Professional Documents
Culture Documents
Abstract: The Jokowi–JK’s Blusukan Approach As a Rallying Point to Unify the Methods in
Determining the Beginning of Lunar Months in Indonesia. This article attempts to analyze the
problem in determining the beginning of lunar months (Ramadan, Syawal, and Dzulhijjah) in
Indonesia and the challenges faced by Jokowi and JK’s government to unify such disparate methods.
A number of models and approaches have much to offer ranging from a simple model to a complex
model. A model requires dialogues between the government and the Islamic social organizations
leaders; Another needs only a dialogues among the leaders; while other require the involvement
of all the Indonesian Muslims. By using the blusukan approach, the government is expected to
promote an agreement, or even to issue the rules to unify the methods in determining the beginning
of moon in the Islamic calendar, which has become an urgent need for Muslims in Indonesia.
Keywords: blusukan, hisab and rukyat
Abstrak: Pendekatan Blusukan Jokowi-JK Sebagai Titik Temu dalam Rangka Unifikasi
Penetapan Awal Bulan Qamariah di Indonesia. Tulisan ini mencoba menganalisis problem
penetapan awal bulan Qamariyah dan tantangan pemerintahan Jokowi dan JK dalam menyatukan
metode penetapan kalender Hijrah (awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah) secara nasional
di Indonesia. Beberapa model dan pendekatan telah banyak ditawarkan mulai dari model yang
sederhana sampai model yang rumit. Ada model yang menggunakan dialog antara pemerintah
dengan pimpinan organisasi masyarakat Islam, ada yang hanya sebatas dialog antar pemimpin
organisasi, dan ada pula yang perlu melibatkan kesepakatan seluruh umat Islam Indonesia. Dengan
menggunakan pendekatan blusukan, pemerintah diharapkan mampu melahirkan kesepakatan atau
aturan untuk menentukan bulan baru dalam kalender Islam, yang merupakan kebutuhan yang
sangat mendesak bagi umat Islam di Indonesia.
Kata Kunci: blusukan, hisab dan rukyat
333
334| AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2 Desember 2014
Sebagai contoh penulis mencatat pada tahun Meski perbedaan hari raya sebagaimana
1429 H/ 2008 M di Indonesia terjadi Idul di atas tidak menimbulkan masalah serius
Fitri “kembar enam”. Perayaan Idul Fitri di kalangan umat Muslim, namun tidak
tersebut terjadi beruntun hingga enam hari dapat dipungkiri perbedaan tersebut me
sebagai berikut: nyebabkan hampanya rasa ukhuwah Islamiyah
1. Jamaah al-Muhdlor di Desa Wates, bahkan dalam derajat tertentu berpotensi
Kecamatan Sumber Gempol, Kabupaten menimbulkan ketidakstabilan di pelbagai
Tulungagung, Jawa Timur merayakan sendi bernegara, seperti sosial, ekonomi,
Idul Fitri (1 Syawal 1429 Hijriyah) pada dan politik. Hal ini dapat difahami karena
hari Ahad 28 September 2008.1 momen-momen tersebut menyangkut
2. Jamaah Naqsabandiyah Kota Padang aktivitas massal dalam skala luas. Apalagi
Sumatera Barat, merayakan Idul Fitri dalam tradisi Indonesia momen Ramadhan
pada hari Senin 29 September 2008.2 dan Idul Fitri merupakan perayaan hari suci
terbesar dan sangat khas. Terkait Idul Fitri
3. Hizbut Tahrir Indonesia3 dan Jamaah
misalnya, prosesi mudik, takbir keliling,
al-Nadzir di Gowa, Sulawesi Selatan
tabuh bedug, halal bi halal, dan acara formal
merayakan Idul Fitri pada Selasa 30
maaf-memaafkan, adalah kegiatan-kegiatan
September 2008.4
yang identik dengan Idul Fitri di Indonesia.
4. Pemerintah Indonesia, Nahdlatul Ulama, Karena itu tidak berlebihan jika Nurcholish
dan Muhammadiyah merayakan Idul Madjid, menyatakan, “Idul Fitri merangkum
Fitri pada hari Rabu 1 Oktober 2008.5 nilai-nilai Islam dalam sebuah “kapsul kecil”
5. Jamaah Syattariyah di Sumatra Barat (in a nutshell)”. Artinya, dengan melihat
(Sumbar) menggelar salat Idul Fitri pada Idul Fitri maka bisa dilihat keseluruhan
hari Kamis 2 Oktober 2008.6 nilai Islam dalam satu format kecil yang
6. Komunitas Umat Islam Aboge (Alif Rebo bisa dipegang dengan tangan. 8
Wage) di Kabupaten Banyumas, Jawa Semua agama dan budaya mempunyai
Tengah merayakan Idul Fitri pada hari hari-hari yang diagungkan sebagai “hari
Jum’at, 3 Oktober 2008.7 besar” atau “hari raya”. Dalam Islam, hari
raya yang resmi menurut ajaran agama ada
dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Hari-
hari raya lain seperti Tahun Baru Hijrah,
1
“Jemaah Al-Muhdlor di Tulungagung Rayakan Idul Fitri,
Kemarin”, http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_
Maulid Nabi, Isra’-Mi’raj dan Nuzul Alquran,
view&news_id=14423. Diakses 28 Desember 2009). adalah hari raya “budaya Islam”. Karena
2
“Jamaah Naqsabandiyah Padang Shalat Idul Fitri Hari itu di beberapa negara seperti Arab Saudi
Ini”, http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_
view&news_id=14426. Diakses 28 Desember 2009. dan sekitarnya yang menganut mazhab
3
http://detikIslam.com/2008/09/29/hizbut-tahrir- Hanbali dalam tafsiran Muhammad Ibn
mengumumkan-Idul-Fitri-30-. Diakses 28 Desember 2009.
4
“Jamaah An-Nadzir Tak Gunakan Hisab atau Rukyat ‘Abdul Wahhab, selain Idul Fitri dan Idul
untuk Tentukan Idul Fitri”, http://www.nu.or.id/page. Adha tidak ada hari yang dirayakan sebagai
php?lang=id&menu=news_view&news_id=14439. Diakses 28
Desember 2009. bagian dari ke-Islaman, walaupun mereka
5
“NU dan Muhammadiyah Shalat Idul Fitri Bersamaan” merayakan hari-hari nasional mereka yang
http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_
view&news_id=14453. Diakses 28 Desember 2009. secular.9
6
“Jamaah Syattariyah di Sumbar Shalat Idul Fitri, Kemarin“
http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_
view&news_id=14478. Diakses 28 Desember 2009.
