Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Seri tanah merupakan sekelompok tanah yang memiliki ciri dan perilaku
serupa, berkembang dari bahan induk yang sama dan mempunyai sifat-sifat dan
susunan horizon, terutama dibagian bawah horizon olah dan sam dalam rezim
kelembaban dan suhu tanah. Nama seri diambil dari nama lokasi pertama kali
ditemukan seri tanah tersebut. Misalnya seri Labuan teratak.
Fase tanah merupakan pembagian lebih lanjut dari seri tanah sesuai
dengan ciri-ciri penting bagi pengelolaan/penggunaan lahan, seperti drainase
dan erosi. Fase dapat juga digunakan pada tingkat kategori lainnya seperti famili,
sub-group dan lain-lain.
‘Soil variant’ merupakan tanah yang sangat mirip dengan seri yang sudah
ditemukan, tetapi berbeda dalam beberapa sifat penting. Hal ini mengurangi
banyak seri tanah yang mungkin ditemukan dalam suatu survei, dimana
perbedaan tidak terlalu besar. ‘Soil variant’ dapat menjadi seri tersendiri, jika
pengkajian lapangan telah dilakukan lebih intensif.
Satuan peta tanah terbagi menjadi dua, yaitu satuan peta tanah
sederhana, dan satuan peta tanah kompleks. Satuan peta tanah sederhana
hanya mengandung satu satuan tanah, SPT ini disebut konsosiasi kerena
didominasi oleh satu satuan tanah dan tanah-tanahnya mirip. Sedangkan, satuan
peta tanah kompleks terdiri atas asosiasi, kompleks tanah, dan kompleks tak
dibedakan.
Asosiasi tanah yaitu sekelompok tanah yang berhubungan secara
geografis, tersebar dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang
dapat diduga posisinya, tetapi karena kecilnya skala peta, taksa-taksa tanah
itu tidak dapat dipisahkan.
Kompleks tanah merupakan sekelompok tanah dari taksa yang
berbeda, yang berbaur satu dengan lainnya dalam satuan deliniasi (satuan
peta) tanpa memperlih atkan pola tertentu atau menunjukkan pola yang
tidak beraturan. Meskipun ada komponen tanah yang berasosiasi secara
geografis, tetapi tidak dapat dipisahkan kecuali pada tingkat amat detail. Menurut
Wambeke dan Forbes (1986) satuan peta tanah dikatan kompleks jika
komponen utama dalam satuan peta kompleks tidak dapat membentuk
satuan peta tersendiri jika dipetakan dalam skala 1 : 24.000. pada skala
tersebut luasan 0,4 cm2 pada peta adalah 2,3 ha dilapangan. Komponen utama
dalam satuan peta asosiasi jika dipetakan pada skala tersebut dapat membentuk
satuan peta tersendiri.
Kelompok tak dibedakan (undifferenti-ated groups) merupakan tanah
yang secara geografis tidak selalu berupa konsosiasi tetapi termasuk dalam
satuan peta yang sama karena untuk penggunaan dan pengelolaannya sama
atau mirip. Tanah-tanah tersebut dimasukkan ke dalam satuan peta yang sama
karena sama-sama punya sifat belerang terjal, berbatu, terpengaruh banjir, dll.
Beberapa kriteria untuk menentukan satuan peta menurut Dent dan Young
(1981) adalah :
1. Grid
Metode survei grid disebut juga metode grid kaku. Pengambilan contoh
tanah dalam survei ini dilakukan secara sistematik dan metode ini sangat
cocok untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan
interpretasi foto udara sangat terbatas. Jarak pengamatan dibuat secara
teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat di seluruh
daerah survei. Pengamatan tanah dilakukan dengan pola teratur (interval
titik pengamatan berjarak sama pada arah vertikal dan horizontal). Jarak
pengamatan tergantung dari skala peta.
2. Fisiografi
Metode survei fisiografi diawali dengan melakukan interpretasi foto udara
(IFU) untuk mendelineasi landform yang terdapat di daerah yang disurvei,
dan diikuti dengan pengecekan lapangan dengan komposisi satuan peta.
Survei ini umumnya diterapkan pada skala 1: 50.000-1:200.000. Metode
ini hanya dapat diterapkan jika tersedia foto udara yang berkualitas tinggi.
3. Grid bebas
Metode grid bebas merupakan perpaduan metode grid kaku dan metode
fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi detail, foto
udara berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di
lapangan cukup sulit dilakukan.
3. Penutup
Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi ekosistem kita karena
memiliki banyak fungsi. Tanpa adanya tanah manusia tidak dapat bertahan
hidup. Oleh sebab itu kita harus melindungi dan mengelola tanah dengan hati-
hati. Sebelum tanah dikelola kita harus mengetahui karakteristik tanah tersebut
agar tidak salah dalam menentukan penggunaannya, karena setiap tanah
memiliki karakteristik yang berbeda dan karakter tersebut mempunyai potensi
yang berbeda pula bagi pengembangan suatu tanaman maupun kepentingan di
luar bidang pertanian. Maka langkah awal yang perlu dilakukan ialah melakukan
survei tanah atau penelitian tanah di lapangan dan laboratorium yang dilakukan
secara sistematik dengan metode tertentu di area tertentu. Hasil dari survei ini
akan digunakan untuk memprediksi karakteristik tanah pada bidang petanian,
non pertanian maupun pemanfaatan lainnya. Kegiatan survei tanah meliputi
penyiapan peta kerja, deskripsi perncirian tanah, klasifikasi tanah, pemetaan
tanah, interpretasi data survei tanah, dan laporan. Setelah melakukan survei
tanah, maka kita akan mengetahui ciri tanah tersebut dan hal ini dapat
membantu kita dalam menentukan untuk apa tanah tersebut digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dent, D. and Young, A. (1981) Soil Survey and Land Evaluation. Georg Allen and
Unwin Publishers, London.
Van Wembeke, A and T. Forbes.1986. Guidelines for Using Soil Taxonomy in the
Names of Soil Map Units. Cornell University: SMSS Technical
Monograph no. 10. SMSS-SCS, USDA.
Makalah Survei Tanah dan Evaluasi Lahan
(Prinsip Dan Metode Survei Tanah)
Kelompok 2
Kelas P
Oleh :
2018