You are on page 1of 8

1.

Pendahuluan

Tanah merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem karena


memiliki banyak fungsi, diantaranya sebagai media tumbuh tanaman secara
alami, sebagai habitat biota tanah, media bagi konstruksi serta sistem bagi
penyaringan/penjernihan air. Dilihat dari fungsi tersebut, tanah memiliki peranan
penting dalam ekosistem ini. Oleh sebab itu untuk menjaga dan melindungi tanah
dari kerusakan, kita harus berhati-hati dalam mengelolanya.

Prediksi sifat tanah serta tanggapannya terhadap pengelolaan sangat


diperlukan dalam bidang pertanian dan kehutanan untuk menentukan kelayakan
dan perencanaan pengembangan suatu wilayah atau berbagai pekerjaan
keteknikan lainnya. Kegiatan ini dapat disebut sebagai survei tanah, karena
menurut Dent dan Young (1981), tujuan utama survei tanah ialah untuk
memprediksi lebih banyak dan lebih teliti berbagai tujuan yang lebih spesifik
mengenai pengolahan lahan.

Survei tanah sendiri dapat didefinisikan sebagai penelitian tanah di


lapangan dan laboratorium yang dilakukan secara sistematik dengan
menggunakan metode tertentu di suatu area tertentu. Menurut Dent dan Young
(1981), dalam melakukan survei tanah ada 2 strategi yakni survei tanah
bertujuan umum yang ditujukan untuk memberikan data untuk berbagai
penggunaan yang berbeda dan survei tanah bertujuan khusus yang sifatnya
lebih spesifik dan tujuan penggunaannya telah diketahui seperti untuk irigasi atau
penanaman jenis tanah tertentu. Tujuan-tujuan tersebut harus diwujudkan dalam
suatu konsep survei (pemilihan satuan peta, skala peta, intensitas pengamatan
dan laporan).
2. Isi

Survei tanah adalah mendeskripsikan karakteristik tanah-tanah di suatu


daerah, mengklasifikasikannya menurut sistem klasifikasi baku, memplot batas
tanah pada peta dan membuat prediksi tentang sifat tanah. Perbedaan
penggunaan tanah dan bagaimana tanggapan pengelolaan mempengaruhi tanah
itulah yang terutama perlu diperhatikan (dalam merencanakan dan melakukan
survei tanah). Informasi yang dikumpulkan dalam survei tanah membantu
pengembangan rencana penggunaan lahan dan sekaligus mengevaluasi dan
memprediksi pengaruh penggunaan lahan terhadap lingkungan (Rayes,2007)

Kegiatan survei tanah terdiri dari kegiatan di lapangan, analisis di


laboratorium,mengklasifikasikan tanah kedalam sistem taksonomi atau sistem
klasifikasi tanah,melakukan pemetaan tanah atau interpretasi atau penafsiran
dari survei tanah dan ahli teknologi pertanian (Abdullah,1996).

Prinsip-prinsip yang terdapat pada survei tanah.

Peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga


dimensi.sedangkan ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut
kartografi.Kartografi merupakan ilmu dan teknik pembuatan peta atau suatu
seni,ilmu pengetahuan,dan teknologi pembuatan peta (Prihandito,1989). Peta
tanah merupakan suatu penyebaran satuan tanah keadaan tanah/lahan,seperti
pada legenda di pojok.Satuan peta tanah merupakan satuan yang dibatasi
dilapangan berdasarkan pada kenampakan bentang alam/landscape.

Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan


dengan kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau
seluruh permukaan bumi,atau benda-benda angkasa dan menyajikan dalam
suatu bentuk yang dapat mudah diobservasi ,sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan komunikasi. Kartografi juga merupakan studi dan praktik membuat
peta atau globe. Konsep Kartografi ialah suatu cara agar dapat menggambarkan
sebagian atau seluruh permukaan bumi yang bentuknya melengkung itu ke
bidang datar yang disebut peta dengan mendekati kebenaran yaitu dengan
distrosi sekecil-kecilnya. Untuk penggambaran tersebut pasti dijumpai kesulitan,
karena bidang asli yang akan digambar (bola/globe) berbeda dengan bidang
yang digunakan untuk menggambar (kertas/peta).
Satuan taksonomi adalah sekelompok tanah dari satuan sistem klasifikasi
tanah, masing-masing diwakili oleh suatu profil tanah yang mencerminkan
‘central concept’ (konsep pusat) dengan sejumlah kisaran menyimpan sifat-sifat
dari konsep pusat tersebut. Jadi satuan taksonomi tanah menentukan suatu
selang tertentu dari sifat-sifat tanah dalam kaitannya dengan selang sifat tanah
secara total dalam suatu sistem klasifikasi tanah tertentu. Pendekatannya
merupakan pendekatan morfologik.
Klasifikasi tanah adalah pemilahan tanah yang didasarkan pada sifat-sifat
tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkannya dengan tujuan penggunaan
tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat-sifat
fisik, kimia, mineral tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi penggunaan tanah dan
sistem klasifikasi ini lebih menekankan pada morfologi tanah dan memberi sedikit
tekanan pada faktor-faktor pembentuk tanah dibandingkan dengan sistem
sebelumnya.
Satuan peta tanah ialah satuan yang dibatasi di lapangan berdasarkan
pada kenampakan bentang alam (Landscape). Satuan peta yang sering
digunakan dalam survei tanah detail ialah sebagai berikut :

