You are on page 1of 10

HELM ANTI KANTUK BERBASIS TEKNOLOGI SUARA UNTUK PENURUNAN

TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN NASIONAL

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang selalu dipenuhi aktivitas dalam hidupnya. Aktivitas yang
dilakukan pun beragam, mulai ringan hingga berat sekalipun. Berbagai macam aktivitas
tersebut membuat manusia membutuhkan energi yang lebih sehingga dapat menjalankan
semua aktivitas dengan baik. Energi yang dibutuhkan berasal dari berbagai macam sumber,
salah satunya makanan. Energi yang muncul karena makanan pun akhirnya harus habis dan
kembali diisi dan proses ini berlangsung terus-menerus tanpa henti. Salah satu upaya
penambahan energi selain berasal dari makanan adalah dengan beristirahat.

Istirahat merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, karena dengan beristirahat maka
manusia bisa kembali segar dan fit sehingga tetap menjaga kesehatan tubuh. Istirahat tidak
hanya dalam bentuk tidur, namun bisa berbagai macam aktivitas lain agar kondisi fisik
seseorang bisa sehat dan siap beraktivitas kembali. Proses pemulihan stamina seseorang pun
beragam, ada yang hanya membutuhkan waktu singkat untuk dapat me-refresh tubuh, namun
ada juga yang membutuhkan tidur agar tubuh benar-benar fit. Tidur adalah keadaan dimana
seseorang tidak sadar karena efek gelombang delta yang muncul. Tidur pun memiliki
jangkauan waktu tertentu bagi masing-masing orang, dimana waktu tidur untuk bayi hingga
orang dewasa setiap harinya berbeda-beda (anak-anak + 8 jam sehari, orang dewasa + 6 jam
sehari). Tentunya istirahat menjadi hal utama bagi tiap manusia, karena dengan beristirahat
maka dapat menghindari munculnya penyakit tubuh.

Waktu tidur yang telah ditentukan harusnya dapat dimaksimalkan oleh setiap orang agar
tubuh tetap sehat. Namun waktu tidur tampaknya tidak selalu digunakan teratur oleh setiap
orang, terutama bagi yang memiliki aktivitas cukup padat setiap harinya sehingga waktu tidur
pun berkurang. Beberapa orang dapat menahan rasa kantuk yang mereka rasakan saat sedang
beraktivitas padat, namun beberapa lainnya tidak bahkan ketika aktivitas tersebut seharusnya
membutuhkan kondisi fit individu. Penanganan kantuk yang bisa menyerang ini, biasa
dilakukan dengan banyak hal misalnya dengan mencuci muka atau mengistirahatkan diri
sebentar. Namun hal itu tidak dapat sepenuhnya berhasil, karena pusat saraf (hipotalamus)
belum sepenuhnya kembali dalam keadaan sadar.

Kondisi mengantuk seseorang juga terjadi ketika berkendara, yang dibuktikan dengan banyak
angka kecelakaan hingga menyebabkan kematian karena mengantuk saat berkendara. Hal ini
(mengantuk saat berkendara) sebenarnya lumrah dialami setiap orang, karena efek kelelahan
setelah beraktivitas padat dan adanya tanggungjawab untuk tetap pulang ke rumah. Namun
hal ini tidak ditunjang dengan kesadaran pengendara untuk tidak melanjutkan perjalanan dan
beristirahat sebentar hingga kondisi fisik kembali normal. Aparat keamanan juga tidak tinggal
diam, terbukti dengan banyaknya himbauan untuk tidak berkendara kala mengantuk telah
banyak beredar di jalan-jalan. Namun kenyataannya hal itu belum dapat mengurangi angka
kecelakaan.

Berdasarkan fenomena tersebut, membuat penulis berpikir adanya inovasi terbaru agar dapat
menghilangkan rasa kantuk yang menyerang tiba-tiba karena kelelahan yang langsung
menuju hipotalamus dan membuat saraf-saraf hipotalamus kembali sadar dan dapat
dipastikan rasa kantuk tersebut hilang dengan sendirinya, yang mana dapat digunakan bagi
seluruh pengendara kendaraan bermotor ketika berkendara, sehingga tercipta suasana aman
dan mengurangi angka kecelakaan nasional.

