You are on page 1of 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asuhan Keperawatan Keluarga merupakan kegiatan strategis yang
mempunyai daya ungkit besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan. Oleh karena pentingnya pelayanan keperawatan ini, pemerintah
memberikan kebijakan dengan dikeluarkannya Kepmenkes
908/Menkes/SK/VII/2010 tentang pedoman penyelenggaraan pembinaan
pelayanan keperawatan keluarga. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi
masalah kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan proses
keperawatan yang sistematis melalui proses interaksi bersama klien.
Proses keperawatan terdiri atas 5 langkah yaitu pengkajian, perumusan
diagnosis keperawatan, penyusunan perencanaan tindakan keperawatan,
pelaksanaan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi.

B. Tujuan.
1. Memahami konsep teori keluarga (defenisi, tipe keluarga, fungsi
keluarga, tahap perkembangan keluarga, struktur keluarga) dan asuhan
keperawatan keluarga ( defenisi, tujuan keperawatan keluarga, peran
dan fungsi perawat keluarga, proses keperawatan keluarga).
2. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga di UPT Puskesmas
Sigompul.
3. Menegakkan diagnosa keperawatan keluarga di UPT Puskesmas
Sigompul.
4. Menentukan intervensi keperawatan keluarga di UPT Puskesmas
Sigompul.
5. Melakukan inplementasi keperawatan keluarga di UPT Puskesmas
Sigompul.
6. Melakukan evaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga di
UPT Puskesmas Sigompul.

1
BAB II

Tinjauan Teoritis

2.1 Keluarga
1. Defenisi

Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi seperti ikatan


darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama)
dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001, dalam
Doane dan Varcoe, 2005).

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,


adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 dalam Fredman, 1998).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).

2. Tipe Keluarga

Berbagai tipe keluarga yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut :

a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe dibawah ini :


1. The Nuclear Family (keluarga inti), yaitu : keluarga yang terdiri atas
suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2. The dyad Family (keluarga dyad) yaitu : suatu rumah tangga yang terdiri
atas suami, dan istri tanpa anak.
Hal yang perlu kita ketahui, keluarga ini mungkin belum mempunyai anak
atau tidak mempunyai anak.
3. Single parent yaitu : keluarga yang terdiri atas satu orangtua dengan anak
kandung atau angkat.
Kondisi ini dapat disebabkab oleh perceraian atau kematian.
4. Single adult yaitu suatu rumah tanggayang terdiri atas satu orang dewasa.
Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.
5. Extended Family yaitu : keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah
keluarga lain seperti paman, bibi, kakek, nenek dan sebagainya.
Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di
daerah pedesaan.

2
6. Middle-aged or elderly couple yaitu : orangtua yang tinggal sendiri
dirumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah
membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7. Kin- network Family yaitu : beberapa keluarga yang tinggal bersama atau
saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti
dapur dan kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga non tradisional.

Tipe keluarga ini tidak lazim di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai
berikut :

1. Un Married Parent and child Family, yaitu : keluarga yang terdiri atas
orangtua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. Cohabitating couple, yaitu : orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3. Gay and Lesbian family, yaitu : seorang yang mempunyai persamaan jenis
kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4. The Non Marital Heterosexual Cohabiting Family, yaitu : keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5. Foster family, yaitu : keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.

3. Fungsi Keluarga.

Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini :

a. Fungsi Afektif.

Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan


psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga
akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat
kemanusiaan dalam diri anggota keluarga, stabilisasi kepribadian dan tingkah
laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.

b. Fungsi Sosialisasi dan Penempatan Sosial.

Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu
secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi
yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses
perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai
hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.

3
c. Fungsi reproduksi.

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya


manusia.

d. Fungsi Ekonomi.

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan


tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan.

Menyediakankebutuhan fisikdan perawatan kesehatan . Perawatan kesehatan


dan prakti-praktik sehat (yang mempengaruhi status kesehatan anggota secara
individual) merupakn bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan
kesehatan :

1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.


2. Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
3. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
4. Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat.
5. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.

4. Tahap Perkembangan Keluarga.

Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yaitu ;

1. Keluarga baru menikah atau pemula.


Tugas perkembangannya yaitu :
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Membina hubungan persaudaraan, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2. Tahap perkembangan yang kedua adalah keluarga dengan anak baru lahir.
Tugas perkembangannya yaitu :
a. Membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap mengintegrasikan
bayi yang baru lahir kedalam keluarga.
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

4
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek nenek.

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah.


Tugas perkembangannya yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah,ruang bermain,
privasi dan keamanan.
b. sMensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan diluar
keluarga.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah.
Tugas perkembangannya yaitu :
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja.


Tugas perkembangannya yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.
6. Keluarga melepas anak usia dewasa.
Tugas perkembangannya yaitu :
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
c. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
7. Keluarga dengan usia pertengahan.
Tugas perkembangannya yaitu :
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orangtua lansia dan anak-anak.
c. Memperkokoh hubungan perkawinan.
8. Keluarga dengan usia lanjut.
Tugas perkembangannya yaitu :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.

5
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).

5. Struktur Keluarga.

Struktur keluarga adalah pola dari kedudukan dan peran didalamnya dari
anggota keluarga tersebut. Struktur dan fungsi merupakan hal yang
berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi satu sama lain. Struktur
didasarkan pada organisasi yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan
dalam keluarga.
Struktur keluarga terdiri dari berbagai macam, diantaranya adalah :

1. Patrilineal adalah keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur


garis ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur
keluarga patrilineal.
2. Matrilineal adalah keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui garis
ibu. Suku Padang salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga
matrilineal.
3. Patrilokal adalah keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal
dengan keluarga sedarah dari pihak suami.
4. Matrilokal adalah keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal
dengan keluarga sedarah dari pihak istri.
5. Keluarga kawin.

Elemen struktur keluarga menurut Friedman yaitu :

1. Struktur peran keluarga adalah : peran masing-masing keluarga sendiri


maupun peran lingkungan masyarakat.
2. Nilai atau norma keluarga adalah : nilai dan norma yang dipelajari dan
diyakini dalam keluarga.
3. Pola komunikasi keluarga adalah bagaimana cara pola komunikasi
diantara orangtua, orangtua dan anak, diantara anggota keluarga maupun
dalam keluarga.
4. Struktur kekuatan keluarga adalah kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan dalam perubahan perilaku kearah positif.

Ciri-ciri struktur keluarga yaitu :

1. Terorganisasi.
Keluarga adalah cerminan organisasi dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan
keluarga dapat tercapai.

6
2. Keterbatasan.
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawab masing-
masing sehingga berinteraksi setiap anggota tidak semena-mena, tetapi
mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-
masing anggota keluarga.
3. Perbedaan.
Peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan masing-masing anggota
keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti
halnya peran ayah sebagai pencari nafkah, peran ibu yang merawat anak-
anak.

2.2 Asuhan keperawatan Keluarga.

1. Defenisi.

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistikyang menempatkan


keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan
anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010).
Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah : proses pemberian
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik
keperawatan (Depkes RI, 2010).

