Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aimed to determine the relationship between internet addiction with
procrastination of school work. Subjects were youth of internet café users in the district of
Medan Kota, samples were taken with purposive sampling technique. Data collection tool
used is the internet addiction scale and the procrastination of school work scale. Analysis of
data using the Product Moment correlation technique from Pearson. Based on analysis of
data, found that the hypothesis presented in this study received, that there is a positive
relationship between internet addiction to procrastination of school work at youth of internet
café users in the district of MedanKota. This is evidenced by the correlation coefficient rxy =
0,770 with ρ=0.000, while the coefficient of determination (r²) of 59.3%. The result of the
empirical mean and hypothetical mean obtained that internet addiction classified as likely to
be high (107.60>105) and procrastination of school work quite tends to be high (98.87>95).
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kecanduan internet dengan
prokrastinasi tugas sekolah. Subjek penelitian adalah remaja pengguna warnet di Kecamatan
Medan Kota, sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah skala Kecanduan internet dan skala prokrastinasi tugas sekolah. Analisis
data menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan analisis data,
diperoleh bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan
yang positif antara kecanduan internet dengan prokrastinasi tugas sekolah pada remaja
pengguna warnet di Kecamatan Medan Kota. Hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi r xy
= 0,770 dengan ρ = 0,000, sedangkan koefisien determinasi (r²) sebesar 59,3%. Hasil
penghitungan mean empirik dan mean hipotetik diperoleh bahwa Kecanduan internet
tergolong cenderung tinggi (107,60>105) dan prokrastinasi tugas sekolah tergolong
cenderung tinggi (98,87> 95).
17
Jurnal DIVERSITA
internet ini meliputi gangguan fisik, akademik siswa. Dari komunikasi personal
psikologis, ekonomi maupun sosial tersebut juga didapatkan bahwa adanya
(Dariyo, 2004). penundaan terhadap tugas-tugas sekolah
Menurut Anderson (dalam karena masalah waktu bermain internet
Santrock, 2007), anak-anak dan remaja di yang tidak terkontrol.
seluruh dunia semakin banyak Hal ini didukung oleh pendapat
menggunakan internet, walaupun Carr (2010) yang menyatakan bahwa
penggunaan di berbagai negara dan semakin sering seseorang menggunakan
kelompok sosioekonomi cukup bervariasi. internet, terutama dalam pencarian
Internet menjadi media penting bagi informasi menggunakan browser atau web
kehidupan akademik dalam membantu dikhawatirkan akan menjadi orang yang
remaja terutama siswa untuk berpikiran instan dan dangkal. Friedman
menyelesaikan tugas sekolah seperti tugas (dalam Carr, 2010) mengatakan bahwa
membuat makalah. Akan tetapi disisi lain semenjak menggunakan internet, kualitas
internet juga menyebabkan remaja pikirannya menjadi “Staccato” yaitu
melakukan prokrastinasi. Hal ini juga mencerminkan caranya melihat potongan
sesuai dengan yang diungkapkan oleh NS teks dengan cepat dari berbagai sumber
salah seorang siswa SMA yang bermain online bahkan baginya tulisan di blog lebih
internet di salah satu warnet di Kecamatan dari tiga atau empat paragraf saja sudah
Medan Kota melalui percakapan personal : terlalu banyak untuk diserap dan dipahami
”Hampir setiap tugas yang saya sehingga dia hanya memindainya (copy)
kerjakan menggunakan internet, saja.
tapi sambil dibarengi buka situs Kebiasaan mengcopy ini juga
lain juga, misal facebook, twitter banyak terjadi di kalangan remaja yang
atau youtube. Ya akibatnya tugas menggunakan internet dalam mencari
tadi jarang yang benar-benar siap informasi, untuk mengerjakan tugasnya
pada saat itu karena saya lebih mereka cenderung untuk melakukan
tertarik dengan situs yang lain itu, penjiplakan informasi yang didapatnya
lebih menyenangkan saya rasa, tanpa memahami maksudnya sehingga hal
kalau udah online waktu enggak tersebut menyebabkan timbulnya perilaku
bisa dikontrol. Ada aja yang ingin malas di kalangan pelajar dan anggapan
dilakuin, candu jadinya. Satu hari bahwa tugas-tugas mereka mudah dan
bisa online 5 jam gitu. kira-kira 10 dapat di copy langsung dari internet tanpa
ribu lah sehari. Sekolah sih membutuhkan waktu yang banyak serta
terganggulah dikit. Nilai juga ya dapat dilakukan di akhir batas waktu
pas-pasan. soalnya waktu belajar pengumpulan. selain itu, remaja yang
kan digantiin sama main. Jadi kalau mencari informasi secara online biasanya
pun ada tuga, yah nanti-nanti juga melakukan aktivitas lain disamping
ajalah, hehe.” (Komunikasi browsing, yaitu seperti facebookan,
Personal, Medan, 19 Januari 2012) twitteran, chatting, bahkan game online.