7
“Umat Islam Aboge Banyumas Shalat Ied Hari Ini” http:// 8
Nurcholish Madjid, Dialog Ramadhan Bersama Cak Nur,
news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/03/1/150658/ (Jakarta: Paramadina, 2000), h. 145.
umat-Islam-aboge-banyumas-shalat-ied-hari-ini. Diakses 28 9
Nurcholis Madjid, “Prisma Pergeseran Budaya Jawa ke
Desember 2009. Budaya Indonesia”, KOMPAS, (Jumat, 7 Januari 2000).
Hamdun: Pendekatan Blusukan Jokowi-JK |335
tahap mencari dasar hukum agar ketika hilal dengan menggunakan komputer
menjadi undang-undang dapat memiliki dan dikombinasikan dengan perekam
kepastian yang mengikat. Meski demikian video kamera televisi untuk keperluan
dari tema dan informasi adanya lokakarya penayangan langsung. Kedua sistem ini
tersebut mengindikasikan bahwa ada wacana merupakan sistem pasif, artinya radiasi
dan langkah nyata unifikasi kalender Islam yang diterima dari sensor adalah radiasi
di Indonesia yang sedang diupayakan. yang dipantulkan atau dipancarkan oleh
bulan (dalam hal ini bulan merupakan
Wacana Unifikasi Inisiasi Masyarakat sumber radiasi).
a. Teknologi Rukyat oleh ICMI 2) Sistem aktif, menyoroti bulan dengan
Selain upaya dari pemerintah, upaya unifikasi laser. Dengan teknologi ini radiasi
juga pernah diinisiasi oleh masyarakat yang diterima sensor adalah gabungan
seperti Diskusi Panel Teknologi Rukyat radiasi yang dipancarkan bulan yang
diselenggarakan oleh ICMI tanggal 4 berasal dari matahari dan dari laser
September 1993, disusul dengan Seminar CO2 yang ditembakkan dari bumi ke
Nasional Penentuan tanggal 1 Syawal yang bulan, keduanya merupakan radiasi infra
diselenggarakan oleh Unit Pengamalan Islam merah. Sayangnya, kedua sistem yang
(UPI) Universitas Islam Sultan Agung disebutkan di atas (sistem aktif maupun
Semarang tanggal 11 Oktober 1993.31 sistem pasif ) tidak dapat menembus
Dalam dua kegiatan tersebut dicapai mufakat awan.
bahwa pada dasarnya shari‘at Islam sangat 3) Sistem kebal cuaca, menggunakan sensor
men d ukung penggunaan alat teknologi yang peka terhadap radiasi gelombang
dalam pelaksanaan rukyat sepanjang tidak mikro dan cepat menembus awan
memberatkan umat. Adapun teknologi dengan sensor ini hilal dapat dilihat.
rukyat yang ditawarkan dalam diskusi panel Melihat cara kerja alat-alat di atas,
tersebut adalah: 32 tentu harga alat-alat tersebut cukup mahal
1) Sistem pasif, terdiri dari sistem teleskop dan pembuatannya cukup rumit dan lama.
cahaya (visible light) yang terletak pada Namun B.J. Habibi bependapat jika umat
panjang gelombang sekitar 0,4 s/d Islam yang berpaham rukyat menganggap sah
0,7, dan sistem teleskop infra merah melihat hilal dengan menggunakan sensor
termal (radiasi panas) yang terletak maka teknologi rukyat ini akan menjadi
pada panjang gelombang sekitar 3 murah dibandingkan dengan kesatuan umat
s/d 5 atau 8 s/d 14. Kedua sistem ini Islam yang tak ternilai.
dilengkapi dengan penyempurna citra
b. Anjuran Taat pada Pemerintah oleh MUI
31
Baca Farid Ruskanda, dkk, Rukyat dengan Teknologi, MUI sebagai payung umat Islam Indonesia
(Jakarta: Gema Insani Press, 1994).
32
Farid Ruskanda, dkk, Rukyat dengan Teknologi, h. 65.
pada Desember 2003 memprakarsai per
Wacana modernisasi sistem rukyat juga pernah digagas oleh temuan ulama komisi fatwa se-Indonesia
dua orang mahasiswa pasca sarjana Astronomi FMIPA ITB dengan wakil ormas Islam untuk membahas
pada tahun 2006. Gagasannya adalah dengan mengharapkan
partisipasi seluruh umat Islam (bahkan di dunia) dalam hal penentuan awal Ramadhan, Syawal dan
pengamatan online hilal melalui sistem rukyat online (SROL). Dzulhijjah. Pertemuan tersebut melahirkan
Partisipasi dapat diberikan oleh seluruh umat Islam di dunia yang
memiliki perangkat pengamatan astronomi yang terdiri atas: beberapa point rekomendasi. Pertama, yang
teleskop, detector digital yang terkoneksi internet bahkan yang berhak menentukan dan menetapkan 1
dilengkapi dengan kemapuan untuk mencari arah hilal secara
otomatis (robotik) dan perangkat yang mobile. Baca Hendro
Ramadhan, 1 Syawal, 1 Dzulhijjah untuk
Setiyanto, J.A. Utama, Sistem rukyat Online: “Pemanfaatan Indonesia adalah Menteri Agama. Kedua,
Tekhnologi Informasi dalam Observasi Hilal”, Pikiran Rakyat, dalam menentukannya Menteri Agama harus
21 September 2006.
342| AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2 Desember 2014
menggunakan hisab dan rukyat. Ketiga, umat berdasarkan data astronomis bulan yaitu
Islam seluruh Indonesia wajib mengikuti kriteria visibilitas hilal atau kriteria imkân-
penetapan Menteri agama itu. Kesepakatan ru’yah. Menurut Thomas meski kriteria
tersebut kemudian diformalkan dalam fatwa visibilitas hilal telah banyak tersedia namun
MUI No. 2 Tahun 2004 yang menyatakan data rukyat hilal Indonesia perlu dikaji
bahwa; secara astronomis dalam membuat “Kriteria
1) penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Hisab Rukyat Indonesia”.35 Sebagai titik
Dzulhijah dilakukan berdasarkan metode awal adanya kriteria hisab-rukyat Indonesia,
rukyat dan hisab oleh Pernerintah RI kajian Lembaga Penerbangan dan Antariksa
cq Menteri Agarna dan berlaku secara Nasional (LAPAN) dapat dijadikan sebagai
nasional, embrio kriteria tersebut. Berdasarkan kajian
2) seluruh umat Islam di Indonesia wajib LAPAN terhadap data rukyat di Indonesia
menaati ketetapan Pernerintah RI tentang hasil dokumentasi Departemen Agama sejak
penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan periode 1967–199736, diperoleh dua kriteria
Dzulhijah, yang rumusannya disederhanakan sesuai
dengan praktek hisab-rukyat di Indonesia.