2. Tujuan keperawatan keluarga.

Tujuan umum adalah : kemandirian keluarga dalam memelihara meningkatkan


kesehatannya.
Tujuan khusus adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan
kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya berikut ini :
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga. Kemampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh anggota keluarga.
Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang pengertian dan gejala kencing
manis yang diderita oleh anggota keluarganya.
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk
membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contohnya, segera
memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing
manis ke pelayanan kesehatan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit. Contohnya, keluarga merawat anggota keluarga yang sakit kencing

7
manis, yaitu memberikan diet DM, memantau minum obat anti diabetik,
mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu
mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta
perkembangan setiap anggota keluarga. Contohnya, keluarga menjaga
kenyamanan lingkungan fisik dan psioklogis untuk seluruh anggota
keluarga termasuk anggota anggota keluarga yang sakit.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Contohnya, keluarga memanfaatkan Puskesmas, Rumah Sakit, atau fasilitas
kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit.

3. Sasaran keperawatan keluarga (Depkes RI, 2010).

a. Keluarga sehat.
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait
dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang
keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan.
Keluarga risiko tinggi dapat didefenisikan, jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut.
Keluarga yang memelukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan
tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan. Misalnya klien pasca
hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan,
dan penyakit terminal.

4. Peran dan Fungsi perawat keluarga.

Peran dan fungsi perawat keluarga (Friedman, Dkk, 2013) adalah


sebagai berikut :
a. Pelaksana.
b. Pendidik.
c. Konselor.
d. Kolaborator.

8
Selain peran perawat keluarga diatas ada juga peran perawat keluarga dalam
pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut :

1) Pencegahan primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting
dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
2) Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakuakan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya
penyakit pada kelompok risiko, diagnosis dan penanganan segera yang
dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya
pencegahan sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan
dan pencegahan sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit
dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk
semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan
mengkaji riwayat kesehatan.
3) Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi
luasnya akan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan
ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus
utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap
individu yang cacat akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat
berguna pada tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.

5. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga

A. Pengkajian yaitu :

Langkah atau tahapan penting dalam proses perawatan, mengingat pengkajian


sebagai awal interaksi dengan keluarga untuk mengidentifikasi data kesehatan
seluruh anggota keluarga.

Pengertian pengkajian menurut Yura dan Walsh (1998) adalah : tindakan


pemantauan secara lengkap pada manusia untuk memperoleh data tentang klien
dengan maksud menegaskan kondisi penyakit dan masalah kesehatan.

Tujuan pengkajian yaitu :

a. Memperoleh informasi tentang kesehatan klien.


b. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.
c. Menilai keadaan kesehatan klien.
d. Membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya.

9
Karakteristik data yang dikumpulkan yaitu :

a. Lengkap.
b. Akurat.
c. Relevan.

Sumber data yaitu :

a. Sumber data primer : data yang dikumpulkan secara langsung dari klien
dan keluarga, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang
masalah kesehatan yang dihadapinya.
b. Sumber data sekunder : data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien
(kelurga), seperti orangtua, atau pihak lain yang mengerti kondisi klien
selama sakit.

Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data
kesehatan keluarga adalah berikut ini :

a. Klien atau keluarga.


b. Orang terdekat.
c. Catatan klien.
d. Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan).
e. Konsultasi.
f. Hasil pemeriksaan diagnostik.
g. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.
h. Perawat lain.
i. Kepustakaan.

Metode pengumpulan data yaitu :

1. Wawancara.
2. Observasi.
3. Konsultasi.
4. Pemeriksaan fisik.
5. Pemeriksaan penunjang.

Komponen pengkajian keluarga :

Menurut Friedman, dkk (2003) berpendapat bahwa pengkajian keluarga terdiri


atas kategori pertanyaan, yaitu :

1. Data pengenalan keluarga.


2. Data perkembangan dan sejarah keluarga.
3. Data lingkungan.
4. Data struktur keluarga.
5. Data fungsi keluarga.

10
6. Data koping keluarga.
B. Diagnosis Keperawatan Keluarga.

Diagnosis keperawatan adalah interaksi ilmiah atas data hasil pengkajian yang
interpretasi ini dapat digunakan perawat untuk membuat rencana, melakukan
implementasi dan evaluasi.
Pengertian lain diagnosis keperawatan yaitu : Keputusan klinik tentang semua
respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual
atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua
diagnosis keperawatan harus didukung oleh data. Data diartikan sebagai
defenisi karakteristik. Defenisi karakteristik dinamakan tanda dan gejala.

Kategori diagnosa keperawatan keluarga yaitu :

a. Diagnosis keperawatan aktual.


b. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan.
c. Diagnosis keperawatan resiko.
d. Diagnosis keperawatan sejahtera.

C. Perencanaan Keperawatan keluarga.


Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi
masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga. Juga dapat
diartikan sebagai suatu proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau
mengurangi masalah-masalah klien.

D. Tindakan Keperawatan Keluarga.


Tindakan keperawatan keluarga merupakan tahap keempat dari proses
keperawatan keluarga. Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk
membantu kepentingan klien, keluarga untuk meningkatkan kondisi fisik,
emosional, psikososial, serta budaya dan lingkungan tempat mereka
mencari bantuan. Tindakan keperawatan adalah implementasi/pelaksanaan
dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.

E. Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga.


Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap evaluasi diletakkan
pada akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian integral pada
setiap proses keperawatan.

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. IDENTIFIKASI DATA

Fas. Yankes UPT Puskesmas No Register _


Sigompul
Nama perawat Imelda hutajulu Tanggal 13 November 2017
yang mengkaji Pengkajian

1. Nama Keluarga : Tn. B.


2. Alamat : Desa Tapian Nauli Kec. Lintongnihuta

Nama kepala Tn. B Bahasa sehari Batak


keluarga
Alamat Rumah Desa Tapian nauli Jarak yankes 500 meter
Kec. Lintongnihuta terdekat
Telepon 081370360340 Alat Transfortasi
Agama dan suku Khatolik/Batak Mobil/sepeda motor.
3. Komposisi Keluarga

N Nama Hub Umur Jenis Suku Pendidik Pekerjaa Stat TTV; Status
o Dgn kelamin an n saat ini us TD, Imunisas
KK terakhir Gizi N, i
; SH, dasar
TB, RR
BB,
BMI

1 Tn. B KK 42 Laki-laki Batak SLTA Wiraswa 167 TD Lengkap


Thn sta cm/ :110/80
66 N:
Kg 84x/
menit
RR
:20x/
menit
T :
36 oC
2 Ny. M Istri 36 Perempua Batak S1 PNS 149 TD : Lengkap
Thn n cm/ 110/70
43 mmHg
Kg N:
84x/
menit
RR :

12
20x/
menit
T:
36oC.
3 An. Anak 9 Thn Perempua Batak SD Pelajar 129 N: Lengkap
AT n cm/ 84x/me
22 nit
Kg RR :
26x/me
nit
T:
36,5oC
4 An. Anak 8 Thn Laki-laki Batak SD Pelajar 120 N :100 Lengkap
AL cm/ x/menit
21 RR :
Kg 28x/me
nit
T:
36,7 oC
5 An. Anak 5thn Laki-laki Batak SD Pelajar 114 N :104 Lengkap
AN 10 bln cm/ x/menit
19 RR :
Kg 26x/me
nit
T : 36
o
C

4. Genogram

B M
m
m
m
M
M
AT AL AN

Aaa
A

Keterangan.

13
= Laki-laki
= Perempuan

= Meninggal

= Tinggal serumah

5. Tipe bentuk keluarga :


The nuclear Family.