Seri tanah merupakan sekelompok tanah yang memiliki ciri dan perilaku
serupa, berkembang dari bahan induk yang sama dan mempunyai sifat-sifat dan
susunan horizon, terutama dibagian bawah horizon olah dan sam dalam rezim
kelembaban dan suhu tanah. Nama seri diambil dari nama lokasi pertama kali
ditemukan seri tanah tersebut. Misalnya seri Labuan teratak.

Fase tanah merupakan pembagian lebih lanjut dari seri tanah sesuai
dengan ciri-ciri penting bagi pengelolaan/penggunaan lahan, seperti drainase
dan erosi. Fase dapat juga digunakan pada tingkat kategori lainnya seperti famili,
sub-group dan lain-lain.

‘Soil variant’ merupakan tanah yang sangat mirip dengan seri yang sudah
ditemukan, tetapi berbeda dalam beberapa sifat penting. Hal ini mengurangi
banyak seri tanah yang mungkin ditemukan dalam suatu survei, dimana
perbedaan tidak terlalu besar. ‘Soil variant’ dapat menjadi seri tersendiri, jika
pengkajian lapangan telah dilakukan lebih intensif.
Satuan peta tanah terbagi menjadi dua, yaitu satuan peta tanah
sederhana, dan satuan peta tanah kompleks. Satuan peta tanah sederhana
hanya mengandung satu satuan tanah, SPT ini disebut konsosiasi kerena
didominasi oleh satu satuan tanah dan tanah-tanahnya mirip. Sedangkan, satuan
peta tanah kompleks terdiri atas asosiasi, kompleks tanah, dan kompleks tak
dibedakan.
Asosiasi tanah yaitu sekelompok tanah yang berhubungan secara
geografis, tersebar dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang
dapat diduga posisinya, tetapi karena kecilnya skala peta, taksa-taksa tanah
itu tidak dapat dipisahkan.
Kompleks tanah merupakan sekelompok tanah dari taksa yang
berbeda, yang berbaur satu dengan lainnya dalam satuan deliniasi (satuan
peta) tanpa memperlih atkan pola tertentu atau menunjukkan pola yang
tidak beraturan. Meskipun ada komponen tanah yang berasosiasi secara
geografis, tetapi tidak dapat dipisahkan kecuali pada tingkat amat detail. Menurut
Wambeke dan Forbes (1986) satuan peta tanah dikatan kompleks jika
komponen utama dalam satuan peta kompleks tidak dapat membentuk
satuan peta tersendiri jika dipetakan dalam skala 1 : 24.000. pada skala
tersebut luasan 0,4 cm2 pada peta adalah 2,3 ha dilapangan. Komponen utama
dalam satuan peta asosiasi jika dipetakan pada skala tersebut dapat membentuk
satuan peta tersendiri.
Kelompok tak dibedakan (undifferenti-ated groups) merupakan tanah
yang secara geografis tidak selalu berupa konsosiasi tetapi termasuk dalam
satuan peta yang sama karena untuk penggunaan dan pengelolaannya sama
atau mirip. Tanah-tanah tersebut dimasukkan ke dalam satuan peta yang sama
karena sama-sama punya sifat belerang terjal, berbatu, terpengaruh banjir, dll.

