Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan Keperawatan Keluarga merupakan kegiatan strategis yang
mempunyai daya ungkit besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan. Oleh karena pentingnya pelayanan keperawatan ini, pemerintah
memberikan kebijakan dengan dikeluarkannya Kepmenkes
908/Menkes/SK/VII/2010 tentang pedoman penyelenggaraan pembinaan
pelayanan keperawatan keluarga. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi
masalah kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan proses
keperawatan yang sistematis melalui proses interaksi bersama klien.
Proses keperawatan terdiri atas 5 langkah yaitu pengkajian, perumusan
diagnosis keperawatan, penyusunan perencanaan tindakan keperawatan,
pelaksanaan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi.
B. Tujuan.
1. Memahami konsep teori keluarga (defenisi, tipe keluarga, fungsi
keluarga, tahap perkembangan keluarga, struktur keluarga) dan asuhan
keperawatan keluarga ( defenisi, tujuan keperawatan keluarga, peran
dan fungsi perawat keluarga, proses keperawatan keluarga).
2. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga di UPT Puskesmas
Sigompul.
3. Menegakkan diagnosa keperawatan keluarga di UPT Puskesmas
Sigompul.
4. Menentukan intervensi keperawatan keluarga di UPT Puskesmas
Sigompul.
5. Melakukan inplementasi keperawatan keluarga di UPT Puskesmas
Sigompul.
6. Melakukan evaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga di
UPT Puskesmas Sigompul.
1
BAB II
Tinjauan Teoritis
2.1 Keluarga
1. Defenisi
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
2. Tipe Keluarga
Berbagai tipe keluarga yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut :
2
6. Middle-aged or elderly couple yaitu : orangtua yang tinggal sendiri
dirumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah
membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7. Kin- network Family yaitu : beberapa keluarga yang tinggal bersama atau
saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti
dapur dan kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga non tradisional.
Tipe keluarga ini tidak lazim di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai
berikut :
1. Un Married Parent and child Family, yaitu : keluarga yang terdiri atas
orangtua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. Cohabitating couple, yaitu : orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3. Gay and Lesbian family, yaitu : seorang yang mempunyai persamaan jenis
kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4. The Non Marital Heterosexual Cohabiting Family, yaitu : keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5. Foster family, yaitu : keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
3. Fungsi Keluarga.
Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini :
a. Fungsi Afektif.
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu
secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi
yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses
perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai
hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.
3
c. Fungsi reproduksi.
d. Fungsi Ekonomi.
4
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek nenek.
5
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).
5. Struktur Keluarga.
Struktur keluarga adalah pola dari kedudukan dan peran didalamnya dari
anggota keluarga tersebut. Struktur dan fungsi merupakan hal yang
berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi satu sama lain. Struktur
didasarkan pada organisasi yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan
dalam keluarga.
Struktur keluarga terdiri dari berbagai macam, diantaranya adalah :
1. Terorganisasi.
Keluarga adalah cerminan organisasi dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan
keluarga dapat tercapai.
6
2. Keterbatasan.
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawab masing-
masing sehingga berinteraksi setiap anggota tidak semena-mena, tetapi
mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-
masing anggota keluarga.
3. Perbedaan.
Peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan masing-masing anggota
keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti
halnya peran ayah sebagai pencari nafkah, peran ibu yang merawat anak-
anak.
1. Defenisi.
7
manis, yaitu memberikan diet DM, memantau minum obat anti diabetik,
mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu
mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta
perkembangan setiap anggota keluarga. Contohnya, keluarga menjaga
kenyamanan lingkungan fisik dan psioklogis untuk seluruh anggota
keluarga termasuk anggota anggota keluarga yang sakit.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Contohnya, keluarga memanfaatkan Puskesmas, Rumah Sakit, atau fasilitas
kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit.
a. Keluarga sehat.
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait
dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang
keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan.
Keluarga risiko tinggi dapat didefenisikan, jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut.
Keluarga yang memelukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan
tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan. Misalnya klien pasca
hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan,
dan penyakit terminal.
8
Selain peran perawat keluarga diatas ada juga peran perawat keluarga dalam
pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut :
1) Pencegahan primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting
dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
2) Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakuakan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya
penyakit pada kelompok risiko, diagnosis dan penanganan segera yang
dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya
pencegahan sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan
dan pencegahan sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit
dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk
semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan
mengkaji riwayat kesehatan.
3) Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi
luasnya akan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan
ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus
utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap
individu yang cacat akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat
berguna pada tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.