6. Latar Belakang Budaya (Etnis)


a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga.
Keluarga Tn. B keduanya berasal dari suku Batak, keluarga masih menganut
nilai dan kaidah budaya-budaya Batak.

b. Tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara


etnis bersifat homogen)
Sebagian besar masyarakat di daerah Tn. B adalah etnis Batak, dan
masyarakat di area tempat tinggal keluarga Tn. B bersifat homogen.

c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya,rekreasi, pendidikan


(Apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya
keluarga).
Ada beberapa kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan
nilai etnis yang ada di kebudayaan Batak seperti acara adat pesta menikah,
pesta adat orang meninggal. Kegiatan keagamaan adalah kebaktian
lingkungan.

d. Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana (tradisional atau medern).


Pola diet keluarga menganut nilai modern. Sedangkan dalam hal berbusana
keluarga Tn. B menggunakan pola berbusana modern.

e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern.


Proses pengambilan setiap keputusan melalui proses musyawarah suami
dan istri.

f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah.


Bahasa yang digunakan keseharian dalam keluarga Tn. B adalah bahasa
Indonesia, kadang-kadang menggunakan bahasa Batak.

g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi (Apakah


keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam praktik-praktik
pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional asli
dalam bidang kesehatan).
Menurut keterangan Ny. M jika ada anggota keluarga yang sakit di bawa
berobat ke puskesmas Sigompul, jika sudah parah maka langsung dibawa
ke Rumah Sakit, dalam pemanfaatan layanan kesehatan.

14
7. Identifikasi Religius.
a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragama
mereka.
Seluruh anggota keluarga menganut agama Katholik dan karenanya
keluarga tidak memiliki pandangan yang berbeda dalam praktik keyakinan
beragama.

b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau


organisasi-organisasi keagamaan.
Anggota keluarga aktif kegereja dan kebaktian lingkungan.

c. Keluarga menganut agama apa.


Semua anggota keluarga menganut agama Katholik.

d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam


kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan.
Menurut Ny. B bahwa penyakit adalah kehendak dan takdir yang digariskan
oleh Yang Maha Kuasa, dan keluarga mengupayakan kesembuhan. Tidak
ada keyakinannyang bertentangan dengan kesehatan.

8. Status Kelas Sosial (berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan).


a. Status Ekonomi.
Jumlah pendapatan per bulan : Rp. 3.000.000
Sumber-sumber pendapatan per bulan : sisa gaji PNS, gaji suami,
hasil bisnis oriflame.
Jumlah pengeluaran per bulan : Rp. 2.500.000
Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga : Ya.

9. Aktivitas rekreasi atau waktu luang.


- Berkebun
- Menonton televisi
- Mengasuh anak
- Berkunjung kerumah orangtua.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA.


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga usia sekolah.

2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai


dengan tahap perkembangan ssat ini.
Semua sudah dilalui pada tahap perkembangan keluarga usia sekolah.

3. Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, termasuk riwayat


perkembangan dan kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman

15
kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan (perceraian,
kematian, hilang, dll) yang terjadi dalam kehidupan keluarga.
Menurut Ny. B, dia pernah kecelakaan pada saat anaknya yang bungsu
berusia 3 bulan, dan pasang pen pada lutut kaki kanan karena patah tulang
tahun 2011. Pada tahun 2015 Ny. B operasi buka pen.
Sampai saat ini kakinya terasa nyeri bila kecapekan.

4. Keluarga asal kedua orangtua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya;


hubungan masa silam dan saat dengan orangtua dari kedua orangtua).
Keluarga asal dari kedua orangtua kehidupannya menganut budaya dan
adat batak, tidak ada konflik antara anggota keluarga, hubungan harmonis.

3 DATA LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah.
a. Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll). Apakah
keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah ini.
Rumah milik sendiri.

b. Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior


rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur,
dll), penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan bagaimana kamar tersebut
diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot. Apakah penerangan
ventilasi, pemanas. Apakah lantai, tangga, susunan dan bangunan yang lain
dalam kondisi yang adekuat.
Rumah terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, dapur, 2 kamar mandi, ruang
nonton, garasi, gudang. Dibagian depan rumah terdapat teras yang
dilengkapi 2 buah kurs yang terbuat dari plastik. Penataan perabotan di
ruang tamu terkesan rapi, ventilasi dan penerangan cukup. Lantai dari
keramik, tembok permanen, kuat dan dapat melindungi suhu dingin
maupungangguan keamanan lain. Ventilasi dan penerangan setiap kamar
cukup. Dapur terkesan kurang bersih, sumber air bersih dari sumur bor. Alat
masak lengkap dan kurang bersih dan tidak tersusun dengan rapi.

c. Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, pengamanan


untuk kebakaran.
Dapur terkesan kurang bersih, sumber air bersih dari sumur bor, alat masak
lengkap dan tidak tersusun dengan rapi. Pengamanan untuk kebakaran tidak
tersedia.

d. Di kamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk.
Kamar mandi terkesan besih, lantai dari keramik, bak mandi dikuras 1x
minggu dan tidak terdapat jentik-jentik nyamuk. Peralatan mandi lengkap,
ada kamar mandi pribadi dan bersama, handuk tersedia.

16
e. Kaji pengaturan tidur di dalam rumah. Apakah pengaturan tersebut
memadai bagi anggota keluarga, dengan pertimbangan usia mereka,
hubungan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya.
Anak bungsu masih tidur dengan orangtua, dua anak yang lain tidur satu
kamar.

f. Amati keadan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan
serangga-serangga kecil (Khususnya di dalam) dan/atau masalah-masalah
sanitasi yang disebabkan oleh kehasiran bintang-binatang peliharaan.
Keluarga memelihara anjing, pada saat pengkajian tidak ada serangga dan
tikus yang berkeliaran.
g. Kaji perasaan-perasaan subjektik keluarga terhadaprumah. Apakah keluarga
menganggap rumahnya memadai bagi mereka.
Keluarga mengatakan bahwa mereka merasa nyaman tingggal di dalam
rumah dan dapat melakukan kegiatan dengan leluasa, keluarga merasa aman
karena sudah ada pintu yang kuat.

h. Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi


mereka memadai.
Anggota keluarga menyatakan bahwa mereka dapat melakukan aktifitas
dengan leluasa dan tidak merasa terganggu orang dari luar.

i. Evaluasi ada dan tidak adanya bahaya-bahaya terhadap keamanan


rumah/lingkungan.
Rumah relatif aman dari resiko kecelakaan ataupun ancaman kriminal.
Rumah memiliki pintu yang kuat dan jalan di depan rumah relatif sepi
jarang dilalui kendaraan besar dan kecil sehingga resiko kecelakaan kecil.

j. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah.


rumah tangga dikelola dengan di bakar.

k. Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan


dengan pengaturan/penataan rumah.
Anggota keluarga merasa puas dengan penataan rumah.

2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih


Luas.
a. Apa karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan yang paling dekat dan
komunitas yang lebih luas.
 Tipe Lingkungan/komunitas (desa, kota, subkota, antar kota).
Kondisi geografis termasuk desa, sebelah kanan dan kiri ladang kopi.

 Tipe tempat tinggal (hunian, industrial, campuran hunian dan industri


kecil, agraris), di lingkungan.
Hunian, daerah tempat tinggal keluarga Tn. B, sebelah kanan dan kiri
ladang kopi, dan beberapa rumah tinggal.

17
 Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, tidak
terpelihara, sementara diperbaiki)
Akses jalan raya ke rumeh Tn. B, adalah jalan yang belum diaspal
(tanah).

 Saniatasi jalan, rumah (kebersihan,pengumpulan sampah, dll).


Tidak ada yang mengelola sampah, karena mobil pengangkut sampah
hanya lewat dari sepanjang jalan raya. Rumah Tn. B tidak berada di
sepanjang jalan raya. Daun-daun dari pohon di sepanjang jalan masuk
rumah Tn. B berserakan.

