You are on page 1of 19

Pengertian Manajemen Dana Bank

A. Pengertian Manajemen Dana Bank

Bagi bank, manajemen dana bank adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana
yang tersedia. Bagi bank pengelola sumber dana dari masyarakat luas, terutama dalam bentuk
simpanan giro, tabungan dan deposito sangatlah penting. Dalam penglolaan sumber dana di
mulai dari pencarian akan kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencarian sumber dana
yang tersedia. Pengelolaan sumber dana kini di kenal dengan nama manajemen dana bank.
Dengan kata lain pengertian manajemen dana bank adalah suatu kegiatan perncanaan,
pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpuan dana yang yang ada di masyarakat.

Sedangkan pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir.Industri
ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas
pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka
bayar untuk simpanan deposan. Bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE Menurut
saya, bank merupakan sarana yang memudahkan aktivitas masyarakat untuk menyimpan
uang, dalam hal perniagaan, maupun untuk investasi masa depan. Dunia perbankan
merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu
negara (khususnya dibidang pembiayaan perekonomian).

Selain itu juga ada pengelolaan bank yang membutuhkan adanya keterpaduan antara dua
tujuan / kepentingan. Bank sebagai lembaga yang mencari keuntungan, juga harus
mempertimbangkan mengenai masalah keamanan dan likuiditas.

Pencapaian tujuan bank baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang ditentukan oleh
beberapa factor seperti falsafah yang dianut,biaya minimum dan factor lain.

Falsafah pengelolaan bank dikenal ada 2 macam:


• Pola Agresif yaitu lebih menekankan pada tujuan pencapaian keuntungan sehingga dalam
pola ini lebih disukai adanya resiko.
• Pola Konservatif yaitu tidak menyukai resiko jadi likuiditas bank tetap terjaga atau aman.

Pola agresif lebih memerankan profitabilitas sedangkan pola konservatif lebih mengutamakan
keamanan dibandingkan dengan profitabilitas.

Dalam membiayai kegiatannya bank tentu saja membutuhkan dana, dana itu sendiri berasal
dari berbagai sumber. Besar kecilnya skala usaha bank ditentukan oleh modal yang dimiliki
bank tersebut jika dana kecil maka membatasi gerak usaha bank dan jika dana besar maka
skalanya besar juga.

Bank yang secara lebih spesifik berfungsi sebagai Agent of Trust atau kepercayaan
masyarakat terhadap bank itu sendiri saat masyarakat menitipkan dananya dibank.
Manajemen dana bank yang merencanakan, melaksanakan, mengendalikan penghimpunan
dana yang ada dimasyarakat, tujuan dari manajemen bank adalah:
• Laba
• Aktiva lancar dan kas cukup
• Menyediakan cadangan
• Memenuhi kebutuhan
• Pengelolaan bank

Seperti halnya diatas suatu bank perlu dikelola liquiditasnya, pengelolaan liquiditas dapat
dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu:
• Asset Management
• Liability Management

Liability Management (Pengelolaan Hutang) adalah proses dimana bank berusaha untuk
mengembangkan sumber-sumber dana yang non-traditional melalui pinjaman dipasar uang
atau dengan menerbitkan instrument uang untuk digunakan secara menguntungkan terutama
untuk memenuhi permintaan kredit.

Landasan Teori Perbankan


Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan penarik bagi nasabahnya
berupa balas jasa yang menarik dan menguntungkan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga
bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil untuk bank yang berdasarkan
prinsip syariah. Kemudian penarikan lainnya dapat berupa cendra mata, hadiah, undian, atau
balas jasa lainnya, semakin beragam dan menguntungkan balas jasa yang diberikan, maka
akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.

Menurut pasal 1 Undang – Undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan, Bank adalah Bank
umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.

