Professional Documents
Culture Documents
“ANESTESI INHALASI”
(Terjemahan dari Basic Principles of Pharmacology In Anesthesia Practice/
Handbook of Clinical Anesthesia, 4th Edition, Paul G. Barash, MD, 2001,
Chapter 15, Page 176-99)
Oleh:
Anggun Indrawaty
C111 01 189
Pembimbing:
dr. Widodo
Penguji:
dr. Muh. Ramli, Sp.An
0
ANESTESI INHALASI
1
Gambar 15-1. Struktur kimia anestesi inhalasi. Halotan adalah suatu alkana, sedangkan
semua anestesi volatil yang lain adalah derivat eter. Isofluran, enfluran dan desfluran
adalah derivat metil etil eter dan sevofluran adalah suatu metil isopropil eter. Isofluran
dan enfluran adalah isomer dan desfluran berbeda dari isofluran pada letak satu atom
florin dengan satu atom clorin.
2
Tabel 15-1. Sifat fisika kimia anestesi volatil
Sevofl Desflu Isoflu Halo Nitous
uran ran ran tan Oxida
Titik didih (oC) 59 24 49 50 -88
Tekanan uap(20oC) (mmHg) 157 669 238 243 38,770
Berat molekul 200 168 184 197 44
Koefisien parsial minyak/gas 47 19 91 224 1,4
Koefisien partial darah/gas 0,65 0,42 1,46 2,5 0,46
Koefisien parsial otak/darah 1,7 1,3 1,6 1,9 1,1
Koefisien parsial lemak/darah 47,5 27,2 44,9 51,1 2,3
Koefisien parsial otot/darah 3,1 2,0 2,9 3,4 1,2
MAC(30-60 thn)(37C,760 mmHg)% 1,8 6,6 1,17 0,75 104
MAC dgn 60-70% nitrous oxida (%) 0,66 2,38 0,56 0,29
MAC(>65 thn) (%) 1,45 5,17 1,0 0,64
Bahan pengawet No No No thymol No
Stabil pada pengisap CO2 basah No Yes Yes No
Ditemukan kembali sbg metabolit (%) 2-5 0,02 0,2 20
3
1. Cara umum untuk menilai uptake anestesi adalah dengan mengikuti
rasio konsentrasi alveolar (FA) terhadap konsentrasi anestesi yang
diinspirasi (FI) setiap saat (FA/ FI). (Gbr 15-2).
2. Faktor yang meningkatkan atau menurunkan angka kenaikan FA/ FI akan
menentukan kecepatan induksi anestesi (Gbr 15-2 dan Tabel 15-3).
F. Tekanan yang berlebihan dan efek konsentrasi
1. Tekanan yang berlebihan (menghasilkan FI yang lebih tinggi daripada
FA sebenarnya diinginkan untuk pasien) adalah analog dengan bolus
intravena dan demikian mempercepat induksi anestesi.
2. Efek konsentrasi (semakin besar FI pada anestesi inhalasi, semakin
cepat nilai kenaikan FA/FI) adalah suatu metode untuk mempercepat
induksi anestesi (Gbr. 15-3).
Tabel 15-2. Kompartemen jaringan tubuh
% Massa tubuh % Curah jantung Perfusi
(ml/mnt/100 gr)
Kelompok kaya pembuluh darah 10 75 75
Kelompok otot 50 19 3
Kelompok lemak 20 6 3
Gambar 15-2. Kenaikan di alveolar (FA) konsentrasi anestesi terhadap inspirasi (F I) paling
cepat dengan anestesi yang paling kurang larut, nitrous oxida, desfluran dan sevofluran
dan intermediet dengan anestesi yang lebih mudah larut, isofuran dan halotan. Setelah
10-15 menit pemberian(sekitar tiga kali tetap) lekukan kurva menurun merefleksi
4
saturasi kelompok jaringan kaya pembuluh darah dan berikutnya menurunnya uptake
anestesi inhalasi.
Gambar 15-3. Efek konsentrasi yang ditunjukkan pada pertengahan atas grafik dimana 70%
nitrous oxida menghasilkan lebih cepat kenaikan rasio F A/FI nitrous oxida daripada
pemberian 10% nitrous oxida. Efek gas kedua tampak pada grafik dibawahnya, dimana
rasio FA/FI halotan meningkat lebih cepat ketika diberikan dengan 70% nitrous oxida
daripada dengan 10% nitrous oxida.
