You are on page 1of 6

HASIL DAN PEMBAHASAN plasmid rekombinan.

Transformasi
dilakukan menggunakan metode heat shock
Purifikasi dan Pengujian Produk PCR yaitu dengan pemberian kejut panas pada
(Stilbena Sintase) suhu 42 oC selama 50 detik. Prinsip dari
Purifikasi ini menggunakan high proses tersebut adalah terjadi lonjakan suhu
pure plasmid isolation kit dari Invitrogen. dari 0 oC ke 42 oC terhadap sel yang telah
Percobaan dilakukan sesuai dengan prosedur diberi perlakuan CaCl2. Perlakuan CaCl2 ini
yang terdapat dalam metode. Purifikasi dilakukan dalam pembuatan sel kompeten.
bertujuan memurnikan produk PCR yang Garam CaCl2 akan mempengaruhi porositas
diperoleh dari pengotor yang mungkin ada membran sel sehingga pada saat terjadi
pada produk PCR. Hasil purifikasi kemudian lonjakan suhu membran menjadi tidak
diuji dengan elektroforesis gel agarosa. selektif terhadap molekul asing dan produk
Hasil elektroforesis menunjukkan ligasi dapat masuk ke dalam sel. Sel
adanya satu fragmen hasil purifikasi. kemudian dikultur dalam media tumbuh LB
Fragmen tersebut berukuran sekitar 1500 bp dengan penambahan glukosa selama 1.5 jam
dan fragmen ini diperkirakan merupakan gen untuk memperbanyak jumlah sel dan
stilbena sintase yang diinginkan (Gambar 4). memberi kesempatan kepada sel untuk
Pengujian dengan elektroforesis gel agarosa mengekspresikan marka seleksi dari plasmid
dilakukan untuk mengetahui kualitas dan yang dibawanya. Setelah itu sel disebar pada
kuantitas gen stilbena sintase yang akan media seleksi LA, IPTG, dan X-Gal
diligasi dengan vektor pGEM-T Easy. Hasil kemudian diinkubasi selama 16 jam pada
purifikasi ini selanjutnya dimasukkan ke suhu 37 o C. Penambahan IPTG dalam
dalam vektor pengklonan pGEM-T Easy media seleksi berfungsi sebagai penginduksi
ekspresi gen sedangkan X-Gal berfungsi
sebagai substrat.
Hasil transformasi ke Escherichia
coli menunjukkan terbentuknya koloni putih
dan biru (Gambar 5). Koloni putih
merupakan koloni yang diperkirakan
5000 bp mengandung fragmen gen sisipan (gen
stilbena sintase) sedangkan koloni biru
diperkirakan merupakan koloni yang tidak
1500 bp mengandung fragmen gen sisipan.
1000 bp Terbentuknya koloni putih biru ini
disebabkan adanya marka seleksi pada
vektor pGEM-T Easy. Marka seleksi
biasanya berupa gen yang membawa sifat
resistensi terhadap antibiotik tertentu.
Vektor pGEM-T Easy memiliki marka