3) dalam menetapkan awal Ramadhan,
Syawal, dan Dzulhijah, Menteri Agama Kriteria tersebut adalah, 1. Umur hilal
wajib berkonsultasi dengan Majelis minimum 8 jam, 2. Tinggi bulan minimum
Ulama Indonesia, ormas-ormas Islam, tergantung beda azimut Bulan-Matahari.37
dan Instansi terkait.33 Tibanya awal bulan harus ditandai dengan
terpenuhi kedua-duanya, bila hanya salah
Fatwa tersebut merupakan “angin segar” satu maka dianggap belum masuk tanggal.
karena dianggap suatu upaya menghilangkan
arogansi keormasan dalam menentukan awal Tabel 2
bulan hijriyah, terutama yang berkaitan Kriteria Hisab Rukyat Indonesia
dengan ibadah. Meskipun efektifitasnya Beda Azimut 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0
6,4o dan beda tinggi bulan-matahari > 4o akurasi kriteria MABIMS (imkân-ru’yah)
Dengan ketentuan: (LP2IF–RHI) telah menyelenggarakan
1) Seandainya ada kesaksian rukyat yang kampanye observasi hilal sepanjang periode
meragukan, di bawah kritria tersebut, Januari 2007–November 2009. Kampanye
maka kesaksian tersebut harus ditolak. observasi dilaksanakan dalam jejaring titik
2) Bila ada kesaksian rukyat yang me observasi yang secara geografis terentang dari
yakinkan (lebih dari satu tempat dan posisi lintang 5° LU hingga 31° LS, dengan
tidak ada objek yang menggangu atau dibantu alat optik maupun mata telanjang.
ada rekaman citranya), maka kesaksian Kampanye observasi telah menghasilkan 168
harus diterima dan menjadi bahan untuk data visibilitas yang terdiri dari 104 data
mengoreksi kriteria hisab rukyat yang visibilitas positif dan 64 data visibilitas
baru. negatif yang mana sebagian besar di
antaranya dihasilkan dari titik–titik observasi
3) Bila tidak ada kesaksian ru’yah al-hilâl di Pulau Jawa (antara lintang 6°–8° LS).
karena mendung, padahal bulan telah Secara kuantitatif jumlah data tersebut 4,4
memenuhi kriteria, maka data tersebut kali lebih banyak dibanding data visibilitas
dapat dijadikan dasar pengambilan ke yang dihimpun Kementerian Agama RI
putusan, karena kriteria hisab rukyat sepanjang periode 1967–1997 yang telah
telah didasarkan pada data rukyat dianalisis sebelumnya sebagai kriteria
terdahulu.38 LAPAN.40 Dari Analisis hasil kampanye
Kriteria baru di atas merupakan penyem observasi hilal ini dihasilkan definisi baru
purnaan kriteria yang selama ini digunakan tentang hilal. Menurut RHI hilal adalah
oleh BHR dan ormas-ormas Islam untuk Bulan pasca konjungsi yang memiliki 24
mendekatkan semua kriteria itu dengan ≥ Lag ≥ 40, Kriteria visibilitas RHI: aD ≥
fisis hisab dan rukyat hilal menurut kajian 0,099 DAz2 – 1,490 DAz + 10,382.41
astronomi. Dari beberapa upaya unifikasi penentuan
awal bulan Qamariyah di Indonesia seperti
d. Penyempurnaan Visibilitas Hilal oleh yang disebutkan di atas menunjukkan
RHI teknologi hanyalah menjadi satu atau dua
Selain kriteria visibilitas hilal yang diusulkan unsur dari diskursus penentuan awal bulan
LAPAN, Lembaga Rukyatul Hilal Indonesia Qamariyah. Meski upaya-upaya unifikasi
(RHI) sebuah komunitas dari Yogyakarta tersebut hingga kini masih sekedar wacana
secara rutin melakukan aktivitas penghitungan dan belum membuahkan hasil, namun di
astronomis dan pengamatan empiris terhadap sisi lain upaya tersebut secara langsung telah
bulan sabit muda di pelbagai daerah di tanah berhasil memangkitkan semangat ijtihad
air.39 RHI melakukan kegiatan observasi hukum dan kemajuan ilmu pengetahuan
lapangan berupa pengamatan hilal yang di masyarakat.
dilakukan hampir setiap menjelang bulan
baru hijriyah dan disiarkan secara live video
streaming rukyatul hilal nasional melalui 40
Ma’rufin Sudibyo, “Variasi Lokal dalam Visibilitas
internet. Hilaal: Observasi Hilaal di Indonesia pada 2007–2009”,
Sebagai bagian untuk memperbaiki (Makalah LP2IF–RHI). Lihat juga Sudibyo, Arkanuddin, dan
Riyadi, “Observasi Hilaal 1427–1430 H (2007–2009 M) dan
Implikasinya untuk Kriteria Visibilitas di Indonesia”, makalah
pada Seminar Nasional: Mencari Solusi Kriteria Visibilitas
38
Thomas Djamaludidn, “Analisis Visibilitas Hilal Untuk Hilal dan Penyatuan Kalendar Islam dalam Perspektif Sains
Usulan Kriteria Tunggal di Indonesia”, http://tdjamaluddin. dan Syariah, Obs. Bosccha, 19 Desember 2009.
wordpress.com. Diakses 30 Juni 2011. 41
Lihat Ma’rufin Sudibyo, “Mengenal Lebih Lanjut Kriteria
39
Lihat situs http://rukyatulhilal.org/. Diakses 30 Juni Visibilitas Hilaal di Indonesia”, (LP2IF–RHI), Makalah disampaikan
2011. pada Dauroh RHI Solo Raya IV Solo, 17 April 2011.
344| AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2 Desember 2014
Pembangunan Bidang Agama dan atau gagasan tersebut tentu dapat dibenarkan.