 Adanya dan jenis-jenis industri di lingkungan (udara, kebisingan,


masalah-masalah polusi air).
Tidak ada, lingkungan sekitar perumahan tidak didapatkan adanya
industri atau kegiatan yang menimbulkan polusi.

b. Bagaimana karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas.


 Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni.
Kebanyakan dihuni suku Batak.

 Perubahan-perubahan secara demografis yang berlangsung belakangan


ini dalam lingkungan/komunitas.
Tidak ada tetangga yang meninggal, pindah, menikah ataupun pendatang
baru.

c. Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan sosial apa yang


ada dalam lingkungan dan komunitas.

 Fasilitas-fasilitas ekonomi (warung, toko, apotik, pasar).


Warung, toko, apotik, pasar ada dan semua fasilitas tersebut terjangkau.

 Lembaga-lembaga kesehatan (klinik-klinik, Rumah Sakit dan fasilitas-


fasilitas gawat darurat).
Ada, Poskesdes, dokter praktik, klinik kesusteran yang terjangkau.

 Lembaga-lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling,


pekerjaan).
Tidak ada.

d. Bagaimana mudahnya sekolah-sekolah di lingkungan atau komunitas dapat


diakses dan bagaimana kondisinya.
Sekolah mulai dari TK, Sd, SMP, SMU dan SMK dapat diakses dengan
mudah dari tempat tinggal dan kondisinya baik.

e. Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah ini.


Ada, fasilitas rekreasi ada di desa Pearung, yang dapat dijangkau dalam
waktu 20 menit.

18
f. Tersedianya transfortasi umum. Bagaimana pelayanan-pelayanan dan
fasilitas-fasilitas tersebut dapat diakses (dalam arti, jarak, kecocokan, dan
jam, dll) kepada keluarga.
Tidak ada angkutan umum. Pelayanan dan fasilitas dapat diakses dengan
menggunakan kendaraan pribadi karena jarak yang terjangkau.

g. Bagaimana insiden kejahatan di lingkungan dan komunitas. Apakah ada


masalah keselamatan yang serius.
Menurut keterangan Ny. M, selama ini belum pernah terjadi masalah yang
mengancam keselamatan seperti kecelakaan dan kejahatan.
3. Mobilitas geografis keluarga.
a. Sudah berapa lama keluarga tinggal didaerah ini.
Keluarga Tn. B sudah tinggal kira-kira 3 tahun.

b. Apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal.


Keluarga Tn. B sudah 4 kali pindah rumah, karena masih mengontrak dan
pindah tugas.

4. Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas dalam komunitas.


a. Siapa di dalam keluarga yang sering menggunakanfasilitas pelayanan
kesehatan. Sebutkan tempat pelayanan kesehatannya.
Tidak ada angota keluarga yang sering menggunakan fasilitas kesehatan,
karena jarang sakit.

b. Berapa kali atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan


fasilitas.
Seluruh anggota keluarga kontrol ke dokter atau tempat pelayanan
kesehatan jika merasa sakit atau timbul keluhan.

c. Apakah keluarga memanfaatkan lembaga-lembaga yang ada di komunitas


untuk kesehatan keluarga (JPS, JPKM, Dana Sehat, LSM).
Keluarga memanfaatkan Jaminan pemeliharaan kesehatan dari pemerintah.

d. Bagaimana keluarga memandang komunitasnya.


Keluarga merasa tidak ada masalah saat interaksi dengan lingkungan,
merasa diterima dan bisa menyesuaikan diri.

5. Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga.


a. Siapa menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan,
dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga ( Sebutkan lembaga-
lembaga formal atau informal; informal ; ikatan keluarga, teman-teman
dekat, tetangga,
formal ;lembaga resmi pemerintah maupun swasta/LSM).
Yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan,
dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga adalah ikatan keluarga,
tetangga.

19
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola-pola komunikasi.
a. Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi.
 Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhah-kebutuhan dan
perasaan-perasaan mereka dengan jelas.
Setiap kebutuhan dan perasaan setiap keluarga dapat disampaikan dengan
jelas.

 Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan


baik terhadap pesan.
Setiap anggota keluarga dapat memberikan respons setelah pesan
disampaikan.

 Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti suatu pesan.


Pesan yang disampaikan tidak memiliki kesulitan untuk diterima setiap
anggota keluarga.

 Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga.


Bahasa Indonesia dan sesekali bahasa batak, keluarga tidak memiliki
kesulitan bahasa dalam penerimaan pesan.

 Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung.


Komunikasi keluarga secara langsung karena setiap hari anggota keluarga
berinteraksi secara langsung.

b. Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga.


(Langsung terbuka).
Terbuka secara langsung dengan bahasa lisan.

 Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga.


Marah, senang, gembira, sedih.

 Apakah emosi-emosiyang disampaikan bersifat negatif, positif, atau


keduanya.
Keduanya, kadang ada ungkapan marah saat terjadi kesalah pahaman atau
saat mengingatkan anggota keluarga lain. Motivasi juga sering
di berikan.

c. Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung dalam


keluarga.
Interaksi antar anggota keluarga yang berada dalam satu rumah berjalan
baik dan intensitasnya sering.

 Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan penting


(langsung, tidak langsung).
Langsung dengan bahasa lisan, tidak langsung dengan melalui handpone
yaitu sms, wa.

20
d. Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-pola
komunikasi keluarga.
Tidak ada disfungsional komunikasi, komunikasi antar anggota keluarga
berjalan tanpa kesulitan.

e. Adakah hal-hal/masalah dalam keluarga yang tertutup untuk didiskusikan.


Tidak ada hal-hal/masalah dalam keluarga yang tertutup untuk didiskusikan.

2. Struktur kekuasaan.
Keputusan dalam keluarga.
a. Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga.
Kepala keluarga melalui musyawarah dengan seluruh anggota keluarga.

 Siapa yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga.


Istri.

 Siapa yang memutuskan dalam masalah pindah pekerjaan atau tempat


tinggal.
Keputusan bersama.

 Siapa yang mendisiplinkan dan memutuskan kegiatan-kegiatan anak.


Istri.

b. Bagaimana cara keluarga dalam mengambil keputusan (otoriter,


musyawarah/kesepakatan, diserahkan pada masing-masing individu).
Cara keluarga dalam mengambil keputusan berada ditangan kepala keluarga
tapi dibicarakan dalam musyawarah.

 Apakah keluarga merasa puas dengan pola pengambilan keputusan


tersebut.
Ya, setelah pengambilan keputusan tidak ada permasalahan dalam
anggota keluarga.

c. Atas dasar kekuasaan apa anggota keluarga membuat keputusan.


Berdasarkan kekuatan.

d. Kekuasaan dalam keluarga didominasi oleh siapa.


Tidak ada yang mendominasi kekuasaan, hanya struktur tertinggi dipegang
oleh kepala keluarga.

3. Struktur peran.
 Struktur peran formal.
a. Posisi dan peran formal apa pada setiap anggota keluarga.
 Gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga melakukan peran-peran
formal mereka.
Tn.B berperan sebagai pencari nafkah dan kepala rumah tangga.

21
Ny. M berperan sebagai ibu yang mengasuh anak dan membantu suami
mencari nafkah.
Tidak ada konflik peran dalam keluarga.

 Struktur peran informal.


a. Adakah peran-peran informal dalam keluarga.
Tn. B dan Ny. M bersama–sama mengatur kebersihan rumah, Ny. M ikut
membantu mencari nafkah. Juga merawat anak, suami bila sakit.

