Professional Documents
Culture Documents
Kontak
Privacy Policy
Tos
Follow Us
Askep33
Home
Product Online
Knowledge
Loker
Info Kesehatan
Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan
S.O.P
Leaflet
Skripsi
Laporan Pendahuluan
Hipertensi
Laporan Pendahuluan Hipertensi
Kali ini admin ingin membahas mengenai Laporan Pendahuluan Hipertensi , baiklah untuk
permulaan kita akan membahas mengenai pengertian hipertensi itu.
1. Pengertian
Hipertensi dikategorikan ringan jika tekanan diastoliknya berkisar 95 – 104 MmHg, hipertensi
sedang kalau tekanan diastoliknya diantara kisaran 105 & 114 MmHg, & hipertensi berat bila
tekanan diastoliknya berkisar 115 MmHg atau lebih dari itu. Pembagian atau perkategian ini
berdasarkan dari peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan
sistolik ( Gunawan, 2003 ).
Hipertensi ialah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi merupakan
sebuah kondisi di mana berlangsung gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah
(Mansjoer,2008 : 144)
2. Etiologi/Penyebab
Hipertensi berdasarkan penyebabnya bisa dibedakan menjadi 2 golongan besar yakni : ( Lany
Gunawan, 2001 )
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) ialah hipertensi yg tidak diketahui apa penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yg biasanya di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer hampir terdapat pada lebih dari 90 persen penderita hipertensi, sedangkan 10
persen sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Walaupun hipertensi primer belum
diketahui dengan tentu penyebabnya, data-data penelitian sudah dapat menemukan sekian
banyak factor yg tidak jarang sekali menyebabkan terjadinya sebuah penyakit hipertensi.
Pada umunya penyakit hipertensi tak memiliki penyebab yg secara spesifik.
Hipertensi terjadi juga terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer.
Tapi ada sekian banyak factor yg sangat mempengaruhi proses terjadinya hipertensi :
a. Genetik : Respon nerologi yang terjadi pada stress atau disebabkan karena kelainan eksresi
atau disebabkan karena transport Na.
b. Obesitas : Yang disebabkan karena terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkan atau menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.
c. Stress dikarenakan atau disebabkan oleh Lingkungan.
d. Karena hilangnya Elastisitas pada jaringan serta arterisklerosis pada seseorang yang lanjut usia
serta terdapat pelebaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia yaitu karena terjadinya proses perubahan –
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal & menjadi kaku
c. Kekuatan jantung dalam memompa darah yang menurun 1% setiap tahun setelah biasanya
berusia sekitar 20 thn kekuatan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi & volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
faktor ini berjalan karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer buat oksigenasi
e. Disebabkan karena meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Biarpun hipertensi primer belum diketahui dengan tentu apa yang menyebabkannya, namun data-
data penelitian sudah menemukan sekian banyak aspek yg sering menyebabkan terjadinya
penyakit hipertensi. Aspek tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik yang ditemukan terbukti bahwa seorang akan mempunyai kemungkinan jauh
lebih besar utk memperoleh hipertensi apabila orang tuanya merupakan penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yg mempengaruhi timbulnya hipertensi yaitu :
· umur( bila usia bertambah sehingga TD meningkat )
· Jenis kelamin ( laki laki lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan dengan perempuan)
· Ras ( ras kulit hitam ternyata lebih banyak terkena penyakit hipertensi dari kulit putih )
c. Adat hidup
Tradisi hidup atau gaya hidup saat ini ternyata yg sering menyebabkan timbulnya hipertensi
ialah :
· Mengonsumsi garam yg tinggi ( melebihi dari 30 gram)
· Kegemukan atau makan berlebihan
· Stress karena suatu masalah
· Memiliki kebiasaan dalam Merokok
· Memiliki kebiasaan suka mengkonsumsi minuman beralkohol
· Minum obat-obatan ( seperti ephedrine, prednison, dan epineprin )
3. Patofisiologi
penyebab utama adalah pada penyakit jantung hipertensif merupakan hipertrofi ventrikel kiri yg
terjadi sebagai akibat dengan cara langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah
perifer & beban akhir ventrikel kiri. Aspek yg menentukan hipertrofi ventrikel kiri yakni derajat
& lamanya peningkatan diastole. Pengaruh sekian banyak aspek humoral seperti rangsangan
simpato-adrenal yg meningkat & peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron
(RAA) belum didapati, bisa jadi yang merupakan penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri
tatkala hipertensi berhubungan erat bersama penyebab hipertrofi & terjadinya aterosklerosis
primer.
Terhadap stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yg berlangsung yakni difus (konsentrik).