Tujuan Penulisan

1. Membantu aktivis yang kurang istirahat agar tetap segar saat dibutuhkan banyak aktivitas
yang harus dilakukan

2. Memberi inovasi produk penghilang kantuk yang tepat menuju hipotalamus otak
sehingga tetap dapat melakukan aktivitas normal seperti sediakala

3. Mengurangi angka kecelakaan oleh pengendara kendaraan bermotor karena mengantuk


secara nasional

4. Menghimbau Pemerintah untuk menyarankan kepada pihak kepolisian agar


memproduksi helm anti ngantuk berbasis elektronika analog secara nasional

Manfaat Penulisan

1. Dapat memberikan solusi atas maraknya kecelakaan akibat mengantuk dalam


berkendaraan

2. Dengan metode kebisingan menggunakan rangkaian elektronik maka dapat


membangkitkan efektor mengantuk pada pusatnya

3. Memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia untuk dapat mengurangi angka
kecelakaan pengendara bermotor karena mengantuk

GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Masalah Yang Ada di Masyarakat

Tak dapat dipungkiri, penggunaan kendaraan bermotor saat ini meningkat tajam di
masyarakat. Hal ini disebabkan banyak faktor, yaitu kebutuhan akan transportasi yang
meningkat sehingga kendaraan bermotor seakan menjadi kebutuhan pokok dan murahnya
cicilan kendaraan menjadikan fenomena tersendiri terhadap meningkatnya permintaan dan
penggunaan motor. Fenomena ini menyebabkan kendaraan umum menjadi terjepit,
dikarenakan kurangnya penumpang. Semakin banyaknya kendaraan bermotor dan semakin
banyaknya angka kelahiran yang ada juga berpengaruh terhadap naiknya permintaan terhadap
kendaraan bermotor. Kenaikan permintaan ini ternyata tidak diimbangi dengan kesadaran
masyaraktnya dalam hal berkendara. Masih banyak masyarakat yang meremehkan
keselamatan dirinya, misalnya dengan tidak menggunakan helm, tidak menyalakan lampu di
siang hari, menggunakan HP saat berkendara, dan masih banyak lagi. Faktor utama yang
dibahas dalam hal ini adalah kelalaian pengendara dalam berkendara karena kondisi
mengantuk.

Adanya kenaikan permintaan ini, juga berakibat pada meningkatnya pengguna kendaraan
bermotor. Banyak diantara pengguna itu yang terkadang tidak berpikir jernih saat berkendara,
misalnya saja saat sedang lelah dan butuh istirahat mereka tetap memaksakan diri untuk
berkendara dengan alasan biaya yang relatif murah. Hal ini tentu menyebabkan resiko
kecelakaan yang cukup tinggi, terbukti berdasarkan data statistik tingkat kecelakaan karena
kendaraan bermotor meningkat tajam, terutama kecelakaan hingga kematian akibat rasa
kantuk berlebih pada pengendara. Berdasarkan data statistik yang ada, tercatat jumlah
kecelakaan karena kelalaian pengendara meningkat, terutama karena pengendara mengantuk.
Oleh karena itu, pencegahan preventif terhadap masalah tersebut harus segera diatasi dengan
baik. Untuk mengatasi tingginya angka kecelakaan dibutuhkan adanya campur tangan dari
semua pihak dan seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, kesadaran pengendara sendiri juga
harus diterapkan. Berikut adalah tabel angka statistik kecelakaan di Indonesia.

Tabel 1. Data statisistik kecelakaan nasional

Solusi Yang Pernah di Tawarkan Untuk Memperbaiki Keadaan Pencetus Gagasan

Kecelakaan kendaraan bermotor menjadi fenomena tersendiri di Indonesia. Hal ini


dikarenakan banyak faktor, yang salah satunya tidak dapat dipungkiri adalah kelalaian
pengendara dan tidak taatnya terhadap peraturan lalu lintas yang telah dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan data statistik naiknya angka
kecelakaan yang dapat dilihat pada tabel diatas.

Beberapa alternatif telah banyak dilakukan untuk mengurangi angka kecelakaan kendaraan
bermotor yang dikarenakan kondisi mengantuk saat menyetir. Alternatif tersebut diantaranya
menyediakan tempat istirahat di jalan jika pengendara merasa lelah, banyaknya tempat PKL
yang dapat dimanfaatkan untuk melepas penat, termasuk berbagai larangan yang harus
dipatuhi saat berkendara misalnya menggunakan handphone.

