You are on page 1of 25

ASUHAN KEPERAWATAN

BRONKHOPNEUMONIA DI RUANG
FATIMAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Klinik Keperawatan Anak


Dosen Pengampu: Erna Sulistyowati S.Kep., Ns,. M.Kep

Disusun oleh :
KELOMPOK 1
PSIK 5A

Eka Vira Syafitri


Endhar arifathul farida
Noor Rosyida
Rukma septy Suriyantika
Siti Lusi Sulistywato

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian
bawah. Penyakit ini dapat menyerang anak-anak dan balita hampir diseluruh
dunia. Bila penyakit ini tidak segera ditangani, dapat menyebabkan beberapa
komplikasi bahkan kematian.
Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit
Pneumonia. Bronkopneumonia adalah peradangan yang terjadi pada ujung
akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukosa purulen untuk
membentuk bercak konsolidasi pada lobus-lobus yang berbeda didekatnya,
disebut juga pneumonia lobularis (Wong, 2008).
Menurut WHO (2008), insidens pneumonia anak-balita di negara
berkembang adalah 151,8 juta kasus pneumonia/ tahun, 10% diantaranya
merupakan pneumonia berat dan perlu perawatan di rumah sakit. Di negara
maju terdapat 4 juta kasus setiap tahun sehingga total insidens pneumonia di
seluruh dunia ada 156 juta kasus pneumonia anak-balita setiap tahun.
Terdapat 15 negara dengan insidens pneumonia anak-balita paling tinggi,
mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari 2
setengahnya terdapat di 6 negara, mencakup 44% populasi anak di dunia.
Berdasarkan Kemenkes (2009), jumlah pneumonia pada balita masih
tetap tinggi. Pneumonia pada bila tidak ditangani dengan benar maka
dikhawatirkan dapat menghambat upaya mencapai target MDGs menurunkan
angka kematian pada bayi dan anak. Untuk itu perlu dilakukan upaya
pencegahan pneumonia pada anak dengan perbaikan gizi dan imunisasi dan
meningkatkan upaya manajemen tatalaksana pneumonia. Penemuan kasus
pneumonia pada balita tahun 2010 sebesar 23% dengan jumlah kasus yang
ditemukan sebanyak 499.259 kasus.

2
Berdasarkan data diatas penulis tertarik dalam membuat laporan kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak A” Usia 13 Bulan dengan
Bronkopneumonia di Ruang Fatimah RS Aisyiyah Kudus pada tanggal 25
Desember 2017”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yaitu Bagaimana penatalaksaanaan Asuhan
Keperawatan Pada Anak “A” Usia 13 Bulan dengan Bronkopneumonia di
Ruang Fatimah RS Aisyiyah Kudus

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penatalaksaanaan asuhan keperawatan pada anak
“A” usia 13 Bulan dengan Bronkopneumonia di ruang Fatimah RS
Aisyiyah Kudus.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi Bronchopneumonia
b. Menjelaskan etiologi Bronchopneumonia
c. Mendeskripsikan fisiologi Bronchopneumonia
d. Menjelaskan fatofisiologi Bronchopneumonia
e. Menjelaskan macam-macam komplikasi Bronchopneumonia
f. Menjelaskan manifestasi klinis dari Bronchopneumonia
g. Menjelaskan macam-macam pemeriksaan penunjang
Bronchopneumonia
h. Menjelaskan cara penatalaksanaan Bronchopneumonia
i. Melaksanakan pentalaksanaan asuhan keperawatan pada
Bronchopneumonia

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang
meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada
jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernapasan
atau melalui hematogen sampai ke bronkus. (Sujono Riyadi dan Sukarmin,
2009).
Bronkopneumonia adalah merupakan peradangan pada parenkim paru
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai
dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal,
muntah, diare, serta batuk kering dan produktif. (A. Aziz Alimul Hidayat,
2008).
Bronkopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di
dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.
(Smeltzer & Suzanne C, 2005).
Bronkopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh
eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk
gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris (Wong, 2008).
Kesimpulannya bronkopneumonia adalah jenis infeksi paru yang
disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar
alveoli.

B. Etiologi
Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan
oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi
organisme patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis

4
dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman
keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,
protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2005)
antara lain:
1. Bakteri seperti Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.
2. Virus seperti Legionella pneumonia
3. Jamur seperti Aspergillus spesies, Candida albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-
paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi
pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal
yang terdapat dalam mulut dan karena adanya pneumocystis cranii,
Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C, 2004 dan Sandra M. Nettina, 2005).

