Professional Documents
Culture Documents
ACARA I
Disusun Oleh:
NIM : 15/378211/PN/14017
I. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh interaksi kompetisi interspesifik terhadap pertumbuhan ulat hongkong
dan ulat kandang.
2. Mengetahui pengaruh interaksi kompetisi intraspesifik terhadap pertumbuhan ulat hongkong
dan ulat kandang.
pengamatan ke
perlakuan
Pengamatan Ke-1 Pengamatan Ke-2 Pengamatan Ke-3
10 UH 0.05 0.18 0.10
10 UK 0.01 0.02 0.01
5 UH 0.06 0.18 0.09
5 UK 0.02 0.04 0.01
Kontrol UH 0.14 0.14 0.18
Kontrol UK 0.01 0.02 0.01
B. PEMBAHASAN
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali
dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik
(Hardjosuwarno, 1990).
Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor
biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi,
komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
Pada suatu ekosistem, suatu makhluk hidup mempunyai berbagai kebutuhan dan keinginan
yang ingin dipenuhi. Namun dalam usaha memenuhi kebutuhannya terkadang timbul hambatan
berupa persaingan atau kompetisi. Kompetisi intraspesifik merupakan persaingan antarindividu
dalam satu jenis (spesies), sedangkan kompetisi interspesifik merupakan pesaingan antarindividu
yang berbeda jenis (spesies) (Kozlowski et al., 1991). Kompetisi terjadi karena terbatasnya sumber
daya misalnya dalam mencukupi kebutuhan makan, makanan yang ada hanya terbatas, sehingga
setiap individu berkompetisi agar mendapatkan makanan untuk kelagsungan hidupnya,
terbatasnya ruang, dan keterbatasan sumberdaya lain yang penting untuk kelangsungan hidup
setiap individu. Hal ini menyebabkan munculnya individu yang lemah dan kuat. Individu yang
kuat merupakan individu yang mampu bertahan dan menang dalam kompetisi, sedangkan individu
yang lemah merupakan individu yang tidak dapat bertahan dan kalah sehingga biasanya
meninggalkan tempat tersebut atau mati (Breed et al., 2013).
0.140.14
0.10
0.09
0.06
0.05
0.04
0.02 0.02
0.01 0.01 0.01 0.010.020.01
10 UH 10 UK 5 UH 5 UK Kontrol UH Kontrol UK
Gambar 1. Berat Ulat Kandang dan Ulat Hongkong dalam Perlakuan Interspesifik dan Intraspesifik
Histogram berat ulat hongkong pada perlakuan 1 yaitu dengan populasi ulat hongkong 10
ekor yang dibandingkan dengan kontrol ulat hongkong dengan 1 ekor ulat. Pada perlakuan ini
diharpkan terjadi kompetisi intraspesifik pada ulat hongkong. Pada pengamatan yang pertama
dapat diketahui bobot 10 ulat hongkong lebih kecil dibandingkan control. Hal ini terjadi karena
adanya kompetisi antar ulat. Kompetisi yang terjadi adalah perebutan ruang karena makanan yang
tersisa pada perlakuan ini masih cukup banyak Menurut Boerreigter et al (2015), pada suatu ruang
dengan tingkat kepadatan populasi yang tinggi, suatu individu akan lebih aktif bergerak dan kurang
istirahat yang mengakibatkan peningkatan penggunaan energi dan dapat memicu agresi. Pada
pengamatan kedua berat kontrol menjadi lebih rendah karena pada perlakuan 10 ulat dalam satu
toples, ulat telah beradaptasi sehingga, pertumbuhan membaik. Sedangkan pada pengamatan
ketiga bobot 10 ekor ulat hongkong kembali turun, hal ini dikarenakan ulat banyak yang
mengalami molting dan beberapa ulat yang lemah mati, tidak dapat beradaptasi.
Pada perlakuan ke-2 yaitu antara 10 ekor ulat kandang banding kontrol 1 ekor ulat kandang.
Hasil kompetisi menunjukan bahwa berat ulat kandang pada perlakuan intraspesifik sama dengan
berat ulat kandang pada control. Hal ini dapat disebabkan karena kompetisi yang terjadi minimum.
Ukuran ulat kandang yang kecil menjadi ruang yang disediakan terasa lebih laus dibandingkan
pada perlakuan ulat hongkong yang ukurannya lebih besar. Jadi pada perlakuan 10 ulat kandang
tidak terjadi adanya kompetisi untuk memperebutkan ruang.
Akbar, M.A. 2015. Pertumbuhan ulat kandang (Alphitobius diaperinus) pada media hidup yang
berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Boerrigter, J. G. J., R. V. D. Bos., H. V. D. Vis., T. Spanings., & G. Flik. 2015 Effects of Density,
PVC-tubes and Feeding Time on Growth, Stress and Aggresion in African Catfish (Clarias
gariepinus). Aquaculture research 1-16.
Breed, G.A., W.D. Bowen., and M.L. Leonard. 2013. Behavioral Signature of Intraspesific
Competition and Density Dependence In Colony-Breeding Marine Predators. Ecology and
Evolution. John Wiley and Sons Ltd., Kanada.
Dinev, I. 2013. The darkling beetle (Alphitobius diaperinus) a health hazard for broiler chicken
production. Trakia Journal of Sciences 11 (1):1-4
Dwidjoseputro, D. 991. Ekologi Manusia Dengan Lingkungannya. Jakarta: Erlangga.
Hardjosuwarno, S., 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM.
Kozlowski, T.T, P.J. Kramer, S.G. Pallardy. 1991. The Physiological Ecology of Woody Plants.
Academicpress Inc Sandiego, California.
Li, L., Z. Zhao., and H. Liu. 2013. Feasibility of feeding yellow mealworm (Tenebrio molitor L.)
in bioregenerative life support systems as a source of animal protein for humans. Journal
Acta Astronautica 92(1): 103-109.
Nurhamiyawan, E.N.L., B. Prihandono., dan Helmi. 2013. Analisis dinamika model kompetisi dua
populasi yang hidup bersama di titik kesetimbangan tidak terdefinisi. Buletin Ilmiah Mat.
Stat. dan Terapannya (Bimaster) 2(3): 197-204.
Opalinski, K.W. 2014. Competition for food in macroplankton animals in the Vistula Lagoon.
Studia Ecologiae et Biothicae 12(4): 127-148.