Beberapa kriteria untuk menentukan satuan peta menurut Dent dan Young
(1981) adalah :

a. Satuan peta hendaknya sehomogen mungkin (tidak perlu mempunyai


karakteristik yang seragam, tetapi variasi dalam satu satuan peta
dipertahankan dalam batasan yang telah dibuat). Macam variasi
hendaklah tetap konsisten dengan semua satuan peta yang mempunyai
nama yang sama.
b. Pengelompokkan hendaklah mempunyai nilai yang praktis.
c. Harus memungkinkan untuk memetakan satuan secara konsisten.
d. Pemetaan hendaklah diselesaikan dalam waktu yang layak dan dengan
peralatan yang umum. Sifat tanah yang digunakan dalam pemetaan
haruslah (terutama) sifat yang dapat diamati dan dirasakan seperti warna
dan tekstur. Banyak sifat-sifat tanah penting didalam praktek seperti
unsur hara misalnya, tidak dapat langsung diamati dan dipetakan
dilapangan. Hubungan sifat tanah yang dapat diamati dan sifat tanah
penting lainnya harus ditemukan selama survei.
e. Sifat tanah yang relatif stabil, seperti tekstur dan litologi, hendaklah
digunakan untuk memberi batasan satuan taksonomi, bukan sifat yang
cepat berubah dengan pengelolaan seperti struktur atau bahan organik
tanah-atas.

Penentuan Batas Tanah Menggunakan Metode Survei Tanah

1. Grid
Metode survei grid disebut juga metode grid kaku. Pengambilan contoh
tanah dalam survei ini dilakukan secara sistematik dan metode ini sangat
cocok untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan
interpretasi foto udara sangat terbatas. Jarak pengamatan dibuat secara
teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat di seluruh
daerah survei. Pengamatan tanah dilakukan dengan pola teratur (interval
titik pengamatan berjarak sama pada arah vertikal dan horizontal). Jarak
pengamatan tergantung dari skala peta.
2. Fisiografi
Metode survei fisiografi diawali dengan melakukan interpretasi foto udara
(IFU) untuk mendelineasi landform yang terdapat di daerah yang disurvei,
dan diikuti dengan pengecekan lapangan dengan komposisi satuan peta.
Survei ini umumnya diterapkan pada skala 1: 50.000-1:200.000. Metode
ini hanya dapat diterapkan jika tersedia foto udara yang berkualitas tinggi.
3. Grid bebas
Metode grid bebas merupakan perpaduan metode grid kaku dan metode
fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi detail, foto
udara berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di
lapangan cukup sulit dilakukan.
3. Penutup

Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi ekosistem kita karena
memiliki banyak fungsi. Tanpa adanya tanah manusia tidak dapat bertahan
hidup. Oleh sebab itu kita harus melindungi dan mengelola tanah dengan hati-
hati. Sebelum tanah dikelola kita harus mengetahui karakteristik tanah tersebut
agar tidak salah dalam menentukan penggunaannya, karena setiap tanah
memiliki karakteristik yang berbeda dan karakter tersebut mempunyai potensi
yang berbeda pula bagi pengembangan suatu tanaman maupun kepentingan di
luar bidang pertanian. Maka langkah awal yang perlu dilakukan ialah melakukan
survei tanah atau penelitian tanah di lapangan dan laboratorium yang dilakukan
secara sistematik dengan metode tertentu di area tertentu. Hasil dari survei ini
akan digunakan untuk memprediksi karakteristik tanah pada bidang petanian,
non pertanian maupun pemanfaatan lainnya. Kegiatan survei tanah meliputi
penyiapan peta kerja, deskripsi perncirian tanah, klasifikasi tanah, pemetaan
tanah, interpretasi data survei tanah, dan laporan. Setelah melakukan survei
tanah, maka kita akan mengetahui ciri tanah tersebut dan hal ini dapat
membantu kita dalam menentukan untuk apa tanah tersebut digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. S., 1993. Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. P. T. Gramedia,


Jakarta

Bos, E.S, 1973, Cartographic Principles in Thematic Mapping, The Netherland,


ITC, Lecture Note, Enschede.

Dent, D. and Young, A. (1981) Soil Survey and Land Evaluation. Georg Allen and
Unwin Publishers, London.

Lutfi, Rayes. M. 2007.Metode Inventarisasi Sumber daya Lahan. Andi:


Yogyakarta.

Prihandito, Aryono., 1989, Kartografi, PT Mitra Gama Widya, Yogyakarta

Rayes, M. Luthfi Tahun: 2007. Metode inventarisasi sumber daya lahan,Penerbit


Andi:Yogyakarta

Van Wembeke, A and T. Forbes.1986. Guidelines for Using Soil Taxonomy in the
Names of Soil Map Units. Cornell University: SMSS Technical
Monograph no. 10. SMSS-SCS, USDA.
Makalah Survei Tanah dan Evaluasi Lahan
(Prinsip Dan Metode Survei Tanah)

Kelompok 2
Kelas P

Oleh :

Vira Anggraeni Putri 165040200111077


Naura Handias Safitri 165040200111096
Muhammad Rafli R. 165040200111135
Ferdin Imaduddin 165040200111053

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2018

You might also like