C. Patofisiologi
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme
(jamur, bakter, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti
hidrokarbon (minyak tanah, bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya
isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnmya mikroorganisme akan masuk
melalui percikan ludah ( droplet) infasi ini akan masuk ke saluran pernapasan
atas dan menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan
peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini tubuh akan menyesuaikan diri
sehingga timbulah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama secret
semakin menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin
sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama
kelamaan secret akan sampai ke alveolus paru dan mengganggu system
pertukaran gas di paru.

5
Selain menginfeksi saluran napas, bakteri ini juga dapat menginfeksi
saluran cerna saat ia terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora
normal dalam usus menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah GI tract.

D. Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,
demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat
bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis. Kadang-
kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada
permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa hari mula–mula kering dan
kemudian menjadi produktif. Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari luas
daerah auskultasi yang terkena. Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan
dan pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah nyaring halus atau
sedang. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009).
Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu mungkin pada perkusi
terdengar keredupan dan suara pernapasan pada auskultasi terdengar
mengeras. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009). Terdengar adanya krekels di
atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga
udara oleh eksudat). (Sandra M. Nettina, 2005).

E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada bronkopneumonia adalah
1. Atelektasis : Pengembangan paru yang tidak sempurna.
2. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
3. Abses paru : Pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.
4. Infeksi sistomik
5. Endokarditis : Peradangan pada endokardium.
6. Meningitis : Peradangan pada selaput otak.

6
F. Pemeriksaan Penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnosa dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(meningkatnya jumlah neutrofil).
b. Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan
dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk
kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius.
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status
asam basa.
d. Kultur darah untuk mendeteksi bacteremia
e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi
antigen mikroba.
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram Thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai
pada infeksi stafilokokus dan haemofilus.
b. Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas
tersumbat oleh benda padat.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Menurut (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009).
1. Terapi
a. Pemberian obat antibiotik penisilin 50.000 U/Kg BB/hari, ditambah
dengan kloramfenikol 50-70 mg/Kg BB/hari atau diberikan antibiotik
yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini
diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari. Pemberian obat kombinasi

7
bertujuan untuk menghilangkan penyebab infeksi yang kemungkinan
lebih dari 1 jenis juga untuk menghindari resistensi antibiotik.
b. Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan
cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukusa 5 % dan Nacl
0,9 % dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan Kcl 10
mEq/500ml/botol infus.
c. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabilisme
akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi
sesuai dengan hasil analisa gas darah arteri.
d. Pemberian makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik pada
penderita yang sudah mengalami perbaikan sesak nafas.
e. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberiakan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier
seperti pemberian terapi nebulizer dengan flexotid dan ventolin. Selain
bertujuan mempermudah pengeluaran dahak juga dapat meningkatkan
lebar lumen bronkus.
Terapi inhalasi merupakan istilah yang menekankan pada berbagai
terapi yang melibatkan perubahan komposisi, volume, atau tekanan gas
yang diinspirasi. Terapi ini terutama mencangkup peningkatan konsentrasi
oksigen pada gas yang diinspirasi (terapi oksigen), peningkatan uap air
yang terkandung di dalam gas inspirasi (terapi humidifikasi), penambah
partikel udara dengan zat lain yang bermanfaat (terapi aerosol), dan
pemakaian berbagai alat untuk mengendalikan atau membantu pernafasan
(ventilasi buatan, tekanan jalan nafas positif) (Wong, 2008). Terapi
inhalasi adalah pemberian obat secara inhalasi (hirupan) ke dalam saluran
respiratori (IDAI, 2008). Terapi inhalasi yaitu merupakan obat cair yang
mengandung larutan dalam udara (Ringel Edward, 2012).

