You are on page 1of 11

Volume 1, Nomor 2, Desember 2015

HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN INTERNET DENGAN


PROKRASTINASI TUGAS SEKOLAH PADA REMAJA PENGGUNA
WARNET DI KECAMATAN MEDAN KOTA

Miranda Julyanti& Siti Aisyah


Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

ABSTRACT

This study aimed to determine the relationship between internet addiction with
procrastination of school work. Subjects were youth of internet café users in the district of
Medan Kota, samples were taken with purposive sampling technique. Data collection tool
used is the internet addiction scale and the procrastination of school work scale. Analysis of
data using the Product Moment correlation technique from Pearson. Based on analysis of
data, found that the hypothesis presented in this study received, that there is a positive
relationship between internet addiction to procrastination of school work at youth of internet
café users in the district of MedanKota. This is evidenced by the correlation coefficient rxy =
0,770 with ρ=0.000, while the coefficient of determination (r²) of 59.3%. The result of the
empirical mean and hypothetical mean obtained that internet addiction classified as likely to
be high (107.60>105) and procrastination of school work quite tends to be high (98.87>95).

Key words: Internet addiction, procrastination of school work.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kecanduan internet dengan
prokrastinasi tugas sekolah. Subjek penelitian adalah remaja pengguna warnet di Kecamatan
Medan Kota, sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah skala Kecanduan internet dan skala prokrastinasi tugas sekolah. Analisis
data menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan analisis data,
diperoleh bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan
yang positif antara kecanduan internet dengan prokrastinasi tugas sekolah pada remaja
pengguna warnet di Kecamatan Medan Kota. Hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi r xy
= 0,770 dengan ρ = 0,000, sedangkan koefisien determinasi (r²) sebesar 59,3%. Hasil
penghitungan mean empirik dan mean hipotetik diperoleh bahwa Kecanduan internet
tergolong cenderung tinggi (107,60>105) dan prokrastinasi tugas sekolah tergolong
cenderung tinggi (98,87> 95).

Kata kunci: Kecanduan internet, Prokrastinasi, Tugas sekolah.

17
Jurnal DIVERSITA

PENDAHULUAN lebih lama daripada waktu yang


dibutuhkan pada umumnya dalam
Permasalahan dalam bidang mengerjakan suatu tugas. Seorang
akademik yang banyak dihadapi oleh prokratinator menghabiskan waktu yang
remaja khususnya siswa SMA yakni dimilikinya untuk mempersiapkan diri
penundaan dalam menyelesaikan tugas secara berlebihan, maupun melakukan hal-
sekolah. Tugas sekolah ini meliputi tugas hal yang tidak dibutuhkan dalam
pekerjaan rumah (PR), tugas lembar penyelesaian suatu tugas, tanpa
kegiatan kelas (LKS), tugas praktek dan memperhitungkan keterbatasan waktu
tugas kelompok. Dari hasil wawancara yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan
langsung terhadap beberapa siswa SMA, tersebut mengakibatkan seseorang tidak
ditemukan berbagai alasan dari para siswa berhasil menyelesaikan tugasnya secara
dalam melakukan penundaan penyelesaian memadai. Kelambanan, dalam arti
tugas tersebut diantaranya; tidak mengerti lambannya kerja seseorang dalam
dalam mengerjakannya, takut terjadi melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri
kesalahan dalam mengerjakan tugas yang utama dalam prokrastinasi
tersebut dan tidak memiliki cukup waktu (Pangestuti, 2009).
untuk menyelesaikannya. Ferrari (dalam pangestuti, 2009)
Dalam kajian psikologi, penundaan mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku
penyelesaian tugas tersebut dikenal dengan penundaan, prokrastinasi dapat
istilah prokrastinasi. Menurut Farouq termanifestasikan dalam indikator tertentu
(2010) prokrastinasi merupakan yang dapat diukur dan diamati ciri-ciri
ketidakmampuan untuk menggunakan tertentu berupa:
waktu secara efektif yang mengakibatkan a) Penundaan untuk memulai maupun
seseorang suka menunda-nunda menyelesaikan kerja pada tugas
pekerjaannya, suka bermalas-malasan, dan yang dihadapi. Seseorang
memboroskan waktu untuk hal-hal yang melakukan prokrastinasi tahu
tidak penting. Prokrastinasi dapat bahwa tugas yang dihadapinya
dipandang dari berbagai segi, karena harus segera diselesaikan dan
prokrastinasi ini melibatkan berbagai unsur berguna bagi dirinya, akan tetapi
masalah yang komplek, yang saling terkait dia menunda-nunda untuk mulai
satu dengan lainnya. Prokrastinasi bisa mengerjakannya atau menunda-
dikatakan hanya sebagai kecenderungan nunda untuk menyelesaikan sampai
menunda-nunda memulai suatu pekerjaan. tuntas jika dia sudah mulai
Namun prokrastinasi juga bisa dikatakan mengerjakan sebelumnya.
penghindaran tugas, yang diakibatkan b) Keterlambatan dalam mengerjakan
perasaan yang tidak senang terhadap tugas tugas. Orang yang melakukan
dan ketakutan untuk gagal dalam prokrastinasi memerlukan waktu
mengerjakan tugas. Prokrastinasi juga bisa yang lebih lama daripada waktu
dikatakan sebagai suatu trait atau yang dibutuhkan pada umumnya
kebiasaan seseorang terhadap respon dalam mengerjakan suatu tugas.
dalam mengerjakan tugas. Seseorang yang Seorang prokrastinator
melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas menghabiskan waktu yang
yang dihadapinya harus segera dimilikinya untuk mempersiapkan
diselesaikan dan berguna bagi dirinya, diri secara berlebihan, maupun
akan tetapi dia menunda-nunda untuk melakukan hal-hal yang tidak
mulai mengerjakannya atau menunda- dibutuhkan dalam penyelesaian
nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas suatu tugas, tanpa
jika dia sudah mulai mengerjakan memperhitungkan keterbatasan
sebelumnya. waktu yang dimilikinya.
Orang yang melakukan c) Kesenjangan waktu antara rencana
prokrastinasi memerlukan waktu yang dan kinerja aktual. Seorang
18
Volume 1, Nomor 2, Desember 2015