A. Pengkajian yaitu :
9
Karakteristik data yang dikumpulkan yaitu :
a. Lengkap.
b. Akurat.
c. Relevan.
a. Sumber data primer : data yang dikumpulkan secara langsung dari klien
dan keluarga, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang
masalah kesehatan yang dihadapinya.
b. Sumber data sekunder : data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien
(kelurga), seperti orangtua, atau pihak lain yang mengerti kondisi klien
selama sakit.
Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data
kesehatan keluarga adalah berikut ini :
1. Wawancara.
2. Observasi.
3. Konsultasi.
4. Pemeriksaan fisik.
5. Pemeriksaan penunjang.
10
6. Data koping keluarga.
B. Diagnosis Keperawatan Keluarga.
Diagnosis keperawatan adalah interaksi ilmiah atas data hasil pengkajian yang
interpretasi ini dapat digunakan perawat untuk membuat rencana, melakukan
implementasi dan evaluasi.
Pengertian lain diagnosis keperawatan yaitu : Keputusan klinik tentang semua
respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual
atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua
diagnosis keperawatan harus didukung oleh data. Data diartikan sebagai
defenisi karakteristik. Defenisi karakteristik dinamakan tanda dan gejala.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. IDENTIFIKASI DATA
N Nama Hub Umur Jenis Suku Pendidik Pekerjaa Stat TTV; Status
o Dgn kelamin an n saat ini us TD, Imunisas
KK terakhir Gizi N, i
; SH, dasar
TB, RR
BB,
BMI
12
20x/
menit
T:
36oC.
3 An. Anak 9 Thn Perempua Batak SD Pelajar 129 N: Lengkap
AT n cm/ 84x/me
22 nit
Kg RR :
26x/me
nit
T:
36,5oC
4 An. Anak 8 Thn Laki-laki Batak SD Pelajar 120 N :100 Lengkap
AL cm/ x/menit
21 RR :
Kg 28x/me
nit
T:
36,7 oC
5 An. Anak 5thn Laki-laki Batak SD Pelajar 114 N :104 Lengkap
AN 10 bln cm/ x/menit
19 RR :
Kg 26x/me
nit
T : 36
o
C
4. Genogram
B M
m
m
m
M
M
AT AL AN
Aaa
A
Keterangan.
13
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Tinggal serumah
14
7. Identifikasi Religius.
a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragama
mereka.
Seluruh anggota keluarga menganut agama Katholik dan karenanya
keluarga tidak memiliki pandangan yang berbeda dalam praktik keyakinan
beragama.
15
kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan (perceraian,
kematian, hilang, dll) yang terjadi dalam kehidupan keluarga.
Menurut Ny. B, dia pernah kecelakaan pada saat anaknya yang bungsu
berusia 3 bulan, dan pasang pen pada lutut kaki kanan karena patah tulang
tahun 2011. Pada tahun 2015 Ny. B operasi buka pen.
Sampai saat ini kakinya terasa nyeri bila kecapekan.
3 DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah.
a. Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll). Apakah
keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah ini.
Rumah milik sendiri.
d. Di kamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk.
Kamar mandi terkesan besih, lantai dari keramik, bak mandi dikuras 1x
minggu dan tidak terdapat jentik-jentik nyamuk. Peralatan mandi lengkap,
ada kamar mandi pribadi dan bersama, handuk tersedia.
16
e. Kaji pengaturan tidur di dalam rumah. Apakah pengaturan tersebut
memadai bagi anggota keluarga, dengan pertimbangan usia mereka,
hubungan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya.
Anak bungsu masih tidur dengan orangtua, dua anak yang lain tidur satu
kamar.
f. Amati keadan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan
serangga-serangga kecil (Khususnya di dalam) dan/atau masalah-masalah
sanitasi yang disebabkan oleh kehasiran bintang-binatang peliharaan.
Keluarga memelihara anjing, pada saat pengkajian tidak ada serangga dan
tikus yang berkeliaran.
g. Kaji perasaan-perasaan subjektik keluarga terhadaprumah. Apakah keluarga
menganggap rumahnya memadai bagi mereka.
Keluarga mengatakan bahwa mereka merasa nyaman tingggal di dalam
rumah dan dapat melakukan kegiatan dengan leluasa, keluarga merasa aman
karena sudah ada pintu yang kuat.
17
Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, tidak
terpelihara, sementara diperbaiki)
Akses jalan raya ke rumeh Tn. B, adalah jalan yang belum diaspal
(tanah).
18
f. Tersedianya transfortasi umum. Bagaimana pelayanan-pelayanan dan
fasilitas-fasilitas tersebut dapat diakses (dalam arti, jarak, kecocokan, dan
jam, dll) kepada keluarga.