Pendekatan Blusukan Jokowi-JK Sehingga akhirnya muncul jargon “ganti
1. Visi dan Misi Bidang Keagamaan pimpinan, ganti kebijakan”, bahkan sampai
Jokowi-JK hal-hal teknis seperti ganti tata ruang kantor,
Pada akhir Oktober 2014 kepemimpinan ganti kursi, atau ganti warna dinding.
pemerintahan baru Indonesia telah terbentuk Kepemimpinan presiden selama lima
dengan terpilihnya Ir. H. Joko Widodo42 tahun akan sangat berdampak pada kehidupan
dan Drs. H. M. Jusuf Kalla 43 sebagai berbangsa dan bernegara bertahun-tahun
pasangan Presiden dan Wakil Presiden ke depan. Sebagai masyarakat yang ingin
untuk periode 2014-2019 melalui proses mengetahui apa-apa saja yang hendak
yang demokratis. Kabinet Kerja adalah nama dikerjakan oleh pemimpinnya, maka ada
kabinet pada pemerintahan baru di bawah baiknya jika kita mempelajari visi misi dari
kepemimpinan Jokowi-JK. Menurut Gary presiden dan wakil presiden terpilih. Visi
A. Yukl sebagaimana dikutip Udik Budi misi dimaksud adalah dokumen pencalonan
Wibowo, suatu kepemimpinan dipandang Joko Widodo-Jusuf Kalla pada pemilu yang
sangat penting karena dua hal: pertama, lalu. Hal ini cukup penting karena dengan
adanya kenyataan bahwa penggantian mengetahui visi misi tersebut dapat diketahui
pemimpin seringkali mengubah kinerja suatu cerminan struktur berfikir, ide gagasan,
unit, instansi atau organisasi; kedua, salah dan apa-apa yang akan dilakukan seorang
satu faktor internal yang mempengaruhi pemimpin, serta bidang-bidang kehidupan
keberhasilan organisasi adalah kepemimpinan, apa saja yang menjadi prioritas program
mencakup proses kepemimpinan pada setiap mereka selama 5 tahun ke depan.
jenjang organisasi, kompetensi dan tindakan Dalam pencalonannya sebagai Presiden
pemimpin yang bersangkutan.44 Kenyataan dan Wakil Presiden, Jokowi-JK menyusun
visi misi setebal 42 halaman, terdiri 1
42
Joko Widodo (lahir di Surakarta, Jawa Tengah 21 halaman sampul dan 41 halaman isi.
Juni 1961) lebih dikenal dengan Jokowi, adalah Walikota Visi dalam dokumen tersebut tertulis,
Kota Surakarta (Solo) untuk dua kali masa bhakti 2005-
2015, Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2012-2017 namun
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
sebelum masa kepemimpinan berakhir, Jokowi kembali terpilih Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
menjadi Presiden RI. Lihat Dokumen Daftar Riwayat Hidup Gotong Royong”. Visi misi dijabarkan dalam
Capres 2015-2019 dalam http://kpu.go.id/koleksigambar/
Daftar_Riwayat_Hidup_JOKO_WIDODO.pdf. Diakases 16 “9 Agenda Prioritas (nawa cita)”. Penjabaran
November 2014. Bagi pendukungnya, Jokowi adalah pemimpin visi misi dijelaskan dengan kalimat panjang
yang unik dan memiliki otentisitas. Sebagai wong ndeso, Jokowi
tampil memimpin dengan gaya apa adanya. Di saat kebanyakan dan normatif yang tercakup dalam 12 agenda
pemimpin dan elite politik diselimuti hedonisme, Jokowi hadir politik, 26 agenda ekonomi dan 3 agenda
dengan kesederhanaannya. Di tengah gaya kepemimpinan
kantoran yang hanya menerima laporan bawahan, Jokowi hadir
budaya.45
dengan blusukannya. Di tengah budaya elitis para pemimpin Sebagai masyarakat yang hidup dalam
negeri, Jokowi hadir dengan gaya kepemimpinan yang
merakyat. Lihat Caswiyono Rusydi, Badrul Munir, Jokowi dan lingkup keseharian di bidang keagamaan,
Islam: Praktik Kepemimpinan Islami Joko Widodo, (Jakarta: DKN maka penulis mencoba mengkaji visi dan
Garda Bangsa, 2014), h. 6.
43
M. Jusuf Kalla (lahir di Watampone, Sulawesi Selatan,
misi dari aspek pembangunan bidang agama.
15 Mei 1942). JK adalah mantan Menteri Perindustrian dan Berdasarkan pembacaan terhadap naskah
Perdagangan 1999-2000, Mantan Menko Bidang Kesejahteraan setebal 41 halaman tersebut, penulis me
rakyat 2001-2004, dan wakil Presiden Indonesia periode 2004-
2009. Lihat Dokumen Daftar Riwayat Hidup Cawapres 2015- nemukan fakta bahwa pembangunan bidang
2019 dalam http://kpu.go.id/koleksigambar/Daftar_Riwayat_
Hidup_JUSUF_KALLA.pdf. Diakses 16 November 2014.
Gaya kepemimpinan Jusuf Kalla bagi pendukungnya dilukiskan
sebagai sosok yang tegas, apa adanya, jujur, berani ambil resiko, disampaikan pada Pembekalan Ujian Dinas Tahun 2011 Badan
dan mau bekerja. Achmad Maulani, A Shofi Azzak, Tabayyun Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta Tanggal 14 Juni 2011.
Jokowi-JK, (Jakarta: DKN Garda Bangsa, 2014), h. 58. 45
Baca dokumen dalam http://kpu.go.id/koleksigambar/
44
Udik Budi Wibowo, “Teori Kepemimpinan”, Makalah VISI_MISI_Jokowi-JK.pdf. Diakses 16 November 2014.