seleksi berupa gen resistensi ampisilin dan
M
marka seleksi tambahan berupa gen Lac Z.
Gen pembawa sifat resistensi terhadap
Gambar 4 Hasil purifikasi gen stilbena
ampisilin ini menyandi enzim -Laktamase.
sintase, M= marker, fragmen
Enzim -Laktamase akan mendegradasi
berukuran 1500 bp = Gen
ampisilin sehingga ketika sel pembawa
stilbena sintase.
plasmid rekombinan ditumbuhkan dalam
media yang mengandung ampisilin, maka
Kloning Gen Stilbena Sintase ke dalam
sel tersebut akan tumbuh sementara sel yang
Vektor pGEM-T Easy
tidak membawa plasmid rekombinan akan
Tahapan kloning terdiri atas ligasi,
mati. Gen Lac Z menyandi enzim -
transformasi dan seleksi. Ligasi dilakukan
Galaktosidase. Enzim ini akan
dengan menggabungkan fregmen gen
menghidrolisis X-Gal yang ditambahkan
stilbena sintase, plasmid pGEM-T Easy
pada media seleksi menjadi galaktosida dan
sebagai vektor, buffer dan T4 DNA ligase.
senyawa turunannya yaitu 5-bromo-4-kloro
Produk ligasi kemudian ditransformasikan
indoksil yang berwarna biru. Ketika terdapat
ke dalam Escherichia coli XL-1 Blue
fragmen gen sisipan pada plasmid maka
kompeten. Produk ligasi pada tahap ini
sintesis -peptida yang berperan sebagai
adalah stilbena sintase yang sudah disisipkan
aktivator terhadap kerja enzim -
pada vektor pGEM-T Easy.
Galaktosidase akan terhambat sehingga
Transformasi ke Escherichia coli
warna biru tidak terbentuk.
dilakukan untuk memperbanyak DNA
terlebih dahulu kemudian dengan tusuk gigi
steril, koloni tersebut diduplikat pada media
seleksi yang telah dibagi menjadi beberapa
wilayah dan digunakan sebagai cetakan pada
proses PCR.
Elektroforegram (Gambar 6)
menunjukkan terdapat dua klon transforman
yang berhasil diinsersi yaitu koloni nomor 5
dan nomor 6. Keberhasilan dalam proses
PCR koloni dapat diamati dari ukuran klon
transforman. Gambar 6 Menunjukkan bahwa
fragmen mengalami penambahan ukuran
sekitar 200 bp sehingga ukurannya menjadi
1700 bp. Penambahan ukuran ini mungkin
terjadi karena terdapat sekuen promotor dari
vektor yang menempel pada gen target.
1 2 Koloni positif selanjutnya dikultur
Gambar 5 Koloni biru putih pada media LB yang ditambah ampisilin.
hasiltransformasi pGEM-T Easy ke Selanjutnya, dilakukan isolasi plasmid dari
Escherichia coli. Nomor 1 adalah setiap kultur menggunakan high pure
koloni putih dan nomor 2 adalah plasmid isolation kit dari Roche.
koloni biru.