Tidak ada angkutan umum. Pelayanan dan fasilitas dapat diakses dengan
menggunakan kendaraan pribadi karena jarak yang terjangkau.
19
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola-pola komunikasi.
a. Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi.
Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhah-kebutuhan dan
perasaan-perasaan mereka dengan jelas.
Setiap kebutuhan dan perasaan setiap keluarga dapat disampaikan dengan
jelas.
20
d. Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-pola
komunikasi keluarga.
Tidak ada disfungsional komunikasi, komunikasi antar anggota keluarga
berjalan tanpa kesulitan.
2. Struktur kekuasaan.
Keputusan dalam keluarga.
a. Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga.
Kepala keluarga melalui musyawarah dengan seluruh anggota keluarga.
3. Struktur peran.
Struktur peran formal.
a. Posisi dan peran formal apa pada setiap anggota keluarga.
Gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga melakukan peran-peran
formal mereka.
Tn.B berperan sebagai pencari nafkah dan kepala rumah tangga.
21
Ny. M berperan sebagai ibu yang mengasuh anak dan membantu suami
mencari nafkah.
Tidak ada konflik peran dalam keluarga.
d. Apakah peran yang dijalankan oleh anggota keluarga sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Peran yang dijalankan oleh anggota keluarga sesuai dengan tahap
perkembangan.
22
Adakah pengaturan kembali peran-peran baru dalam keluarga
(sehubungan dengan adanya yang sakit, meninggal, pindah, berpisah,
dll).
Tidak pengaturan secara khusus.
4. Nilai-nilai keluarga.
V. FUNGSI KELUARGA.
1. Fungsi afektif.
23
a. Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan individu-
individu lain dalam keluarga.
Anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan individu-individu lain
dalam keluarga.
Apakah keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara satu dengan
yang lainnya.
24
Keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara satu dengan yang
lainnya.
2. Fungsi Sosialisasi.
25
Apakah terdapat kekonsistenan antara nilai-nilai kesehatan keluarga
dengan perilakunya.
Ya, keluarga menggunakan layanan kesehatan jika timbul keluhan yang
ringan dan sangat.
26
d. Praktik diet keluarga.
Apakah keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi.
Tn. B dan Ny. M mengetahui tentang makanan yang bergizi.
27
f. Latihan dan rekreasi.
Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif
sangat di butuhkan untuk kesehatan
( Menyadari/tidak).
Keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif sangat
dibutuhkan untuk kesehatan.
Apakah obat-obatan diberi label secara tepat dan berada di tempat yang
aman, jauh dari jangkauan anak-anak (Ya/tidak).
Obat-obatan tidak di beri label secara tepat, tetapi disimpan di tempat
yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak.
28
Apakah keluarga mengetahui cara perawatan pada anggota keluarga yang
sakit.
Ny. M mengetahui cara perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
i. Praktik lingkungan.
Apakah saat ini keluarga terpapar polusi udara, air, suara dari
lingkungan.
Keluarga saat ini tidak terpapar polusi udara, air, suara,dari lingkungan.
Apakah anggota keluarga menggunakan pestisida, cairan pembersih, lem,
pelarut, logam berat, dan racun dalam rumah.
Ny. M menggunakan racun tikus untuk membunuh tikus dirumahnya.
Apa status imunisasi dari keluarga pada bayi, balita, ibu hamil.
Pada keluarga Tn. B saat ini tidak ada anggota keluarga bayi, balita dan
bumil.
Saat hamil, anak-anak masih bayi dan balita, status imunisasi lengkap.
29
Apakah terdapat riwayat penyakit-penyakit keluarga yang berkaitan
dengan lingkungan.
Tidak ada riwayat penyakit-penyakit keluarga yang berkaitan dengan
lingkungan.
30
Keluarga tidak memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat.
p. Sumber pembiayaan.
Bagaimana keluarga akan membayar pelayanan-pelayanan kesehatan.
Keluarga membayar pelayanan kesehatan dengan memakai BPJS
pemerintah.
Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarga unuk menghadapi tipe-
tipe masalah. (koping apa yang dibuat.
Strategi koping yang digunakan oleh keluarga adalah Tn. B dan Ny. M
bermusyawarah menghadapi masalah.