8
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DIRUANG FATIMA RS AISYIYAH KUDUS

PENGKAJIAN ANAK
A. Identitas Data
Nama Klien : An. A
Usia : 13 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 4 November 2016
Agama : Islam
Alamat : Megawon 1/1 Jati Kudus
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Nama Ayah/Ibu : Tn. E/ Ny. I
Pekerjaan Ayah : Karyawan swasta
Pekerjaan Ibu : Karyawan swasta
Pendidikan Ayah : SLTA
Pendidikan Ibu : SLTA

B. Keluhan Utama
Pasien masuk rumah sakit karena mengeluh batuk sudah beberapa hari.

C. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan An. A batuk sudah beberapa hari dan disertai demam, karena
batuk yang tak kunjung sembuh An. A dibawa ke UGD Rumah Sakit Aisyiyah,
di UGD An. A mendapatkan terapi Infus RL 20 tpm, injeksi taxegram 250 mg,
infus sanmol 75 mg. Setelah diobservasi selama kurang lebih 3 jam, pasien
dipindah ke ruang fatimah. Di ruang fatimah mendapat terapi injeksi taxegram
3x250 mg, injeksi cortidex 3x 2 mg, injeksi sagestam 2x20 mg, infus sanmol 75
mg per 6 jam, nipe drop 3x 0.2 ml.

9
D. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
1. Prenatal
Usia kehamilan : 39 minggu
Pemeriksaan kehamilan : Rutin setiap bulan
Penyakit yang menyertai kehamilan : Tidak ada
Kebiasaan waktu hamil : Tidak ada
Komplikasi ibu dan janin : Tidak ada
2. Intranatal
Jenis persalinan : Spontan
Penolong persalinan : Bidan desa
Tempat persalinan : Klinik Bersalin
Komplikasi Persalinan : Tidak ada
Keadaan bayi saat lahir : Menangis spontan dan kuat, BB 2800 gram
dengan panjang badan 45 cm
3. Postnatal
An. A diasuh oleh kedua orang tuanya dan dibantu oleh neneknya. An. A
masih diberi ASI sampai saat ini dan dibantu susu formula

E. Riwayat Masa Lampau


1. Penyakit waktu kecil : Ibu klien mengatakan anak A tidak memiliki
penyakit diwaktu kecil nya.
2. Pernah dirawat di RS : Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah
dirawat di RS
3. Obat-obatan yang digunakan : Ibu klien mengatakan anaknya meminum obat
yang dianjurkan oleh dokter
4. Tindakan operasi : Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah
5. Alergi : Ibu klien mengatakan anaknya tidak memliki
alergi seperti obat, makanan dan susu
6. Kecelakaan : Ibu mengatakan anaknya tidak pernah
mengalami kecelakaan

10
7. Imunisasi : Ibu mengatakan An. A sudah mendapatkan
imunisasai dasar lengkap

F. Riwayat Keluarga
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menurun seperti thalassemia
dan tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC, ISPA, Hepatitis B
Genogram

Keterangan:
Laki-laki Laki-laki meninggal

Perempuan Garis keturunan

Penderita Tinggal satu rumah

G. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh : Kedua orang tua dan nenek
2. Hubungan dengan anggota keluarga : Terjalin dengan baik
3. Hubungan dengan teman sebaya : Terjalin dengan baik
4. Lingkungan rumah : Lingkungan rumah mendukung dalam
bersosialisasi
H. Kebutuhan Dasar (Pengkajian Pola Fungsional)
1. Makanan yang disukai : Tidak ada
Selera : Selama sakit nafsu makan An. A tidak ada
Alat makan yang digunakan : Botol susu, piring, sendok

11
Pola makan : Selama sakit An. A hanya makan 2x sehari
dengan porsi yang sedikit-sedikit
Pola tidur : ±6 jam perhari
Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada
2. Mandi : Selama sakit An. A hanya diseka dengan air
hangat oleh orang tua An. A
3. Aktifitas bermain : Selama sakit An. A tidak melakukan aktivitas
bermain
4. Eliminasi : BAB, selama sakit An. A belum BAB
BAK, selama satu hari ibu mengatakan BAK 5-
6 kali, warna kekuningan bau khas urin
I. Keadaan Kesehatan Saat Ini
1. Diagnosa medis
Bronkopnroumonia
2. Tindakan operasi
Tidak ada
3. Status nutrisi
a. Antropometri
BB : 8.2 Kg
PB : 80 cm
LILA : 13 cm
b. Biomechanical
Hemoglobin : 11.2 g/dl
Lekosit : 7.080/uL
Trombosit : 293.000/mm3
Hematocrit : 33%
c. Clinical sign
Rambut : distribusi merata, warna hitam, tidak bercabang, tidak mudah
rontok
Turgor : normal

