Professional Documents
Culture Documents
Di Susun Oleh
Kelompok 4 :
Marlina sinaga
Ridho Marwara
Sari wahyuni gulo
Yolanda vega widayana silaban
DOSEN PENGAJAR :
Ns. JOHANSEN HUTAJULU,S,Kep.,A.P., M.Kep
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan kenikmatan yang sangat besar. Di dalam kesempatan ini, kami akan membahas tentang
Upaya mencegah dan Meminimalkan Resikodan Hazard pada perawat dalam tahap pengkajian
berdasarkan kasus penyakit Akibat Kerja.
Dengan adanya makalah yang kami susun ini semoga bisa menambah pengetahuan bagi kami dan
teman mahasiswa lainnya sehingga kita dapat memahami dan mengerti lebih dalam tentang Upaya
mencegah dan Meminimalkan Resikodan Hazard pada perawat dalam tahap pengkajian berdasarkan
kasus penyakit Akibat Kerja . Saran dan kritik masih kami perlukan dalam menyepurnakan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan,November,2017
Penyusun Kelompok 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
pendidikan atau penyuluhan kesehatan yang khususnya menyangkut kesehatan dan
keselamatan kerja atau yang biasa disebut K3. Kesehatan dan keselamatan kerja bukan semata-mata
untuk kepentingan pekerja dan institusi tempat kerja, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat,
terutama masyarakat sekitar tempat kerja. Tanggung jawab terhadap masyarakat bagi tempat kerja Di
dunia kerja, baik itu pekerjaan di ruangan atau di luar ruangan pasti tidak akan terlepas dari resiko,
baik resiko penyakit yang menyangkut psikologis, sosial, maupun biologis. Dalam hal ini, seorang
perawat bisa turut serta dalam kegiatan promosi kesehatan di tempat pekerjaan, misalnya saja
memberikan suatu adalah masyarakat tidak mendapatkan dampak negatif dari tempat kerja tersebut
misalnya, polusi (polusi limbah cair, limbah padat), udara, dan kebisingan. Oleh sebab itu, tempat
kerja harus mengupayakan semaksimal mungkin agar masyarakat tidak terganggu kesehatannya
akibat keberadaan institusi atau tempat kerja tersebut. ( Kemenkes RI,2011)
Program Kesehatan Kerja mempunyai tujuan utama yaitu memberikan perlindungan kepada
pekerja dari bahaya kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja dan promosi kesehatan
pekerja. Lebih jauh lagi adalah menciptakan kerja yang tidak saja aman dan sehat, tetapi juga
nyaman serta meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas.
Kantor Perburuhan Internasional (ILO) pada tahun 2005 memperkirakan bahwa diseluruh dunia
setiap tahun 2.2 juta orang meninggal karena kecelakaan-kecelakaan dan penyakit-penyakit akibat
kerja. Dan kematian-kematian akibat kerja nampaknya meningkat. Lagi pula, diperkirakan bahwa
setiap tahun terjadi 270 juta kecelakaan-kecelakaan yang akibat kerja yang tidak fatal (setiap
kecelakaan paling sedikit mengakibatkan paling sedikit tiga hari absen dari pekerjaan) dan 160 juta
penyakit-penyakit baru akibat kerja. ( Klabunde, R., 2010)
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui kesehatan keselamatan dan dalam K3.
Untuk mengetahui definisi hazard dan resiko .
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Hazard atau (Bahaya) adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk
menimbulkan kerugian. Suatu disebut sebagai sumber bahaya hanya jika memiliki risiko
menimbulkan hasil yang negatif. (Cross,1998).
Bahaya diartikan sebagai potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan
kerusakan atau kerugian. Jika salah satu bagian dari rantai kejadian hilang. Maka suatu kejadian
tidak akan terjadi. Bahaya terdapat dimana-mana baik tempat kerja atau lingkungan,namun bahaya
hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur. (Tranter,1998).
Risiko adalah peluang munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan efek terhadap
suatu objek. Risiko diukur berdasarkan nilai likelihood (kemungkinan munculnya sebuah peristiwa)
dan Consequence ( dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut ). Risiko dapat dinilai secara
kualitatif,semi –kualitatif atau kuantitatif. Formula umum yang digunakan untuk melakukan
perhitungan nilai risiko. (Sankoff, 2008).
Dalam menghadapi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian tersebut maka perlu
dipertimbangkan beberapa hal tersebut :
a. Apakah telah diadakan analisis terhadap risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan usaha
dagang.
b. Usaha-usaha apakah yang akan dijalankan dalam usaha mencegah timbulnya resiko-resiko
tersebut dan apabila sudah dijalankan perlu dilihat apakah sudah cukup ataukah belum
memadai.
c. Apakah kemampuan keuangan perusahaan atau usaha dagang yang cukup memandai untuk
menghadapi kemungkinan timbulnya kerugian yang cukup besar.
d. Apakah perusahaan atau usaha dagang telah mempunyai insurance plan ( perencanaan
asuransi ) atau belum, berapa besar yang akan ditanggung baik untuk seluruh atau
sebagian,apakah ada resiko-resiko yang dipindahkan kepada pihak asuransi atau pihak
lainnya.( Demeria,2004).
