Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh :
Khoirun Nisa
1203032
SEMARANG
2015
A. PENGKAJIAN
a) Identitas
Nama : Ny. P
Umur : 52 th
Alamat : Karang Anyar Pati
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tanggal Pengkajian : 28 Desember 2015
Pendidikan : SMP
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn R
Umur : 58 th
Alamat : Karang Anyar Pati
Jenis Kelamin : Laki – laki
Hubungan : Suami
C. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sulit tidur, sering melamun, bicara sendiri, sering mondar – mandir,
sering tertawa sendiri
D. ALASAN MASUK
Klien datang ke rumah sakit jiwa semarang dengan keluhan sering bengong, berbicara
sendiri, tertawa sendiri, sulit tidur, gelisah dan sering mondar mandir. Pasien
mengatakan mendengar suara – suara yang tidak ada wujudnya.
E. FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien mengatakan belum pernah masuk maupun di rawat di rumah sakit jiwa semarang
dan ini pertama kalinya pasien di rawat di rumah sakit jiwa semarang. Dan anggota
keluarga tidak ada yang mengalami gangguan kejiwaan seperti apa yang pasien alami.
Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik. Pengalaman yang dialami pasien adalah
kakak kandung pasien meninggal dan sejak saat itu pasien mengalami ganggguan
kejiwaan.
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda – tanda vital : TD : 110/70 mmHg Nadi : 82x/mnt Suhu : 36,2˚ RR : 20x/mnt
2. Ukuran : TB : 160, BB : 60
3. Keluhan fisik : klien mengatakan sering pusing
G. PSIKOSOSIAL
Genogram
Keterangan :
: Perempuan
1. Konsep diri
a. Citra tubuh : Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya
b. Identitas diri : Klien mengatakan anak ke tiga dari tiga bersaudara
c. Peran diri : Klien mengatakan di dalam keluarga sebagai istri, dan klien juga
seorang ibu rumah tangga
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali pulang bertemu
dengan anak dan cucunya
e. Harga diri : Klien mengatakan merasa terganggu dengan suara – suara yang tiba
– tiba muncul
2. Hubungan sosial
a. Orang terdekat : Klien mengatakan dia paling dekat dengan suaminya
b. Peran serta kelompok/masyarakat : Sebelum klien sakit, klien aktif
diperkumpulan pengajian
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : Klien mengatakan suka
bersosialisasi, teman – teman dan lingkungan bisa menerima kehadiranya
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan agamanya islam
b. Keinginan ibadah : klien mengatakan selalu berdoa dan meminta kesembuhan
kepada tuhan
H. STATUS MENTAL
1. Penampilan : penampilan pasien cukup rapi, rambut selalu disisir setiap hari, pasien
gosok gigi saat mandi dan setelah makan, pakaian pasien diganti setiap sekali
sehari. Pasien dapat memakai baju dengan baik
2. Pembicaraan : pasien berbicara lambat, apatis
3. Aktivitas motork : pasien tampak bingung, dan mondar – mandir, melamun dan
menyendiri. Pasien mengikuti kegiatan bangsal dengan baik tetapi masih
membutuhkan bimbingan dari orang lain.
4. Alam perasaan : pasien mengatakan merasa takut
5. Afek : pada saat pengkajian afek pasien yaitu labil
6. Interaksi selama wawancara : pada saat wawancara pasien kontak mata mudah
beralih kadang merunduk dan komat – kamit sendiri
7. Persepsi : sewaktu dirumah klien sering merasa mendengar bisikan – bisikan, dan
klien sering menyendiri, sulit tidur, sering tertawa, bicara sendiri dan gelisah
8. Pola pikir : pembicaraan klien kadang tidak nyambung dan klien tidak
menyadarinya
9. Isi pikir : pasien merasa dirinya sudah berusaha untuk menghilangkan pikiran –
pikiran yang tidak selalu muncul
10. Tingkat kesadaran : klie tampak bingung, pandangan matanya kadang tampak
kosong, namun bicara klien masih normal, sikap klien juga tenang saat
menceritakan semua hal yang dialami dan yang dirasakannya.
11. Memori : klien belum mampu mengingat kejadian sesaat, jangka pendek maupun
jangka panjang, terbukti klien susah mengingat nama – nama temanya dan masing
– masing perawat dan dokter dan klien tidak mampu mengingat kenapa dia msuk
RSJ.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : ketika dilakukan wawancara klien tidak mampu
konsentrasi dan berhitung dengan baik, klien juga tidak mampu mengulang topik
pembicaraan, klien merasa kesulitan saat diberi pertanyaan 7+11=?
13. Kemampuan penilaian : klien tidak mengalami gangguan ringan terbukti klien
mampu mengambil keputusan yang sederhana, misalnya memilih makan dulu lalu
minum obat dulu.
14. Daya tilik diri : daya tilik klien tergolong baik, karena tidk mengingkari penyakit
yag diderita saat ini.
I. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien makan 3x sehari (pagi, siang, malam) kadang habis kadang tidak, minum
kurang lebih 6 gelas/hari secara mandiri
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB 1x sehari, BAK 4x sehari secara mandiri
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari tiap pagi dan sore, melakukan gosok gigi, memakai sabun,
dan keramas secara mandiri
4. Berpakaian/berhias
Klien mampu berpakaian rapi dan mengikat rabut secara mandiri
5. Istirahat dan tidur
Klien istirahat dan tidur sesuai jadwal yang di berikan di RSJD, tidur siang jam
12.30 – 15.00 WIB dan tidur malam jam 20.00 – 04.30 WIB
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara teratur dengan ketentuan perawat
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien belum pernah periksa di RSJD dr. Amino Gondoutomo
8. Kegiatan saat dirumah
Makan, mandi, ganti baju masih bisa dilakukan sendiri, waktu luang klien
digunakan untuk mengobrol dengan suami maupun anak dan klien mengerjakan
pekerjaan rumah
M. DIAGNOSA MEDIK
Perubahan sensori persepsi : halusinasi
N. POHON MASALAH
Resti menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Isolasi sosial
I. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 DS : Gangguan persepsi Halusianasi pendengaran
- Klien mengatakan sensori
kadang – kadang
mendengar suara –
suara
- Klien mengatakan
“saya sering marah
– marah dan
tertawa bila suara
itu muncul”
O:
- Klien duduk
sendirian melamun
- Klien terlihat
gelisah
2 DS : Isolasi sosial Menarik diri
- Klien menyatakan
enggan
berhubungan
dengan orang lain
karena ia malu
dengan tetangga
karena ia masuk
RSJ
O:
- Waktu luang klien
di gunakan untuk
melamun dan
berdiam diri di
kamar
- Klien hanya sering
mengobrol dengan
suaminya
A:
Klien mampu menjalin
hubungan saling
percaya kepada perawat
Klien mampu
mengenali
halusinasinya dengan
cara klien menyebutkan
jenis halusinasi,
ferkuensi terjadinya
halusinasi, waktu
terjadinya halusinasi
dan cara yang dilakukan
klien ketika halusinasi
terjadi, klien tidak
menolak ketika akan
diajari cara untuk
mengontrol halusinasi
dengan cara
menghardik.
Klien belum mampu
mempertahankan
kontak mata ketika
interaksi.
P:
Validasi BHSP pada
klien
Ajarkan pasien
mengontrol halusinasi
dengan cara kedua :
bercakap-cakap dengan
orang lain