 Siapa yang memainkan peran-peran tersebut dan berapa kali peran-peran


tersebut sering dilakukan atau bagaimana peran-peran tersebut
dilaksanakan secara konsisten.
Semua anggota keluarga kecuali anak-anak.

 Tujuan dari peran-peran informal yang dijalankan keluarga.


Saling membantu.

b. Jika peran-peran informal bersifat disfungsional, siapa yang melaksanakan


pera-peran ini pada generasi sebelumnya.
Tidak ada.

c. Apa pengaruh/dampak terhadap orang-orang yang memainkan peran-peran


tersebut.
Ada, yaitu Ny. M sering mengeluh nyeri pada kaki kanan yang pernah
dipasang pen jika terlalu capek.

 Analisa model peran.


a. Siapa yang menjadi model dalam menjalankan peran di keluarga.
Kepala keluarga, Ny. M.

b. Apakah status sosial keluarga memengaruhi dalam pembagian peran


keluarga.
Tidak.

c. Apakah budaya masyarakat, agama memengaruhi dalam pembagian peran


keluarga.
Budaya masyarakat, agama memengaruhi dalam pembagian peran keluarga.

d. Apakah peran yang dijalankan oleh anggota keluarga sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Peran yang dijalankan oleh anggota keluarga sesuai dengan tahap
perkembangan.

e. Bagaimana masalah-masalah kesehatan memengaruhi peran-peran keluarga.


Bila di dalam anggota keluarga ada salah satu anggota keluarga yang sakit,
biasanya peran-peran diambil alih oleh anggota keluarga yang tidak sakit.

22
 Adakah pengaturan kembali peran-peran baru dalam keluarga
(sehubungan dengan adanya yang sakit, meninggal, pindah, berpisah,
dll).
Tidak pengaturan secara khusus.

 Bagaiman anggota keluarga menerima peran-peran baru/menyesuaikan


diri.
Anggota keluarga dapat menjelaskan peran yang baru.

 Apakah ada bukti tentang stres atau konflik akibat peran.


Tidak ada bukti tentang stress atau konflik akibat peran.

 Bagaimana respons anggota keluarga yang sakit bereaksi terhadap


perubahan atau hilangnya peran.
Tidak ada respons anggota keluarga yang sakit bereaksi terhadap
perubahan atau hilangnya peran.

4. Nilai-nilai keluarga.

a. Apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau


komunitas yang lebih luas.
Ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau komunitas
yang lebih luas. Nilai-nilai yang ada dikeluarga tidak bertentangan dengan
nilai yang ada di masyarakat.

b. Bagaimana pentingnya nilai-nilai yang dianut bagi keluarga.


Perlu/penting adanya nilai sebagai patokan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Apakah nilai-nilai ini dianut secar sadar atau tidak sadar.


Semua nilai dianut secara sadar.

d. Apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga.


Tidak ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga.

e. Bagaimana kelas sosial keluarga, latar belakang kebudayaan memengaruhi


nilai-nilai keluarga.
Kelas sosial keluarga rata rata adalah pekerjaan dan nilai budaya.

f. Bagaimana nilai-nilai keluarga memengaruhi status kesehatan keluarga.


Keluarga menganggap sakit sebagai cobaan, menganggap dirinya sakit bila
ada keluhan.

V. FUNGSI KELUARGA.
1. Fungsi afektif.

 Pola kebutuhan keluarga- Respons.

23
a. Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan individu-
individu lain dalam keluarga.
Anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan individu-individu lain
dalam keluarga.

 Apakah orangtua (suami/istri) mampu menggambarkan kebutuhan-


kebutuhan psikologis anggota keluarganya.
Orangtua(suami/istri) mampu menggambarkan kebutuhan-kebutuhan
psikologis anggota keluarganya.

 Apakah setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam


keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya.
Anggota keluarga tidak memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga
untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya.

b. Apakah kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, perbedaan dihormati


oleh anggota keluarga yang lain.
Kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, perbedaan dihormati
oleh anggota keluarga yang lain.

 Apakah dalam keluarga ada saling menghormati satu sama lain.


Dalam keluarga ada saling menghormati satu sama lain.

 Apakah keluarga sensitif terhadap persoalan-persoalan setiap individu.


Keluarga sensitif terhadap persoalan-persoalan setiap individu.

 Saling memperhatikan (Mutual Naturance), keakraban, dan identifikasi.


a. Sejauh mana anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain.
Jika ada salah satu anggota keluarga yang melakukan kesalahan, anggota
keluarga yang lain mengingatkan.

 Apakah mereka saling mendukung satu sama lain


Mereka saling mendukung satu sama lain.

b. Apakah terdapat perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan


keluarga.
Terdapat perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan keluarga.

 Apakah menunjukkan kasih sayang satu sama lain.


Anggota keluarga menunjukkan kasih sayang satu sama lain.

 Keterpisahan dan Keterikatan.


a. Bagaimana keluarga menghadapi keterpisahan dengan anggota keluarga.
Keluarga merasa berat,bila ada anggota yang meninggalkan rumah, karena
lebih sering kumpul bersama.

 Apakah keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara satu dengan
yang lainnya.

24
Keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara satu dengan yang
lainnya.

2. Fungsi Sosialisasi.

a. Adakah otonom setiap anggota dalam keluarga.


Ada otonom setiap anggota dalam keluarga.

 Adakah saling ketergantungan dalam keluarga.


Ada, Ny. M tetap memiliki kekuatan untuk memutuskan hal-hal penting
untuk suami dan anaknya.

b. Siapa yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan atau


fungsi sosialisasi.
Yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan anak dan fungsi
sosialisasi Ny. M dan Tn B.

 Apakah fungsi ini dipikul bersama.


Fungsi ini dipikul bersama.

 Apakah funsi ini di pikul bersama.


Fungsi ini dipikul bersama.

 Jika demikian, bagaimana hal ini diatur.


Tidak ada pengaturan secara khusus pembagian tanggung jawab.

c. Adakah faktor sosial-budaya yang memengaruhi pola-pola membesarkan


anak.
Faktor sosial-budaya yang memengaruhi pola pola membesarkan
anak : ada, pola asuhnya tetap menggunakan pola asuh orang Batak.

d. Apakah keluarga saat ini mempunyai masalah/risiko dalam mengasuh anak.


Keluarga saat ini tidak mempunyai masalah/risiko dalam mengasuh anak.

e. Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain


(cocok dengan tahap perkembangan anak).
Lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain
(cocok dengan tahap perkembangan).

 Apakah ada peralatan/permainan anak-anak yang cocok dengan usia.

3. Fungsi perawatan kesehatan.


a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga :

 Nilai-nilai apa yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan.


Keluarga beranggap bahwa sakit itu bila mempunyai penyakit yang
ringan seperti demam.

25
 Apakah terdapat kekonsistenan antara nilai-nilai kesehatan keluarga
dengan perilakunya.
Ya, keluarga menggunakan layanan kesehatan jika timbul keluhan yang
ringan dan sangat.

 Kegiatan-kegiatan apa saja peningkatan kesehatan apa saja yang


dilaksanakan dalam keluarga.
Tn. B bila sakit minum obat warung, Ny. M dan anak-anak bila sakit
berobat ke Puskesmas Sigompul.
b. Defenisi dari keluarga tentang sehat sakit dan tingkat pengetahuan mereka :
 Bagaimana keluarga mendefenisikan kesehatan dan sakit bagi anggota
keluarga.
Keluarga menganggap sakit jika ada keluhan yang ringan dan berat.