.
Seleksi transforman melalui
pengamatan warna koloni yang terbentuk
tidak selalu sesuai dengan teori. Artinya
bahwa tidak semua koloni berwarna putih
pasti membawa fragmen gen sisipan dan
5000 bp
sebaliknya belum tentu semua koloni
berwarna biru merupakan koloni yang tidak
membawa fragmen gen sisipan. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh karakteristik dari 1700 bp
fragmen gen hasil PCR yang diklon ke 1000 bp
dalam pGEM-T Easy. Sebagai contoh,
koloni biru dapat dihasilkan dari produk
PCR yang diklon pada frame yang sama
dengan gen LacZ. Produk PCR tersebut
biasanya memiliki tiga basa sama yang
berulang pada beberapa bagian fragmen,
termasuk memiliki basa adenin yang 1 2 3 4 5 6 M
berulang pada bagian ujungnya (Promega
1999). Produk PCR yang demikian tidak
memiliki kodon stop pada bagian Gambar 6 Hasil PCR koloni gen STS.
fragmennya sehingga akan ditranslasi Nomor 1-6 nomor koloni yang
bersamaan dengan gen LacZ dan digunakan sebagai cetakan, M=
menghasilkan koloni berwarna biru Marker.
Koloni sel yang terbentuk pada
media seleksi selanjutnya diambil 6 koloni
untuk diamplifikasi dengan teknik PCR
koloni dan dikonfirmasi dengan Urutan Nukleotida Gen Stilbena Sintase
elektroforesis gel agarosa 1% dengan voltase Fragmen DNA plasmid hasil klon
100 volt. Tujuan utama dari PCR koloni tersebut kemudian dimurnikan dan dikirim
adalah untuk mengkonfirmasi koloni ke lembaga Eijkman Jakarta untuk
transforman yang membawa fragmen gen ditentukan urutan nukleotidanya. Data hasil
sisipan dan menghindari kesalahan dari sekuensing yang berupa urutan basa
pengamatan warna koloni. selanjutnya diproses menggunakan program
PCR koloni diawali dengan pemilihan bioedit. Melalui program bioedit, urutan
koloni terpisah yang tumbuh pada media basa yang diperoleh disejajarkan baik
seleksi. Koloni-koloni tersebut diberi nomor forward maupun revers dan selanjutnya
dianalisis dengan program BLASTX pada Kloning Gen Stilbena Sintase ke dalam
web. www.ncbi.nlm.nih.gov untuk Vektor Ekspresi pCAMBIA 1303
membandingkan sekuen nukleotida yang
ditranslasikan pada seluruh open reding Sebelum gen stilbena sintase (STS)
frame (ORF) dengan sekuen protein dalam diligasi dengan vektor ekspresi pCAMBIA
database ( Claverie dan Notredam 2003). 1303, gen stilbena sintase yang terdapat
Hasil analisis dengan program didalam pGEM-T Easy dipotong terlebih
BLASTX dinyatakan dengan besarnya nilai dahulu dengan enzim restriksi Spe1 dan
scorebits dan E value. Nilai E value dan Nco1. Pemotongan ini dilakukan pada suhu
scorebits menunjukkan tingkat homologi 37oC selama 4 jam. Tujuan pemotongan ini
gen yang dianalisis dengan protein yang adalah memisahkan fragmen gen stilbena
bersesuaian pada database. Homologi yang sintase (STS) dengan vektor pengklonan
tinggi ditunjukkan dengan nilai score bits pGEM-T Easy sehingga STS bisa diligasi
yang semakin besar (>150) dan E value yang dengan vektor ekspresi pCAMBIA 1303.
kecil (<10-4). Nilai score bits ditunjukkan Hasil pemotongan pGEM-T Easy dan STS
oleh warna hasil analisis BLASTX yaitu ditunjukkan pada gambar 7.
warna hitam, biru, hijau, merah muda dan Gambar 7 menunjukkan bahwa
merah. Warna hitam menunjukkan nilai hasil pemotongani pGEM-T Easy dan
score bits kurang dari 40, warna biru stilbena sintase dengan enzim restriksi Spe1
menunjukkan nilai score bits antara 40 dan Nco1 menghasilkan 2 fragmen dengan
sampai dengan 50, warna hijau ukuran sekitar 3000 bp dan 1500 bp.
menunjukkan nilai score bits 50 sampai Fragmen berukuran 3000 bp diperkirakan
dengan 80, warna merah muda menunjukkan merupakan fragmen pGEM-T Easy
nilai score bits 80 sampai dengan 200, dan sementara fragmen berukuran 1500 bp
warna merah menunjukkan nilai score bits merupakan fragmen gen stilbena sintase
lebih besar sama dengan 200. Semakin besar (STS). Hasil ini menunjukkan bahwa
nilai score bits maka semakin tinggi tingkat fragmen gen stilbena sintase telah berhasil
homologi gen yang diperoleh dengan protein dipisahkan dengan vektor pengklonan
lain yang bersesuaian pada database. Hasil pGEM-T Easy. Fragmen berukuran 1500 bp
analisis fragmen gen stilbena sintase dengan selanjutnya dipotong dari gel menggunakan
program BLASTX menunjukkan pisau skalpel dan dipurifikasi. Selanjutnya,
terbentuknya warna merah (Lampiran 6) fragmen gen stilbena sintase diligasi dengan
dengan nilai score bits lebih besar dari 150 vektor ekspressi pCAMBIA 1303.
dan E value lebih kecil dari 10-4 (Tabel 1).
Hasil ini menunjukkan bahwa fragmen gen
stilbena sintase yang dianalisis memiliki
tingkat homologi yang tinggi dengan protein
lain yang bersesuaian pada database. Hasil
ini memberikan keyakinan bahwa fragmen
yang terbentuk dari hasil PCR adalah gen 5000 bp
stilbena sintase.
3000 bp

