You are on page 1of 7

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“MENGGAMBAR”

A. Latar Belakang
Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa adalah
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara
optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku koping yang
efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan
hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang, memperhatikan semua segi kehidupan dengan ciri menyadari
sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stres ke hidupan dengan
wajar, mampu bekerja dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya,
dapat berperan serta dalam masyarakat, menerima dengan baik apa yang ada pada
dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain (Keliat & Akemat, 2008).
Salah satu gangguan jiwa adalah skizofrenia. Prevalensi skizofrenia adalah
1%, yang berarti bahwa satu orang dari 100 orang akan menderita skizofrenia
dalam hidupnya. Di seluruh dunia, muncul 2000 kasus setiap tahun. Di Amerika
Serikat >2000 orang menderita skizofrenia (Sadock, I, Kaplan, & Sadock, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO)(2013) skizofrenia adalah bentuk
yang parah dari penyakit mental yang mempengaruhi sekitar 7 per seribu dari
populasi orang dewasa, terutama pada kelompok usia 15-35 tahun. Meskipun
insiden rendah (3-10,000), prevalensinya tinggi disebabkan oleh kronisitas.
Skizofrenia diseluruh dunia diderita kira-kira 24 juta orang, setiap tahun,
satu juta orang melakukan bunuh diri dan dilaporkan dari 10-20 milyar kasus
terdapat usaha untuk bunuh diri. Lebih dari 50 % pasien skizofrenia tidak
mendapatkan penanganan. Sembilan puluh persen penderita skizofrenia berada di
negara berkembang.Prevalensi penderita skizofrenia antara laki-laki dan
perempuan sama. Tetapi, dua jenis kelamin tersebut menunjukkan perbedaan
dalam onset dan perjalanan penyakit. Laki-laki mempunyai onset lebihawal
daripada perempuan. Usia puncak onset adalah 15-35 tahun, 50% kasus terjadi
sebelum usia 25 tahun(Sadock, I, Kaplan, & Sadock, 2010).
Bersarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di
Indonesia gangguan jiwa berat (psikosis/skizofrenia) prevalensinya 0,17 %.
Daerah paling banyak pasien gangguan jiwa di Indonesia adalah di Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Aceh yang mencapai 0,27%. Bali sendiri berada di
urutan keempat denganprevalensi skizofrenia sebesar 0,23 % ( Kemenkes, 2013).
Prognosis untuk skizofrenia pada umumnya kurang begitu
menggembirakan. Sekitar 25 persen pasien dapat pulih dari episode awal dan
fungsinya dapat kembali pada tingkat premorbid sebelum munculnya gangguan
tersebut. Sekitar 25 persen tidak akan pernah pulih dan perjalanan penyakitnya
cenderung memburuk. Sekitar 50 persen berada diantaranya, ditandai ada
kekambuhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali
untuk waktu yang singkat. Mortalitas pasien skizofrenia lebih tinggi secara
signifikan daripada populasi umum. Sering terjadi bunuh diri, gangguan fisik
yang menyertai, masalah penglihatan dan gigi, tekanan darah tinggi, diabetes,
penyakit yang ditularkan secara seksual (Arif, 2014).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar dan memberi
makna gambar.
2. Tujuan khusus
1) Klien mampu memperkenalkan diri
2) Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3) Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
4) Klien dapat menjelaskan makna dari gambar yang mereka gambar.

C. Pengorganisasian
1. Waktu
Kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien dengan harga diri rendah,
isolasi, waham, halusinasi, prilaku kekerasan akan dilaksanakan selama 1
hari, yaitu pada:
Hari : Kamis
Jam : 15.00 wita/selesai
Waktu : 90 menit
Tempat : Lapangan Puputan Badung