12
Akral : hangat
Mukosa bibir : kering
d. Diet
Selama di rumah sakit An. A mendapatkan diet lunak, ½ porsi habis.
4. Status cairan
Input
Infus ± 600 cc
Makan dan minum ± 150 cc
Output
Feses ± 50 cc
Urin ± 400 cc
(30−𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)𝑥 𝐾𝑔𝐵𝐵
IWL= 24 𝑗𝑎𝑚
(30−1 𝑡ℎ)𝑥 8,2 𝐾𝑔
= 24 𝑗𝑎𝑚
29𝑥 8,2 𝐾𝑔
= 24 𝑗𝑎𝑚
237,8
= 24 𝑗𝑎𝑚

=9,908 cc/jam
Balance
Input – Output
= 750 cc – 459,9 cc
= 290,1 cc
5. Obat-obatan
Infus RL 20 tpm
Injeksi taxegram 3x250 mg
Injeksi cortidex 3x2 mg
Injeksi 2x20 mg
Infus sanmol per 6 jam 75 mg
PO : Nipe drop 3x0,2 ml

13
6. Tindakan keperawatan:
Kompres panas dingin
Memposisikan semifowler
Memberikan pendidikan kesehatan terkait penyakit yang dialami
7. Hasil laboratorium
Jenis
Hasil Satuan Nilai normal
pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin 12,2 g/dl 12,0-16,0
Leukosit 7.080 /uL 5.000-10.000
Hematokrit 33 % 30-50
Trombosit 293.000 /mm3 150.000-450.000
MCV 81 fL 80-99
MCH 27 Pg 27-34
MCHC 34 g/dL 32-36
Hitung jenis
Eosinofil 0 % 1-3
Basofil 1 % 0-1
netrofil segmen 62 % 50-70
Limfosit 31 % 20-40
Monosit 6 % 2-8
Eritrosit 4.100.000 /uL 3.800.000 - 5.800.000

8. Hasil rontgen
Hasil pemeriksaan rontgen thorax pada tanggal 26 Desember 2017
Cor : tak membesar, bentuk letak normal
Pulmo : tampak infiltrate di parahilar-parakardial kanan, hilus tak melebar,
corakan bronkovaskuler meningkat
Diafragma: normal, sinus costophrenikus normal
Kesan : gambaran bronkopneumonia, gambaran meteorismus

14
J. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum: sedang
GCS= 15 (E: 4M: 6 V: 5)
2. Tinggi badan : 80 cm
3. Berat badan : 8,2 kg
4. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada
tanda-tanda infeksi
5. Hidung
Bentuk simetris, terdapat 2 lubang kanan dan kiri, pernafasan cuping hidung
6. Mulut
Bentuk simetris, mukosa bibir kering, tak tampak peradangan
7. Telinga
Bentuk simetris kanan dan kiri, tak tampak serumen, tidak ada kelainan dalam
bentuk telinga
8. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada
Bentuk dada simetris
10. Jantung
Inspeksi : tampak retraksi dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan
Perkusi : bunyi pekak
Auskultasi : S1 dan S2 reguler tidak ada suara tambahan
11. Paru-paru
Inspeksi : simetris kanan dan kiri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi, : ronki

15
12. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada luka
Auskultasi : bising usus 12x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
13. Punggung : simetris
14. Genetalia : labia minor dan mayor lengkap, tidak ada kelainan
15. Ekstremitas atas dan bawah
Tidak ada kelainan , rentang gerak aktif
Turgor kulit : normal
Akral : hangat
16. Tanda tanda vital
Suhu : 39,3ºC
Nadi : 100x/menit
RR : 45x/menit

K. Ringkasan Riwayat Keperawatan


An. A masuk Rumah Sakit dengan keluhan demam, batuk yang sudah
berlangsung beberapa hari. Setelah dirumah sakit dilakukan pemeriksaan rontgen
thorax dan hasilnya An. A terdiagnosa Bronkopneomonia. An. A mendapatkan
terapi Infus RL 20 tpm, injeksi taxegram 3x250 mg, injeksi cortidex 3x 2 mg,
injeksi sagestam 2x20 mg, infus sanmol 75 mg per 6 jam, nipe drop 3x 0.2 ml.