Sedangkan berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan
Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai berikut :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank berdasarkan undang-
undang, yaitu:
Bank umum adalah : Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan
dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama dalam memberikan kredit jangka
pendek.
Bank Perkreditan Rakyat adalah : Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Peranan bank sendiri adalah untuk Mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara
karena:
a) Sebagai pengumpul dana dari Surplus Spending Unit (SSU) dan penyalur kredit kepada
Defisit Spending Unit (DSU)
b) Tempat menabung yang efektif dan produktif
c) Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran praktis, aman dan ekonomis
d) Penjamin penyelesaian perdagangan dengan penerbitan L/C
e) Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi

Selain itu juga Ruang Lingkup Kegiatan Manajemen Dana Bank diantaranya adalah:
Segala aktivitas dalam rangka penghimpunan dana masyarakat

Aktivitas untuk menjaga kepercayaan masyarakat


Penempatan dana dalam bentuk kredit
Permasalahan Manajemen Dana Bank
a) Bank sebagai financial intermediary institution bertugas menghimpun dana dan
menyalurkannya ke masyarakat ( secara tidak langsung )
b) Prudent Banking mutlak diperlukan dalam pengoperasian bank, sehingga memudahkan
bank mendapatkan pinjaman dari deposan dan kreditur pada saat diperlukan ( kemampuan
manajemen bank menarik dana masyarakat merupakan ukuran kepercayaan masyarakat
terhadapa bank )
c) Manajemen dana bank selalu dihadapkan pada conflict of interest antara likuiditas dan
rentabilitas.
d) Pokok permasalahan dalam manajemen dana bank :
1. Dapat mencukupi kebutuhan dana untuk operasional Bank dengan biaya serendah-
rendahnya dan syarat-syarat yang menguntungkan.
2. Bagaimana dapat menyalurkan dana ( investasi ) ke berbagai bentuk usaha dengan cara-
cara yang menguntungkan.

Sumber-sumber Dana Bank


• Dana dari Modal Sendiri (Dana Pihak ke-I)
• Dana Pinjaman dari Pihak Luar (Dana Pihak Ke-II)
• Dana Dari Masyarakat (dana dari Pihak ke-III)

Dana Dari Modal Sendiri


• Modal yang disetor
• Cadangan-cadangan
• Laba yang ditahan

Dana Pinjaman Dari Pihak Luar


• Pinjaman dari Bank-bank Lain
• Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan lain di luar negeri
• Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank
• Pinjaman dari Bank Sentral (BI)
Dana Dari Masyarakat
• Giro (Demand Deposits)
• Deposito (Time Deposits)
• Tabungan (Saving)

Tujuan Alokasi Dana


• Mencapai Tingkat Profitabilitas Yang Cukup
• Menjaga posisi Likuiditas untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat faktor penentu
kebutuhan dana bank.
• Ketentuan Pemerintah
• Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR)
• Area Operasional Bank
• Produk Jasa Bank
• Tujuan Bank
• Pimpinan Bank
• Kebutuhan Likuiditas Yang Dimiliki
• Tingkat Kualitas dari Aset
• Struktur dari Tabungan
• Tingkat Kualitas dan Sistem Operasional Bank
• Tingkat Kualitas Pemilik Bank

Kesimpulan
Dalam dunia perbankan penawaran jasa merupakan suatu Profit Strategy untuk memikat
lebih banyak pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang ada, menghindari
berpindahnya pelanggan dan menciptakan keunggulan khusus.

Saran-saran
Persaingan antar bank di Indonesia memunculkan era baru perbankan. Era baru yang
dimaksud adalah era yang dinamis dimana tingkat persaingan bisnis antar perusahaan
semakin ketat baik di pasar domestik maupun pasar internasional, khususnya persaingan
bisnis antar jasa layanan bank. Banyaknya bank menyebabkan persaingan dalam industri
perbankan semakin ketat. Masing-masing bank berlomba menarik dana dari masyarakat, baik
dengan tawaran hadiah maupun bunga yang tinggi. Dalam mempersiapkan diri menghadapi
persaingan tersebut, maka bank-bank harus jeli dalam melihat peluang pasar serta keinginan
dan kebutuhan dari nasabah. Bank yang ingin berkembang dan mendapatkan keunggulan
kompetitif harus dapat memberikan jasa berkualitas dengan biaya yang lebih murah, dan
pelayanan yang lebih baik dan dapat memuaskan kebutuhan nasabah sehingga timbul
loyalitas.
pengertian giro,tabungan dan simpanan berjangka

Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, BG, atau surat perintah penarikan lainnya atau dengan
cara pemindahbukuan. Sedangkan Jumlah Giro yang dimaksud adalah total keseluruhan Giro
yang dihimpun oleh bank dalam periode tertentu.
2.5. Pengertian Tabungan
Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
giro dan atau alat lainya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Sedangkan Jumlah Tabungan yang dimaksud adalah total keseluruhan Tabungan yang
dihimpun oleh bank dalam periode tertentu.
2.6. Pengertian Simpanan Berjangka
Simpanan Berjangka atau Deposito (time deposit = deposito berjangka) adalah simpanan dari
pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.

kesimpulan
menurut saya pengertian giro itu adalah suatu simpanan dari pihak ke tiga yang penarikannya
bisa dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek dengan cara pemindah bukuan.
pengertian tabungan adalah suatu simpanan dari pihak ke tiga dan jika ada penarikan harus
dengan syarat-syarat yang sudah di sepakati bersama dan tidak bisa ditarik denagn cek, bilyet
giro dsb.
deposito adalah suatau simpanan dari pihak ketiga dan jika ada penarikan harus sesuai
dengan yang disepakati bersama.

GIRO, TABUNGAN DAN DEPOSITO


1. GIRO

DEFINISI
Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.

TRANSAKSI GIRO
Dapat dilakukan dari peristiwa setoran nasabah baik tunai maupun kliring, setoran dari
transfer, pemindahbukuan karena kliring atau transfer, penarikan tunai atau kliring
penambahan karena jasa giro dan bunga dsb.

1.1. TRANSAKSI PEMBUKAAN REKENING GIRO DAN PENYETORAN

1.1.1. SETORAN TUNAI


Ny. Diony calon nasabah Bank DKI ingin membuka rekening giro pada Cabang Jakarta
dengan melakukan setoran tunai sebagai setoran awal rekening gironya sebesar Rp
100.000.000,00 dan biaya administrasi untuk buku cek sebesar Rp 50.000,00
Kas Rp.100.050.000,00
Giro Ny. Diony Rp. 100.000.000,00
Persediaan buku cek Rp. 50.000,00

1.1.2. SETORAN KLIRING


Ny. Diony menyerahkan cek giro Bank BNI sebesar Rp 10.000.000,00 untuk disetorkan pada
rekening gironya di Bank DKI.
Bank Indonesia -giro Rp 10.000.000,00
Warkat Kliring Rp 10.000.000,00
Pada waktu kliring berhasil :
Warkat Kliring Rp.10.000.000,00
Giro Ny. Diony Rp.10.000.000,00

1.1.3. PENYETORAN MELALUI TRANSFER


Ny. Diony menerima transfer dari Ibu Endang nasabah Bank BCA sebesar Rp 5.000.000,00
Giro BCA Rp5.000.000,00
Giro Ny. Diony Rp 5.000.000,00

1.2. PENARIKAN GIRO

1.2.1. PENARIKAN TUNAI


Ny. Diony menarik selembar cek untuk dibayarkan secara tunai oleh Bank DKI sebesar Rp
15.000.000,00
Giro Ny. Diony Rp. 15.000.000,00
Kas Rp. 15.000.000,00

1.2.2. PENARIKAN KLIRING


Ny. Diony menerbitkan cek sebesar Rp 4.000.000,00 diberikan kepada temannya Nn. Early
seorang nasabah Bank Permata
Giro Ny. Diony Rp 4.000.000,00
Bank Indonesia – giro Rp 4.000.000,00
1.2.3. PENARIKAN DENGAN AMANAT
Ny. Diony memerintahkan Bank DKI untuk mendebet rekening gironya sebesar Rp
2.000.000,00 untuk dipindahbukukan ke dalam rekening Ny. Ira pada Bank DKI Cabang
Depok.
Giro Ny. Diony Rp 2.000.000,00
RAK * Cabang Jakarta Rp 2.000.000,00
*) Rekening Antar Kantor

