Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikroteknik
yang Dibimbing oleh Drs. Sulisetijono M.Si
Disusun oleh:
Kelompok 5 Offering GHI-K
Nindis Pristya (150342600086)
REAGEN : IKI
INDIKASI :
Setelah ditetesi
IKI terlihat
adanya warna
Umbi
+ hitam yang
Singkong
M = 40 x 10 menunjukkan
adanya amilum
Ket :
A. Amilum
B. Parenkim (empulur)
C. Perisikel
D. Epidermis
Irisan melintang umbi kentang sebelum
perlakuan
M = 10 x 10
Setelah ditetesi
IKI terlihat
Umbi adanya warna
+
kentang Setelah perlakuan hitam yang
M = 10 x 10 menunjukkan
adanya amilum
Ket :
A. Parenkim
B. Amilum
C. Hilum
D. hilus
Irisan melintang rimpang jahe
M = 40 x 10
Setelah ditetesi
IKI terlihat
Rimpang adanya warna
+
Jahe hitam yang
menunjukkan
adanya amilum
Irisan melintang daun singkong
M = 10 x 10
Setelah ditetesi
IKI terlihat
Daun adanya warna
+
Singkong hitam yang
menunjukkan
adanya amilum
Irisan Melintang Daun Bawang
M = 10 X 10
Setelah ditetesi
IKI terlihat
Daun adanya warna
+
Bawang hitam yang
menunjukkan
adanya amilum
Irisan Melintang Alpukat
M = 10 X 10
Setelah ditetesi
IKI terlihat
Biji adanya warna
+
Alpukat hitam yang
menunjukkan
adanya amilum
UJI KRISTAL Ca OKSALAT
INDIKASI :
SEBELUM DIBERI PERLAKUAN, PREPARAT DIAMATI BENTUKKAN YANG DIDUGA KRISTAL Ca OKSALAT.
APABILA SETELAH DIBERI REAGEN BENTUKKAN HILANG (LARUT), MAKA DUGAAN BENAR
BAHAN HASIL PENGAMATAN GAMBAR PENGAMATAN HASIL KETERANGAN
Setelah ditetesi
As. Asetat
kemudan ditetesi
HCl terlihat
Daun bentuk Ca Oksalat
+
Bawang pada daun
bawang. Ca
Oksalat yg
ditemukan
berbentuk drus
Irisan melintang buah nanas
M = 40 x 10
Setelah ditetesi
asam asetat
terlihat adanya
bentukan seperti
Buah
+ kristal Ca oksalat
Nanas
dan setelah
ditetesi HCl
bentukkan kristal
menghilang
Irisan melintang buah pir
M = 10 x 10
Setelah ditetesi
asam asetat
terlihat adanya
bentukan seperti
Buah Pir + kristal Ca oksalat
Irisan melintang buah pir setelah diberi asam dan setelah
aseetat ditetesi HCl
M = 10 x 10 bentukkan kristal
menghilang
Irisan melintang buah pir setelah diberi HCl
M = 4 x 10
Irisan melintang lidah buaya
M = 10 x 10
Setelah ditetesi
asam asetat
terlihat adanya
bentukan seperti
Lidah
+ kristal Ca oksalat
Buaya
dan setelah
ditetesi HCl
bentukkan kristal
menghilang
Irisan melintang lidah buaya setelah diberi asam
asetat
M = 10 x 10
Irisan melintang lidah buaya setelah diberi HCl
M = 10 x 10
Irisan membujur lidah buaya
M = 10 x 10
Setelah ditetesi
asam asetat
terlihat adanya
bentukan seperti
Lidah
+ kristal Ca oksalat
Buaya
dan setelah
ditetesi HCl
bentukkan kristal
menghilang
Irisan membujur lidah buaya setelah diberi
asam asetat
M = 10 x 10
Irisan membujur lidah buaya setelah diberi HCl
M = 10 x 10
Irisan melintang daun pepaya sebelum diberi
perlakuan
M = 4 x 10
Setelah ditetesi
asam asetat
terlihat adanya
bentukan seperti
Daun
+ kristal Ca oksalat
Pepaya
dan setelah
ditetesi HCl
bentukkan kristal
menghilang
Irisan melintang daun pepaya setelah diberi
perlakuan HCl
M = 4 x 10
Irisab daun kemangi sebelum diberi perlakuan
M = 40 x 10
Setelah ditetesi
asam asetat
terlihat adanya
bentukan seperti
Daun
+ kristal Ca oksalat
Kemangi
dan setelah
ditetesi HCl
bentukkan kristal
menghilang
Irisan membujur daun kemangi setelah diberi
asam asetat
M = 40 x 10
Irisan membujur daun kemangi setelah diberi
HCl
M = 40 x 10
UJI TANIN
REAGEN : FeCl3 5%
INDIKASI :
INDIKASI :
(+) SETELAH DITETESI SUDAN III TERLIHAT WARNA MERAH KEKUNINGAN, SETELAH DIPANASKAN MENGUAP
BAHAN HASIL PENGAMATAN GAMBAR PENGAMATAN HASIL KETERANGAN
Mengandung
minyak karena
Rimpang
+ berwarna kuning
Jahe
setelah ditetesi
larutan Sudan III
Irisan membujur daun pre setelah ditetesi
sudan III
M = 40 x 10
Tidak
mengandung
minyak karena
Daun Pre - berwarna tidak
kuning setelah
ditetesi larutan
Sudan III
Irisan membujur biji palem putri setelah diberi
perlakuan dan dipanaskan
M= 4 X 10
Mengandung
minyak karena
setelah
dipanaskan
Endosperm
+ menunjukkan
Palm Putri
warna kunin
kemerahan
dnegan letak
tersebar.