31
VI. PENGKAJIAN FISIK KELUARGA.
32
11 Thorak :
Paru Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
suara suara suara suara suara
tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan
Jantung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
jantung jantung jantung jantung jantung
12 Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri, tidak nyeri, tidak nyeri, tidak nyeri, tidak nyeri, tidak
acites acites acites acites acites
13 Muskuloskeletal Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
oedema, oedema, oedema, oedema, oedema,
tidak atropi tidak atropi tidak atropi tidak atropi tidak atropi
KKO : 5 Parut bekas KKO : 5 KKO : 5 KKO ; 5
luka operasi
KKO : 5
14 Neurologis Compos Compos Compos Compos Compos
mentis mentis mentis mentis mentis
R. Fis (+) R Fis (+) R. Fis (+) R. Fis (+) R. Fis (+)
R. Pat (-) R. Pat (-) R. Pat (-) R. Pat (-) R. Pat (-)
15 Pemeriksaan penunjang - - - - -
16 Penatalaksanaan Therapi - - - - -
33
ANALISA DATA
Nama KK : Tn. B.
Umur : 42 tahun.
34
PRIORITAS MASALAH
Nama KK : Tn. B.
Umur 42 Tahun.
Diagnosa Keperawatan keluarga :
Nyeri pada Ny. M keluarga Tn. B.
35
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Nama KK : Tn. B
Umur : 42 Tahun
Nama KK : Tn.B
n. B
Umur : 42 tahun
36
CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama KK : Tn. B
Umur : 42 tahun
Diagnosa
No Tanggal Keperawatan Implementasi
Keluarga
1 15 Nov 2017 Nyeri pada - Anjurkan Ny. M untuk beristirahat.
Ny. M keluarga - Anjurkan untuk tarik nafas dalam..
Tn. B b/d
pencabutan pen.
2 15 Nov 2017 Ketidaktahuan - Pendidikan kesehatan tentang bahaya
keluarga Tn. B merokok.
akan bahaya
merokok.
Diagnosa
No Tanggal Keperawatan Evaluasi
Keluarga
1 16 Nov 2017 Nyeri pada DS :
Ny. M keluarga - Keluarga mengatakan bahwa nyeri
Tn. B b/d yang dialami Ny. B mulai berkurang.
pencabutan pen. DO :
Skala nyeri 1
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi
37
CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama KK : Tn. B
Umur : 42 tahun
Diagnosa
No Tanggal Keperawatan Implementasi
Keluarga
1 17 Nov 2017 Nyeri pada - Anjurkan Ny. M untuk beristirahat.
Ny. M keluarga - Anjurkan untuk tarik nafas dalam..
Tn. B b/d
pencabutan pen.
Diagnosa
No Tanggal Keperawatan Evaluasi
Keluarga
1 18 Nov 2017 Nyeri pada DS :
Ny. M keluarga - Keluarga mengatakan bahwa nyeri
Tn. B b/d yang dialami Ny. B mulai berkurang.
pencabutan pen. DO :
Skala nyeri 0
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan dibahas beberapa kesenjangan yang terjadi dalam
penerapan asuhan keperawatan keluarga Tn. B dengan landasan teoritis.
A. PENGKAJIAN
Pada saat pengkajian tidak terdapat perbedaan di teori dengan kasus.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Teori
Kategori diagnosa keperawatan secara teori adalah sebanyak 4 diagnosa
keperawatan yaitu :
a. Diagnosa keperawatan aktual.
b. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan.
c. Diagnosa kesehatan resiko.
d. Diagnosa kesehatan sejahtera.
2. Kasus
Pada kasus hanya terdapat diagnosa keperawatan aktual, yaitu :
1. Nyeri pada Ny. M keluarga Tn. B b.d pencabutan pen pada kaki kanan.
2. Ketdaktahuan keluarga akan bahaya merokok.
Dan terdapat perbedaan antara diagnosa keperawatan pada teori dan kasus.
Pada kasus tidak terdapat :
a. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan.
b. Diagnosa keperawatan resiko.
c. Diagnosa keperawatan sejahtera.
C. PERENCANAAN
1. Teori
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari pengetahuan tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek, serta dilengkapi dengan kriteria dan
standart. Kriteria dan standart merupakan pernyataan spesifik tentang hasil
yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan
khusus yang ditetapkan.
2. Kasus
Tidak terdapat perbedaan dengan teori.
39
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada saat pengkajian tidak terdapat perbedaan. Di diagnosa terdapat perbedaan,
tidak sesuai teori dengan kasus, atau diagnosa dalam teori tidak sesuai dalam
kasus, dimana diagnosa keperawatan dalam teori lebih banyak.Adapun asuhan
keperawatan keluarga yang diberikan yakni dengan Pengkajian, Diagnosa
keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
B. Saran
1. Disarankan kepada keluarga agar tetap menerapkan pola hidup sehat,
untuk mencegah munculnya masalah kesehatan.
2. Bagi perawat dapat memberikan asuhan keperawatan pada keluarga
meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam asuhan
keperawatan.
40
DAFTAR PUSTAKA
41