Para remaja tersebut pada mulanya hanya
Terlihat dari komunikasi personal bermaksud untuk bermain sebentar sebagai
di atas bahwa internet memiliki kekuatan selingan tetapi kenyataannya sering
sebagai media yang menyebabkan adanya mereka menjadi lupa waktu dan menunda
prokrastinasi bagi siswa yang dinyatakan untuk menyelesaikan tugas yang menjadi
adanya perhatian dan minat yang lebih tujuan utamanya itu keesokan hari. Dan
pada situs hiburan dibandingkan dengan biasanya juga rutinitas ini terjadi hingga
pencarian informasi yang semula menjadi batas akhir waktu penyerahan tugas
tujuan awal siswa tersebut yang menjelang.
mengakibatkan banyak waktu terbuang dan Dari pernyataan yang telah
banyak tugas yang tidak diselesaikan dikemukakan tersebut, dapat disimpulkan
secara optimal yang mempengaruhi nilai bahwa penggunaan internet terutama bagi
21
Jurnal DIVERSITA
warnet di Kecamatan Medan Kota. Ini individu tidak mampu mengontrol diri
berarti bahwa semakin tinggi tingkat dalam penggunaan internet dan tidak dapat
kecanduan internet yang dialami remaja memprioritaskan apa yang penting bagi
maka akan diikuti pula dengan semakin dirinya terutama masalah sekolah. Perilaku
tingginya tingkat prokrastinasi tugas tersebut dapat terlihat ketika para remaja
sekolah. Dengan demikian hipotesis tersebut memperoleh tugas sekolah,
penelitian dinyatakan diterima. mereka lebih memilih untuk tetap
Hasil penelitian ini melakukan aktivitas bermain internet dan
mengungkapkan bahwa kecanduan internet cenderung melakukan penundaan bila ada
memberikan pengaruh sebesar 59,3% tugas sekolah hingga akhir waktu.
terhadap prokrastinasi tugas sekolah Dari hasil wawancara dengan
remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan remaja pengguna warnet, berbagai alasan
pendapat yang dikemukakan oleh Bernard dilakukannya prokrastinasi tugas sekolah
(dalam catrunada 2008) bahwa faktor- diantaranya karena telah tersedianya
faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi internet sebagai cara instan dalam
tugas sekolah yang dilakukan oleh individu memperoleh informasi sehingga tidak
yaitu: anxiety (kecemasan), self- perlu terburu-buru dalam penyelesaian
depreciation (pencelaan diri), low tugas, remaja tersebut belum memahami
discomfort tolerance (rendahnya toleransi tugasnya sehingga akan bertanya dulu pada
terhadap ketidaknyamanan), pleasure teman yang lebih mengerti, ada yang
seeking (pencari kesenangan), time mengatakan bahwa tugasnya gampang dan
disorganization (tidak teraturnya waktu), tinggal copy-paste dari internet, ada juga
environmental disorganization yang mengatakan bahwa nanti bisa
(lingkungan tidak teratur), poor task mencontoh pekerjaan teman, serta ada
approach (pendekatan yang lemah yang mengatakan bila buru-buru
terhadap tugas), lack of assertion (kurang menyelesaikan nanti hasilnya tidak
memberi pernyataan yang tegas), hostility maksimal.
with others (permusuhan terhadap orang Farouq (2010) berpendapat
lain), dan stress and fatigue (tertekan dan prokrastinasi merupakan ketidakmampuan
kelelahan), dimana yang salah satu untuk menggunakan waktu secara efektif
diantaranya adalah pleasure seeking yang yang mengakibatkan seseorang suka
berupa kecanduan internet. menunda-nunda pekerjaannya, suka
Seseorang yang memiliki bermalas- malasan, dan memboroskan
kecenderungan tinggi dalam mencari waktu untuk hal-hal yang tidak penting.