2.4. Upaya mencegah kekerasan fisik pada perawat saat melakukan pengkajian
1. Perawat harus melaporkan setiap adanya tindakan dalam bentuk apapun kepada pihak rumah
sakit.
2. Memberikan pengertian kepada pasien agar memerlukan sesama manusia dengan dasar
martabat dan rasa hormat.
3. Dalam melakukan kontak dengan pasien, perawat seharusnya menjadi pendengar yang baik.
4. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada perawat tentang cara menghindari tindakan
kekerasan verbal dan fifsik.
5. Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati,
perawat dapat melakukan pengkajian keluarga pasien terlebih dahulu.
6. Saat mengkaji, perawa ttidak boleh kata-kata yang menyinggung pasien dan keluarganya.
7. Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik perawat harus meminta persetujuan dari pasien
terlebih dahulu.
8. Manajemen rumah sakit perlu memfasilitasi perawat mempersiapkan diri untuk menghadapi
hazard dan resiko.
9. Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha menutupi terhadap laporan-laporan kekerasan
fisik maupun verbal terhadap perawat.
10. Memodifikasi lingkungan yang nyaman dirumah sakit mulai dari poly, ruangan rawat inap,
sampai keunit gawat darurat dan ruang intensif untuk menentramkan suanana hati pasien dan
keluarga.
Rincian langkah umum yang biasanya dilaksanakan dalam penilaian risiko meliputi :
7. Evaluasi risiko
Memprediksi tingkat risiko melalui evaluasi yang akurat merupakan langkah yang sangat
menentukan dalam rangkaian penilaian risiko. Kualifikasi dan kuantifikasi risiko, dikembangkan
dalam proses tersebut. Konsultasi dan nasehat dari para ahli seringkali dibutuhkan pada tahap
analisis dan evaluasi risiko.
8. Menentukan langkah pengendalian
Apabila dari hasil evaluasi menunjukan adanya risiko membahayakan bagi kelangsungan
kerja maupun kesehatan dan keselamatan pekerja perlu ditentukan langkah pengendalian yang
dipilih dari berbagai cara seperti :
Apabila dari hasil evaluasi menunjukan adanya risiko membahayakan bagi kelangsungan kerja
maupun kesehatan dan keselamatan pekerja perlu ditentukan langkah pengendalian yang dipilih
dari berbagai cara seperti :
a. Memilih teknologi pengendalian seperti eliminasi, substitusi, isolasi, engineering control,
pengendalian administratif, pelindung peralatan/mesin atau pelindung diri.
b. Menyusun program pelatihan guna meningkatka pengetahuan dan pemahaman berkaitan
dengan risiko
c. Menentukan upaya monitoring terhadap lingkungan / tempat kerja.
d. Menentukan perlu atau tidaknya survailans kesehatan kerja melalui pengujian kesehatan
berkala, pemantauan biomedik, audiometri dan lain-lain.
e. Menyelenggarakan prosedur tanggap darurat / emergensi dan pertolongan pertama sesuai
dengan kebutuhan.
9. Menyusun pencatatan / pelaporan
Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam penilaian risiko harus dicatat dan disusun sebagai
bahan pelaporan secara tertulis. Format yang digunakan dapatdisusun sesuai dengan kondisi
yang ada.
10. Mengkaji ulang penelitian
Pengkajian ulang perlu senantiasa dilakukan dalam periode tertentu atau bila terdapat
perubahan dalam proses produksi, kemajuan teknologi, pengembangan informasi terbaru dan
sebagainya, guna perbaikan berkelanjutan penilaian risiko tersebut.
Perlu merencanakan rute berikutnya untuk memastikan cakupan menyeluruh atas area kerja
e. Pemeriksaan Lingkungan
Pemeriksaan dengan ‘sampel kasar’ sangat tidak akurat dan bisa sangat mahal
Instrumen elektronik memang mahal namun memberikan pembacaan tepat dan akurat
Insrtumen elektronik dapat digunakan terus menerus dalam jangka waktu panjang
f. Laporan Kecelakaan
Kecelakaan kecil perlu dicatat dan juga kerugian berupa kehilangan waktu
Para pekerja sering lebih mengetahui dan dapat menyampaikan apa yang perlu dilakukan
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hazard (Bahaya) adalahsesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau
kerusakan pada alat atau lingkungan. Risk (Risiko) adalah peluang terpaparnya seseorang atau
alat hazard (bahaya). Analisa Risiko/Risk Analysis merupakan kegiatan analisa suatu risiko
dengan cara menentukan besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan dari
akibat/consequences suatu risiko. Penilaian Risiko/Risk Assessment adalah penilaian suatu
risiko dengan cara membandingkannya terhadap tingkat atau karena risiko yang telah
ditetapkan.
3.2. Saran
Makalah ini telah dibuat oleh penulis dengan tujuan supaya para pembaca lebih mengetahui
tentang "Hazard dan Risk". Makalah yang di buat oleh penulis jauh dari kesempurnaan, maka
kami meminta saran dari para pembaca makalah ini untuk melengkapi makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono S. Manajemen Risiko dalam Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Bunga Rampai Hiperkes dan
Keselamatan. Semarang, 2005.
World Health Organization. Deteksi dini penyakit akibat kerja. Wijaya C (Ed.) Suyono J (Alih
bahasa). Jakarta: EGC; 1993.