prokrastinator mempunyai masalah yang menimpa sebagian besar


kesulitan untuk melakukan sesuatu anggota masyarakat secara luas, dan
sesuai dengan batas waktu yang pelajar pada lingkungan yang lebih kecil,
telah ditentukan sebelumnya. seperti sebagian pelajar di sana. Sekitar
Seorang prokrastinator sering 25% sampai dengan 75% dari pelajar
mengalami keterlambatan dalam melaporkan bahwa prokrastinasi
memenuhi deadline yang telah merupakan salah satu masalah dalam
ditentukan, baik oleh orang lain lingkup akademis mereka (Ellis dan
maupun rencana-rencana yang Knaus; Solomon dan Rothblum; dalam
telah dia tentukan sendiri. Nainggolan, 2010). Selain itu penelitian
Seseorang mungkin telah yang dilakukan di Indonesia sendiri, Rizvi
merencanakan untuk mulai dkk. (dalam Pangestuti, 2009) melakukan
mengerjakan tugas pada waktu penelitian tentang prokrastinasi akademik
yang telah ia tentukan sendiri, akan yang dikaitkan dengan self-efficacy dan
tetapi ketika saatnya tiba dia tidak self-control pada mahasiswa Psikologi
juga melakukannya sesuai dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).
apa yang telah direncanakan, Hasilnya menunjukkan bahwa dari 111
sehingga menyebabkan mahasiswa yang mereka teliti, terdapat
keterlambatan maupun kegagalan 20,38% dari mahasiswa tersebut telah
untuk menyelesaikan tugas secara melakukan prokrastinasi akademik dalam
memadai. setiap proses penyelesaian tugas.
d) Melakukan aktivitas lain yang lebih Berdasarkan hasil wawancara
menyenangkan daripada dengan guru di SMA swasta, secara umum
melakukan tugas yang harus siswa mengalami masalah keterlambatan
dikerjakan. Seorang prokrastinator dalam mengumpulkan tugas. Setelah
dengan sengaja tidak segera dikoreksi oleh wali kelas ternyata
melakukan tugasnya, akan tetapi keterlambatan siswa dalam mengumpulkan
menggunakan waktu yang dia tugas disebabkan siswa menunda
miliki untuk melakukan aktivitas mengerjakan tugas sekolah dan baru bisa
lain yang dipandang lebih mengerjakan tugas ketika tugas harus
menyenangkan dan mendatangkan segera dikumpulkan. Banyak alasan yang
hiburan, seperti membaca (koran, dikemukakan oleh sebagian besar siswa
majalah, atau buku cerita lainnya), sebagai bentuk pembelaan diri diantaranya
menonton, ngobrol, jalan, idenya banyak muncul pada saat kondisi
mendengarkan musik, bermain yang terdesak dan keterbatasan dalam
internet dan sebagainya, sehingga mencari referensi dan mengalami
menyita waktu yang dia miliki kebingungan dalam mengerjakan tugas
untuk mengerjakan tugas yang yang pada akhirnya menyita waktu.
harus diselesaikannya. Selanjutnya, Tedjasaputra (dalam
Gufron, 2003) mengungkapkan bahwa
Ditambahkan oleh Ferrari (dalam dibandingkan tugas sekolah, seperti
Nainggolan, 2010) prokrastinasi banyak pekerjaan rumah (PR) dan buku-buku
berakibat negatif, dengan melakukan sekolah, televisi memiliki daya tarik yang
prokrastinasi banyak waktu yang terbuang lebih besar bagi remaja. Perhatian mereka
dengan sia-sia, tugas-tugas menjadi akan lebih terpusat pada menyaksikan
terbengkalai, bahkan bila diselesaikan acara di televisi dari pada belajar, sehingga
hasilnya menjadi tidak maksimal. tugas sekolah menjadi tertunda bahkan
Prokrastinasi juga bisa mengakibatkan menjadi terbengkalai dan para remaja
seseorang kehilangan kesempatan dan merasa bosan untuk belajar. Ditambah lagi
peluang yang datang. Dari hasil penelitian perkembangan teknologi komputer dan
di luar negeri menunjukkan bahwa internet adalah pesona yang begitu besar
prokrastinasi merupakan salah satu selain televisi yang mempengaruhi jadwal
19
Jurnal DIVERSITA

kehidupan anak sehari-hari sekarang ini. informasi yang semakin populer.


