Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This study aims to examine and analyze the dimensions of social integration in the katoba
tradition in the Muna society. Data collection techniques were conducted through in-depth
interviews, involved observations, document studies and focused discussions. Data analysis is
done through data reduction, data presentation and conclusion. The results show that the Katoba
tradition in Muna society has the following dimensions of social integration; 1) katoba tradition
gives examples of models of social interaction results in multicultural societies, that is models of
associative social interaction characterized by the acculturation of Islamic and animist values in
katoba culture; 2) katoba tradition teaches the understanding of harmonization in the life of
society through advice dososo, fekakodoho, fomiina, bhotusi and hakunaasi; 3) the
implementation of katoba is a means of knitting togetherness, the intimacy of fellow citizens and
social solidarity. Thus, the katoba tradition is a social and cultural capital in caring for and
maintaining the integrity of the Muna society.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengkaji dan menganalisis dimensi integrasi sosial dalam tradisi katoba
pada masyarakat Muna. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam,
pengamatan terlibat, studi dokumen dan diskusi terfokus. Analisis data dilakukan melalui reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi
katoba pada masyarakat Muna memiliki dimensi integrasi sosial sebagai berikut; 1) tradisi
katoba memberikan contoh model hasil interaksi sosial dalam masyarakat multikultur, yakni
model interaksi sosial aosiatif yang ditandai oleh adanya akulturasi nilai-nilai ajaran Islam dan
animisme dalam budaya katoba; 2) tradisi katoba mengajarkan pemahaman tentang harmonisasi
dalam kehidupan bermasyarakat melaui nasihat-nasihat yang bermuatan dososo (penyesalan),
fekakodoho, fomiina, bhotusi dan hakunaasi; 3) pelaksanaan katoba merupakan sarana merajut
kebersamaaan, keakraban sesama warga dan solidaritas sosial. Dengan demikian, maka tradisi
katoba merupakan modal sosial dan budaya dalam merawat dan memeliharan keutuhan
masyarakat Muna.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi
Tenggara. Teknik pengumpulan data yang digunakan, adalah: (1) pengamatan terlibat; (2)
wawancara mendalam; (3) diskusi terfokus dan studi dokumen. Analisis data dilakukan secara
deskriptif-kualitatif, melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) reduksi data, yakni menyusun
satuan-satuan seluruh data yang terkumpul dari hasil wawancara, observasi, studi kepustakaan
dan diskusi kelompok terfokus dibagi satu persatu, dikumpulkan sesuai golongannya, kemudian
dilakukan reduksi data guna mengeliminir data yang kurang relevan, membuat abstraksi dan
menyusun satuan-satuan data, (2) display yakni penyajian data melalui proses kategorisasi dan
pengelompokkan data sesuai unit analisis sehingga data bisa menjadi lebih baik, menyusun
hubungan antar kategori, membandingkan kategori data yang satu dengan kategori data yang
lainnya, dan melakukan interpretasi makna-makna setiap hubungan data tersebut, (3) penarikan
kesimpulan berdasarkan hasil interpretasi data yang ditunjang oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten.
4.Simpulan
Tradisi katoba pada masyarakat Muna mengandung dimensi-dimensi integrasi sosial
sebagai berikut.
1. Adanya interaksi sosial masyarakat Muna yang bersifat asosiatif, yang ditandai dengan adanya
akulturasi antara nilai-nilai ajaran Islam dan animisme dalam budaya masyarakat Muna.
2. Ajaran-ajaran dalam nasihat katoba menekankan pada harmonisasi dalam kehidupan
masyarakat secara berkelanjutan, melaui nasihat-nasihat yang bermuatan dososo (penyesalan),
fekakodoho (menjauhi), fomiina (menidakkan), bhotusi (putuskan) dan hakunaasi (hak naas).
3. Pelaksanaan ritual katoba merupakan sarana mempererat dan memupuk kebersamaan,
keakraban dan mewujudkan solidaritas sosial sesama warga masyarakat Muna.
Daftar Pustaka
Basri, Ali.,Ode, La, Aso, La, Momo, H.,A, Mudana, Wayan, I, Taena, L, Salniwati, Janu, L, &
Aswati. (2017). The Valuas of Multicultural Education in Munanese Traditional Culture
.Asian Culture and History, 9(1), 33-39.
BPS. (2010). Kewarganegaraan-sukubangsa-gama-bahasa. Diakses 19 Oktober 2017, dari
http://demografi.bps.go.id.
Buchari, Astuti, Sri. (2014). Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Endraswara, Suwardi. (2016). Berpikir Positif Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi.
Fay, Brian. (2006). Filsafat Ilmu Sosial Kontemporer.Yogyakarta: Jendela
Garna, K. Judistira. (1993). Tradisi Transformasi Modernisasi dan Tantangan Masa Depan di
Nusantara. Bandung: Primaco Akademika
______,. (1996). Ilmu-ilmu Sosial Dasar Konsep dan Posisi. Bandung: PPs Unpad.
Ghufron, F. (2016). Ekspresi Keberagamaan di Era Milinium, Kemanusiaan Keragaman dan
Kewarganegaraan. Yogyakarta: IRCiSoD.
Kartono, Kartini. (2015). Patologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Martodirdjo, S., Haryo. (1991). Orang Tugutil di Halmahera Struktur dan Dinamika Sosial
Masyarakat Penghuni Hutan. (Disertasi tidak diterbitkan) Universitas Pandjdjaran,
Bandung.
Sedyawati, Edi. (2014). Kebudayaan di Nusantara dari Keris Tor-tor Sampai Industri Budaya.
Depok: Komunitas Bambu.
Subhan, M. (2014). Bangsa Plural Tidak Boleh Keropos. Dalam: Tinjauan Kompas Menatap
Indonesia 2014 Tantangan Prospek Politik dan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kompas
Media Nusantara.
Tarimana, Rauf, A. (1989). Kebudayaan Tolaki. Jakarta: Balai Pustaka.
Tilaar, R.A.H. (2007). Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia Tinjauan dari
Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
CURRICULUM VITAE
Pengalaman Manajerial
Akademik : 1. Ketua Progaram Studi Magister (S2) Kajian budaya PPs Univ.
Halu Oleo (UHO) Kendari, 2011-2015
2. Dosen FIB UHO Kendari