Tabel 1 Hasil analisis BLASTX fragmen 1000 bp 1500 bp


gen stilbena sintase

Protein yang Score E


bersesuaian (Bits) Value
hypothetical protein 286 3e-76
[Vitis vinifera]
Stilbene synthase 286 3e-76 M
[Vitis riparia]
resveratrol synthase 286 3e-76 Gambar 7 Hasil pemotongan pGEM-T Easy
[Vitis vinifera] dan gen stilbena sintase (STS)
Stilbene synthase 286 3e-76 dengan enzim restriksi Spe 1 dan
[Vitis vinifera] Nco1, M= Marker, fragmen
*hanya ditampilkan sebagian,secara lebih lengkap dapat berukuran 3000 bp = Plasmid
dilihat pada lampiran 6. pGEM-T Easy, fragmen berukuran
1500 bp= Gen stilbena sintase.
Gen stilbena sintase disisipkan pada Hasil ligasi stilbena sintase dan
vektor ekspresi pCAMBIA 1303 pada pCAMBIA 1303 selanjutnya
tempat pemotongan enzim restriksi NcoI dan ditransformasikan ke bakteri Escherichia
Spe1 sehingga untuk mencapai tujuan coli XL1-Blue untuk memperbanyak DNA
tersebut vektor pCAMBIA 1303 dipotong plasmid rekombinan. Transformasi
terlebih dahulu dengan enzim restriksi NcoI dilakukan menggunakan metode Heat shock
dan Spe1. Hasil pemotongan vektor yaitu dengan pemberian kejut panas pada
pCAMBIA 1303 menunjukkan terbentuknya suhu 42 oC selama 50 detik. Prinsip dari
fragmen berukuran sekitar 12000 bp metode ini adalah adanya lonjakan suhu dari
(Gambar 8). Fragmen tersebut kemudian 0 oC ke 42 oC terhadap sel yang telah diberi
diisolasi dari gel dan dipurifikasi, sehingga perlakuan CaCl2. Garam CaCl2 akan
didapatkan plasmid pCAMBIA 1303 yang mempengaruhi porositas dari membran sel
siap diligasi dengan gen STS. Pemotongan sehingga pada saat terjadi lonjakan suhu
dengan enzim restriksi ini dilakukan pada membran menjadi tidak selektif terhadap
suhu 37 °C selama 1 jam. Seluruh volume molekul asing dan produk ligasi dapat
reaksi kemudian dielektroforesis pada gel masuk ke dalam sel.
agarosa 1%. Hasil transformasi selanjutnya
Setelah itu, dilakukan Ligasi antara diseleksi dalam media Luria bertani agar
pCAMBIA 1303 dan stilbena sintase. Ligasi yang mengandung kanamisin 25 mg/L.
dilakukan dengan mencampur plasmid Hasil seleksi menunjukkan Terbentuknya
pCAMBIA 1303, DNA sisipan (stilbena beberapa koloni putih (Gambar 9). Koloni
sintase), buffer dan T4 DNA ligase. Ligasi tersebut diperkirakan merupakan koloni
dilakukan menggunakan T4 ligase dan Escherichia coli yang mengandung plasmid
buffer ligase dari Promega. Penggunaan rekombinan. Escherichia coli yang tidak
enzim T4 DNA ligase pada proses ini untuk mengandung plasmid rekombinan tidak akan
mengatalisis pembentukan ikatan tumbuh dalam media seleksi karena tidak
fosfodiester antara ujung 5’ fosfat dan 3’ membawa gen yang mampu mendegradasi
hidroksil dari nukleotida yang berdekatan. kanamisin.
Penambahan enzim T4 DNA ligase ini Koloni tersebut kemudian
mampu membentuk kompleks enzim AMP ditumbuhkan dalam media LB yang
yang selanjutnya terikat pada nick (daerah mengandung kanamisin dengan konsentrasi
putus). 25 mg/L. Plasmid rekombinan dalam E. coli
yang telah dikultur selanjutnya diisolasi.
Isolasi DNA plasmid ini menggunakan kit
dari Qiagen.