16
ANALISA DATA
Nama klien : An. A No. RM : 152941
Umur : 13 bulan Dx. Medis : BRPN
Ruang rawat : Fatimah Alamat : Megawon Rt 01/01 Jati Kudus
TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
25/12/17 DS : Ketidakefektifan Peningkatan secret
J : 21:00 Ibu klien mengatakan bahwa bersihan jalan nafas
An. A batuk nggrok-nggrok
sudah berhari-hari dan sedikit
sesak.
DO:
An. A terlihat lemah, batuk
menggigil, terdengar suara
whezing, dari hasil
pemeriksaan didapatkan N :
110 x/mnt , S : 380 C, RR : 24
x/mnt.
25/12/18 DS : Hipertermia Proses inflamasi
J : 21.05 Ibu klien mengatakan demam
sejak 4 hari yang lalu, suhu
saat di bawa ke RS 39,30 C
DO :
Klien tampak lemah, badan
terasa hangat. Hasil
pemeriksaan didapatkan N :
110 x/mnt , S : 380 C, RR : 24
x/mnt. Hasil laboratorium
didapatkan leukosit : 7.080
/uL, hemoglobin : 11,2 g/dL

17
PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d peningkatan secret
2. Hipertermia b.d proses inflamasi

INTERVENSI
Nama klien : An. A No. RM : 152941
Umur : 13 bulan Dx. Medis : BRPN
Ruang rawat : Fatimah Alamat : Megawon Rt 01/01 Jati Kudus
TGL/J NO. RENCANA TTD
AM DIAGNO Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional /NA
SA Hasil MA
25/12/ I Setelah dilakukan - Posisikan pasien - Klien dapat
2017 tindakan keperawatan untuk bernafas dengan
J : selama 2x24 jam memaksimalkan baik
21.10 diharapkan : ventilasi
- Menunjukkan jalan - Keluarkan secret - Agar tidak
nafas yang paten dengan batuk menghambat
(klien tidak meras efektif saluran
tercekik, irama pernafasan
nafas, frekuensi - Auskultasi suara - Catat adanya
nafas dalam rentang nafas, catat suara tambahan
normal, tidak ada adanya suara
suara nafas tambahan - Agar
abnormal) - Atur intake untuk keseimbangan
cairan cairan dalam
mengoptimalkan tubuh normal
keseimbangan - Mengurangi
- Melakukan terapi sesak nafas
inhalasi nebulizer
- Kolaborasikan - Agar
pemberian obat mempercepat

18
proses
penyembuhan
25/12/ II Setelah dilakukan - Monitor suhu per - Agar tidak
17 tindakan keperawatan 6 jam terjadi kejang
J: selama 2x24 jam jika suhu naik
21.20 diarapkan : - Berikan - Agar daoat
- Suhu tubuh dalam pengobatan untuk menghambat
rentang normal mengatasi proses inflamasi
- Nadi dan RR dalam penyebab demam
rentang normal - Kolaborasi - Agar lebih
- Tidak ada perubahan pemberian cairan cepat proses
warna kulit intravena penyerapan
obat
- Ajarkan ibu klien - Mengurangi
mengenai peningkatan
kompres suhu

19
Implementasi
Nama klien : An. A No. RM : 152941
Umur : 13 bulan Dx. Medis : BRPN
Ruang rawat : Fatimah Alamat : Megawon Rt 01/01 Jati Kudus
TTD/
TGL Jam Diagnosa Impementasi Respon
Nama
25/12/ Hipertermia Mengkolaborasi S:-
17 pemberian cairan Ibu klien mengatakan
intravena anaknya lemas
22.00 O:
- Terpasang infus RL
12 tpm
- Klien tampak lemas
25/12/ Ketidakefektif Memposisikan S:
17 an bersihan pasien untuk Ibu klien mengatakan
jalan nafas memaksimalkan anaknya sesak
22.10 ventilasi O:
Posisi kepala klien
lebih tinggi dari tubuh,
RR : 24 x/mnt
25/12/ Ketidakefektif Mengauskultasi S:
17 an bersihan suara nafas, catat Ibu klien mengatakan
jalan nafas adanya suara anaknya sesak dan
tambahan batuk menggikil
O:
- terdengar suara
22.20
ronkhi
- hasil pemeriksaan
didapatkan N : 110
x/mnt , S : 380C, RR
: 24 x/mnt.