Irisan melintang endosperm biji kelapa setelah
diberi sudan III
M = 40 X 10
Berwarna
Endosperm
kekuningan
Biji +
setelah ditetesi
Kelapa
larutan sudan III
Irisan Membujur Kulit Buah Jeruk sebelum
Perlakuan
M= 10x 10
Terlihat butiran
minyak yang
tersebar namun
Kulit Buah perubahan
+
Jeruk warnanya tidak
begitu berbeda
dengan sebelum
diberi perlakuan
Irisan Membujur Kulit Buah Jeruk Setelah
Diberi Sudan III dan Dipanaskan
M= 10x 10
Irisan melintang buah alpukat sebelum
perlakuan
M= 40 X 10
Berwarna kuning
ke merahan
setelah ditetesi
larutan sudan III
Buah
+ Setelah
Alpukat
dipanaskan warna
memudar yang
menunjukkan ada
minyak
Irisan melintang buah alpukat setelah diberi
sudan III
M= 40 x10
Irisan melintang buah alpukat setelah diberi
sudan III dan dipanaskan
M= 40 X 10
Irisan Membujur Daun Kemangi
M = 40 X 10
Mengandung
minyak karena
Daun
+ berwarna kuning
Kemangi
setelah ditetesi
larutan Sudan III
UJI SEL PENGHASIL LENDIR
INDIKASI :
(+) SEKELILING SEL BERWARNA HITAM NAMUN BAGIAN TENGAH SEL BENUNG
BAHAN HASIL PENGAMATAN GAMBAR PENGAMATAN HASIL KETERANGAN
Setelah diberi
tinta cina, preparat
berubah warna
Daun
menjadi
Lidah +
kehitaman karena
Buaya
adanya lendir
pada daun lindah
buaya
Irisan Melintang Daun Lidah Buaya Setelah
Pemberian Tinta Cina
M= 10x 10
UJI KANDUNGAN PROTEIN
REAGEN : MILLON
INDIKASI :
(+) SETELAH DITETESI REAGEN DAN DIPANASKAN TERBENTUK WARNA KUNING-MERAH BATA
BAHAN HASIL PENGAMATAN GAMBAR PENGAMATAN HASIL KETERANGAN
Setelah ditetesi
dengan reagen
Millon dan
dipanaskan,
Biji Jarak +
terlihat preparat
berubah warna
menjadi
kekuningan
UJI KANDUNGAN LIGNIN
INDIKASI :
Setelah diberi
HCl 25% dan
floroglusin
terdapat partikel
Buah Pir +
berwarna merah
yang merupakan
lignin.
Irisan melintang buah alpukat setelah diberi HCl
25% dan floroglusin
M= 40 X 10
Setelah diberi
HCl 25% dan
floroglusin
Buah terdapat partikel
+
Alpukat berwarna merah
yang merupakan
lignin.
Irisan melintang Daun Teh
M = 10 X 10
Setelah diberi
HCl 25% dan
floroglusin
Daun terdapat partikel
+
Teh berwarna merah
yang merupakan
lignin.
Setelah diberi
HCl 25% dan
floroglusin
terdapat partikel
+
berwarna merah
yang merupakan
lignin.
Irisan melintang Kulit Biji Kacang Merah
M = 10 X 10
Setelah preparat
ditetesi dengan
Kulit
reagen
Biji
+ fluoroglusin dan
Kacang
HCl 25%,
Merah
terbentuk warna
kemerahan.
PEMBAHASAN
A. Uji Amilum
Pada uji kandungan amilum pada umbi kentang, singkong, jahe, daun singkong dan biji alpukat dengan reagen IKI menunjukkan hasil positif
dengan ditandai adanya perubahan warna menjadi hitam. Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman.
Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan
makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-
65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman
gandum, jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi
tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Sitompul, 2004).
B. Uji Ca-Oksalat
Pada uji kandungan kristal kalsium oksalat pada buah nanas, buah pir, lidah buaya, daun papaya, daun kemangi dan daun lidah buaya dengan
reagen asam asetat dan Hcl .