Hamdun: Pendekatan Blusukan Jokowi-JK |345
agama bukanlah salah satu program prioritas muslim moderat dalam mendorong kerjasama
pembangunan ke depan. Kesimpulan tersebut global dan regional untuk membangun
sangat mungkin apabila mengacu pada demokrasi dan toleransi antar kelompok”.49
minimnya penyebutan terma agama atau Setelah menelusuri program pembangunan
keagamaan dalam dokumen tersebut. Hal ini keagamaan terutama pada “program prioritas”
dibuktikan dengan “hanya” disebutkannya sebagai penjabaran inti dari visi misi
sebanyak 4 kali term agama. Selain melacak presiden terpilih, dapat disimpulkan bahwa
term agama penulis juga mencoba menelusuri program pembangunan bidang agama adalah
term Islam atau muslim. Dari pencarian terkesan tidak menjadi bagian utama dari
kata ini penulis hanya berhasil menemukan program Jokowi-JK. Visi misi Jokowi-JK
satu kata muslim. Adapun kata agama, secara simbolik tidak cukup menyentuh isu
keagamaan, dan muslim dimaksud adalah pembangunan bidang agama misalnya, akses
sebagaimana tedapat dalam kalimat-kalimat dan mutu layanan bidang haji, Peningkatan
berikut; Bimbingan masyarakat Islam, Pembangunan
Pertama, kata agama muncul pada Pendidikan Islam dan pesantren dan lain-lain.
bagian pendahuluan agenda bidang politik, Minimnya penggunaan term agama
berbunyi, “kami akan menjadi kekuatan dan muslim (Islam) sangatlah kontradiksi
perekat kebangsaan dan menjaga kebhinekaan dengan penggunaan istilah-istilah lain seperti,
dimana perbedaan dan keanekaragaman hukum, ekonomi, pendidikan, pertanian,
budaya, bahasa, suku, dan agama, adalah dan kelautan. Hal ini juga tidak berbanding
taman sari Indonesia”.46 Kedua, kata agama lurus dengan fakta Indonesia sebagai negara
muncul pada bagian pendahuluan agenda berpenduduk Muslim terbesar di dunia
budaya, berbunyi, “Berkepribadian adalah jati dengan jumlah 209 juta jiwa atau sekitar
diri atau identitas yang meletakkan bahwa 87.2% penduduknya tercatat beragama Islam.
Ke-Bhineka-Tunggal-Ika-An antara suku dan Bahkan sekitar 13% dari jumlah penduduk
agama dan kepercayaan diletakkan sebagai muslim di dunia tinggal di Indonesia.50
watak dasar alamiah pembentuk bangsa”.47 Namun demikian jika merujuk pada faktor
Ketiga dan Keempat, kata agama muncul figur individu dan kepemimpinan dari
dalam satu kalimat pada bagian agenda budaya Jokowi-JK, masyarakat masih dapat berharap
di poin 2, berbunyi, “Menguatnya nilai- pembangunan bidang agama akan mendapat
nilai primordialisme dan fundamentalisme perhatian yang memadai termasuk upaya
mengancam keberlangsungan hidup bersama unifikasi penentuan awal bulan qamariah
kemajemukan Indonesia. hal ini ditandai di Indonesia.
dengan derasnya pemahaman konservatisme Menurut Peneliti Lembaga Ilmu Penge
keagamaan khususnya dikalangan muda tahuan Indonesia (LIPI) Ahmad Najib
dan masyarakat, merebaknya kekerasan Burhani, pendekatan yang digunakan oleh
berbasiskan keagamaan.48 Sedangkan satu Jokowi-JK untuk menyejahterakan umat
kata muslim muncul pada bagian agenda Islam adalah menciptakan kerukunan dan
bidang politik No 1, poin B, berbunyi, kesejahteraan di antara umat beragama,”
“memperkuat peran Indonesia sebagai negara Jokowi-JK mengusung ‘Islam substantif,
demokratis dan berpenduduk mayoritas artinya tidak banyak menggunakan simbol
46
Achmad Maulani, A Shofi Azzak, Tabayyun Jokowi-JK, 49
Achmad Maulani, A Shofi Azzak, Tabayyun Jokowi-JK,
h. 12. h. 13.
47
Achmad Maulani, A Shofi Azzak, Tabayyun Jokowi-JK, 50
Baca Pew Forum on Religion and Public Life, “The
h. 38. Global Religious Landscape A Report on the Size and Distribution
48
Achmad Maulani, A Shofi Azzak, Tabayyun Jokowi-JK, of the World’s Major Religious Groups as of 2010”, Washington,
h. 40. D.C., 2012.
346| AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2 Desember 2014
dan jargon Islam, Tapi semangat dan nilai untuk beribadah menurut agamanya dan
keIslaman seperti, keadilan, kesejahteraan kepercayaannya.”
dan kemajuan selalu ditekankan.51 Ini ber - Pasal 31 ayat (3), “Pemerintah meng
beda dengan visi misi pasangan Prabowo usahakan dan menyelenggarakan suatu
Subianto-Hatta Radjasa saat itu mengusung sistem, pendidikan nasional, yang me
tema ‘Islam simbolik’ artinya melihat simbol- ningkatkan keimanan, dan ketakwaan
simbol keagamaan sebagai sesuatu yang serta akhlak mulia.
sangat penting,”. Mengutip terminologi - Pasal 22 Undang-undang No. 39 tahun
yang disampaikan Syafei Maarif, “Islam 1999 tentang Hak Asasi Manusia. (1)
substansif adalah ibarat garam. Terasa tapi “Setiap orang bebas memeluk agamanya
tidak kelihatan,” Sedangkan “Islam simbolik masing-masing dan untuk beribadat
adalah ibarat gincu, ada warna tapi tidak menurut agamanya dan kepercayaannya
bisa dirasakan,”. itu.” (2) “Negara menjamin kemerdekaan
Sebagaimana disbutkan pada visi-misi setiap orang memeluk agamnya masing-
Jokowi-JK di atas, dalam bidang agama, masing dan untuk beribadat menurut
kepemimpinan ini memberikan prioritas agamanya dan kepercayaannya itu.”
pada penanganan intoleransi keagamaan. Dalam pandangan Imam al-Mawardi,
dalam bagian lain juga diegaskan bahwa pemerintah sebagai pemegang kekuasaan
‘Politik penyeragaman telah mengikis negara berkewajiban untuk melindungi ke
karakter bangsa’. Dengan konsep ini utuhan dan kesatuan umat dengan prinsip-
nampaknya Jokowi-JK tetap akan mengacu prinsip kemaslahatan manusia52, termasuk
pada pasal-pasal kebebasan beragama dan menjaga wilâyah al-dîniyah yaitu menyangkut
berkeyakinan yang ada. Secara yuridis kepentingan-kepentingan umum dalam
kehidupan keberagamaan di Indonesia pembangunan bidang agama. Hal ini sejalan
memang diatur dalam Undang-Undang dengan konsep pemerintahan yang dianut di
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Indonesia sebagaimana diwujudkan dengan
1945 terdapat beberapa ketentuan yang adanya institusi kementerian Agama53 yang
berkaitan dengan kehidupan keberagamaan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
yakni: sebagian tugas umum pemerintahan
- Pasal 28E ayat (1), “setiap orang bebas dan pembangunan dalam sektor agama.