Biasanya anak menjadi malas belajar, sulit Sayangnya tidak semua layanan internet
makan dan tidur tidak pada waktunya. dapat berdampak positif, bahkan sejauh ini
Leksono (dalam Carr, 2010) pengguna internet mulai menunjukkan
mengatakan bahwa para remaja tak jarang gejala negatif sebagai dampak dari
mengerjakan tugas atau PR sambil intensitas penggunaan internet yang
membalas e-mail di layar komputer atau berlebih. Internet yang selama ini dipuja
bermain internet. Dan yang menjadi dan digeluti banyak kalangan sebagai alat
persoalan adalah remaja tersebut lebih untuk mencari informasi dan juga untuk
banyak menghabiskan waktu untuk membantu kesuksesan remaja yang gemar
melakukan hal-hal menyenangkan tersebut berbisnis, bersosialisasi ala dunia maya,
dibandingkan waktu untuk mengerjakan bertukar data dan informasi dan bermain
tugasnya. Hal ini menjadi salah satu game online ternyata dapat menimbulkan
penyebab pekerjaan mereka sering tertunda bahaya kecanduan. Apalagi dengan
dan tidak terselesaikan dengan maksimal. maraknya trend-trend baru cara bergaul di
Ada berbagai faktor penyebab internet seperti situs jejaring Facebook,
remaja menjadi seorang prokrastinator, Twitter, YM (Chatting) dan juga Games
seperti menurut Bernard (dalam Catrunada, online (Warcraft, Point blank), transaksi
2008) salah satu wilayah magnetis yang perdagangan online (e-commers), bahkan
menjadi faktor dilakukannya prokrastinasi minat blogging bagi sebagian remaja.
adalah pleasure-seeking yang dapat Pengguna internet yang sudah kecanduan
diartikan sebagai pencari kesenangan. Jika akan berakibat buruk, baik yang bersifat
seseorang memiliki kecenderungan tinggi fisiologis, psikologis maupun spiritual, dan
dalam mencari situasi menyenangkan, hal ini kemungkinan akan berlangsung
maka orang tersebut akan memiliki hasrat dalam waktu lama. Menurut kandel
kuat untuk bersenang-senang dan memiliki (Dariyo, 2004) dampak buruk yang terjadi
kontrol impuls yang rendah. Seperti pada pada remaja yang mengakibatkan
pengguna internet yang selalu merasa kecanduan tersebut seperti; remaja akan
nyaman dengan situasi online, sehingga tetap tergantung pada internet dalam
lebih mengutamakan untuk online jangka waktu yang lama, mereka sering
daripada melakukan hal lain yang bahkan tidak cocok dengan teman-temannya dan
jauh lebih penting. Basco (2010) mereka juga sering tidak betah berada di
menambahkan prokrastinasi disebabkan rumah atau di sekolah.
karena kemalasan yang memberikan Kecanduan terjadi ketika para
imbalan ke dalam diri kita. Kita merasa remaja menggunakan internet dengan
gembira ketika melakukan hal-hal yang waktu yang cukup lama dan juga karena
menyenangkan daripada harus adanya rasa keinginan dari dalam diri
mengerjakan sesuatu yang tidak untuk menggunakan internet tersebut tanpa
menyenangkan dan internet merupakan adanya suatu paksaan dari orang lain.
salah satu aktivitas yang paling digemari Adapun keinginan para remaja untuk
saat ini. Selanjutnya, melakukan aktivitas menggunakan internet pada dasarnya
lain yang dipandang lebih menyenangkan hanya ingin mengetahui tentang apa saja
dan mendatangkan hiburan, seperti yang ada dalam situs internet tersebut,
menonton, ngobrol, jalan, mendengarkan tetapi apabila seorang remaja sudah
musik, termasuk mengakses internet semakin sering bermain internet hampir
daripada melakukan tugas yang harus setiap hari selama berjam-jam maka ia
dikerjakan merupakan salah satu ciri dapat dikatakan sebagai seorang yang telah
prokrastinasi (Ferrari dalam Ghufron, kecanduan internet karena ia tidak dapat
2003) mengontrol diri dan tidak dapat
Meningkatnya ketersediaan mengurangi aktivitas penggunaan internet
teknologi informasi akhir-akhir ini, telah tersebut. Oleh karena itu maka dampak
menjadikan layanan internet sebagai media buruk yang timbul akibat penggunaan
20
Volume 1, Nomor 2, Desember 2015