H. Efek Ventilasi
1. Anestesi inhalasi dengan kelarutan rendah dalam darah memiliki
kenaikan FA/FI yang cepat dengan induksi anestesi, seperti ada suatu
5
ruang yang kecil untuk memperbaiki angka kenaikan ini dengan
meningkatkan atau menurunkan ventilasi. (Gbr. 15-2).
2. Untuk tingkat dimana anestesi inhalasi menekan ventilasi dengan suatu
peningkatan FI, ventilasi alveolar akan menurun dan sehingga akan
menaikkan angka FA/FI ( umpan balik negatif yang mengakibatkan
apneu dan mencegah overdosis).
I. Efek Perfusi
1. Seperti halnya ventilasi, kardiak output tidak begitu mempengaruhi nilai
kenaikan FA/FI untuk anestesi yang sulit larut.
2. Depresi kardiovaskular disebabkan oleh tingginya hasil FI pada
penurunan uptake anestesi dari paru dan meningkatnya angka kenaikan
FA/FI (umpan balik positif yang dapat menghasilkan penurunan
kardiovaskular sangat besar)
J. Ekshalasi dan Pemulihan
1. Pemulihan dari anestesi, seperti induksi anestesi, tergantung pada
kelarutan obat (faktor utama nilai penurunan FA), ventilasi dan kardiak
output. (Gbr. 15-4).
Gambar 15-4. Eliminasi gas anestesi dinyatakan sebagai rasio konsentrasi anestesi
tidal akhir (FA) terhadap akhir FA selama pemberian dan dengan segera
sebelum memulai eliminasi (FAO). Selama periode 120 menit setelah akhir
pemberian anestesi, eliminasi sevofluran dan desfluran adalah 2-2,5 menit
lebih cepat daripada isofluran atau halotan.
6
2. Penyimpanan anestesi dalam tubuh pada akhir anestesi dipengaruhi oleh
faktor kelarutan anestesi inhalasi dan dosis serta durasi masuknya obat
(dapat memperlambat nilai penurunan FA).
3. Perbedaan farmakokinetik antara pemulihan dan induksi anestesi
termasuk tidak adanya tekanan yang berlebihan (tidak dapat memberi
kurang dari nol) selama pemulihan dan adanya konsentrasi anestesi
jaringan pada awal pemulihan (konsentrasi jaringan nol saat awal
induksi anestesi).
7
D. Desfluran
1. Desfluran adalah metil etil eter terflourinasi (berbeda dari isofluran
hanya pada letak satu atom chlorin dengan satu atom fluorin).
2. Dibandingkan dengan isoflurane, fluorinasi desfluran memiliki kelarutan
yang rendah dalam darah dan jaringan (sama dengan nitrous oxida),
stabilitasnya lebih baik (hampir tidak dimetabolisme menjadi
trifluoroacetate), kekuatannya hilang dan tekanan uapnya tinggi
(menurunkan daya tarik intermolekul). Pemanasan dan alat penguap
yang diberi tekanan udara yang membutuhkan kekuatan listrik penting
untuk mengalirkan desfluran.
3. Kerugian desfluran termasuk ketajamannya (tidak dapat dialirkan
melalui facemask pada pasien yang sadar), stimulasi sistem saraf
simpatis sementara saat FI tiba-tiba ditingkatkan dan penguraian menjadi
karbon monoksida saat terpapar dengan pengisap karbon dioksida kering
(lebih dari isofluran).
E. Sevofluran
1. Sevofluran adalah methyl isopropyl eter terfluorinasi komplit dengan
tekanan uap mirip dengan isofluran dan dapat digunakan pada alat
penguap konvensional.
2. Dibandingkan dengan isofluran, sevofluran kurang larut dalam darah
dan jaringan (menyerupai desfluran), kurang kuat dan kurang
menyebabkan vasodilatasi arteri koroner.
3. Sevofluran memiliki bau dan ketajaman yang minimal (berguna untuk
induksi anestesi dengan masker) dan ia merupakan bronkodilator yang
kuat.
4. Sama dengan enfluran, metabolisme sevoflurane menghasilkan fluoride,
tetapi tidak seperti enfluran, enflurane tidak dikaitkan dengan kerusakan
konsentrasi ginjal.
8
5. Tidak sama dengan anestesi inhalasi lain, sevofluran tidak
dimetabolisme menjadi trifluroacetat tetapi lebih menjadi
hexafluoroisopropanol yang tidak menstimulasi pembentukan antibodi
dan immune-mediated hepatitis.