2. Tim Terapi
Leader : I Gusti Made Anggaryana, S.Kep
Co-Leader : Putu Delly Damayanti, S.Kep
Ni Putu Rini Pradnyasari, S.Kep
Observer : Ni Putu Hira Agustini Mahardani, S.Kep
Fasilitator :
1. Ni Made Sukarmin, S.Kep
2. Kadek Suyanti, S.Kep
3. Kadek Wistiari Dewi, S.Kep
4. Kadek Lina Mariani, S.Kep
5. I Gede Angga Wibawa Putra
D. Proses TAK
Sesi 1 (Memperkenalkan diri)
a. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Memperkenal diri kepada klien
- Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan kepada klien
- Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan nama.
2) Leader menjelaskan aturan main berikutnya
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada leader
4) Lama kegiatan 15 menit
b. Fase Kerja
- Leader menjelaskan bahwa akan diberikan bola kepada klien kemudian
akan diputar lagu
- Bola akan diberikan bergilir kepada peserta lainnya seiring lagu
diputarkan.
- Musik akan dihentikan seketika oleh fasilitator.
- Peserta yang memegang bola ketika musik dihentikan diinstruksikan
untuk memperkenalkan diri.
- Memberikan tepuk tangan kepada peserta.

c. Fase Terminasi
- Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Leader memberikan pujian.
- Tindak lanjut
- Kontrak yang selanjutnya
- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menggambar.

Sesi 2 (Menggambar)
a. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Meperkenal diri kepada klien
- Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan kepada klien
- Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada klien lainnya.
2) Leader menjelaskan aturan main berikut
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada leader
4) Lama kegiatan 90 menit
b. Fase Kerja
- Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu menggambar
dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain.
- Leader membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
- Leader meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang
diinginkan saat ini.
- Sementara klien mulai menggambar, leader berkeliling dan memberi
penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mecela klien.
- Setelah semua klien selesai menggambar, leader meminta masing-masing
klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah
dibuatknya kepada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa
dan apa makna gambar tersebut menurut klien.
- Lakukan sampai semua klien mendapat giliran.
- Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, leader mengajak klien
lain bertepuk tangan.

c. Fase Terminasi
- Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Leader memberikan pujian.
- Tindak lanjut
- Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang
LAMPIRAN 1
LAPORAN OBSERVER

LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI

LAPORAN OBSERVER
A. Struktur
1. Petugas penyuluhan
a. Leader
Hasil observasi menunjukkan bahwa leader telah mampu membuka kegiatan
dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri serta telah
menjelaskan tujuan dari terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai.
Leader mampu menyebutkan membuat suasana menjadi semangat dan
menyenangkan. Leader sudah menjelaskan waktu terapi aktifitas kelompok
yaitu 30 menit. Leader aktif dalam memimpin jalannya terapi aktifitas
kelompok dan mampu mengatur waktu terapi aktifitas kelompok sehingga
kontrak waktu berakhir sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu leader
mampu menjadi penengah komunikasi antara peserta terapi aktifitas
kelompok.
b. Co Leader
Co Leader sudah berperan aktif dalam membantu Leader baik untuk
berbicara maupun dalam menghangatkan suasana, Co Leader tampak sering
memberikan reinforcement positif bagi peserta yang menyelesaikan perintah
dengan cepat.
c. Fasilitator
Hasil observasi menunjukkan bahwa fasilitator telah mampu menyiapkan
tempat dan media sebelum mulai terapi aktifitas kelompok. Selama terapi
aktifitas kelompok fasilitator mampu memotivasi sasaran agar berpartisipasi
dalam terapi aktifitas kelompok. Saat terapi aktifitas kelompok fasilitator
selalu di dekat peserta.
d. Peserta
Hasil observasi menunjukkan bahwa peserta hadir berjumlah 8 orang sesuai
dengan yang diharapkan. Selama jalannya terapi aktifitas kelompok peserta
nampak fokus dan memperhatikan arahan dari leader, co leader maupun
fasilitator dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat terapi aktifitas
kelompok sampai akhir acara.

B. Proses
Hasil evaluasi proses terapi aktifitas kelompok didapatkan peserta mengikuti TAK
sampai selesai. Selama TAK tidak ada peserta yang keluar masuk.

C. Hasil

Aspek yang Nama Klien


No
dinilai
1 Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
2 Menggambar
sampai selesai
3 Menyebutkan
gambar
4 Menceritakan
makna
gambar
Jumlah

You might also like