Rasio massa & volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tidak dengan perubahan yg
berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium seterusnya, dikarenakan penyakir
berlanjut terus, hipertrofi menjadi tidak teratur, & hasilnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran
darah koroner. Khas pada jantung dgn hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio
antara massa & volume, oleh dikarenakan meningkatnya volume diastolik akhir. Factor ini
diperlihatkan juga sebagai penurunan dengan cara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi
ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel pada waktu sistol & konsumsi oksigen otot
jantung. Hal-hal yg memperburuk fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat apabila
disertai dengan penyakit jantung koroner.
Hal Koroner
Meskipun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner pula meningkat.
Menjadi cadangan aliran darah koroner menyusut. Perubahan-perubahan secara hemodinamik
sirkulasi koroner yang terjadi pada hipertensi berhubungan erat bersama derajat hipertrofi otot
jantung.
Ada 2 factor penting penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, adalah :
1) penebalan arteriol koroner, adalah bagian dari hipertrofi umum pada otot polos pembuluh
darah yang resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) semua badan. Setelah Itu terjadi
retensi garam & air yg mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini &
mengakibatkan tahanan perifer;
2) hipertrofi yg meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per unit otot jantung
apabila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara kapiler & serat otot yg
hipertrofik jadi faktor utama pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.
Menjadi, factor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meski kelihatan
sebagai penyebab patologis yg penting dari gangguan aktifitas mekanik ventrikel kiri.
Untuk mempermudah pemahaman dapat dilihat pada skema yang ada dibawah ini:
Pathway Hipertensi
5. Klasifikasi
Dengan Cara klinis derajat hipertensi akan dikelompokkan sebagai berikut :
Klasifikasi Hipertensi
6. MANIFESTASI KLINIS
Terhadap sebagian besar penderita, hipertensi tak memunculkan gejala; biarpun secara tidak
sengaja sekian banyak gejala terjadi bersamaan & diakui berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yg dimaksud yakni sakit kepala, perdarahan dari
hidung, pusing, wajah kemerahan & kelelahan; yg mungkin terjadi baik pada penderita hipertensi,
ataupun pada seseorang bersama tekanan darah yg normal.
Kalau hipertensinya berat atau menahun & tak diobati, mampu timbul gejala berikut :
· sakit kepala
· kelelahan
· mual
· muntah
· sesak nafas
· gelisah
· pandangan jadi kabur yg terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada otak, mata, jantung &
ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran & bahkan koma dikarenakan
terjadi pembengkakan otak. Kondisi ini dinamakan ensefalopati hipertensif, yg memerlukan
penanganan langsung.
7. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yg bisa berlangsung pada penyakit hipertensi menurut TIM POKJA RS
Harapan Kita (2003 : 64) & Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) yakni diantaranya :
· Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, dan transient ischemic attack =.
· Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).
· Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
· Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang menurut Dosen Fakultas kedokteran USU, Abdul Madjid (2004),
meliputi :
· Pemeriksaan laboratorium teratur yg dilakukan sebelum mengawali terapi bertujuan
memastikan adanya kerusakan organ & faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.
umumnya diperiksa urin analisa, darah perifer komplit, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin,
gula darah puasa, kolesterol keseluruhan, HDL, LDL
· Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (bisa
mengidentifikasi hipertensi, yang merupakan tambahan bisa dilakukan pemerisaan lain, seperti
klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH & ekordiografi.
· Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose (DM) kalium serum
(meningkat menunjukkan aldosteron yg meningkat), kalsium serum (peningkatan bisa
menyebabkan hipertensi : kolesterol & tri gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan
tiroid (menyebabkan vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal),
asam urat (hal penyebab hipertensi)
· Pemeriksaan radiologi : Photo dada & CT scan
9. PENATALAKSANAAN
a. Olah raga lebih banyak dihubungkan bersama pengobatan hipertensi, sebab olah raga isotonik
(spt bersepeda, jogging, aerobic) yg rutin bisa memperlancar peredaran darah maka bisa
menurunkan tekanan darah. Olah raga dapat juga digunakan buat mengurangi/ mencegah
obesitas & mengurangi asupan garam ke dalam badan (badan yg berkeringat akan mengeluarkan
garam melalui kulit).
Pengobatan hipertensi dengan cara garis besar dibagi jadi 2 type adalah :
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dgn obat-obatan (farmakologis)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doengoes ( 1993 ). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Smith T. 1995. Tekanan Darah Tinggi. Cetakan V. Arcan.Jakarta
Sobel, B. J. M. D. and George L. Bakris, M . D . FACP. 1999 . Pedoman KLinis diagnosa dan
Terapi Hipertensi. Penerbit Hipokrates.
0
29 Dec, 2015
0
25 Jun, 2016
1
13 Dec, 2015
Leave a Reply
Comment
Name *
Email *
Website
Follow:
To search
Recent Posts
Laporan Pendahuluan Bronchopneumonia
Alfa Pusat Jasa Perawatan Luka Terbaik Di Indonesia
Komunikasi Terapeutik
Alfa Jasa Perawatan Luka Wound Care
10 Pertanyaan Tes Wawancara Masuk Rumah Sakit
Categories
More