Ada juga teknologi yang digunakan untuk mengatasi masalah ini yaitu helm anti ngantuk
yang menggunakan oksigen murni sebagai bahan pokoknya, solusi ini dirasa kurang efektif
karena pembelian oksigen murni tergolong mahal dan efeknya pun juga kurang maksimal
untuk mengatasi ngantuk dalam berkendara. Beberapa cara ini memang cukup membantu,
namun tidak dipungkiri jika pertolongan pertama saat mengantuk bagi pengendara belum
pernah ada. Masih banyaknya pengendara yang memaksakan diri tetap berkendara ketika
mengantuk juga menyebabkan angka kecelakaan nasional tidak berubah. Pemerintah juga
seharusnya mengambil tindakan lebih akurat. Untuk mengurangi angka kecelakaan ini,
diperlukan inovasi-inovasi yang harus dilakukan yang berasal dari lapisan masyarakat.

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki Melalui Gagasan yang Diajukan

Tidur dan Otot Mata

Tidur adalah suatu periode istirahat bagi tubuh berdasarkan atas kemauan serta kesadaran dan
secara utuh atau sebagian fungsi tubuh yang akan dihambat atau dikurangi. Tidur juga
digambarkan sebagai suatu tingkah laku yang ditandai dengan karakteristik pengurangan
gerakan tetapi bersifat reversible terhadap rangsangan dari luar. Ketika tidur, maka tubuh
dalam keadaan tidak sadar namun lebih responsif terhadap rangsangan internal (Arif Riadi,
2009). Perbedaan tidur dengan keadaan tidak sadar lainnya adalah pada keadaan tidur
siklusnya dapat diprediksi dan kurang respons terhadap rangsangan eksternal.

Saat tidur, otak berangsur-angsur menjadi kurang responsif terhadap rangsang visual, auditori
dan rangsangan lingkungan lainnya. Tidur dianggap sebagai keadaan pasif yang dimulai dari
input sensorik walaupun mekanisme inisiasi aktif juga mempengaruhi keadaan tidur. Ketika
sedang tidur, tubuh melakukan proses yang baik, yaitu mengembalikan sistem kerja tubuh
yang tidak normal, misalnya aliran darah ketika sedang terjaga. Oleh karena itu tidur
memiliki fungsi penting bagi tubuh, yaitu untuk memperbaiki kembali organ-organ tubuh.
Salah satu yang mendapat efek dari tidur yang akan dibahas adalah mata, dimana ketika tidur
mata menutup karena adanya reaksi antara otot mata dengan otak yang memerintahkan untuk
menutup.

Mata merupakan alat indera penglihatan manusia. Sebagai fungsi penglihatan, mata juga
berpengaruh terhadap kondisi fisik seseorang, misalnya ketika sedang fit kondisi mata juga
terbuka sempurna, ketika sedang lelah dan tertidur mata menjadi menutup. Gerakan
membuka-menutup mata dilakukan oleh kelopak mata. Membuka-menutupnya mata ini
dikarenakan adanya otot-otot yang bekerja pada mata yang memiliki saraf penghubung
dengan otak. Saraf penghubung inilah yang nantinya menyampaikan gelombang-gelombang
otak yang terbagi menjadi gelombang alfa, beta, gamma, delta, teta, sehingga terjadi
pengiriman kembali dari otak ke mata yang menyebabkan terjadinya refleks gerakan mata
saat mengantuk dan tidak. Gelombang otak itulah yang nantinya dimanfaatkan dalam hal
penggunaan helm anti kantuk yang merupakan inovasi penulis dalam mencegah dan
mengurangi angka kecelakaan secara nasional. Sebelum membahas mengenai gelombang
otak, maka pengertian otot mata sebagai transduser sinyal harus dipahami. Penjelasan
mengenai otot mata adalah sebagai berikut :

Otot-otot penggerak bola mata adalah:

• Musculus rektus lateralis : melakukan abduksi


• Musculus rektus medialis : melakukan adduksi
• Musculus rektus superior : mengangkat bola mata dan adduksi
• Musculus rektus inferior : melakukan depresi dan abduksi
• Musculus oblik superior : menggerakkan mata kearah lateral inferior
• Musculus oblik inferior : menggerakkan mata kearah superior dan ke lateral

Gambar 1. Struktur otot mata


Semua otot mata diatas ikut berpengaruh terhadap keadaan tidur seseorang, dimana ketika
tidur yang berarti kelopak mata menutup menyebabkan otot mata bekerja agar perintah otak
dapat sampai ke mata. Adanya salah satu disfungsi kerja otot mata menyebabkan banyak efek
negative bagi manusia. Selain itu pengiriman sinyal ke otak menjadi tidak terarah dan dapat
menyebabkan kegagalan penglihatan. Namun pada pembahasan kali ini, adalah bagaimana
otot mata dapat bekerja dengan baik untuk mengirim sinyal ke otak ketika mata mengantuk
yang dapat mengeluarkan beberapa gelombang otak dan akan dibahas pada pembahasan
selanjutnya.