 Dapatkah keluarga dapat melaporkan dan mengobservasi gejala-gejala


dan perubahan-perubahan penting pada anggota yang sakit.
Tn. B dan Ny. M mampu mengenali gejala-gejala demam, batuk-batuk,
filek.

 Apa sumber-sumber informasi kesehatan dari anggota keluarga.


Sumber-sumber informasi kesehatan dari televisi, internet.

 Bagaimana pengetahuan tentang kesehatan diteruskan kepada anggota


keluarga.
Pengetahuan tentang kesehatan tidak diteruskan kepada anggota
keluarga.

c. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang


dirasa/diketahui.
 Apakah keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga mengalami
masalah kesehatan.
Keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga mengalami masalah
kesehatan.

 Masalah-masalah kesehatan apa yang saat ini di identifikasi oleh


keluarga.
Ny. M pernah operasi pasang dan buka pen, dan berusaha agar tidak
terlalu capek supaya kakinya tidak terasa nyeri.

 Masalah kesehatan apa yang di anggap serius/sangat penting bagi


keluarga.
Masalah kesehatan yang dianggap serius/sangat penting bagi keluarga
tidak ada.

 Tindakan-tindakan yang telah dilakukan keluarga terhadap masalah


kesehatan saat ini.
Tidak ada.

26
d. Praktik diet keluarga.
 Apakah keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi.
Tn. B dan Ny. M mengetahui tentang makanan yang bergizi.

 Apakah diet keluarga memadai. (catatan riwayat pola-pola makan


keluarga untuk tiga hari).
Tn. B, Ny. M dan anak-anak makan 3x sehari dengan porsi sedang.

 Siapa yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan


penyiapan makanan.
Ny. M.

 Bagaimana makanan disiapkan. Apakah kebanyakan di goreng,


dipanggang, dimasak dengan microwave, atau disaji mentah.
Makanan di siapkan dengan di goreng dan di rebus.

 Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari.


Nasi, sayur, ikan/daging dan buah.

 Apakah ada pembatasan-pembatasan anggaran.


Tidak ada pengaturan khusus untuk belanja sehari-hari.

 Apakah makanan disimpan pada tempat yang benar.


Makanan disimpan pada tempat yang benar, ikan dan sayur ditutup pakai
tudung saji.

 Jadwal makan keluarga (utama dan selingan).


3x sehari, kadang-kadang sore makan makanan selingan sepeti bubur
kacang hijau, kue talam, roti.

e. Kebiasaan tidur dan istirahat.


 Pada jam berapa keluarga biasa tidur.
Ny. M tidur jam 15.00 s/d 16.00 dan jam 21.00 s/d 05.30.
Tn. B tidur jam 23.00 s/d 06.00.
Anak-anak tidur jam 21.00 s/d 06.00, 15.00 s/d 16.00.

 Apakah jumlah jam tidur setiap anggota keluarga cukup.


Jumlah jam tidur setiap anggota keluarga cukup.

 Adakah kesulitan tidur pada keluarga.


Tn. B sering kurang tidur karena pada malam hari, kadang-kadang harus
bekerja.

 Dimana anggota keluarga tidur.


Anggota keluarga tidur di kamar.

27
f. Latihan dan rekreasi.
 Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif
sangat di butuhkan untuk kesehatan
( Menyadari/tidak).
Keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif sangat
dibutuhkan untuk kesehatan.

 Jenis-jenis rekreasi dan aktifitas-aktifitas fisik apa yang anggota keluarga


lakukan secara reguler.
Nonton televisi, kadan-kadang mandi air hangat ke Tarutung.

 Apakah kegiatan-kegiatan ini diikuti oleh semua anggota keluarga atau


hanya anggota tertentu.
Ya; saat menonton dan mandi air hangat ke Tarutung seluruh anggota
keluarga ikut.

g. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga :


 Apakah ada kebiasaan penggunaan alkohol, tembakau, kopi, cola atau teh
( kafein, dan teobromin, adalah stimulan) yang dilakukan oleh keluarga.
Ada, kebiasaan Tn. B minum kopi dan merokok...... pak untuk 1 hari.

 Apakah anggota keluarga secara reguler menggunakan obat-obatan tanpa


resep atau dengan resep ( dengan resep/tidak).
Kadang-kadang Ny. M membeli obat diapotik seperti obat penurun
demam tanpa resep dokter.

 Apakah keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu lama dan


menggunakannya kembali (Ya/tidak).
Ya, seperti obat penurun demam yang dibeli di apotik untuk persediaan
di rumah.

 Apakah obat-obatan diberi label secara tepat dan berada di tempat yang
aman, jauh dari jangkauan anak-anak (Ya/tidak).
Obat-obatan tidak di beri label secara tepat, tetapi disimpan di tempat
yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak.

h. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri.


 Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan.
Berobat bila sakit ringan atau parah.

 Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit/penyakit.


Tindakan keluarga untuk mencegah penyakit tidak ada.

 Siapa yang membuat keputusan dalam bidang kesehatan


dalam keluarga.
Ny. M.

28
 Apakah keluarga mengetahui cara perawatan pada anggota keluarga yang
sakit.
Ny. M mengetahui cara perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

i. Praktik lingkungan.
 Apakah saat ini keluarga terpapar polusi udara, air, suara dari
lingkungan.
Keluarga saat ini tidak terpapar polusi udara, air, suara,dari lingkungan.
Apakah anggota keluarga menggunakan pestisida, cairan pembersih, lem,
pelarut, logam berat, dan racun dalam rumah.
Ny. M menggunakan racun tikus untuk membunuh tikus dirumahnya.

 Jelaskan bagaimana pola keluarga dalam mandi, cuci, penggunaan


jamban.
Pola mandi 1x sehari, penggunaan odol dan sabun mandi bersama-sama,
sikat gigi disendirikan. Cuci piring 2x sehari, cuci pakaian 1x sehari,
penggunaan jamban secara bergantian.

j. Cara-cara pencegahan secara medis :


 Bagaimana pendapat keluarga tentang kondisi sehat.
Sehat jika tidak ada keluhan.

 Kapan pemeriksaan terakhir terhadap kesehatan dilakukan?


Anak Al dan An 1 bulan yang lalu.

 Apa status imunisasi dari keluarga pada bayi, balita, ibu hamil.
Pada keluarga Tn. B saat ini tidak ada anggota keluarga bayi, balita dan
bumil.
Saat hamil, anak-anak masih bayi dan balita, status imunisasi lengkap.

k. Praktik kesehatan gigi.


 Apakah keluarga teratur dalam pemeriksaan gigi.
Keluarga tidak teratur dalam pemeriksaan gigi, walaupun pernah ada
keluhan.

 Jelaskan bagaimana keluarga melakukan perawatan gigi.


Keluarga melakukan perawatan gigi dengan gosok gigi 1x sehari.

 Apakah ada kebiasaan makan manis (permen, coklat).


Tidak ada kebiasaan makan manis.

l. Riwayat kesehatan keluarga.


 Buatlah riwayat genetika dan penyakit keluarga pada masa lalu maupun masa
sekarang – diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stroke dan
reumatik, penyakit ginjal, tiroid, asma, keadaan alergi lain, penyakit-penyakit
darah dan penyakit keluarga lainnya.
Ny. M pernah operasi pasang pen pada lutut kaki kanan tahun 2011, dan buka
pen tahun 2015.

29
 Apakah terdapat riwayat penyakit-penyakit keluarga yang berkaitan
dengan lingkungan.
Tidak ada riwayat penyakit-penyakit keluarga yang berkaitan dengan
lingkungan.

m. Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima.