6. Sevofluran tidak diuraikan menjadi karbon monoksida pada penyerap
karbon dioksida kering tetapi diuraikan menjadi satu vinyl halida
(senyawa A), yang merupakan suatu dose-dependent nefrotoksin pada
tikus. Kerusakan ginjal belum pernah terjadi pada pasien, bahkan ketika
gas segar mengalir 1 L/menit atau kurang.
F. Nitrous Oxida
1. Nitrous oxida berbau manis, gas yang tidak mudah terbakar,
kekuatannya rendah dan kelarutan dalam darah dan jaringan terbatas
sehingga paling sering digunakan sebagai tambahan pada kombinasi
dengan anestesi inhalasi lain atau opioid.
2. Kontroversi seputar penggunaan nitrous oxida dikaitkan dengan peran
yang tidak jelas pada mual dan muntah post operasi, ia potensial toksik
dikaitkan dengan inaktivasi vitamin B12, mempengaruhi perkembangan
embrionik dan efek berlawanannya dikaitkan dengan absorbsinya
menjadi rongga yang terisi udara dan gelembung (compliant ruang
seperti pneumothoraks yang luas dan noncompliant ruang seperti telinga
tengah yang tekanannya ditingkatkan).
a. Inhalasi 75 % nitrous oxida dapat memperluas pneumothoraks
menjadi dua kali lipat ukurannya dalam sepuluh menit.
b. Akumulasi nitrous oxida di telinga tengah dapat mengurangi
pendengaran post operasi.
9
B. Konsentrasi Alveolar Minimum (MAC)
1. MAC adalah FA suatu anestesi pada tekanan 1 Atmosfer dan suhu 37 o C
yang mencegah pergerakan dalam respon terhadap stimulasi bedah pada
50 % pasien (analog dengan ED50 untuk obat injeksi) (Tabel 15-1). Dari
pengalaman klinik, 1,2-1,3 MAC tetap mencegah pergerakan pasien
selama stimulasi bedah. Kesadaran sendiri dan mengingat dicegah
dengan 0,4-0,5 MAC.
Menurunkan MAC
Peningkatan usia
Hipotermi
Pemberian etanol akut
Agonis α2
Penurunan level neurotransmiter sistem saraf pusat
Asidosis metabolik
Hipoksia (PaO2 38 mmHg)
Hipotensi yang diinduksi (MAP<50 mmHg)
Hiponatremi
Kehamilan
2. Nilai MAC standar secara kasar ditambahkan (0,5 MAC pada satu
anestesi inhalasi dan 0,5 MAC pada nitrous oxida setara dengan 1 MAC
pada anestesi inhalasi).
3. Variasi faktor-faktor dapat meningkatkan atau menurunkan MAC. (Tabel
15-4).
10
C. Perubahan Lain di Neurofisiologi
1. Penggunaan anestesi inhalasi sekarang ini secara kualitas memiliki efek
serupa pada nilai metabolik otak, elektroensefalogram, aliran darah otak
dan autoregulasi aliran darah otak.
a. Halotan adalah vasodilator otak yang paling kuat yang sekarang
digunakan sebagai anestesi inhalasi (Gbr. 15-5). Dose-dependent
meningkat pada aliran darah otak disebabkan oleh anestesi volatil
meskipun penurunannya bersamaan dengan kecepatan metabolik
otak (tidak berpasangan).
b. Karena anestesi gas langsung berperan sebagai vasodilator,
dipertimbangkan untuk mengurangi autoregulasi pada model dose-
dependent (halotan lebih besar daripada isofluran). (Gbr 15-6).
2. Tekanan intrakranial (TIK) paralel dengan aliran darah otak, dengan
demikian halotan meningkatkan TIK dengan perluasan yang lebih besar
(protrusi otak selama kraniotomi), sedangkan perubahan selama
pemberian isofluran, desfluran dan sevofluran dalam jumlah sedang.
Gambar 15-5. Aliran darah otak diukur pada keadaan normokapnia dan pada saat tidak ada
stimulasi bedah pada pasien sadar. Pada level anestesi yang ringan, enfluran dan
halotan, tapi bukan isofluran, meningkatkan aliran darah otak. Semua anestesi inhalasi
meningkatkan aliran darah otak pada 1,6 MAC.
