Pada umumnya penyebab hematuria glomerular adalah nefropati IgA (Berger’s disease),
glomerular basement membrane disease dan nefritis herediter (Alport’s syndrome)
Berger’s desease merupakan penyebab yang paling sering pada kasus glomerular mikroskopis
hematuria asimtomatis dan tidak ditemukannya proteinuria yang bermakna menunjukkan bahwa
kasus tersebut benigna. Tidak ada terapi yang spesifik untuk kondisi tersebut walaupun
pemberian minyak ikan dapat menghambat progresifitas penyakitnya.
Penyebab hematuria nonglomerular biasanya diklasifikasikan berdasarkan lokasi penyakitnya
yaitu traktus urinarius bagian atas atau bagian bawah. Penderita dengan mikroskopis hematuria
asimtomatis dapat ditemukan pada kasus kasus benigna seperti infeksi traktus urinarius, batu di
traktus urinarius atau pembesaran kelenjar prostat jinak (BPH), tetapi juga dapat ditemukan pada
kasus maligna dan yang paling sering adalah karsinoma sel transisional buli buli.
Penyebab yang sering pada penderita hematuria nonglomerular adalah:
Traktus urinarius bagian atas, terdiri dari:
Urolithiasis
Pyelonefritis
Tumor Grawitz’ (renal cell cancer)
Tumor epitel traktus urinarius (transitional cell carcinoma)
Obstruksi traktus urinarius
Hematuria benigna
Traktus urinarius bagian bawah, diantaranya adalah:
Sistitis bakterial
Pembesaran kelenjar prostat jinak (BPH)
Oleh karena olahraga yang berat (pelari maraton)
Tumor epitel traktus urinarius (transitional cell carcinoma)
Instrumentasi
Hematuria benigna
Radiologist
Foto BNO/NP
untuk melihat
lokasi batu dan
besar batu
USG abdomen
BPH - Tidak dapat Abdomen: - Urinalis : terdapat
menahan kencing - Inspeksi leukosituria dan
- Kencing lebih ari suprapubik : hematuria
8x/hari Adanya distensi - PSA (prostat specific
- Pancaran miksi bulu buli akibat antigen): untuk
lemahmengejan saat retensi urin membedakan suatu
kencing Anogenital keganasan atau tumor
- Merasa tidak puas - Colok dubur : jinak.
saat kencing Nyeri tekan - Catatan harian miksi
prostat (Voiding diaries):
prostatitis. menilai fungsi traktus
Konsistensi urinarius bagian
kenyal bawah
jinak/BPH - Uroflometri: non
Konsisten invasive, digunakan
keras untuk menilai
berbenjol- obstruksi saluran
benjol kemih bagian bawah.
keganasan - Pencitraan traktus
urinarius (IVP dan
USG)
- Uretrosistoskopi :
mengetahui keadaan
pars prostatika dan
buli-buli
Urografi-intravena :
menunjukan aliran air
kemih melalui ginjal
Sistoscopy : melihat
kandung kemih secara
langsung