Professional Documents
Culture Documents
ACARA II
PROTEIN
Disusun oleh :
Kelompok XXXVII
Mutiara Nabila Gani Artha PT/06634
Fathania Izzati PT/06732
Andriawan Pratikto PT/06755
Adiatama Widia Pangestika PT/06786
Faishal Zharif Prasetya PT/06845
Ayuditha Aninda Putri PT/06847
Asisten : Sujiyanto
Tinjauan Pustaka
Protein adalah unsur pokok alat tubuh dan jaringan lunak tubuh.
Zat tersebut digunakan sebagai zat pembangun, perbaikan &
pertumbuhan sel, sebagai penyeimbang asam & basa, sebagai
pembentuk atau menstimulasii enzim & hormon (Anggorodi, 1995).
Sedangkan menurut Katili (2009) protein adalah makromolekul yang
tersusun dari bahan dasar asam amino. Protein terdapat dalam sistem
hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah maupun
organisme tingkat tinggi.
Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisinya, antara
lain
a. Protein Sederhana
1) Albumin, protein larut dalam air dan larutan garam encer.
2) Globulin, tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan encer
garam.
3) Histon, protein basa karena banyak mengandung asam amino
bermuatan positif.
4) Globin, mengandung arginin dan triptofan dalam jumlah sama,
mengandung histidin juga tetapi tidak mengandung isoleusin.
5) Glutelin, tidak larut dalam larutan netral tapi larut dalam basa dan
asam encer.
6) Prolamin, banyak terdapat pada sayuran. Tidak larut dalam alkohol
absolut.
b. Protein Kompleks
1) Fosfoprotein, hidrolisisnya menghasilkan asam amino dan asam
fosfat.
2) Glikoprotein, merupakan turunan karbohidrat.
3) Khromoprotein, protein dengan gugus prostetik yang berpigmen.
4) Nukleoprotein
5) Lipoprotein
6) Flavoprotein
7) Metaloprotein. (Soedarmo et al., 1988)
Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk
dan sifat-sifat tertentu, yaitu protein globuler dan protein serabut. Pada
protein globuler, rantai polipeptida berlipat-lipat rapat menjadi bentuk
globuler atau bulat padat. Sedangkan protein serabut merupakan molekul
serabut panjang dengan rantai polipeptida yang memanjang pada satu
sumbu dan tidak berlipat menjadi bentuk globuler ( Lehninger, 1997 ).
Pada dasarnya, protein tersusun atas asam amino-asam amino,
yang diikat oleh ikatan peptida. Pengadaan dan penyediaan asam amino
terjadi amat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai
satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk
asam amino tidak sama. Asam amino digolongkan de dalam asam amino
nir-esensial adalah alanin, prolin, glisin, serin, sistein, tirosin, asparagin,
glutamin, asam aspartat, dan asam glutamat. Jasad hidup tingkat tinggi
tidak dapat mensintesa asam amino esensial. Mekanisme reaksi
pembentukanya disusun dari biosintesa asam tersebut adalah valin,
leusin, isoleusin, fenilalanin, triptofan, metionin, treonin, ornitin, arginin,
histidin (Martoharsono, 2000).
Setiap protein memiliki jumlah dan urutan asam amino yang spesifik.
Perubahan posisi asam amino dalam rantai akan menghasilkan protein
baru dengan struktur dan fungsi yang berbeda. Struktur protein
merefleksikan fungsi biologisnya.Struktur protein dapat dilihat sebagai
hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua),
tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat)(Murray, 1999). Struktur
primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang
dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur
sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dan berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen
(Wahjudi, 2003).
Protein berfungsi memindahkan berbagai senyawa melalui aliran
darah dan melewati membran. Fungsi terpentingnya yaitu sebagai enzim (
katalisator) untuk mempercepat reaksi biokimia. Fungsi lainnya yaitu
sebagai pemicu otot untuk berkontraksi. Protein dalam bentuk antibodi
dan komponen lain dalam sistem kekebalan, dapat melindungi dari infeksi
organisme asing. Protein juga mampu mencegah kehilangan darah
dengan membentuk serangkaian proses yang diakhiri dengan
pembentukan pembekuan darah (Marks et al, 2000).
Protein dapat diuji dengan beberapa percobaan, yang dapat
dipelajari dalam ilmu Biokimia. Pengujian protein antara lain
1) uji pengendapan protein,
2) uji reaksi warna pada protein,
3) pembedaan macam-macam protein ( Chawla, 2003 ).
Larutan Esbach adalah larutan yang tersusun dari larutan trinitrofenol
dan asam sitrat dalam air yang digunakan untuk menentukan albumin
dalam air kemih, endapan berwarna kuning menjadi indikasi
diendapkannya albumin oleh larutan Esbach, sedangkan kalium
ferrosianida adalah pigmen besi ferosianida putih yang teroksidasi
menjadi biru yang dibuat dengan berbagai cara (prussian blue), warna
hijau menjadi indikasi diendapkannya albumin oleh kalium ferosianida
(Pudjaatmaka, 2002).
Gelatin adalah protein yang terdapat dalam kolagen (bahan penunjang
utama dalam kulit, tulang rawan dan jaringan ikat) (Tjay&Suhardja, 2007).
Gelatin tersusun dari 18 asam amino yang saling terikat, terdiri dari asam
aspartat, asam glutamat, serin, valin, tirosin, lisin, treonin, arginin, glisin,
histidin, hidroksipiprolin, isoleusin, leusin, hidroksilisin, fenilalanin, prolin,
alanin dan metionin. Susunan asam amino gelatin berupa triplet peptida,
yaitu glisin-X-Y, dimana X umumnya adalah asam amino prolin dan Y
umumnya adalah asam amino hidroksiprolin. Senyawa gelatin merupakan
suatu polimer linier yang tersusun oleh satuan terulang asam amino glisin-
prolin-prolin dan glisin-prolin-hidroksiprolin yang bergabung membentuk
rangkaian polipeptida (Suryani dkk, 2010).
Materi dan Metode
Materi