You are on page 1of 13

MAKALAH

HAMZAH
Di susun Untuk Memenuhi Tugas Pondok
Pengasuh: Kyai Sholahuddin Al Hasyimi,. MA

Disusun Kelompok :
1. Afif Kurnia
2. Erina
3. Erna Juliana
4. Isnaini
5.Nurul Afifah Irmawati

PONDOK PESANTREN DAN MAJLIS TA’LIM WAT TADZKIR ‘AINUL YAQIN


JEKULO KUDUS
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hamzah adalah suatu huruf yang dalam tulisan dia tidak berbentuk, tetapi
umumnya dia ditulis dengan bentuk alif, wau atau ya’. Huruf hamzah itu ada
kalanya berada di awal kata, di tengah kata dan adakalanya di akhir kata.
Apabila hamzah itu berada di tengah kata atau ditempat wakaf (akhir kata),
maka mereka tidak memperhatikan cara penulisannya, tetapi dalam dua keadaan
(ditengah dan di akhir). Huruf hamzah yang berada di awal kata itu pasti berharakat
dan jelas bunyinya serta wajib ditulis dengan bentuk alif. Hukum (ketentuan)
hamzah yang berada di akhir kata itu sama dengan hukumnya huruf yang mati,
karena dia berada di tempat wakafnya.
Hamzah dibagi menjadi beberapa macam bentuk, diantaranya adalah hamzah
washal yang pengertiannya adalah huruf hamzah yang apabila berada paling awal
ia dibaca dan berbunyi a, i dan u dan ketika ada ditengah tidak terbaca.
Hamzah Istifham Yaitu hamzah yang berada di depan kata. Dia dipasang untuk
menanyakan sesuatu.
Hamzah Qotho’ yaitu berupa hamzah yang selalu diucapkan dengan berharokat
fathah, dhummah atau kasroh. Tidak gugur pengucapannya baik diawal permulaan
kalimat atau ditengah kalimat. Dan tidak gugur sekalipun ketika berada diantara
dua kalimat yang tersambung. Tertulis diatas alif apabila berharokat fathah, atau
dhummah. Dan dibawah alif apabila berharokat kasroh.
Hamzah Nida` Lil Qarib adalah Hamzah yang digunakan untuk memanggil
seseorang yang berada dekat dengan sipemanggil.
Untuk lebih mengetahui bagaimana penulisan hamzah, baik di awal, di
tengah maupun di akhir, maka kami akan membahasnya dalam makalah kami yang
berjudul “Hamzah di Awal, di Tengah dan di Akhir”.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian hamzah?
2. Pengertian hamzah washol?
3. Pengertian hamzah qotho’?
4. Pengertian hamzah istifham?
5. Pengertian hamzah nida’ lil qorib?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hamzah adalah suatu huruf yang dalam tulisan dia tidak berbentuk, tetapi
umumnya dia ditulis dengan bentuk alif, wau atau ya’. Huruf hamzah itu ada
kalanya berada di awal kata, di tengah kata dan adakalanya di akhir kata.

B. Macam-macam Hamzah
1. Hamzah Washol adalah hamzah yang apabila berada paling awal ia
dibaca dan berbunyi a, i dan u dan ketika ada ditengah tidak terbaca.
2. Hamzah Qotho’ yaitu berupa hamzah yang selalu diucapkan dengan
berharokat fathah, dhummah atau kasroh. Tidak gugur pengucapannya
baik diawal permulaan kalimat atau ditengah kalimat. Dan tidak gugur
sekalipun ketika berada diantara dua kalimat yang tersambung. Tertulis
diatas alif apabila berharokat fathah, atau dhummah. Dan dibawah alif
apabila berharokat kasroh.
3. Hamzah Istifham Yaitu hamzah yang berada di depan kata. Dia dipasang
untuk menanyakan sesuatu.
4. Hamzah Nida` Lil Qarib adalah Hamzah yang digunakan untuk
memanggil seseorang yang berada dekat dengan sipemanggil.

Adapun contoh hamah washol adalah sebagai berikut:

Contoh Hamzah washol yang dibaca berbunyi “a”


Contoh Hamzah washol yang dibaca berbunyi “i”
Contoh Hamzah Washol Yang Dibaca “u”
Contoh hamzah washol yang dibaca berbunyi “ni”, hamzah washol ditengah bacaan tidak
dibaca namun muncul bunyi “ni” karena hamzah washol didahului tanwin
Contoh hamzah washol pada kata benda (isim) selalu berbunyi “i”
Contoh berikut ini, mungkin akan memperjelas pemahaman tentang Hamzah qotho’. Huruf
yang ditampilkan dengan warna biru, itulah yang disebut dengan Hamzah qotho’.
Sementara itu huruf yang ditampilkan dengan warna hijau disebut dengan Alif, sedangkan
huruf berwarna merah disebut sebagai Hamzah washol.

Adapun contoh hamzah Istifham adalah sebagai berikut:


a. Menanyakan tentang salah satu dari dua hal atau lebih dalam rangka ta’yin
(menentukan atau memilih jawaban), contohnya :

‫أأ ززييدد ممزساَففدر أزيم زحاَفمدد؟‬

Artinya : “apakah Zaid yang bersafar ataukah Hamid?”.