2. JASA GIRO
2.1 DASAR PERHITUNGAN JASA GIRO
2.1.1. Saldo Terendah
2.1.2. Saldo Rata-rata
2.1.3. Saldo Harian
2.1.4. Saldo Mengambang

2.2. PENDAPATAN JASA GIRO


Ny. Diony dalam Bulan September 2006 memperoleh jasa giro sebesar Rp 500.000,00
Jasa Giro Rp 500.000,00
Giro Ny. Diony Rp 500.000,00

3. TABUNGAN

DEFINISI
Simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu
dikehendaki.

3.1 PEMBUKAAN DAN PENYETORAN TABUNGAN

3.1.1. SETORAN TUNAI


Ny. Endang pada tanggal 1 September 2006 hendak membuka tabungan di Bank DKI Cabang
Jakarta. Setoran pertamanya Rp 500.000 tunai
Kas Rp 500.000,00
Tabungan Ny. Endang Rp 500.000,00
Pada tanggal 4 September 2006, Ny. Endang kembali menyetor untuk rekening tabungannya
dengan menyerahkan selembar cek Rp 4.500.000,00 dari Ny. Ira nasabah Bank DKI Jakarta.
Pada hari yang sama ia juga mendapat transfer dari rekannya melalui Bank DKI Cabang
Kalimalang sebesar Rp 7.000.000
Giro Ny. Ira Rp 4.500.000,00
RAK Cabang Kalimalang Rp 7.000.000,00
Tabungan Ny. Endang Rp 11.500.000,00

3.1.2. PENYETORAN ANTAR CABANG


Ny Endang melakukan setoran dari Bank DKI Cabang Salemba sebesar Rp. 500.000
RAK Cab. Salemba Rp 500.000,00
Tabungan Ny. Endang Rp 500.000,00

3.1.3. PENARIKAN TUNAI


Ny. Endang menarik dana tabungannya secara tunai di Bank DKI Jakarta sebesar Rp
200.000,00
Tabungan Ny. Endang Rp 200.000,00
Kas Rp 200.000,00

3.1.4. PENARIKAN MELALUI ATM


Ny. Endang menarik dananya melalui ATM sebesar Rp. 100.000,-
Tabungan Ny. Endang Rp. 100.000,00
Kas ATM Rp. 100.000,00

3.1.5. PENARIKAN ANTAR CABANG – Reciprocal Account


Ny. Endang menarik rekening tabunggannya di Bank DKI Cabang Kelapa Dua sebesar Rp
1.500.000,00 tunai.
> Pencatatan pada Cabang Kelapa Dua :
RAK Cabang Jakarta Rp 1.500.000,00
Kas Rp 1.500.000,00
> Pencatatan pada Cabang Jakarta (penerbit)
Tabungan Ny. Endang Rp 1.500.000,00
RAK Cabang Kelapa Dua Rp 1.500.000,00

3.1.6. PERHITUNGAN BUNGA


Ny. Endang pada Bulan September 2006 mendapatkan bunga tabungan sebesar Rp
100.000,00
Biaya bunga tabungan Rp 100.000,00
Tabungan Ny. Endang Rp 100.000,00

3.1.7. PENUTUPAN REKENING


Penutupan rekening nasabah harus dilakukan pada cabang penerbit.
Ny. Endang pada Bulan Oktober 2006 mengambil seluruh dananya sebesar Rp 10.800.000,00
dan sekaligus menutup rekening tabungannya
Tabungan Ny. Endang Rp 10.800.000,00
Kas Rp 10.800.000,00

4. TABUNGAN KARTU SMART

DEFINISI
Tabungan yang mempunyai kartu dimana pada kartu tabungan tersebut diberikan suatu
processor (chips) untuk menyimpan data transaksi nasabah.