11
3. Efek nitrous oxida pada kecepatan metabolik otak dan aliran darah otak
sangat luas dan tergantung pada obat-obatan yang diberikan secara
bersamaan.
V. SISTEM SIRKULASI
A. Hemodinamik
1. Anestesi inhalasi menghasilkan dose-dependent dan penurunan yang
sama pada tekanan darah sistemik. (Gbr. 15-7). Halotan menurunkan
tekanan darah terutama dengan menurunkan kardiak output, sedangkan
anestesi volatil lain menurunkan tekanan darah dengan menurunkan
resistensi pembuluh darah sistemik sementara kardiak output-nya
dipertahankan.
Gambar 15-6. Autoregulasi aliran darah otak (rata-rata SE) diawetkan pada hewan yang
mendapat isofluran, tetapi dirusak selama anestesi halotan.
12
Gambar 15-7. Perubahan denyut nadi dan tekanan darah sistemik (dari garis dasar
bangun) pada pasien sadar yang mendapat anestesi umum dengan suatu anestesi volatil
(mudah menguap). Halotan dan sevofluran menghasilkan sedikit perubahan pada
denyut nadi kurang dari 1,5 MAC. Semua anestesi menyebabkan penurunan yang
serupa pada tekanan darah.
13
Gambar 15-8. Indeks jantung, resistensi pembuluh darah sistemik tekanan vena sentral
merubah bentuk bangun pada garis dasar pada pasien sadar yang mendapat
anestesi umum dengan anestesi volatil. Peningkatan tekanan vena sentral pada
pemberian halotan dapat mereflek depresi miokardial, sedangkan peningkatan
pada pemberian desfluran tampaknya karena vasokonstriksi.
14
dikaitkan dengan peningkatan tiba-tiba pada pemberian konsentrasi
obat inhalasi.
B. Kontraktilitas Miokardial diturunkan dengan cara dose-dependent dengan
halotan yang memiliki efek depresan yang lebih kuat daripada isofluran,
desfluran dan sevofluran.
C. Nitrous oxida dikaitkan dengan peningkatan aktivitas saraf simpatis ketika
digunakan sendiri atau dikombinasi dengan anestesi inhalasi yang lain.
D. Coronary steal belum pernah dikonfirmasi terjadi pada penggunaan
isofluran, desfluran atau sevofluran dengan konsentrasi sampai 1,5 MAC.
E. Iskemik miokard dan cardiac outcome tampak lebih dikaitkan dengan
perubahan pengangkutan oksigen miokard dan kebutuhan, dan bukan obat
anestesi spesifik yang dipilih.
F. Sistem Saraf Otonom
1. Isofluran, desfluran dan sevofluran sama-sama menghasilkan depresi
tergantung dosis pada kontrol aliran sistem saraf simpatis.
2. Desfluran unik dalam menimbulkan peningkatan aliran sistem saraf
simpatis (sejajar dengan peningkatan konsentrasi katekolamin dalam
plasma) saat konsentrasi obat ini tiba-tiba ditingkatkan. (Gbr 15-9).
15
1. Semua anestesi inhalasi menghasilkan depresi tergantung dosis pada
respon ventilasi terhadap peningkatan tekanan CO2. (Gbr 15-12)
Gambar 15-9. Respon hormon stres terhadap peningkatan cepat pada konsentrasi anestesi
dari 4 % menjadi 12 % yang diinspirasi. Data menunjukkan ± SE. A= awake(sadar),
B= nilai setelah 32 menit 0,55 MAC. Waktu menunjukkan menit setelah permulaan
konsentrasi anestesi ditingkatkan.
16
2. Anestesi gas merelaksasi otot polos jalan napas dengan menekan
langsung kontraktilitas otot polos dan secara tidak langsung dengan
menghambat refleks jalur saraf.
E. Resistensi pembuluh darah paru
1. Kerja vasodilator paru dari anestesi gas adalah minimal. Efek nitrous
oxida pada resistensi pembuluh darah paru dapat berlebihan pada pasien
dengan hipertensi paru resting.
2. Semua anestesi inhalasi menghambat vasokonstriksi paru hipoksia pada
hewan, namun pada pasien dengan ventilasi satu paru selama bedah
thoraks, terjadi efek minimal pada PaO2 dan intrapulmonal shunt fraksi
tanpa memperhatikan saat anestesi gas diberikan. (Gbr 15-13).