Macam Gelombang pada Otak

Otak manusia adalah pusat segala pengaturan tubuh. Otak sendiri terbagi menjadi dua bagian
yaitu otak kiri dan otak kanan yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. Kedua bagian
otak ini memiliki beberapa jenis gelombang yang dapat mempengaruhi pola pikir dan tingkah
laku seseorang. Gelombang otak inilah yang dapat menyebabkan seseorang bersemangat,
emosi, marah, tidur, santai, rileks dan berbagai aktivitas lain karena adanya gelombang otak
tubuh. Jenis-jenis gelombang otak akan dijelaskan sebagai berikut :

Delta : frekuensi antara 0-3 Hz, dan amplitudo serta lokalisasi bervariasi. Dalam keadaan
normal gelombang delta muncul dalam keadaan tidur. Tegangannya kurang dari 100 uV

Theta : frekuensi antara 4 – 7 Hz, dan amplitudo serta lokalisasi bervariasi. Pada keadaan
normal orang dewasa, gelombang theta muncul pada keadaan tidur. Tegangannya kurang dari
100uV

Alpha : frekuensi antara 8-12 Hz, dan ampilitudo gelombang antara 10 – 15 mV. Pada
keadaan mata tertutup dan relaks, gelombang alfa akan muncul dan menghilang begitu kita
membuka mata. Tegangannya kurang dari 10 uV

Beta : Frekuaensi antara 14 – 22 Hz, dan amplitudo gelombang kecil rata – rata 25 mV.
Gelombang dominan pada saat mata terbuka. Tegangannya kurang dari 20 uV

Gamma : Frekuensi antara 22 – 30 Hz tegangannya kurang dari 2 uV


Gambar 2. gelombang otak

Berdasarkan gambar diatas, dapat disimpulkan jika pada keadaan tidur, maka gelombang
delta dan theta dominan muncul karena pada fase ini otak dalam keadaan rileks dan seseorang
dikatakan tertidur pulas. Namun ketika seseorang dalam fase mengantuk, maka gelombang
alpha yang muncul dan gelombang ini yang dijadikan acuan penulis untuk dihubungkan
dengan sensor tekanan sebagai inputan adanya tekanan yang muncul yang selanjutnya
dihubungkan dengan rangkaian untuk menghasilkan output suara.

Rangkaian Helm Anti Kantuk Berbasis Teknologi Suara

Pembuatan Helm Anti Kantuk Berbasis Teknologi Suara diperlukan beberapa komponen
elektronika yang harus ada, serta penggunaan sensor harus tepat. Penjelasan mengenai
komponen yang harus digunakan adalah sebagai berikut :

• Sumber tegangan

Penulis menggunakan baterai charger 1,5 volt dikarenakan mudah pencariannya serta tidak
menimbulkan sengatan listrik yang mematikan. Jumlah baterai yang dibutuhkan dalam
rangkaian ini sebanyak dua buah.

• Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap
aliran arus listrik. Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor dengan spesifikasi tertentu,
seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan karakteristik hambatan
terhadap suhu dan panas. Resistor memberikan hambatan agar komponen yang diberi
tegangan tidak dialiri dengan arus yang besar, serta dapat digunakan sebagai pembagi
tegangan.

• Transistor

Transistor bipolar biasanya digunakan sebagai saklar elektronik dan penguat pada rangkaian
elektronika digital. Transistor memiliki 3 terminal. Transistor biasanya dibuat dari bahan
silikon atau germanium. Tiga kaki yang berlainan membentuk transistor bipolar adalah
emitor, basis dan kolektor. Mereka dapat dikombinasikan menjadi jenis N-P-N atau P-N-P
yang menjadi satu sebagai tiga kaki transistor. Gambar di bawah memperlihatkan bentuk dan
simbol untuk jenis NPN. (Pada transistor PNP, panah emitor berlawanan arah).