MANFAAT

 Alat pembayaran di toko-toko (Point of Sale)


 Alat untuk memperoleh diskon
 Pengganti uang tunai

4.1 PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA ON-LINE

4.1.1. PEMBUKAAN DAN PENYETORAN


Nn. Early membuka rekening Tabungan Kartu Smart secara tunai dengan setoran awal Rp
1.000.000,00 dan beban kartu sebesar Rp 15.000,00
Kas Rp 1.015.000,00
Tabungan Nn. Early Rp 1.000.000,00
Persediaan Kartu Tabungan Rp 15.000,00
Pada saat kartu diberikan ke nasabah, chips sudah mencatat nilai sebesar Rp 1.000.000,00

4.1.2. PENGGUNAAN KARTU SMART PADA MERCHANT


Nn. Early berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang menerima Kartu Smart dari bank
bersangkutan sebesar Rp 300.000,00
Tabungan Nn. Early Rp 300.000,00
Giro Merchant Rp 300.000,00
4.2. PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA OFF-LINE

4.2.1. PEMBUKAAN DAN PENYETORAN


Nn. Early membuka rekening Tabungan Kartu Smart secara tunai dengan setoran awal Rp
1.000.000,00 dan beban kartu sebesar Rp 15.000,00
Kas Rp 1.015.000,00
Tabungan Nn. Early Rp 1.000.000,00
Persediaan Kartu Tabungan Rp 15.000,00
Pada saat kartu diberikan ke nasabah, chips belum mencatat nilai sebesar Rp 1.000.000,00,
untuk itu harus dilakukan proses download terlebih dahulu.

4.2.2. TRANSAKSI DOWNLOAD KEDALAM CHIPS


Nn. Early melakukan proses download kedalam chips sebesar Rp 400.000,00
Tabungan Nn. Early Rp 400.000,00
Tabungan Kartu Chips Rp 400.000,00
Rekening Tabungan dalam pembukuan bank tetap berjumlah Rp 1.000.000,00 terpecah pada
rekening semula Rp 600.000,00 dan pada kartu chips Rp 400.000,00

4.2.3. PENGGUNAAN KARTU SMART PADA MERCHANT


Nn. Early berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang menerima Kartu Smart dari bank
bersangkutan sebesar Rp 300.000,00
Tabungan Kartu Chips Rp 300.000,00
Giro Merchant Rp 300.000,00
Rekening Tabungan dalam pembukuan bank kini berjumlah Rp 700.000,00 terpecah pada
rekening semula Rp 600.000,00 dan pada kartu chips Rp 100.000,00

4.3. PENARIKAN TUNAI MELALUI ATM


4.3.1. TARIK TUNAI DENGAN CHIPS
Nn. Early menarik uang tunai melalui ATM dari Chips sebesar Rp 50.000,00
Tabungan Kartu Chips Rp 50.000,00
Kas Rp 50.000,00

4.3.2. TARIK TUNAI DENGAN MAGNETIC STRIPE (MS)


Nn. Early menarik uang tunai melalui ATM dengan MS sebesar Rp 50.000,00
Tabungan Nn. Early Rp 50.000,00
Kas Rp 50.000,00

5. DEPOSITO

DEFINISI
Simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah
disetujui berakhir.

5.1. TRANSAKSI DEPOSITO


Ny. Ira melakukan setoran tunai untuk pembukaan rekening Deposito berjangka 6 bulan
sebesar Rp 20.000.000,-
Kas Rp. 20.000.000,00
Deposito 6 bulan Ny Ira Rp. 20.000.000,00
5.2. PERHITUNGAN BUNGA DEPOSITO
Bank akan memberikan bunga 12% pa dengan perhitungan ( 20.000.000 x 12% ) / 12 bulan
maka bunga yang akan diterima adalah Rp 200.000 per bulan
Biaya Bunga Depo Rp. 200.000,00
Bunga YMH dibayar Depo Rp. 200.000,00