memeluk agama dan beribadat menurut Kementerian Agama mengayomi, melayani,
agamanya...” membimbing dan sampai taraf tertentu ikut
- Pasal 28E ayat (2), “setiap orang berhak membina kehidupan umat beragama dalam
atas kebebasan meyakini kepercayaan, statusnya sebagai warga negara Republik
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai Indonesia, sesuai dengan ketentuan Undang-
dengan hati nuraninya.” Undang Dasar 1945.54
- Pasal 29 ayat (1) yang menyatakan,
“Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Pendekatan Blusukan Sebagai Titik
Maha Esa.” Temu Unifikasi
- Pasal 29 ayat (2), “Negara menjamin Persoalan-persoalan terkait pengelolaan
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk keagamaan di Indonesia saat ini memiliki
memeluk agamanya masing-masing dan
52
Imam al-Mawardi, al- Ahkâm al-Sulthaniyah, Fadli
Bahri (terj.), (Jakarta: PT. Darul Falah, 2006), h. 23.
51
“Membedah Visi dan Misi Calon Presiden dan Wakil 53
Baca Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Presiden Bidang Agama”, http://www.pemilu.com/berita/2014/05/ Kementerian Negara.
membedah-visi-dan-misi-calon-presiden-dan-wakil-presiden- 54
Baca Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 (Amandemen
bidang-agama. Diakses 16 November 2014. UUD 1945).
Hamdun: Pendekatan Blusukan Jokowi-JK |347
kompleksitas yang berbeda dibanding pada dengan tema “blusukan”. Dengan pendekatan
masa-masa sebelumnya. Konteks utamanya ini Jokowi mampu menerjemahkan kondisi
kini adalah demokratisasi, yang mengubah masyarakat ke dalam kebijakan dan program
karakter negara, masyarakat, dan hubungan pembangunan. Selain itu, Jokowi juga
keduanya. Meskipun Indonesia masih sering sosok yang parsitipatif, ia sering melibatkan
dipuji sebagai negara demokratis dengan ciri masyarakat secara langsung dalam banyak
keberagamaan yang toleran, beberapa jenis hal. Dengan model kepemimpinan yang
kasus yang terjadi secara berulang di banyak partisipatif, Jokowi menciptakan sinergi antara
kasus dan tempat merusak citra baik ini, rakyat dan pemerintah dalam merumuskan
dan lebih penting mengisyaratkan adanya kebijakan dan rencana program yang sesuai
masalah mendasar dalam kebijakan terkait dengan kebutuhan masyarakat yang tepat
kehidupan beragama di Indonesia maupun sasaran.
implementasinya.55 Kedua, faktor pengalaman Jusuf Kalla
Fenomena keagamaan tentang perbedaan dalam mediasi konflik56. JK adalah Ketua
penentuan awal bulan Qamariyah di Indonesia Umum Dewan Masjid Indonesia 2010-2014,
adalah fenomena unik di antara negara-negara lembaga yang punya tujuan mewujudkan
dengan berpenduduk mayoritas muslim. Fakta fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pe
tentang keragaman waktu dalam memulai ngembangan masyarakat dan persatuan umat.
awal Ramadhan dan Syawal mencerminkan Pada masa pemerintahan Jokowi-JK sekarang
adanya cara (metode) penentuan (di samping ini mereka diidentikan dengan kata blusukan
pemegang otoritas penentu) yang tidak tunggal. dalam seni kepemerintahan, penulis meyakini
Sebagai respon terhadap problematika, pelbagai pendekatan ini dapat digunakan untuk
pihak telah memberikan perhatiannya dengan mencari titik temu perbedaan yang terjadi
menginisiasi wacana unifikasi sebagaimana dalam pelbagai masalah termasuk masalah
dijelaskan di atas. Namun upaya-upaya penetapan awal bulan Qamariyah. Adanya
unifikasi tersebut sejauh ini belum terwujud. faktor niat dan kemauan yang keras dari
Terlepas dari pengalaman kegagalan terdahulu, pemimpin akan menjadi kunci penyelesaian
kini masyarakat memiliki harapan pada masalah. Dalam Kamus Bahasa Jawa, secara
kabinet kerja pemerintah baru. Kehadiran istilah kata “blusuk, mblusuk” berarti “mlebu
figur pemimpin-pemimpin baru dalam jajaran ing” (bahasa Indonesia berarti “masuk ke”);
eksekutif sekilas tampak menjanjikan dalam “blusak-blusuk” berarti “mlebu ing ngendi-
pembangunan bidang agama. Harapan ini endi” (bahasa Indonesia berarti “masuk
tentu tidak berlebihan apabila melihat figur kemana-mana”). Sufiks (akhiran) “-an”
Jokowi-JK dan kabinetnya. dalam kata “blusuk-an” bermakna aktivitas
Pertama, Faktor figur kepemimpinan “masuk ke” atau aktivitas yang dilakukan
Jokowi. Salah satu karakter yang juga tidak oleh seseorang memasuki suatu tempat yang
lepas dari kepemimpinan Jokowi adalah asing untuk mendapatkan sesuatu. Jadi kata
karakter aspiratif dan partisipatif. Bentuk nyata “blusuk-an” adalah asli bahasa Jawa, bukan
dari sikap aspiratif Jokowi sebagai pemimpin bahasa Indonesia.57 Sedangkan dalam bahasa
dapat dilihat dari jejaknya saat memimpin Inggris kata Blusukan, oleh The Jakarta Post
Kota Solo dan DKI. Jakarta, dimana ia
seringnya turun langsung ke masyarakat 56
Jusuf Kalla adalah salah seorang inisiator dibalik
peletakkan kerangka perdamaian konflik di Indonesia, seperti;
konflik Poso, Sulawesi Tengah, dan Ambon, Maluku melalui
55
“Pengelolaan Keragaman Agama di Indonesia; Usulan pertemuan Malino I dan Malino II. JK juga menorehkan sejarah
Penanganan Kasus-Kasus Mendesak, Perbaikan Implementasi dengan keberhasilannya membuka jalan perdamaian di Bumi
dan Perubahan Kebijakan”, Makalah ini ditulis bersama oleh Serambi Makkah, Aceh, antara GAM dan Pemerintah RI.
staf Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), Sekolah 57
Caswiyono Rusydi, Badrul Munir, Jokowi dan Islam:
Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Oktober 2014, h. 1. Praktik Kepemimpinan Islami Joko Widodo, h. 58.
348| AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2 Desember 2014
dan media-media asing diterjemahkan denga menghendaki wilayah global. Kedua, pe
“impromptu visit”.58 merintah yang diwakili Menteri Agama
Dalam beberapa kesempatan Jokowi secara umum pun bisa diterima sebagai
menjelaskan, blusukan yang dilakukannya otoritas tunggal yang menetapkan kalender
terkait dengan manajemen pemerintahan Hijriyah Indonesia dengan dilengkapi
adalah dalam rangka mendengar masalah mekanisme sidang isbath untuk penetapan
yang ada di masyarakat sekaligus menguasai awal Ramadhan dan hari raya. Sayangnya,
medan.59 Masyarakat kemudian mengetahui syarat ketiga belum tercapai.
bahwa tujuan blusukan sesungguhnya adalah Saat ini masing-masing ormas Islam
untuk melakukan komunikasi langsung masih mempunyai kriteria sendiri. Kriteria
dengan warga masyarakat, disamping ada ketinggian hilal yang berlaku di Indonesia
nya pelbagai tujuan resmi lainnya. Blusukan adalah kriteria wujûdul hilâl dan ketinggian
karena itu dapat diartikan secara luas sebagai hilal minimal 2°. Seandainya dua kriteria
semacam cara berpemerintahan dalam pe tersebut tetap menjadi acuan ormas-ormas
ngertian Foucaultian. Foucault, filosof dan Islam, maka potensi perbedaan akan terus
ahli teori sosial yang menemukan istilah terjadi pada tahun-tahun mendatang. Penulis
berpemerintahan (govermentality) dan seni mencatat dalam 5 tahun masa kepemimpinan
untuk memerintah, berpendapat apa yang Jokowi-JK terdapat tiga masa kritis terjadi
seharusnya dilakukan oleh pemerintah bukan perbedaan sebagaimana data berikut:
lah sesuatu yang bersifat territorial, namun,
Tabel 3
sesuatu yang berkaitan dengan kompleksitas
Data Tinggi Hilal Bulan Ramadhan, Syawal dan
manusia dan segala sesuatunya.60 Dzulhijjah tahun 1436 H -1440 H/2015 -2019 M
Kembali pada permasalahan fenomena menurut MABIMS
keagamaan terkait perbedaan penentuan Bulan/Tahun Ramadhan Syawal Dzulhijjah
awal bulan Qamariyah. Menurut Thomas 1436 H/2015 M -2° 05’ 28.42” 3° 02’ 52.89” 0° 38’ 34.63”
1437 H/2016 M
Djamaludin, ada tiga hal agar sebuah 4° 04’ 20.02” -1° 11’ 42.29” -0° 08’ 49.62”
1438 H/2017 M 8° 25’ 45.76” 3° 50’ 16.08” 7° 30’ 20.86”
kalender bisa digunakan secara mapan,
1439 H/2018 M 0° 08’ 46.22” 7° 40’ 33.38” -0° 11’ 51.03”
tiga hal tersebut adalah;61 1. Ada batasan
1440 H/2019 M 5° 50’ 40.31” 0° 06’ 23.08” 3° 27’ 30.17”
wilayah keberlakukan (nasional atau global),
2. Ada otoritas tunggal yang menetapkannya, Berdasarkan data ketinggian hilal awal
dan 3. Ada kriteria yang disepakati. Dalam bulan dari markaz (kordinat) Jakarta di
konteks di Indonesia, saat ini syarat pertama atas, pada angka yang ditebalkan tersebut
dan kedua secara umum sudah tercapai. menandakan adanya potensi berbedaan pada
Pertama, batasan wilayah hukum Indonesia bulan-bulan tersebut. Yaitu Dzulhijjah 1436
telah disepakati oleh sebagian besar umat H/2015 M dengan ketinggian hilal 0° 38’
Islam Indonesia, walau ada sebagian yang 34.63”, Ramadhan 1439 H/2018 M dengan
ketinggian 0° 08’ 46.22”, dan Syawal 1440
58
Baca The Jakarta Post, “Jokowi criticizes NGO report H/2019 M dengan ketinggian 0° 06’ 23.08”.
on impromptu-visit budget”, http://www.thejakartapost.com/ Berdasarkan fakta yang demikian hendaknya
news/2013/07/22/jokowi-criticizes-ngo-report-impromptu-
visit-budget.html, (Akses 16 November 2014). pemerintah Jokowi-JK dapat menyusun satu
59
Caswiyono Rusydi, Badrul Munir, Jokowi dan Islam: langkah strategis untuk menemukan sebuah
Praktik Kepemimpinan Islami Joko Widodo, h. 59.
60
Lihat Jonathan Xavier Inda (ed), Anthropologies of
titik temu unifikasi penetapan awal bulan
Modernity: Foucault, Governmentality, and Life Politics, pp. 5. Qamariyah di Indonesia agar perbedaan tidak
(Oxford: Blackwell Publishing, 2000), h. 216-217. terjadi seperti pada tahun-tahun sebelumnya.62
61
Thomas Djamaludin, “Kalender Hijriyah Bisa Memberi
Kepastian Setara Dengan Kalender-Masehi” http://tdjamaluddin.
wordpress.com/2011/01/06/kalender-hijriyahbisa-memberi-
kepastian-setara-dengan-kalender-masehi/ Diakses 05 Desember 62
Selama tahun 1410 – 1432 H/1990-2011 M diketahui
2012. terjadi perbedaan penentuan 1 Ramadan, 1 Syawal, dan Idul
Hamdun: Pendekatan Blusukan Jokowi-JK |349
Langkah lobby kultural sebagaimana yang dengan kebijakan sosial politik keagamaannya.
pernah dilakukan oleh JK pada tahun 2007 Peran pemerintah sebagai pihak pemegang
ada baiknya kembali dicoba dengan model kekuasaan otoritas (uli al-Amri) juga akan
blusukan. Tidak ada salahnya jika presiden menjadi lebih baik dari yang selama ini di
atau wakil presiden bisa turun secara langsung “posisi dilematis” karena ketidakmampuannya
atau melalui fasilitasi Kementerian Agama dalam menyatukan dan menghadapi perbedaan
untuk blusukan ke tempat-tempat ormas dan keputusan pelbagai pihak.