Pertanyaan diatas dijawab dengan cara menentukan atau memilih antara : ‫ ززييدد‬atau ‫زحاَفمدد‬
. Adapun cara mengi’rabnya adalah sebagai berikut :

‫ أز‬: harfu istifham / mabniy / ‘alal fath.


‫ أزييدد‬: mubtada` / marfu’ / bidh dhammah.
‫ساَففدر‬
‫ مم أ‬: khabar / marfu’ / bidh dhammah.
‫ أزيم‬: harfu ‘athf / mabniy / ‘alas sukun.
‫ زحاَفمدد‬: ma’thuf ‘ala ‫ ززييدد‬/ marfu’ / bidh dhammah.
b. Menanyakan tentang isnad (rangkaian jumlah mufidah), misalnya kita ingin
menanyakan tentang jumlah jumlah mufidah berikut ini :

‫ساَفأأر أزييدد‬
‫أ‬

Artinya : “Zaid telah bersafar”.

Maka untuk menanyakan tentang hal itu dengan menggunakan : ‫( أ‬apakah) ada dua
bentuk, yaitu :

1. bentuk ke-1 (Hamzah tanpa diiringi harfu nafi) , contoh :

‫أأ زساَفززر ززييدد؟‬

Artinya : “apakah Zaid telah bersafar?”.

Pertanyaan diatas dijawab dengan salah satu dari dua jawaban berikut :

1. ‫ زساَفززر ززييدد‬، ‫ نأأعيم‬: ya , Zaid telah bersafar, atau disingkat dengan : ‫ نأأعيم‬saja.
2. ‫ لزيم يمزساَففير ززييدد‬، ‫ لأ‬: tidak, Zaid tidak bersafar, atau disingkat dengan : ‫ لأ‬saja.

Adapun cara mengi’rabnya adalah sebagai berikut :

‫ أز‬: harfu istifham / mabniy / ‘alal fath.


‫ساَفأأر‬
‫ أ‬: fi’il madhi / mabniy / ‘alal fath.
‫ أزييدد‬: fa’il / marfu’ / bidh dhammah.
2. bentuk ke-2 (Hamzah + huruf nafi), contoh :

‫أأ لزيم يمزساَففير ززييدد؟‬

Artinya : “tidakkah Zaid bersafar?”.

Pertanyaan diatas dijawab dengan salah satu dari dua jawaban berikut :

1. ‫ لزيم يمزساَففير ززييدد‬، ‫ نأأعيم‬: ya , Zaid (memang) tidak bersafar, atau disingkat dengan : ‫ نأأعيم‬saja.
2. ‫ زساَفززر ززييدد‬، َ‫ بأألى‬: tidak begitu, (bahkan) Zaid bersafar, atau disingkat dengan : >َ‫بأألى‬
saja.

Adapun cara mengi’rabnya adalah sebagai berikut :

‫ أز‬: harfu istifham / mabniy / ‘alal fath.


‫ لزيم‬: harfu nafi wa jazm / mabniy / ‘alas sukun.

‫ساَففير‬
‫ يم أ‬: fi’il mudhari’ / majzum / bis sukun.

‫ أزييدد‬: fa’il / marfu’ / bidh dhammah.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Hamzah adalah suatu huruf yang dalam tulisan dia tidak berbentuk, tetapi
umumnya dia ditulis dengan bentuk alif, wau atau ya’. Huruf hamzah itu ada
kalanya berada di awal kata, di tengah kata dan adakalanya di akhir kata.
Hamzah Washol adalah hamzah yang apabila berada paling awal ia dibaca
dan berbunyi a, i dan u dan ketika ada ditengah tidak terbaca.
Hamzah Qotho’ yaitu berupa hamzah yang selalu diucapkan dengan
berharokat fathah, dhummah atau kasroh. Tidak gugur pengucapannya baik
diawal permulaan kalimat atau ditengah kalimat. Dan tidak gugur sekalipun
ketika berada diantara dua kalimat yang tersambung. Tertulis diatas alif apabila
berharokat fathah, atau dhummah. Dan dibawah alif apabila berharokat kasroh.
Contoh berikut ini, mungkin akan memperjelas pemahaman tentang Hamzah
qotho’. Huruf yang ditampilkan dengan warna biru, itulah yang disebut dengan
Hamzah qotho’. Sementara itu huruf yang ditampilkan dengan warna hijau
disebut dengan Alif, sedangkan huruf berwarna merah disebut sebagai Hamzah
washol.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sajikan. Kami menyadari bahwa makalah
kami jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Amiin
DAFTAR PUSTAKA

http://aminbenahmed.blogspot.com/2012/12/hamzah.htm (diakses Sabtu 31 Juli 2016 pkl:


09.00 WIB)

http://nahdiatul.blogspot.co.id/2013/03/makalah-qawaid-al-imla-wa-al-khat.html (diakses
Minggu 31 Juli 2016 pkl: 22.00 WIB)

You might also like