> Pada saat bunga di ambil tunai :


Bunga YMH dibayar Depo Rp. 200.000,00
Kas Rp. 200.000,00
Atau…
> Pada saat bunga dipindahkan ke rekening tabungan
Bunga YMH dibayar Depo Rp. 200.000,00
Tabungan Ny Ira Rp. 200.000,00

5.3. PENCAIRAN DEPOSITO YANG BELUM JATUH WAKTU


Ny. Diony mempunyai deposito Rp 50.000.000,- bunga 19 % pa untuk jangka 1 tahun,
ternyata hendak dicairkan setelah jatuh tempo bulan ke 3, maka Ny. Diony akan di kenakan
penalty Rp. 625.000,-
Deposito Ny. Diony Rp. 50.000.000,00
Pendapatan op lain-lain Rp. 625.000,00
Kas Rp. 49.375.000,00

BUNGA DEPOSITO,TABUNGAN , GIRO


PERHITUNGAN BUNGA DEPOSITO, BUNGA TABUNGAN DAN BUNGA GIRO

A. DEPOSITO

DEPOSITO BERJANGKA (TIME DEPOSIT)


Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibanding dana giro
adalah simpanan berjangka atau lebih dikenal dengan Deposito Berjangka. Simpanan
berjangka merupakan simpanan masyarakat yang penariknya dapat dilakukan setelah jangka
waktu yang telah disetujui berakhir.

Deposito berjangka berdasarkan jangka waktu nya ada beberapa jenis :


a. Deposito berjangka 1 bulan
b. Deposito berjangka 3 bulan
c. Deposito berjangka 6 bulan
d. Deposito berjangka 12 bulan

SERTIFIKAT DEPOSITO
Adalah simpanan berjangka atas pembawa yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan oleh
Bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau di pindah tangankan
Dalam hal bunga sertifikat deposito bank dapat menentukan sendiri tingkat bunga atau
diskonto sertifikat deposito yang diterbitkannya.
Perbedaan antara deposito berjangka dengan sertifikat deposito adalah sbb:
1. Deposito berjangka hanya dapat dicairkan atas nama pemegang sedangkan sertifikat
deposito dapat dicairkan atas unjuk oleh siapapun.
2. Deposito Berjangka tidak dapat diperjual belikan sedangkan sertifikat deposito dapat
ddiperjual belikan.
3. Deposito berjangka tidak dapat dipindahtangankan sedangkan sertifikat deposito dapat
dipindahtangankan .
4. Bunga deposito berjangka diterima tiap akhir bulan sedangkan bunga sertifikat deposito
diterima dimuka.
5. Deposito berjangka dapat dibuka dalam mata uang asing disamping mata uang rupiah,
sedangkan sertifikat deposito berjangka hanya dapat diberikan dalam mata uang rupiah.
6. Jumlah nominal minimum deposito berjangka adalah Rp. 1.000.000,- sedangkan jumlah
nominal setiap lembar sertifikat deposito adalah Rp. 5.000.000,-

DEPOSITO ON CALL
Adalah simpanan tetap berada di bank, selama deposan tidak membutuhkannya. Deposito ini
agak berbeda dengan deposito berjangka. Apabila deposan akan menarik simpanan
depositonya, terlebih dahulu memberitahukan kepada Bank. Pemberitahuan penarikan
deposito sesuai dengan perjanjian antara deposan dengan bank.

DEPOSITO AUTOMATIC ROLL OVER


Adalah deposito yang jika sudah jatuh tempo tetapi deposito tersebut oleh nasabah yang
bersangkutan belum dicairkan maka secara otomatis bunganya akan diperhitungkan.
PERMOHONAN PEMBUKAAN DEPOSITO BERJANGKA ATAU SERTIFIKAT
DEPOSITODAPAT MELALUI BEBERAPA CARA :
 Telephon
 Telex
 Surat
 Permohonan deposit secara langsung

CARA PERHITUNGAN BUNGA DEPOSITO BERJANGKA DENGAN SIMPLE


INTEREST ADALAH SBB:

BUNGA = Nominal x tingkat bunga x hari bunga/365

CONTOH :
Seorang nasabah membuka Deposito Berjangka 1 bulan dengan jumlah nominal Rp.
4.000.000,-. Tingkat suku bunga yang berlaku untuk jangka waktu penyimpanan tersebut
adalah 20 %.
Berdasarkan tingkat suku bunga tersebut maka perhitungan bunga yang akan diterima
nasabah adalah sebagai berikut :

BUNGA = Rp. 4.000.000 x 0.2 x 30 hari/365 = Rp. 65.753,42

Berbeda dengan deposito berjangka biasa, bunga sertifikat deposito dibayar di muka dengan
cara diskonto.

Pada saat membeli sertifikat deposito bernilai Rp. 5.000.000,- maka tidak perlu membayar
Rp. 5.000.000,- tersebut tetapi lebih kecil dari Rp. 5000.000,- setelah dipotong bunga
tertentu. Pada saat sertifikat deposito jatuh tempo, bank akan membayar sebesar Rp.
5.000.000,-
RUMUS PERHITUNGAN NILAI UANG HARUS DIBAYAR ATAS SUATU
SERTIFIKAT DEPOSITO DENGAN RUMUS TRUE DISCOUNT SBB:

P = Pokok x 365
Rate x hari + 365
P = Nilai yang harus dibayar.
Pokok = nilai nominal sertifikat deposito.
Rate = suku bunga sertifikat deposito dalam persen per tahun.
Hari = Jumlah hari sebenarnya dari jangka waktu sertifikat.

CONTOH :
Sertifikat Deposito bernominal Rp. 5.000.000,- dengan jangka waktu 31 hari dan suku bunga
19% per tahun.
Nilai yang dibayar = Rp. 5.000.000 x 365/19% x 31 + 365
= Rp. 4.920.596,40
Diskonto (Bunga) = Rp. 5.000.000 – Rp. 4.920.596,40
= Rp. 79.403,60

CONTOH JURNAL DEPOSITO BERJANGKA :


Tn. A membuka simpanan berjangka pada Bank Omega jakarta atas beban rekening gironya
sebesar Rp. 35.000.000. Jangka waktu selama 3 bulan, bunga sebesar 21% pa dibayarkan
pada saat jatuh tempo. Pada saat pembukaan rekening simpanan berjangka, oleh bank akan
dicatat sbb:
Giro Rek. Tn. A Rp. 35.000.000
simpanan Berjangka 3 bulan Rek. Tn. A Rp. 35.000.000

Tn. B membuka simpanan berjangka pada Bank Omega yang dibelinya secara tunai. Nilai
nominal sebesar Rp. 20.000.000. Bunga sebesar 22% setahun dibayar pada saat jatuh tempo.
Jangka waktu 3 bulan, oleh bank akan dicatat sbb:
Kas Rp. 20.000.000
Simpanan Berjangka 3 bulan Tn.B Rp. 20.000.000

Pada hari yang sama Tn. C membeli simpanan berjangka pada bank Omega Jakarta yang
dibayarkan dengan warkat transfer bank bersangkutansebesar Rp. 50.000.000. Jangka waktu
6 bulan dan suku bunga sebesar 24% setahun. Tn. C bukan pemegang rekening giro pada
Bank Omega Jakarta. Bank Omega akan mencatat transaksi ini sebagai berikut :
Warkat Transfer yang akan dibayar Rp. 50.000.000
Simpanan Berjangka 6 bulan Rek. Tn. C Rp. 50.000.000