12000 bp

1000 bp

K
M

Gambar 9 Hasil transformasi pCAMBIA


Gambar 8 Hasil pemotongan pCAMBIA 1303-stilbena sintase ke
1303, M=Marker, fragmen Escherichia coli XL-1 Blue, K=
berukuran 12000= Plasmid Koloni yang mengandung plasid
pCAMBIA 1303. rekombinan.
Hasil isolasi plasmid dianalisis
dengan menggunakan elektroforesis gel
agarosa. Hasil elektroforesis menunjukkan
terbentuknya plasmid berukuran sekitar 12000 bp
13500 (Gambar 10). Plasmid ini
diperkirakan merupakan plasmid pCAMBIA
1303 yang telah mengandung fragmen gen
stilbena sintase.
Plasmid yang telah diisolasi
selanjutnya dipotong dengan enzim restriksi 1000 bp 1500 bp
spe1 dan Nco1. Pemotongan ini dilakukan
untuk memastikan bahwa sel yang tumbuh
pada media seleksi adalah sel E. coli XL1-
Blue yang membawa plasmid yang telah
tersisipi gen stilbena sintase. Hasil
pemotongan plasmid rekombinan M
pCAMBIA 1303-stilbena sintase dengan Gambar 11 Hasil pemotongan pCAMBIA
enzim restriksi Spe1 dan Nco1 1303- stilbena sintase dengan
menunjukkan terbentuknya dua fragmen enzim restriksi Spe1 dan Nco1,
masing-masing berukuran sekitar 12000 bp M=Marker, fragmen berukuran
dan 1500 bp (Gambar 11). Fragmen 12000 bp= Plasmid pCAMBIA
berukuran 12000 bp diperkirakan 1303, fragmen berukuran 1500 bp
merupakan plasmid pCAMBIA 1303 = Gen stilbena sintase.
sedangkan fragmen berukuran 1500 bp
diperkirakan merupakan fragmen gen Transformasi pCAMBIA 1303-Stilbena
stilbena sintase . Adanya dua pita dengan Sintase ke dalam Agrobacterium
ukuran 12000 bp dan 1500 bp ini tumefaciens.
menunjukkan bahwa gen stilbena sintase Transformasi pCAMBIA 1303-
telah berhasil dikonstruksi dengan vektor stilbena sintase ke dalam Agrobacterium
ekspresi pCAMBIA 1303. tumefaciens menggunakan metode heat
shock. Prinsip metode ini adalah terjadi
lonjakan suhu dari 0 oC ke suhu -20 oC
terhadap sel yang telah diberi perlakuan
CaCl2. Garam CaCl2 akan mempengaruhi
struktur dan muatan dari membran sel
13500 bp sehingga pada saat terjadi lonjakan suhu
membran menjadi tidak selektif terhadap
12000 bp molekul asing dan produk ligasi dapat
masuk ke dalam sel .
Setelah sel kompeten AGL-0
dicampur dengan plasmid pCAMBIA 1303-
STS, campuran selanjutnya disebar ke media
seleksi LA yang dicampur kanamisin dan
rifamfisin kemudian diinkubasi dalam
keadaan gelap. Inkubasi dalam keadaan
gelap dilakukan karena Agrobacterium
tumefaciens sensitif terhadap cahaya. Selain
itu, inkubasi dalam keadaan gelap dilakukan
untuk mengkondisikan Agrobacterium
M seperti pada habitat aslinya yaitu tanah yang
gelap.
Hasil seleksi DNA rekombinan
pada media sleksi menunjukkan
terbentuknya koloni berwarna putih
(Gambar 12). Koloni yang terbentuk
merupakan koloni yang mengandung
Gambar 10 Gen stilbena sintase yang sudah plasmid rekombinan yaitu koloni yang
terklon dalam pCAMBIA 1303, mengandung DNA rekombinan pCAMBIA
M=Marker, fragmen ukuran 1303-stilbena sintase. Jumlah koloni yang
13500= Gen stilbena sintase yang tumbuh di media seleksi saat transformasi ke
terklon dalam pCAMBIA 1303.
Agrobacterium tumefaciens lebih sedikit Agrobacterium tumefaciens
dibandingkan dengan jumlah koloni saat memiliki tiga komponen genetik yang
transformasi ke Escherichia coli. Hal ini digunakan untuk menginfeksi tanaman.
terjadi karena Agrobacterium tumefaciens Komponen yang pertama adalah komponen