kelompok masyarakat yang berbeda.63 Seperti Dari masukan-masukan yang didapat dari
blusukan ke kantor PBNU dan Kantor PP silaturahim di atas, Pemerintah (Kementerian
Muhammadiyah. Langkah ini sangatlah Agama) selanjutnya dapat melakukan kajian
krusial mengingat konteks sejarah dari kedua akademik dan empirik sesuai yang dibutuh
ormas tersebut yang bahkan umurnya lebih kan, seperti dengan pendekatan historis,
tua dari kemerdekaan negara ini. Blusukan sosiologis, hukum Islam, astronomi, hukum,
ke pelbagai Ormas Islam seperti, Persis, politik, dan filosofis. Berdasarkan kajian ini
DDII, Al-Washliyah, Hizbut Tahrir Indonesia pemerintah dapat membuat satu kebijakan
dan dilanjutkan ke pelbagai wilayah dimana untuk penyatuan kalender Islam sesuai dengan
terdapat kelompok Jama’ah Thariqat yang kondisi masyarakat Indonesia dan sesuai
selama ini sering berbeda “tanpa dasar amanat UUD 1945 pasal 28 E ayat (1), (2)
yang jelas”, seperti, Jamaah al-Muhdlor di dan pasal 29 ayat (2). Hal ini dilakukan juga
Sumbergempol, Jamaah Naqsabandiyah Kota untuk menghindari adanya ancaman terhadap
Padang Jamaah al-Nadzir di Gowa, Jamaah wibawa negara sebagaimana disebutkan dalam
Syattariyah di Sumatra Barat, dan Komunitas Tiga Problem Pokok Bangsa visi misi jokowi-
Umat Islam Aboge di Banyumas. JK “Wibawa negara merosot ketika negara
Dengan menjalankan bulusukan-blusukan tidak kuasa memberikan rasa aman kepada
tersebut berarti pemerintah telah melakukan segenap warga negara,..., tidak berdaya dalam
silaturahim yang akan merekatkan bangsa. mengelola konflik sosial, negara semakin
Situasi dan keadaan seperti ini, menurut tidak berwibawa ketika masyarakat semakin
penulis akan meng-eliminasi “posisi kritis” tidak percaya kepada institusi publik, dan
pemerintah selama ini yang tidak nyaman pemimpin tidak mempunyai kredibilitas
yang cukup untuk menjadi teladan dalam
Adha sebanyak 14 kasus. Dalam data astronomi menunjukkan
menjawab harapan publik terhadap perubahan
bahwa selama rentang waktu 22 tahun (1990-2011) terjadi ke arah yang lebih baik”.64
perbedaan sebanyak 14 kali (kasus). Selama tahun 1990-1998
terjadi perbedaan awal Ramadan sebanyak 2 kasus, yaitu tahun Dewasa ini sebuah kepemimpinan pe
1411/1991, 1417/1997, dan awal Syawal sebanyak 4 kasus, merintahan lebih diharapkan pada upaya
yaitu tahun 1412/1992, 1413/1993, 1414/1994, 1418/1998.
Tahun 1999-2011 terjadi perbedaan awal Ramadan sebanyak
untuk membangun harapan dan mimpi
1 kasus, yaitu tahun 1422/2001, awal Syawal sebanyak 4 kasus, (make to hope and dreams), bukan sekedar
yaitu tahun 1423/2002, 1427/2006, 1428/2007, 1432/2011, memerintah dengan segenap otoritas yang
dan awal Zulhijah sebanyak 3 kasus, yaitu tahun 1420/2000.
1423/2003 dan 1431/2010. Baca Kementerian Agama RI, melekat. Jika faktor kepemimpinan Jokowi-
Keputusan Menteri Agama RI 1 Ramadan, Syawal dan Zulhijah JK yang identik dengan pendekatan blusukan
1381-1432 H/1992-2011 M (Jakarta: Direktorat Urusan Agama
Islam dan Pembinaan Syariah, 2011). Sedangkan sejak tahun ini saling bersinergi maka diharapkan akan
2012-2014 data astronomi menunjukkan terjadi perbedaan tercipta terobosan-terobosan baru yang men
sebanyak 4 kasus yaitu pada Ramadhan 1433 H/2012 M,
Ramadhan1434 H/2013 M., Serta Ramadhan dan Dzulhijjah
jadi kunci persatuan dan kemajuan umat
1435 H/2014 M. Islam di masa mendatang.
63
Mengenai Ormas dan kelompok-kelompok yang berbeda
di Indonesia baca selengkapnya Sriyatin Shadiq, Penentuan Awal
Bulan Islam di Indonesia (Studi Terhadap Keputusan Menteri
Agama RI tentang Penetapan Tanggal 1 Ramadan, 1 Syawal, dan
10 Zulhijah), Disertasi Program Pascasarjana Institut Agama 64
Lihat dalam http://kpu.go.id/koleksigambar/VISI_MISI_
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2012. Jokowi-JK.pdf. Diakses 16 November 2012. h. 5.
350| AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2 Desember 2014
atau Rukyat untuk Tentukan Idul “Umat Islam Aboge Banyumas Shalat Ied
Fitri” http://www.nu.or.id/page. Hari Ini” http://news.okezone.com/index.
php?lang=id&menu=news_view&news_ php/ReadStory/2008/10/03/1/150658/
id=14439. Diakses 28 Desember 2009. umat-Islam-aboge-banyumas-shalat-ied-
”NU dan Muhammadiyah Shalat Idul Fitri hari-ini. Diakses 28 Desember 2009.
Bersamaan” http://www.nu.or.id/page. http://rukyatulhilal.org/
php?lang=id&menu=news_view&news_ http://kpu.go.id/koleksigambar/VISI_MISI_
id=14453. Diakses 28 Desember 2009. Jokowi-JK.pdf
“Jamaah Syattariyah di Sumbar Shalat http://kpu.go.id/koleksigambar/Daftar_
Idul Fitri, Kemarin“ http://www.nu.or. Riwayat_Hidup_JOKO_WIDODO.pdf
id/page.php?lang=id&menu=news_
view&news_id=14478. Diakses 28 http://kpu.go.id/koleksigambar/Daftar_
Desember 2009. Riwayat_Hidup_JUSUF_KALLA.pdf