internet ini meliputi gangguan fisik, akademik siswa. Dari komunikasi personal
psikologis, ekonomi maupun sosial tersebut juga didapatkan bahwa adanya
(Dariyo, 2004). penundaan terhadap tugas-tugas sekolah
Menurut Anderson (dalam karena masalah waktu bermain internet
Santrock, 2007), anak-anak dan remaja di yang tidak terkontrol.
seluruh dunia semakin banyak Hal ini didukung oleh pendapat
menggunakan internet, walaupun Carr (2010) yang menyatakan bahwa
penggunaan di berbagai negara dan semakin sering seseorang menggunakan
kelompok sosioekonomi cukup bervariasi. internet, terutama dalam pencarian
Internet menjadi media penting bagi informasi menggunakan browser atau web
kehidupan akademik dalam membantu dikhawatirkan akan menjadi orang yang
remaja terutama siswa untuk berpikiran instan dan dangkal. Friedman
menyelesaikan tugas sekolah seperti tugas (dalam Carr, 2010) mengatakan bahwa
membuat makalah. Akan tetapi disisi lain semenjak menggunakan internet, kualitas
internet juga menyebabkan remaja pikirannya menjadi “Staccato” yaitu
melakukan prokrastinasi. Hal ini juga mencerminkan caranya melihat potongan
sesuai dengan yang diungkapkan oleh NS teks dengan cepat dari berbagai sumber
salah seorang siswa SMA yang bermain online bahkan baginya tulisan di blog lebih
internet di salah satu warnet di Kecamatan dari tiga atau empat paragraf saja sudah
Medan Kota melalui percakapan personal : terlalu banyak untuk diserap dan dipahami
”Hampir setiap tugas yang saya sehingga dia hanya memindainya (copy)
kerjakan menggunakan internet, saja.
tapi sambil dibarengi buka situs Kebiasaan mengcopy ini juga
lain juga, misal facebook, twitter banyak terjadi di kalangan remaja yang
atau youtube. Ya akibatnya tugas menggunakan internet dalam mencari
tadi jarang yang benar-benar siap informasi, untuk mengerjakan tugasnya
pada saat itu karena saya lebih mereka cenderung untuk melakukan
tertarik dengan situs yang lain itu, penjiplakan informasi yang didapatnya
lebih menyenangkan saya rasa, tanpa memahami maksudnya sehingga hal
kalau udah online waktu enggak tersebut menyebabkan timbulnya perilaku
bisa dikontrol. Ada aja yang ingin malas di kalangan pelajar dan anggapan
dilakuin, candu jadinya. Satu hari bahwa tugas-tugas mereka mudah dan
bisa online 5 jam gitu. kira-kira 10 dapat di copy langsung dari internet tanpa
ribu lah sehari. Sekolah sih membutuhkan waktu yang banyak serta
terganggulah dikit. Nilai juga ya dapat dilakukan di akhir batas waktu
pas-pasan. soalnya waktu belajar pengumpulan. selain itu, remaja yang
kan digantiin sama main. Jadi kalau mencari informasi secara online biasanya
pun ada tuga, yah nanti-nanti juga melakukan aktivitas lain disamping
ajalah, hehe.” (Komunikasi browsing, yaitu seperti facebookan,
Personal, Medan, 19 Januari 2012) twitteran, chatting, bahkan game online.
Para remaja tersebut pada mulanya hanya
Terlihat dari komunikasi personal bermaksud untuk bermain sebentar sebagai
di atas bahwa internet memiliki kekuatan selingan tetapi kenyataannya sering
sebagai media yang menyebabkan adanya mereka menjadi lupa waktu dan menunda
prokrastinasi bagi siswa yang dinyatakan untuk menyelesaikan tugas yang menjadi
adanya perhatian dan minat yang lebih tujuan utamanya itu keesokan hari. Dan
pada situs hiburan dibandingkan dengan biasanya juga rutinitas ini terjadi hingga
pencarian informasi yang semula menjadi batas akhir waktu penyerahan tugas
tujuan awal siswa tersebut yang menjelang.
mengakibatkan banyak waktu terbuang dan Dari pernyataan yang telah
banyak tugas yang tidak diselesaikan dikemukakan tersebut, dapat disimpulkan
secara optimal yang mempengaruhi nilai bahwa penggunaan internet terutama bagi
21
Jurnal DIVERSITA