memiliki jumlah salinan yang lebih sedikit T-DNA, yaitu fragmen yang ditransfer ke sel
dibandingkan dengan Escherichia coli. tanaman. T-DNA terletak di plasmid Ti pada
Agrobacterium tumefaciens yang digunakan Agrobacterium. Komponen kedua adalah
pada penelitian ini adalah Agrobacterium virulance (vir) region . Gen vir dibagi
galur AGL-0. Agrobacterium galur AGL-0 menjadi tujuh macam, yaitu vir A, vir B, vir
digunakan karena memiliki virulensi yang C, vir D, vir E, vir F, dan vir G (Brown
lebih tinggi dibandingkan galur 1997). Gen-gen vir mensintesis protein
Agrobacterium lainnya. virulance (vir). Peranan protein vir adalah
Agrobacterium tumefaciens menginduksi terjadinya transfer T-DNA dan
merupakan bakteri tanah yang secara genetik mengintegrasikan T-DNA ke tanaman. Gen
dapat mentransfer gen ke tanaman. Bakteri vir akan berekspresi jika terdapat inducer,
ini secara alami mampu menginfeksi antara lain monosiklik fenolik seperti
tanaman dan menyebabkan timbulnya tumor asetosiringon dan monosakarida seperti
akibat dari transfer fragmen DNA (T-DNA) glukosa dan galaktosa. Selain inducer,
dari plasmid Ti (tumor-inducing) bakteri ke kondisi pH juga mempengaruhi gen vir, pH
sel tanaman. Sifat unik ini memungkinkan yang digunakan adalah 5-5.8. Senyawa
plasmid Ti menjadi alat pemindah gen-gen fenolik dan monosakarida terbentuk saat
antar spesies yang berbeda, yaitu dengan tanaman dikotil mengalami luka dengan
menyisipkan gen asing pada T-DNA ( mengeluarkan getah dan proses ini jarang
Shepherd 1997). terjadi pada tanaman monokotil sehingga
Plasmid Ti ditemukan pada untuk transformasi tanaman monokotil perlu
semua strain A. tumefaciens virulen, penyesuaian kondisi infeksi. Penyesuaian
kondisi dapat dilakukan dengan
berukuran sekitar 200 kb dan stabil menambahkan fenolik, menambahkan
dalam Agrobacterium pada monosakarida, dan pengaturan pH (Sheng &
temperatur di bawah 30 °C. Selama Citovsky 1996). Komponen yang ketiga
pembentukan tumor urutan tertentu adalah gen cromosomal virulance (chv). Gen
plasmid Ti T-DNA ditransfer ke sel chv terletak di kromosom Agrobacterium.
Gen ini berfungsi dalam pelekatan bakteri ke
tanaman dan berintegrasi ke genom dalam sel tanaman dengan membentuk
inti sel tanaman (Tzfira & Citovsky senyawa protein -1,2-glukan (Sheng &
2002). Plasmid Ti membawa banyak Citovsky 1996).
gen yang terlibat dalam proses Penggunaan Agrobacterium
infeksi, sebagian dari sekuennya tumefaciens dalam transformasi tanaman
lebih menguntungkan dibandingkan dengan
berintegrasi ke DNA kromosom metode lain. Beberapa keuntungannya antara
tanaman. lain Agrobacterium tumefaciens bersifat
lebih stabil dan tanaman transgenik bersifat
fertil (Arencibia et a. 1998).

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian menunjukkan


bahwa gen stilbena sintase sudah berhasil
terklon ke dalam vektor ekspresi pCAMBIA
1303. Hal ini dibuktikan dengan restriksi
menggunakan enzim Spe1 dan Nco1
menghasilkan dua fragmen berukuran 12000
bp dan 1500 bp. Fragmen berukuran 12000
merupakan pCAMBIA 1303 sedangkan
K fragmen berukuran 1500 bp merupakan
Gambar 12 Hasil transformasi pCAMBIA fragmen gen stilbena sintase. DNA
1303-STS ke Agrobacterium, K= rekombinan pCAMBIA 1303-stilbena
Koloni yang tumbuh. sintase telah berhasil ditransformasi ke
Agrobacterium tumefaciens strain AGL-0.

You might also like