 Dari praktisi perawatan kesehatan apa dan/atau lembaga perawatan
kesehatan apa anggota keluarga menerima perawatan.
Anggota keluarga saat ini tidak sedang dalam perawatan.

 Apakah praktisi atau lembaga ini bertemu dengan semua anggota


keluarga dan memerhatikan kebutuhan-kebutuhan perawatan kesehatan
anggota keluarga.
Tidak ada anggota keluarga yang bertemu dengan tenaga kesehatan,
hanya anggota keluarga yang sakit pada saat periksa.

n. Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan :


 Apa perasaan keluarga terhadap jenis-jenis pelayanan perawatan
kesehatan bagi keluarga yang tersedia dalam komunitas.
Ny. M kadang-kadang merasa tidak puas berobat ke Puskesmas, karena
sulit mendapatkan surat rujukan bila ingin berobat ke dokter spesialis.

 Apakah keluarga memiliki pengalaman masa lalu dengan pelayanan


perawatan kesehatan yang keluarga terima.
Ny. M saat di rawat di Rumah Sakit merasa hasilnya memuaskan.

 Apakah keluarga merasa puas, nyaman, percaya dengan perawatan yang


diterimanya dari pemberi pelayanan kesehatan.
Keluarga merasa puas, nyaman, percaya dengan perawatan yang
diterimanya dari pemberian pelayanan kesehatan.

 Apakah sikap dan harapan keluarga terhadap peran perawat.


Sikap dan harapan keluarga terhadap peran perawat adalah perawat dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.

o. Pelayanan kesehatan darurat.


 Jika tidak ada pelayanan darurat, apakah keluarga tahu dimana pelayanan
darurat terdekat (menurur syarat-syaratnya) baik untuk anak-anak
maupun anggota keluarga yang dewasa.
Keluarga tahu dimana pelayanan darurat terdekat baik untuk anak-anak
maupun untuk anggota keluarga yang dewasa.

 Apakah keluarga tahu bagaimana memanggil ambulans dan perawatan


paramedis .
Ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit.

 Apakah keluarga memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat.

30
Keluarga tidak memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat.

p. Sumber pembiayaan.
 Bagaimana keluarga akan membayar pelayanan-pelayanan kesehatan.
Keluarga membayar pelayanan kesehatan dengan memakai BPJS
pemerintah.

 Apakah keluarga memiliki asuransi swasta atau bantuan medis; haruskah


keluarga membayar penuh atau sebagian.
Keluarga tidak memiliki asuransi swasta.

 Apakah keluarga mendapat pelayanan gratis (atau mengetahui pelayanan


gratis bagi mereka).
Keluarga mendapat pelayanan gratis.

q. Transportasi untuk mendapat perawatan.


 Berapa jauh fasilitas perawatan dari rumah keluarga.
Jarak fasilitas kesehatan terjangkau dengan kenderaan pribadi kira-kira 5-
10 menit dari rumah.

 Alat transportasi apa yang keluarga gunakan untuk mencapai fasilitas


kesehatan.
Mobil dan sepeda motor pribadi.

 Jika keluarga harus menggunakan angkutan umum, masalah-masalah apa


yang timbul dalam hubungannya dengan jam pelayanan dan lamanya
perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Keluarga tidak menggunakan angkutan umum.

b. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stressor jangka panjang


(> 6 bulan yang saat ini terjadi pada keluarga.
 Apakah keluarga dapat mengatasi stressor biasa dan ketegangan sehari-
hari.
Tidak ada di dalam keluarga yang menjalani stressor jangka pendek ( < 6
bulan) dan stressor jangka panjang (> 6 bulan) pada saat ini.

 Bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut.


Jika ada masalah keluarga melakukan pengobatan.

 Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarga unuk menghadapi tipe-
tipe masalah. (koping apa yang dibuat.
Strategi koping yang digunakan oleh keluarga adalah Tn. B dan Ny. M
bermusyawarah menghadapi masalah.

 Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap


masalah-masalah mereka sekarang.
Tn. B dan Ny. M tidak berbeda dalam cara koping terhadap masalah.

31
VI. PENGKAJIAN FISIK KELUARGA.

No Pemeriksaan Fisik Tn. B Ny. M An. At An. Al An. An


1 Keadaan umum - Baik - Baik - Baik - Baik - Baik
- Badan - Tampak - Badan - Ideal - Ideal
ideal kurus Kurus
2 Tanda-tanda vital :
TD :........mmHg 110/80 90/70
Nadi :......x/mnt 84x/menit 72x/menit 84x/menit 100x/menit 104x/menit
Suhu :.....OC 36 36 36,5 36,7 36
RR :.........x/mnt 20x/menit 20x/menit 26x/menit 28x/menit 26x/menit
3 Antropometri
BB :........Kg 66 43 22 21 19
TB :........Cm 167 149 129 120 114
4 Kepala :
Bentuk Lonjong, Bulat, Lonjong, Lonjong, Bulat,
simetris. simetris. simetris simetris simetris
Rambut Rontok, Tidak rontok Tidak Tidak rontok Tidak
Alopesia. rontok rontok
Kulit Kepala Tidak Luka Tidak luka Tidak luka Tidak luka Tidak luka
Kelainan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
5 Mata :
Konjungtiva Merah Merah Merah Merah Merah
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Visus 6/6 6/6 6/6 6/6 6/6
6 Hidung :
Tulang hidung Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Septum nasi bengkok bengkok bengkok bengkok bengkok
Lubang hidung Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
berdarah berdarah berdrah berdarah berdarah
7 Telinga :
Ukuran Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Lubang telinga Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
berdarah berdarah berdarah berdarah berdarah
Pendengaran Baik Baik Baik Baik Baik

8 Mulut dan Faring :


Bibir Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
eyanosis eyanosis eyanosis eyanosis eyanosis
Gigi Tidak caries Tidak caries Ada caries Ada caries Ada caries
Gusi Tidak luka Tidak luka Tidak luka Tidak luka Tidak luka
Tonsil Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
membesar membesar membesar membesar membesar
9 Leher : Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Kel. Tyroid membesar membesar membesar membesar membesar
10 Integumen dan kuku :
Integumen Tidak luka, Tidak luka, Tidak luka, Tidak luka, Tidak luka,
tidak tidak tidak tidak tidak
penyakit penyakit penyakit penyakit penyakit
kulit kulit kulit kulit kulit
Kuku Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
eyanosis eyanosis eyanosis eyanosis eyanosis

32
11 Thorak :
Paru Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
suara suara suara suara suara
tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan
Jantung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
jantung jantung jantung jantung jantung
12 Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri, tidak nyeri, tidak nyeri, tidak nyeri, tidak nyeri, tidak
acites acites acites acites acites
13 Muskuloskeletal Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
oedema, oedema, oedema, oedema, oedema,
tidak atropi tidak atropi tidak atropi tidak atropi tidak atropi
KKO : 5 Parut bekas KKO : 5 KKO : 5 KKO ; 5
luka operasi
KKO : 5
14 Neurologis Compos Compos Compos Compos Compos
mentis mentis mentis mentis mentis
R. Fis (+) R Fis (+) R. Fis (+) R. Fis (+) R. Fis (+)
R. Pat (-) R. Pat (-) R. Pat (-) R. Pat (-) R. Pat (-)
15 Pemeriksaan penunjang - - - - -
16 Penatalaksanaan Therapi - - - - -

33
ANALISA DATA
Nama KK : Tn. B.
Umur : 42 tahun.

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1 DS : Ny. M mengatakan pencabutan Pencabutan pen pada Nyeri pada Ny. M
pen pada lutut kaki kanan d tahun 2015. kaki kanan Ny. M keluarga Tn. B.
DO : -Tanda-tanda vital :
TD : 90/70 mmHg
N : 72 x / menit
RR : 20 x / menit
TEMP : 36 oC.
Skala nyeri 3
2 DS :
- Tn. B mengatakan merokok setiap Kurangnya informasi Ketidaktahuan
hari. akan bahaya keluarga Tn. B
DO : merokok. akan bahaya
- Rokok sebanyak 1 bungkus perhari merokok.