remaja dapat menimbulkan efek negatif atau menghilangkan Dysphoric


yakni kecanduan internet yang disebabkan Mood (perasaan tidak berdaya, rasa
oleh ketidakmampuan remaja dalam bersalah, cemas, depresi) dengan
mengontrol dirinya dalam menggunakan online.
internet.
Young (dalam Arisandy, 2009) Kecanduan internet yang dialami
menyebutkan aspek-aspek kecanduan remaja dapat memberi dampak yang buruk
internet antara lain: dalam proses belajarnya karena hal
a) Pengguna internet mengalami tersebut mendangkalkan proses berpikir
perasaan tidak menyenangkan mereka dan juga menjadi sarana yang
ketika offline. Ketika pengguna mendukung mereka untuk melakukan
internet sedang offline maka dia prokrastinasi, yakni menunda
merasakan sesuatu yang tidak melaksanakan tugas-tugas dan tanggung
menyenangkan seperti gelisah, jawab mereka baik sebagai seorang siswa
kesepian, tidak terpuaskan, cemas, atau pun sebagai seorang remaja.
frustasi atau sedih. Berdasarkan permasalahan di atas, maka
b) Pengguna internet mengalami judul dari penelitian ini adalah “Hubungan
perasaan yang menyenangkan antara kecanduan internet dengan
ketika online. Sedangkan ketika prokrastinasi tugas sekolah pada remaja
pengguna internet sedang online dia pengguna warnet di Kecamatan Medan
merasa gembira, bergairah, bebas Kota.”
untuk melakukan apa saja dan
atraktif. METODE
c) Perhatian hanya tertuju pada
internet. Pengguna internet hanya Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian
memikirkan aktivitas online korelasional. Populasi dalam penelitian ini
sebelumnya atau berharap untuk adalah remaja pengguna warnet di
segera online. Kecamatan Medan Kota. Teknik
d) Penggunaan internet yang semakin pengambilan sampel dalam penelitian ini
meningkat. Pengguna internet ingin menggunakan teknik nonprobability
menggunakan internet dalam jangka sampling yaitu purposive sampling, yaitu
waktu yang semakin meningkat teknik pengambilan sampel sumber data
untuk mendapatkan kepuasan. dengan pertimbangan akan tujuan tertentu.
e) Ketidakmampuan mengatur Jumlah sampel yang digunakan peneliti
penggunaan internet. Pengguna dalam penelitian ini adalah sebanyak 45
internet tidak dapat mengontrol, orang. Adapun karakteristik sampel dalam
mengurangi atau menghentikan penelitian ini terdiri dari:
penggunaan internet. a) Remaja berumur 15-18 tahun.
f) Berani mengambil resiko b) Remaja yang sedang duduk di bangku
kehilangan karena internet. SMA.
Pengguna internet mempertaruhkan c) Remaja yang menggunakan internet di
atau berani mengambil resiko warnet Kecamatan Medan Kota.
kehilangan hubungan dengan d) Menggunakan internet dengan
signifikan (orang terdekat, orang intensitas pemakaian lebih dari tiga
lain), pekerjaan, pendidikan, jam sehari.
kesempatan berkarir dan lain
sebagainya karena internet. Teknik pengumpulan data pada
g) Menggunakan internet sebagai cara penelitian ini berbentuk non tes, yaitu
melarikan diri dari masalah. dengan menggunakan skala yang
Apabila pengguna internet sedang dilengkapi dengan sedikit observasi dan
mengalami masalah maka pengguna wawancara. Adapun analisis data yang
internet melarikan diri dari masalah digunakan dalam penelitian ini adalah
22
Volume 1, Nomor 2, Desember 2015

teknik korelasi Product Moment dari HASIL DAN PEMBAHASAN


Pearson. Cara penghitungannya dibantu
dengan menggunakan program SPSS 16.00 Hasil uji coba item pada skala
for Windows. penelitian Prokrastinasi Tugas Sekolah
memiliki koefisien validitas (rbt) 0,312
sampai 0,724 sedangkan skala kecanduan
internet dengan rbt= 0,303 sampai 0,840.
Adapun uji reliabilitas skala menunjukkan
hasil sebagaimana yang dapat dilihat pada
tabel 1 berikut ini.

Tabel 1.Hasil Uji Reliabilitas Skala


No Skala Cronbach Alpha Ket.
1. Prokrastinasi Tugas Sekolah 0.932 Reliabel
2. Kecanduan Internet 0.949 Reliabel

Dari hasil uji hubungan variabel yang dilakukan. Hipotesis menyatakan


menunjukkan koefisien korelasi sebesar bahwa ada hubungan antara kecanduan
0,770 (p < 0,05). Arah hubungan yang internet dengan prokrastinasi tugas sekolah
positif menunjukkan bahwa arah hubungan pada remaja pengguna warnet di
kedua variabel positif, artinya semakin Kecamatan Medan Kota diterima. Hasil
tinggi tingkat kecanduan internet maka uji korelasi tersebut dapat dilihat dalam
semakin tinggi prokrastinasi tugas sekolah tabel 2 berikut:

Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Product Moment

Statistik Koefisien (𝐫𝐱𝐲 ) Koef. Det (r²) Sig BE% Ket.


