Dokumen tersebut menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab seorang Welding Inspector. Welding Inspector bertugas memastikan kualitas proses las sesuai standar yang ditetapkan dengan memeriksa persiapan, proses, dan hasil las. Untuk menjadi Welding Inspector diperlukan pelatihan khusus dan sertifikasi.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab seorang Welding Inspector. Welding Inspector bertugas memastikan kualitas proses las sesuai standar yang ditetapkan dengan memeriksa persiapan, proses, dan hasil las. Untuk menjadi Welding Inspector diperlukan pelatihan khusus dan sertifikasi.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab seorang Welding Inspector. Welding Inspector bertugas memastikan kualitas proses las sesuai standar yang ditetapkan dengan memeriksa persiapan, proses, dan hasil las. Untuk menjadi Welding Inspector diperlukan pelatihan khusus dan sertifikasi.
Welding Inspector (Inspektur Las) adalah seseorang yang bertindak
sebagai Quality Control yang tugasnya secara khusus memastikan sambungan las yang telah di-las oleh juru las sudah betul-betul baik hasilnya dan sesuai dengan standart yang diharapkan. Karena Welding Inspector memiliki tugas penting maka syarat profesi tersebut juga meliputi sikap profesional, keahlian khusus, watak cepat tanggap dan mengutamakan tugas.
Tugas Welding Inspector yaitu bertanggungjawab atas masalah dari
kualitas pengelasan harus sesuai dengan Welding Procedure Specification (WPS), Procedure Qualification Record (PQR), dan Code yang sudah ditetapkan sebelumnya. Secara umum tugas Welding Inspector yaitu harus mengawasi, memriksa dan memverifikasi kegiatan mulai dari sebelum pengerjaan, saat pengerjaan, maupun setelah proses pengelasan. Hal yang harus dilakukkan adalah pengecekan termasuk juga kelengkapan dokumen-dokumen.
Rincian tugas seorang Welding Inspector bisa diuraikan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Sebelum Proses Pengelasan Pengecekan kembali semua standar dan gambar yang diperlukan Pemeriksaan kesesuaian logam induk dan bahan las Pemeriksaan komposisi kimia dan kemampuan mekanis yang ada pada sertifikat sudah sesuai dengan permintaan Pemeriksaan kondisi elektroda dan penyimpanannya Pemriksaan peralatan yang akan digunakan pada proses pengelasan Pemeriksaan persiapan kampuh las Pemeriksaan sambungan sementara (las cantum) Pemeriksaan kebersihan pada sambungan Pemeriksaan prosedur pengelasan dan kualifikasi juru las Pemeriksaan pemanasan awal 2. Pemeriksaan Selama Proses Pengelasan Pemeriksaan parameter pengelasan berupa arus, tegangan maupun kecepatan las dipastikan sudah sesuai dengan prosedur pengelasan Pemeriksaan kualitas masing-masing pass Pemeriksaan kebersihan antar pass Penentuan diperlukan pengujian perusakan atau tidak 3. Pemeriksaan Setelah Pengelasan Pemeriksaan penampakan hasil las Pemeriksaan ukuran hasil pengelasan Pemeriksaan ketepatan dari ukuran sambungan las Pemilihan tempat dan sampel yang akan diuji Pengevaluasian hasil pengujian Penentuan diperlukan uji perusakan tambahan atau tidak Pemeriksaan pemanasan setelah pengelasan (jika diperlukan) Pembuatan dan Dokumentasi laporan hasil pengelasan
Penilaian kualitas seorang Welding Inspector bisa juga ditentukan melalui
pemilihan elektroda untuk proses pengelasan. Welding Inspector tentu saja akan memilih Kawat Las dengan kualitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. (http://kawatlas.jayamanunggal.com/welding-inspector-inspektur-las/)
Untuk dapat menjadi seorang Welding Inspector, maka harus mengikuti
pelatihan khusus untuk Welding Inspector. Setelah pelatihan akan dilanjutkan dengan ujian dan sertifikasi. Apabila lulus dari ujian dan sertifikasi tersebut maka akan memperoleh sertifikat WI. Lama pelatihan biasanya kurang lebih selama 3 bulan dengan biaya kurang lebih hampir Rp. 15.000.000,-. Banyak pilihan lembaga yang dapat pilih untuk mengikui kursus WI. (http://www.b4t.go.id/layanan-jasa/pelatihan-teknik/welding-inspector/) Persyaratan peserta untuk mengikuti pelatihan Welding Inspector adalah sebagai berikut : a. Syarat Peserta Sarjana Teknik Jurusan Mesin, Metallurgy, Perkapalan, Elektro, Industri. Sarjana Muda Teknik Jurusan Mesin, Metallurgy, Perkapalan, Elektro, Industri dengan pengalaman inspeksi dan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun. SMA Jurusan IPA STM Mesin/Listrik dan memiliki Sertifikat NDT Level II. Lulus ujian/seleksi yang dilaksanakan di B4T sebelum diklat dimulai. b. Berusia minimum 23 tahun, sehat jasmani dan rohani, dan berpengelihatan baik. c. Melampirkan Curriculum Vitae (CV), fotocopy ijazah terakhir (Legalisir) dan copy sertifikat diklat yang pernah diikuti serta photo ukuran 4 x 6 dan 3 x 4 masing-masing 2 lembar.
Kepada peserta yang mengikuti diklat secara penuh berhak memperoleh
Certificate Of Attendance dan bagi yang lulus uji kualifikasi yang dilaksanakan bersama ANB Berhak memperoleh Diploma kualifikasi profesional yang berlaku secara Internasional: International Welding Inpector – Comprehensive Level, untuk: Sarjana (S1), Sarjana muda (D3). Internatioanal Welding Inspector-Standar Level, untuk: yang diterbitkan oleh IIW melalui IWS-ANB dan B4T sebagai ATB. Bagi peserta yang lulus tetapi belum mempunyai pengalaman kerja dalam bidang Teknologi Pengelasan, Engineering, Manufacturing Fabrication atau Inspeksi Pengelasan. Sertifikat / Diploma akan diberikan setelah mempunyai pengalaman kerja sesuai persyaratan. (https://titianmc.co.id/training-k3-welding-tugas-dan-tanggungjawab-welding- inspector-wi/) Robot Welding adalah robot industri atau mannipulator untuk melakukan proses pengelasan tanpa pengaturan kendali oleh operator (manusia), misalnya peralatan untuk mengatur posisi benda kerja (fixture) saat akan dilas. Proses pengelasan pada dasarnya berbahaya bagi manusia seperti temperatur logam cair yang sangat panas sekali dan percikan api, loncatan logam cair, asap dan bagian yang melebur menambah resiko proses pengelasan. Sehingga Robot Welding digunakan karena bahaya yang ditimbulkan oleh pengelasan manual juga supaya meningkatkan produktifitas dan kualitas. Dalam pengerjaan pengelasan tersebut Welding Inspector tetap berperan dalam proses pengelasan tersebut karena bisa saja robot tersebut dapat mengalami kegagalan dalam proses pengelasan. (tin105.weblog.esaunggul.ac.id/2015/02)