34
PRIORITAS MASALAH
Nama KK : Tn. B.
Umur 42 Tahun.
Diagnosa Keperawatan keluarga :
Nyeri pada Ny. M keluarga Tn. B.

NO Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran


skor
1 Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 1 Ny. M menganggap nyeri
Aktual pada kakinya karena
kecapekan bekerja.
2 Kemungkinan masalah ½ x 2 = 1 2 Nyeri akan berkurang dengan
dapat di ubah : beristirahat
Sebagian.
3 Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1 1 Masalah lebih lanjut belum
dicegah : terjadi, dengan dukungan /
Tinggi kerjasama dalam
menyelesaikan pekerjaan
rumah tangga.
4 Menonjolnya masalah : 0/2 x 1 = 0 1 Keluarga tidak merasakan
masalah tidak dirasakan sebagai masalah.

Diagnosa Keperawatan : Ketidaktahuan pada keluarga Tn. B akan bahaya


merokok.

No Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran


Skor
1 Sifat masalah : aktual 3/3 x 1 = 1 1 Tn B belum dapat berhenti
merokok.
2 Kemungkinan masalah ½ x 2 = 1 2 Dengan penkes diharapkan
dapat di ubah : sebagian keluarga Tn. B tahu akan
bahaya merokok
3 Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1 1 Kemungkinan masalah
dicegah : tinggi kesehatan akan muncul bila
Tn. B tidak dapat
mengurangi/berhenti merokok.
4 Menonjolnya masalah : 0/2 x 1 = 0 1 Keluarga tidak merasakan
masalah tidak dirasakan sebagai masalah.

35
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Nama KK : Tn. B
Umur : 42 Tahun

Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanda tangan


No Muncul Keluarga teratasi
1 15 Nov 2017 Nyeri pada Ny. M keluarga Tn. 17 Nov 2017
B.
2 15 Nov 2017 Ketidaktahuan keluarga Tn. B
akan bahaya merokok.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama KK : Tn.B
n. B
Umur : 42 tahun

No Diagnosa Tujuan Tujuan Kriteria - Intervensi Tanda


Keperawatan jangka Jangka standart tangan
Keluarga panjang pendek
1 Nyeri pada - Diharapkan - Diharapkan - Ny. M - Anjurkan
Ny. M nyeri akan akan mengatakan Ny. M untuk
keluarga hilang dalam 2 berkurang nyeri beristirahat.
Tn. B hari. dalam 8 berkurang. - Anjurkan
jam. untuk tarik
nafas dalam.
2 Ketidaktahuan - Setelah - Setelah - Keluarga - Pendidikan
keluarga Tn. B diberikan diberikan mengetahui kesehatan
akan bahaya penkes 1x penkes 1x akan bahaya tentang
merokok. diharapkan diharapkan merokok. bahaya
keluarga Tn. B merokok.
mengerti akan dapat
bahaya berhenti
merokok. merokok.

36
CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama KK : Tn. B
Umur : 42 tahun

Diagnosa
No Tanggal Keperawatan Implementasi
Keluarga
1 15 Nov 2017 Nyeri pada - Anjurkan Ny. M untuk beristirahat.
Ny. M keluarga - Anjurkan untuk tarik nafas dalam..
Tn. B b/d
pencabutan pen.
2 15 Nov 2017 Ketidaktahuan - Pendidikan kesehatan tentang bahaya
keluarga Tn. B merokok.
akan bahaya
merokok.

CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA


Nama KK : Tn. B
Umur : 42 tahun

Diagnosa
No Tanggal Keperawatan Evaluasi
Keluarga
1 16 Nov 2017 Nyeri pada DS :
Ny. M keluarga - Keluarga mengatakan bahwa nyeri
Tn. B b/d yang dialami Ny. B mulai berkurang.
pencabutan pen. DO :
Skala nyeri 1
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.

2 16 Nov 2017 Ketidaktahuan DS :


keluarga Tn. B Keluarga mengetahui akan bahaya
akan bahaya merokok.
merokok. DO :

A : Masalah teratasi.
P : Intervensi

37
CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama KK : Tn. B
Umur : 42 tahun

Diagnosa
No Tanggal Keperawatan Implementasi
Keluarga
1 17 Nov 2017 Nyeri pada - Anjurkan Ny. M untuk beristirahat.
Ny. M keluarga - Anjurkan untuk tarik nafas dalam..
Tn. B b/d
pencabutan pen.

CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA


Nama KK : Tn. B
Umur : 42 tahun

Diagnosa
No Tanggal Keperawatan Evaluasi
Keluarga
1 18 Nov 2017 Nyeri pada DS :
Ny. M keluarga - Keluarga mengatakan bahwa nyeri
Tn. B b/d yang dialami Ny. B mulai berkurang.
pencabutan pen. DO :
Skala nyeri 0
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.

38
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini akan dibahas beberapa kesenjangan yang terjadi dalam
penerapan asuhan keperawatan keluarga Tn. B dengan landasan teoritis.
A. PENGKAJIAN
Pada saat pengkajian tidak terdapat perbedaan di teori dengan kasus.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Teori
Kategori diagnosa keperawatan secara teori adalah sebanyak 4 diagnosa
keperawatan yaitu :
a. Diagnosa keperawatan aktual.
b. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan.
c. Diagnosa kesehatan resiko.
d. Diagnosa kesehatan sejahtera.
2. Kasus
Pada kasus hanya terdapat diagnosa keperawatan aktual, yaitu :
1. Nyeri pada Ny. M keluarga Tn. B b.d pencabutan pen pada kaki kanan.
2. Ketdaktahuan keluarga akan bahaya merokok.
Dan terdapat perbedaan antara diagnosa keperawatan pada teori dan kasus.
Pada kasus tidak terdapat :
a. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan.
b. Diagnosa keperawatan resiko.
c. Diagnosa keperawatan sejahtera.
C. PERENCANAAN
1. Teori
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari pengetahuan tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek, serta dilengkapi dengan kriteria dan
standart. Kriteria dan standart merupakan pernyataan spesifik tentang hasil
yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan
khusus yang ditetapkan.
2. Kasus
Tidak terdapat perbedaan dengan teori.

39
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada saat pengkajian tidak terdapat perbedaan. Di diagnosa terdapat perbedaan,
tidak sesuai teori dengan kasus, atau diagnosa dalam teori tidak sesuai dalam
kasus, dimana diagnosa keperawatan dalam teori lebih banyak.Adapun asuhan
keperawatan keluarga yang diberikan yakni dengan Pengkajian, Diagnosa
keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

B. Saran
1. Disarankan kepada keluarga agar tetap menerapkan pola hidup sehat,
untuk mencegah munculnya masalah kesehatan.
2. Bagi perawat dapat memberikan asuhan keperawatan pada keluarga
meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam asuhan
keperawatan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Modul Keperawatan Keluarga dan Komunitas.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pusat pendidikan sumber daya manusia kesehatan.
Badan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.

41

You might also like