X–Y 0.770 0.593 0,000 59.3 S

Keterangan: BE% = Bobot sumbangan efektif X


X = Kecanduan internet dengan Y dalam%
Y = Prokrastinasi tugas sekolah S = Signifikan pada taraf
rxy = Koefisien korelasi antara variabel kepercayaan 95%
X dengan Y
r² = Koefisien determinan X dengan Selanjutnya dilihat dari perbandingan
Y mean empirik dan hipotetik dapat
Sig = Signifikansi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Penghitungan Mean Hipotetik dan Mean Empirik


Mean
Variabel SD Ket
Hipotetik Empirik
Kecanduan internet 21.733 105 107.60 Sedang
Prokrastinasi Tugas Sekolah 17.445 95 98.87 Sedang

Hasil penelitian ini membuktikan koefisien korelasi rxy = 0,770, sig =


bahwa terdapat hubungan positif yang 0,000< 0,05. Hasil tersebut sesuai dengan
signifikan antara kecanduan internet hipotesis yang diajukan dalam penelitian
dengan prokrastinasi tugas sekolah pada ini yaitu terdapat hubungan positif antara
remaja pengguna warnet di Kecamatan kecanduan internet dengan prokrastinasi
Medan Kota. Hasil ini dibuktikan dengan tugas sekolah pada remaja pengguna
23
Jurnal DIVERSITA

warnet di Kecamatan Medan Kota. Ini individu tidak mampu mengontrol diri
berarti bahwa semakin tinggi tingkat dalam penggunaan internet dan tidak dapat
kecanduan internet yang dialami remaja memprioritaskan apa yang penting bagi
maka akan diikuti pula dengan semakin dirinya terutama masalah sekolah. Perilaku
tingginya tingkat prokrastinasi tugas tersebut dapat terlihat ketika para remaja
sekolah. Dengan demikian hipotesis tersebut memperoleh tugas sekolah,
penelitian dinyatakan diterima. mereka lebih memilih untuk tetap
Hasil penelitian ini melakukan aktivitas bermain internet dan
mengungkapkan bahwa kecanduan internet cenderung melakukan penundaan bila ada
memberikan pengaruh sebesar 59,3% tugas sekolah hingga akhir waktu.
terhadap prokrastinasi tugas sekolah Dari hasil wawancara dengan
remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan remaja pengguna warnet, berbagai alasan
pendapat yang dikemukakan oleh Bernard dilakukannya prokrastinasi tugas sekolah
(dalam catrunada 2008) bahwa faktor- diantaranya karena telah tersedianya
faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi internet sebagai cara instan dalam
tugas sekolah yang dilakukan oleh individu memperoleh informasi sehingga tidak
yaitu: anxiety (kecemasan), self- perlu terburu-buru dalam penyelesaian
depreciation (pencelaan diri), low tugas, remaja tersebut belum memahami
discomfort tolerance (rendahnya toleransi tugasnya sehingga akan bertanya dulu pada
terhadap ketidaknyamanan), pleasure teman yang lebih mengerti, ada yang
seeking (pencari kesenangan), time mengatakan bahwa tugasnya gampang dan
disorganization (tidak teraturnya waktu), tinggal copy-paste dari internet, ada juga
environmental disorganization yang mengatakan bahwa nanti bisa
(lingkungan tidak teratur), poor task mencontoh pekerjaan teman, serta ada
approach (pendekatan yang lemah yang mengatakan bila buru-buru
terhadap tugas), lack of assertion (kurang menyelesaikan nanti hasilnya tidak
memberi pernyataan yang tegas), hostility maksimal.
with others (permusuhan terhadap orang Farouq (2010) berpendapat
lain), dan stress and fatigue (tertekan dan prokrastinasi merupakan ketidakmampuan
kelelahan), dimana yang salah satu untuk menggunakan waktu secara efektif
diantaranya adalah pleasure seeking yang yang mengakibatkan seseorang suka
berupa kecanduan internet. menunda-nunda pekerjaannya, suka
Seseorang yang memiliki bermalas- malasan, dan memboroskan
kecenderungan tinggi dalam mencari waktu untuk hal-hal yang tidak penting.
situasi menyenangkan akan memiliki Melihat hasil persentase
hasrat kuat untuk bersenang-senang dan sumbangan yang diberikan kecanduan
memiliki kontrol impuls yang rendah. internet terhadap prokrastinasi tugas
Kecanduan internet sebagai pleasure sekolah sebesar 59,3%, berarti masih
seeking menyebabkan seseorang merasa terdapat 40,7% peran dari faktor lain
gembira ketika melakukan hal-hal yang terhadap prokrastinasi tugas sekolahyang
menyenangkan daripada harus antara lain anxiety (kecemasan), self-
mengerjakan sesuatu yang tidak depreciation (pencelaan diri), low
menyenangkan dan internet merupakan discomfort tolerance (rendahnya toleransi
sesuatu yang pada saat ini sangat digemari terhadap ketidaknyamanan), time
oleh banyak kalangan terutama remaja, disorganization (tidak teraturnya waktu),
dimana remaja yang sering bermain environmental disorganization
internet biasanya tidak dapat mengontrol (lingkungan tidak teratur), poor task
perilaku yang menyebabkan kecanduan approach (pendekatan yang lemah
internet tersebut (Basco, 2010) terhadap tugas), lack of assertion (kurang
Berdasarkan pengamatan peneliti memberi pernyataan yang tegas), hostility
terhadap remaja pengguna warnet, with others (permusuhan terhadap orang
kecanduan internet umumnya terjadi akibat
24
Volume 1, Nomor 2, Desember 2015