Pada rangkaian elektronik, sinyal inputnya adalah 1 atau 0 ini selalu dipakai pada basis
transistor, yang mana kolektor dan emitor sebagai penghubung untuk pemutus (short) atau
sebagai pembuka rangkaian. Aturan/prosedur transistor sebagai berikut:

 Pada transistor NPN, memberikan tegangan positif dari basis ke emitor, menyebabkan
hubungan kolektor ke emitter terhubung singkat, yang menyebabkan transistor aktif (on).
Memberikan tegangan negatif atau 0 V dari basis ke emitor menyebabkan hubungan kolektor
dan emitor terbuka, yang disebut transistor mati (off)

 Pada PNP transistor PNP, memberikan tegangan negatif dari basis ke emitor ini akan
menyalakan transistor (on ). Dan memberikan tegangan positif atau 0 V dari basis ke emitor
ini akan membuat transistor mati (off).

• Komparator

Komparator merupakan rangkaian elektronik yang akan membandingkan suatu input dengan
referensi tertentu untuk menghasilkan output berupa dua nilai (high dan low). Suatu
komparator mempunyai dua masukan yang terdiri dari tegangan acuan (Vreference) dan
tegangan masukan (Vinput) serta satu tegangan ouput (Voutput). Dalam operasinya opamp
akan mempunyai sebuah keluaran konstan yang bernilai “low” saat Vin lebih besar dari
Vrefferensi dan “high” saat Vin lebih kecil dari Vrefferensi atau sebaliknya. Nilai low dan
high tersebut akan ditentukan oleh desain dari komparator itu sendiri.

• Divider

Biasanya rangkaian ini digunakan untuk memperoleh tegangan yang diinginkan dari suatu
sumber tegangan yang besar. Memperlihatkan bentuk sederhana rangkaian pembagi
tegangan, yaitu diinginkan untuk mendapatkan tegangan keluaran o v yang merupakan bagian
dari tegangan sumber I v dengan memasang dua resistor R1 dan R2.

Aplikasi Helm Anti Kantuk Berbasis Teknologi Suara


Gambar 3. Rangkaian elektronik Anti Kantuk Berbasis Teknologi Suara

Gambar diatas adalah rangkaian yang digunakan dalam penggunaan Helm Anti Kantuk
Berbasis Teknologi Suara. Inputan yang diterima berupa tekanan pada otot mata yang
mendeteksi gelombang alfa sebagai reaksi rileks seseorang (mengantuk). Selanjutnya sinyal
input ditangkap sensor tekanan kemudian diproses di rangkaian komparator untuk
dibandingkan inputanya dengan referensi tertentu untuk menghasilkan output berupa dua
nilai (high dan low). untuk selajutnya menghasilkan keluaran berupa suara frekuensi tinggi.
konsep desain pada helm yaitu, dalam helm terpasang elektrode yang langsung menempel
pada pelipis dan pengendara tidak perlu memasang headset untuk keluaran yang berupa suara
karena headset telah terpasang dan menempel dengan helm.
Gambar 4. Skema elektronik Anti Kantuk Berbasis Teknologi Suara

Adapun desain helm yang di pakai yaitu model helm half face yang ber SNI, penggunaan
helm half face sangat banyak digunakan oleh pengendara bermotor, hal ini membuat penulis
untuk mendesain helm half face menjadi Anti Kantuk Berbasis Teknologi Suara. Helm half
face merupakan bentuk helm yang unik, sehingga bukannya menolak namun masyarakat
semakin senang dengan adanya fungsi tambahan pada helm ini. Oleh karena itu, penggunaan
dan produksi helm ini sebaiknya dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga tujuan penulis untuk
mengurangi angka kecelakaan nasional dapat terwujud.

Gambar 5. Desain Helm Anti Kantuk Berbasis Teknologi Suara

Pemakaian helm ini juga tergolong mudah, karena hanya tinggal memakai helm seperti biasa,
tanpa perlu memasang headset. Selanjutnya pengendara dapat melanjutkan aktivitas untuk
bepergian dan selanjutnya sensor yang akan bekerja ketika pengendara mengantuk saat di
jalan.

KESIMPULAN
Di jaman modern ini banyak sekali para pengendara motor mati karena kecelakaan. Penyebab
kecelakaan bermotor sangat didominasi oleh pengendara yang mengantuk. Dengan teknologi
yang ada dirasa masih belum dapat mengatasi masalah ini. Hal ini menuntut penulis
memberikan gagasan tertulis yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Helm Anti Kantuk Berbasis Teknologi Suara dirasa cukup membantu para pengendara
bermotor, dengan desain yang banyak diminati para pengendara motor otomatis para
pengendara banyak memilih helm anti ngantuk ini dengan manfaat yang ada.

Tujuan akhir penulis gagasan yaitu terwujudnya kondisi yang aman dan nyaman dalam
berkendara dengan berkurangnya kecelakaan akibat mengantuk.

You might also like