20
25/12/ Hipertermia Memonitor suhu S:
17 sesering mungkin Ibu klien mengatakan
demam
22.30
O:
- Anak terlihat lemah
- S : 380C
25/12/ Hipertermia Mengajarkan ibu S
17 klien mengenai Ibu mengatakan
kompres hangat anaknya panas
O:
- S : 380C
22.40 - Ibu mengkompres
anaknya
menggunakan air
hangat untuk
menurunkan
panasnya

Hari Ke 2
TTD/
TGL Jam Diagnosa Impementasi Respon
Nama
Hipertermi Memberikan S : Ibu klien
pengobatan untuk mengatakan anaknya
mengatasi demam panas
26/12/ dengan memberikan O : diberikan infus
14.00
2017 infus sanmol 75 mg sanmol 75 mg /6jam,
/6jam jika suhunya
tinggi

26/12/ Ketidakefektif Memonitor TTV S : ibu klien


2017 14.20 an bersihan mengatakan anaknya
jalan nafas & batuk dan panas

21
hipertermia O:
- R : 24x/mnt
- N : 110 X/ mnt
- S : 380C

26/12/ hipertermia Memonitor suhu per S : ibu klien anaknya


2017 6 jam masih panas
14.30 O : Klien tampak
lemah, S : 37,6 0C

Ketidakefektif Mengkolaborasi S : ibu klien


an bersihan dengan fisioterapi menyetujutui anaknya
jalan nafas untuk melakukan diberi terapi inhalasi
terapi inhalasi O : klien mendapatkan
nebulizer nebulizer
- Pulmicort 1 respul
14.50
- Combivant ½ respul
- NaCl 1 cc
setelah diberi terapi
inhalasi klien bisa
mengeluarkan secret

22
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : An. A No. RM : 152941
Umur : 13 bulan Dx. Medis : BRPN
Ruang rawat : Fatimah Alamat : Megawon Rt 01/01 Jati Kudus
TTD/
TGL Jam Diagnosa Evaluasi
Nama
25/12/ Ketidakefektifan S : ibu klien mengatakan anaknya batuk
2017 bersihan jalan nafas menggikil
b.d peningkatan O : terdengar suara wheezing,
secret hasil pemeriksaan didapatkan N : 110
x/mnt , S : 380C, R :24x/mnt Anak
terlihat batuk.
A : Masalah belum teratasi
06.00 P : Lanjutkan Intervensi dengan :
1. Monitor TTV
2. Kolaborasi dengan fisioterapi
untuk melakukan terapi inhalasi
nebulizer
3. Kolaborasikan dengan dokter
untuk pemberian obat

25/12/ Hipertermia b.d S : Ibu klien mengatakan anak demam


2017 proses inflamasi O : Anak terlihat lemas, dan tertidur, S :
380C, 110 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi dengan :
06.20 1. Monitor TTV
2. Kolaborasi dengan tenaga medis
pemberian pengobatan untuk
mengatasi demam dengan
memberikan obat paracetamol
/6jam jika suhunya tinggi

23
Hari Ke 2
TTD/
TGL Jam Diagnosa Evaluasi
Nama
Ketidakefektifan S : ibu klien mengatakan secret atau
26/12/ bersihan jalan nafas dahak pada anaknya bisa keluar, tapi
2017 b.d peningkatan masih batuk
18.00 secret O : Klien tampak bahagia, tidak
menangis,R : 23x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
26/12/ Hipertermia b.d S : Ibu klien mengatakan suhu anaknya
2017 proses inflamasi sudah mulai stabil
O : S : 37,20C, Klien terlihat lebih baik ,
18.30 klien masih dikompres menggunakan air
hangat untuk menurunkan suhunya.
A : Masalah terasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

24
EVALUASI
Nama klien : An. A No. RM : 152941
Umur : 13 bulan Dx. Medis : BRPN
Ruang rawat : Fatimah Alamat : Megawon Rt 01/01 Jati Kudus
TTD/
TGL Jam Diagnosa Evaluasi
Nama
Ketidakefektifan S : Ibu klien mengatakan anaknya batuk
bersihan jalan nafas sudah berkurang, dan tidak sesak lagi
b.d peningkatan O : klien terlihat tidak sesak nafas,
27/12/
07.20 secret frekuensi nafas dalam rentang 23x/mnt,
17
irama teratur
A : Masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
Hipertermia b.d S : ibu klien mengatakan anaknya sudah
proses inflamasi tidak panas lagi
27/12/
07.30 O : Suhu klien dalam batas normal 37,2
17
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

25

You might also like