lain), dan stress and fatigue (tertekan dan waktu), environmental disorganization
kelelahan) (lingkungan tidak teratur), poor task
Hasil lain yang diperoleh dari approach (pendekatan yang lemah
penelitian ini berdasarkan penghitungan terhadap tugas), lack of assertion
mean hipotetik dan mean empirik bahwa (kurang member pernyataan yang
remaja memiliki tingkat kecanduan tegas), hostility with others
internet yang cenderung tinggi (mean (permusuhan terhadap orang lain), dan
hipotetik<mean empirik = 105<107,60 stress and fatigue (tertekan dan
dengan SD=21,733) maka prokrastinasi kelelahan).
tugas sekolah juga cenderung tinggi (mean 3. Berdasarkan penelitian ini diketahui
hipotetik<mean empirik = 95<98,87 bahwa secara umum, remaja pengguna
dengan SD=17,445) atau sebaliknya, warnet di Kecamatan Medan Kota
remaja yang memiliki kecanduan internet dinyatakan memiliki tingkat
rendah maka prokrastinasi tugas sekolah kecanduan internet yang sedang (
juga rendah. Hasil tersebut sesuai dengan ME=107,60> MH= 105) dan
yang terlihat di lapangan, remaja yang prokrastinasi tugas sekolah yang
mengalami kecanduan internet akan sedang pula (ME= 98,87 > MH=95).
cenderung melakukan perilaku
prokrastinasi tugas sekolah. Dari hasil penelitian yang
dilakukan, maka peneliti mengemukakan
PENUTUP beberapa saran. Saran-saran tersebut
diantaranya sebagai berikut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam 1. Saran untuk Orang Tua
penelitian ini, maka dapat dibuat beberapa Berdasarkan hasil penelitian di atas
kesimpulan, yaitu: yang menyatakan bahwa kecanduan
1. Terdapat hubungan positif yang internet memiliki pengaruh positif terhadap
signifikan antara kecanduan internet prokrastinasi tugas sekolah, keluarga
dengan prokrastinasi tugas sekolah terutama para orang tua sebagai pemegang
pada remaja pengguna warnet di peranan penting dalam perkembangan
Kecamatan Medan Kota, dengan nilai remaja, diharapkan senantiasa memberikan
r = 0,770, ρ = 0,000berarti ρ<0,050. masukan dan memantau pergaulan anak
Hal ini mengandung pengertian, dengan cara mengetahui teman bergaul
semakin tinggi kecanduan internet anak dan hal-hal apa saja yang dilakukan
maka semakin tinggi tingkat anak dan dengan menjaga komunikasi
prokrastinasi tugas sekolah. kedua belah pihak. Orang tua juga
Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis diharapkan dapat mengontrol pemakaian
yang telah diajukan dalam penelitian internet anak baik saat berada di rumah
ini dinyatakan diterima. (bila fasilitas internet tersedia di rumah)
2. Sumbangan efektif variabel kecanduan ataupun saat anak berada di luar rumah dan
internetterhadap prokrastinasi tugas menjaga agar anak terhindar dari
sekolah pada remaja adalah sebesar kecanduan internet dan penggunaan
59,3% (r²= 0,593) Berdasarkan hasil internet secara negatif dan tidak pada
penelitian ini, maka dapat diketahui tempatnya.
bahwa masih terdapat 40,7% pengaruh 2. Saran untuk Subjek Penelitian
dari faktor lain terhadap prokrastinasi Berpedoman pada hasil penelitian
tugas sekolah yang tidak terlihat yang telah dilakukan yakni adanya
dalam penelitian ini. Faktor lain kecenderungan tinggi tingkat prokrastinasi
tersebut adalah anxiety (kecemasan), tugas sekolah pada remaja pengguna
self-depreciation (pencelaan diri), low warnet ini, maka diharapkan agar para
discomfort tolerance (rendahnya remaja ini lebih mampu memperioritaskan
toleransi terhadap ketidaknyamanan), apa yang penting bagi masa depannya dan
time disorganization (tidak teraturnya dalam konteks ini adalah pendidikan,
25
Jurnal DIVERSITA

sehingga hendaknya subjek lebih Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian


mengutamakan kesuksesan pendidikannya Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
yaitu diantaranya dengan menjalankan PT. Asdi Mahasatya.
sekolah dengan sebaik-baiknya dan
mentaati peraturan yang ada demi Arisandy, Desy. (2009). Jurnal
mencapai kesuksesannya dibandingkan Ilmiah:Hubungan antara Kontrol
melakukan hal-hal yang tidak penting yaitu Diri dengan Kecanduan Internet
diantaranya penggunaan internet dengan pada Mahasiswa Universitas Bina
tujuan untuk bersenang-senang secara Darma. Palembang: Universitas
berlebihan yang menyebabkan timbulnya Bina Darma.
kecanduan akan internet. Dan dari hasil Azwar, S. (2000). Sikap Manusia: Teori
penelitian ini juga menunjukkan adanya dan Pengukurannya (Edisi Kedua).
tingkat kecanduan internet yang cenderung Yogyakarta: Pustaka pelajar.
tinggi yang terjadi pada remaja pengguna
warnet, untuk itu diharapkan agar para . (2006). Penyusunan Skala
remaja ini lebih bisa mengontrol diri dalam Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
penggunaan internet dan menghindari Pelajar.
penggunaan internet secara berlebihan dan
negatif serta tidak pada tempatnya. Basco, M.R. (2011). Never Say Later:
3. Saran untuk Guru Cara ampuh membunuh kebiasaan
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunda- nunda. Bandung: Kaifa
para guru diharapkan untuk ikut memantau PT Mizan Pustaka.
perkembangan anak terutama yang
berkaitan dengan masalah pendidikan. Boeree, C.G. (2008).General Psychology:
Guru hendaknya memberikan pengarahan Psikologi Kepribadian, Persepsi,
yang jelas kepada semua murid ketika Kognisi, Emosi, dan Perilaku.
hendak memberikan tugas agar murid Yogyakarta: Prismasophie.
terhindar dari kebingungan, dan juga
diharapkan agar teliti dalam mengkoreksi Carr, N. (2011). The Shallows: Internet
tugas-tugas yang diberikan kepada murid Mendangkalkan Cara Berpikir
agar terhindar dari kecurangan-kecurangan Kita?. Bandung: PT Mizan
yang bisa terjadi. Pustaka.
4. Saran untuk Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang Catrunada, L. (2008). Skripsi: Perbedaan
berminat untuk mengangkat tema yang Kecenderungan Prokrastinasi
sama, diharapkan untuk melakukan Berdasarkan Tipe Kepribadian
penelitian kepada subjek penelitian yakni Introvert dan Ekstrovert. Jakarta:
remaja yang memiliki tingkat kecanduan Universitas Gunadarma.
internet yang lebih tinggi, sehingga hasil
penelitian yang diperoleh lebih bervariasi. Chopra, D. (2005). Fight Addiction!.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
DAFTAR PUSTAKA Kelompok Gramedia.

Ahmadi, Eki. (2010).Bagaimana Pola Dariyo, A. (2004). Psikologi


Perilaku Pecandu Internet di Perkembangan Remaja. Bogor:
Kalangan Ghalia Indonesia

Mahasiswa [on-line].Diakses pada tanggal Farouq, A. (2010). Mengupas Kiat Sukses


10 Maret 2012 dari Mengatur Waku. Jakarta: PT
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/ Prestasi Pustakarya.
456/jbptunikompp-gdl-ekiahmadhi-
22788-3-unikom_e-1.pdf.
26
Volume 1, Nomor 2, Desember 2015

Ferrari, J. (2010). Still Procrastinating: /07/tinjauan-ilmiah-kebiasaan-


The No Regrets Guide to Getting It siswa-menunda.html.
Done.New Jersey: John Wiley n
Sons Inc. Santrock, J.W. (2007). Perkembangan
Anak Jilid II Edisi ke Sebelas.
Ghufron, M.N. (2003). Tesis:Hubungan Jakarta: Erlangga.
Kontrol Diri dan Persepsi Remaja
terhadap Penerapan Disiplin Orang Sugiyono. (2009). Statistika untuk
Tua dengan Prokrastinasi Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Akademik. Yogyakarta: Program
Pasca Sajana UGM. Wahid, A. & Labib, M. (2005). Kejahatan
Mayantara (Cyber Crime).
Hadi, S. (2004).Metodologi Research Jilid Bandung: PT Refika Aditama.
I, II, III. Untuk Penulisan Laporan,
Skripsi, Thesis dan Disertasi. Young, KS. (1999). Internet Addiction:
Yogyakarta: Penerbit Andi. Symptoms, Evaluation, and
Treatment [on-line]. Diakses pada
Harahap, J.Y. (2010). Skripsi: Hubungan tanggal 10 Maret 2012 dari
antara Kontrol Diri dengan http://www.netaddiction.com/articl
Kecanduan Internet di Pustaka es/symptoms.pdf.
Digital Perpustakaan Daerah
Medan. Medan: Universitas Medan Zulkifli, L. (2005). Psikologi
Area. Perkembangan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi
Perkembangan: Suatu pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta: Erlangga.

Kusumadewi, T.N. (2009). Hubungan


antara Kecanduan…[on-line].
Diakses pada tanggal 21 Januari
2012 dari
http://repository.upi.edu/operator/u
pload /s_
ppb_034826_chapter1.pdf

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono,


S.R.(1999). Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Nazir, M. (1999). Metode Penelitian.


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pangestuti, D.A. (2009, Juli).Tinjauan


Ilmiah: Kebiasaan Menunda
Tugas(Prokratinasi) Di SMP
Negeri 126.[on-line]. Diakses pada
tanggal 26 Oktober 2011 dari
http://deean126.blogspot.com/2009
27

You might also like