Kristal kalsium oksalat secara umum ada lima tipe berdasarkan morfologi: rafida berbentuk jarum, persegi empat panjang atau stiloid berbentuk
pensil, agregat berbentuk bunga disebut druse, agregat berbentuk blok disebut kristal pasir, dan berbagai bentuk prisma (Horner, 1995).
C. Tanin
Pada uji kandungan tanin pada biji alpukat, daun jambu biji dan daun singkong dengan reagen FeCl 5% menunjukkan hasil positif dengan
ditandai adanya perubahan warna menjadi biru kehitaman.
Tanin merupakan astrigen, polifenol tanaman terasa pahit yang dapat mengikat serta mengendapkan protein. Tanin umumnya banyak digunakan
dalam pengobatan, seperti pengobatan hemostatic (menghentikan pendarahan), wasir dan diare (Girindra,1993). Rasa pahit pada tanaman yang
mengandung tanin ada pada daun jambu biji dan daun singkong yang memiliki kandungan positif tanin.
D. Lemak/minyak
Pada uji selanjutnya menggunakan reagen Sudan III untuk menentukan ada tidaknya kandungan minyak atau lemak pada bahan uji (Endosperm
palm putri, rimpang jahe, Endosperm biji kelapa, Kulit Buah Jeruk, Buah alpukat, Daun kemangi). Setalh bahan uji tersebut ditambahakan dengan
Sudan III menunjukkan reaksi positif yang dimana ditandai dengan terjadinya pembentukan waran kuning kemerahan yang menandakan terdapat
kandungan minyak pada bahna uji tersebut. Tanaman seperti rimpang kencur, daun kemangi dan tanaman dengan bau khas memeang memiliki
kandungan minyak menguap atau atsiri. Pada beberapa tanamana memiliki struktur anatomi khusus untuk mensisnteisis dan mengakumulasi terpenoid,
berupa saluran, rongga, atau trikoma glandular (Bohlmann dkk, 2000), sedangkan pada famili Zingiberaceae berupa sel berdinding suberin (Setyawan,
1996).
E. Sel Lendir
Pada uji kandungan sel lendir pada daun lidah buaya dengan tinta cina menunjukkan hasil positif dengan ditandai adanya warna bening. Dari
segi kandungan nutrisi, gel atau lendir dalam lidah buaya mengandung beberapa mineral seperti Zn, K, Fe dan vitamin seperti Vitamin A, B1, B2, B12,
C dan E, Inositol, asam folat, dan kholin (Suhendar, 2007).
F. Protein
Pada uji kandungan protein pada biji jarak dengan reagen milon menunjukkan hasil positif dengan ditandai adanya warna kuning.
Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino tirosin pada suatu zat. Uji millon bekerja terhadap derivat-derivat monofenol
seperti tirosin. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan merkuri (Hg) dalam asam nitrat (HNO3).
G. Lignin
Pada uji kandungan lignin pada buah pir, daun the dan kulit biji kacang dengan reagen fluoroglusin dan HCl 25% menunjukkan hasil positif
dengan ditandai adanya warna merah. Distribusi lignin di dalam dinding sel dan pada bagian pohon yang berbeda tidak sama. Kadar lignin yang tinggi
adalah khas untuk bagian batang yang paling rendah dan paling dalam (Fengel, 1995)
Daftar Pustaka
Bohlmann, J., D. Martin, N, J. Oldman, and J. Gershenzon. 2000. Terpenoid secondary metabolism in Arabidopsis thaliana. cDNA Cloning, Characterization
and Fuctional Expression of a Myrcene/ (E)-b-Ocineme Synthetis. Archievs of Biochemisty and Biophysics 375 (2) : 261-269
Fengel, D. dan Wegener, G. 1995. “Kimia Kayu, Ultrastruktur dan Reaksi-reaksi”. Sastrohamidjojo H, penerjemah; Prawirohatmodjo S, editor.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Terjemahan dari Wood: Chemistry, Ultrastructure, Reactions.
Horner, H.T., Jr. and B.L.Wagner. 1995. Calcium oxalate formation in higher plants. In S.R. Khan (ed.), Calcium Oxalate in Biological Systems, pp 53–72.
Boca Raton: CRC Press.
Satyawan, A. D. 1966. Kekerabatan Berdasarkan Sifat-sifat Morfologi, Anatomi, dan Kandungan Kimia Minyak Atsiri pada Anggota Famili Zingiberaceae.
Skripsi. Yokyakarta : Fakultas Biologi UGM.
Sitompul, S., 2004, Analisis Amilum dalam Tepung jagung dan kentang, Buletin Tekhnik Pertanian, Vol. 9, Nomor 1.
Suhendar Sulaeman, 2007., Model Pengembangan Agribisnis Komoditi Lidah Buaya.Kementrian Negara Koperasi dan UKM, Jakarta.