Gambar 15-10. Perbandingan perubahan rata-rata pada PaCO2 istirahat, volume tidal, nilai
respirasi dan ventilasi menit pada pasien yang mendapat anestesi inhalasi.
17
Gambar 15-11. Efek stimulasi bedah pada depresi ventilasi dihasilkan oleh isofluran dengan
atau tanpa nitrous oksida.
18
Gambar 15-13. Oksigenasi arteri (PaO2) dan shunt intrapulmonal (Qs/Qt) pada ventilasi
pasien dengan kedua paru (2-LV) atau dengan satu paru (1-LV) selama pemberian
suatu anestesi inhalasi atau anestesi intravena kontinyu (tiopental).
Gambar 15-14. Perubahan (%, rata-rata ± SE) pada aliran darah hepatik selama pemberian
isofluran atau halotan.
19
dikompensasi dengan peningkatan aliran darah arteri hepatik (vasokonstriksi
arteri hepatik selektif). Gbr 15-14.
20
X. PENGURAIAN ANESTESI OLEH PENYERAP KARBON DIOKSIDA
A. Penyerap karbon dioksida berisi potassium hidroksida atau sodium
hidroksida, yang menguraikan anestesi gas (soda lime kurang daripada
barium hidroksida lime, yang berisi lebih banyak potassium)
1. Halotan dan sevofluran diraikan menjadi halloalkana, yang nefrotoksik
pada tikus.
2. Desfluran dan isofluran diuraikan hanya oleh penyerap karbondioksida
terdehidrasi menjadi karbon monoksida.
3. Satu penyerap karbondioksida (Amsorb) yang terdiri dari kalsium
hidroksida dan kalsium klorida secara kimia tidak reaktif dengan semua
anestesi gas dan ini mencegah penguraian senyawa ini menjadi senyawa
A dan karbon monoksida.
B. Senyawa A
1. Sevofluran mengalami dasar dikatalisis penguraian di penyerap
karbondioksida untuk membentuk satu vinyl eter dibentuk sebagai
senyawa A. Hasil senyawa A ditingkatkan pada aliran lambat atau sistem
sirkuit tertutup dan dengan penghangatan atau penyerap karbondioksida
yang sangat kering. (Gbr 15-15)
Gambar 15-15. Konsentrasi senyawa A yang diinhalasi selama pemberian sevofluran pada
aliran gas bebas 1,3 atau 6 L/mnt pada manusia.
21
2. Berikut ini adalah perbedaan jenis dalam ambang batas senyawa A yang
menginduksi nefrotoksik (ß-lyase-dependent jalur metabolisme untuk
senyawa A dipecah menjadi cistein-s kurang mengkonjugasi pada
manusia dibanding tikus). Ada kemungkinan besar bahwa tidak akan
terjadi kerusakan ginjal pada pasien yang menerima sevofluran.
C. Karbon Monoksida
1. Penyerap CO2 menguraikan desfluran dan isofluran menjadi karbon
monoksida (pasien yang beresiko untuk terjadi intoksikasi karbon
monoksida ketika penyerap karbon dioksida telah menjadi kering karena
aliran gas yang tinggi dari mesin anestesi keluar tanpa terdeteksi).
2. Desfluran dan isofluran mengandung di-fluoro-methoxy moiety, tidak
terdapat pada sevofluran atau halotan, itu penting untuk pembentukan
karbonmonoksida.
22
3. Memori imunologi menghasikan hepatitis setelah paparan awal halotan
yang lama (paling kurang 28 tahun).
4. Sevofluran tidak dimetabolisme menjadi trifluoroacetyl halida tetapi
menjadi hexafluoroisopropanol yang tidak menjadi antigen baru. (Gbr.
15-17). Nekrosis hepatitis fulminan dihubungkan dengan sevofluran
karena suatu mekanisme imun akan nampak tak mungkin.
23
XII. KEGUNAAN KLINIK ANESTESI INHALASI
A. Untuk induksi anestesi. Ini adalah hal baru yang menarik dalam induksi
anestesi dengan masker (khususnya pasien anak) menggunakan sevofluran
(kelarutannya rendah dan tidak berbau tajam).
B. Untuk maintenance anestesi. Anestesi volatil (mudah menguap) karena
kenyamanan pemberiannya dan kemampuannya untuk mengatur (titrasi)
dosisnya sehingga menjadi obat yang terpopuler untuk maintenance
anestesi.
24
25