situasi menyenangkan akan memiliki Melihat hasil persentase
hasrat kuat untuk bersenang-senang dan sumbangan yang diberikan kecanduan
memiliki kontrol impuls yang rendah. internet terhadap prokrastinasi tugas
Kecanduan internet sebagai pleasure sekolah sebesar 59,3%, berarti masih
seeking menyebabkan seseorang merasa terdapat 40,7% peran dari faktor lain
gembira ketika melakukan hal-hal yang terhadap prokrastinasi tugas sekolahyang
menyenangkan daripada harus antara lain anxiety (kecemasan), self-
mengerjakan sesuatu yang tidak depreciation (pencelaan diri), low
menyenangkan dan internet merupakan discomfort tolerance (rendahnya toleransi
sesuatu yang pada saat ini sangat digemari terhadap ketidaknyamanan), time
oleh banyak kalangan terutama remaja, disorganization (tidak teraturnya waktu),
dimana remaja yang sering bermain environmental disorganization
internet biasanya tidak dapat mengontrol (lingkungan tidak teratur), poor task
perilaku yang menyebabkan kecanduan approach (pendekatan yang lemah
internet tersebut (Basco, 2010) terhadap tugas), lack of assertion (kurang
Berdasarkan pengamatan peneliti memberi pernyataan yang tegas), hostility
terhadap remaja pengguna warnet, with others (permusuhan terhadap orang
kecanduan internet umumnya terjadi akibat
24
Volume 1, Nomor 2, Desember 2015
lain), dan stress and fatigue (tertekan dan waktu), environmental disorganization
kelelahan) (lingkungan tidak teratur), poor task
Hasil lain yang diperoleh dari approach (pendekatan yang lemah
penelitian ini berdasarkan penghitungan terhadap tugas), lack of assertion
mean hipotetik dan mean empirik bahwa (kurang member pernyataan yang
remaja memiliki tingkat kecanduan tegas), hostility with others
internet yang cenderung tinggi (mean (permusuhan terhadap orang lain), dan
hipotetik<mean empirik = 105<107,60 stress and fatigue (tertekan dan
dengan SD=21,733) maka prokrastinasi kelelahan).
tugas sekolah juga cenderung tinggi (mean 3. Berdasarkan penelitian ini diketahui
hipotetik<mean empirik = 95<98,87 bahwa secara umum, remaja pengguna
dengan SD=17,445) atau sebaliknya, warnet di Kecamatan Medan Kota
remaja yang memiliki kecanduan internet dinyatakan memiliki tingkat
rendah maka prokrastinasi tugas sekolah kecanduan internet yang sedang (
juga rendah. Hasil tersebut sesuai dengan ME=107,60> MH= 105) dan
yang terlihat di lapangan, remaja yang prokrastinasi tugas sekolah yang
mengalami kecanduan internet akan sedang pula (ME= 98,87 > MH=95).
cenderung melakukan perilaku
prokrastinasi tugas sekolah. Dari hasil penelitian yang
dilakukan, maka peneliti mengemukakan
PENUTUP beberapa saran. Saran-saran tersebut
diantaranya sebagai berikut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam 1. Saran untuk Orang Tua
penelitian ini, maka dapat dibuat beberapa Berdasarkan hasil penelitian di atas
kesimpulan, yaitu: yang menyatakan bahwa kecanduan
1. Terdapat hubungan positif yang internet memiliki pengaruh positif terhadap
signifikan antara kecanduan internet prokrastinasi tugas sekolah, keluarga
dengan prokrastinasi tugas sekolah terutama para orang tua sebagai pemegang
pada remaja pengguna warnet di peranan penting dalam perkembangan
Kecamatan Medan Kota, dengan nilai remaja, diharapkan senantiasa memberikan
r = 0,770, ρ = 0,000berarti ρ<0,050. masukan dan memantau pergaulan anak
Hal ini mengandung pengertian, dengan cara mengetahui teman bergaul
semakin tinggi kecanduan internet anak dan hal-hal apa saja yang dilakukan
maka semakin tinggi tingkat anak dan dengan menjaga komunikasi
prokrastinasi tugas sekolah. kedua belah pihak. Orang tua juga
Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis diharapkan dapat mengontrol pemakaian
yang telah diajukan dalam penelitian internet anak baik saat berada di rumah
ini dinyatakan diterima. (bila fasilitas internet tersedia di rumah)
2. Sumbangan efektif variabel kecanduan ataupun saat anak berada di luar rumah dan
internetterhadap prokrastinasi tugas menjaga agar anak terhindar dari
sekolah pada remaja adalah sebesar kecanduan internet dan penggunaan
59,3% (r²= 0,593) Berdasarkan hasil internet secara negatif dan tidak pada
penelitian ini, maka dapat diketahui tempatnya.
bahwa masih terdapat 40,7% pengaruh 2. Saran untuk Subjek Penelitian
dari faktor lain terhadap prokrastinasi Berpedoman pada hasil penelitian
tugas sekolah yang tidak terlihat yang telah dilakukan yakni adanya
dalam penelitian ini. Faktor lain kecenderungan tinggi tingkat prokrastinasi
tersebut adalah anxiety (kecemasan), tugas sekolah pada remaja pengguna
self-depreciation (pencelaan diri), low warnet ini, maka diharapkan agar para
discomfort tolerance (rendahnya remaja ini lebih mampu memperioritaskan
toleransi terhadap ketidaknyamanan), apa yang penting bagi masa depannya dan
time disorganization (tidak teraturnya dalam konteks ini adalah pendidikan,
25
Jurnal DIVERSITA