PERHITUNGAN BUNGA
Dengan mengasumsikan tanggal pembayaran bunga ketiga nasabah tersebut diatas sama.
Pada tanggal jatuh bulan pertama, Bank Omega-Jakarta akan menyisihkan beban bunga sbb:
Tn. A = 1/12 x 21% x Rp. 35.000.000 = Rp. 612.500
Tn. B = 1/12 x 21% x Rp. 20.000.000 = Rp. 366.667
Tn. C = 1/12 x 21% x Rp. 50.000.000 = Rp. 1.000.000
Jumlah seluruh antisipasi bunga simpanan berjangka sebesar Rp. 1.979.167 tsb diatas harus
dicatat karena akuntansi keuangan menganut faham accrual basis. Pencatatan ini akan
mendebet biaya dan mengkredit hutang jangka pendek.
JURNAL :
Biaya Bunga Simpanan Berjangka Rp. 1.979.167
Biaya Bunga Yang akan dibayar Bunga Simpanan Berjangka Rp. 1.979.167

Pada saat ketiga nasabah tersebut datang hendak mencairkan bunga simpanan berjangka : Tn.
A untuk keuntungan rekening gironya, Tn. B secara tunai dan Tn. C dikirim ke rekannya
yang juga nasabah Bank Omega cab. Bandung.

JURNAL :
Biaya Bunga Yang Harus Dibayar Bunga Simpanan Berjangka Rp. 1.979.167
Giro Rek. Tn. A Rp.
612.500
Kas Rp.
366.667
RAK – Cab. Bandung Rp.
1.000.000

pada akhir tahun buku, biaya ini ditutup kedalam rekening laba rugi dengan ayat jurnal
penutupan sbb:
Ikhtisar laba rugi Rp. 1.979.167
Biaya Bunga Simpanan Berjangka Rp. 1.979.167
Pencairan simpanan berjangka yang telah jatuh tempo

CONTOH :
Tn. A telah jatuh tempo da belum dicairkan olehnya maka Bank Omega akan memisahkan
rekening ini bersama-sama dengan rekening lainnya dengan membukukan :
Simpanan berjangka 3 bulan Rp. 35.000.000
Simpanan Berjangka yang telah jatuh tempo Rek. Tn. A Rp.
35.000.000

Rekening simpanan berjangka yg telah jatuh tempo akan tetap tampil pada neraca hingga
pemilik rekening yg bersangkutan datang untuk mencairkannya.

Apabila Tn. A datang hendak mencairkan simpanan berjangka tsb scr tunai, Bank Omega
akan menghilangkan rekening simpanan berjangka yang telah jatuh tempo tsb dengan
mencatat ayat jurnal :

Simpanan berjangka yang telah jatuh tempo Rek. Tn. A Rp. 35.000.000
Kas Rp. 35.000.000
Dengan demikian rek. Simpanan berjangka T. A akan tidak tampak lagi dalam pembukuan
Bank Omega.

PENCAIRAN SIMPANAN BERJANGKA YANG BELUM JATUH WAKTU


Pemegang rekening simpanan berjangka akan dikenakan denda (penalty). Penalty merupakan
selisih antara bunga yang seharusnya dibayarkan dengan mempergunakan suku bunga baru
kepada si pemegang rekening dengan bunga yang telah dibayarkan kepada si pemegang
rekening.

CONTOH :
Apabila Tn. C yang telah memiliki rek. Simpanan berjangka selama 3 bulan, kemudian
hendak mencairkan rekeningnya untuk disetorkan bagi keuntungan rekening giro temannya
Tn. B, maka Bank Omega akan memberikan bunga kepadanya sebesar 19% setahun dan
membukukan sbb:

Perhitungan bunga yang harus dibayarkan : 19% x 3/12 x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.375.000
Bunga yg telah dibayarkan : 24% x 3/12 x Rp. 50.000.000 = Rp. 3.000.000
Jumlah yg harus dikembalikan= Rp. 625.000

Pada saat Tn. C hendak mencairkan simpanan berjangka yg dimiliki tsb, hasil pencairannya
harus dikurangkan terlebih dahulu dengan denda atau penalty sebesar Rp. 625.000 tersebut,
kemudian oleh bank akan dicatat sbb:
Simpanan Berjangka 6 bln. Rek. Tn. C Rp. 50.000.000
Pendapatan Opr. Lainnya Penalty simpanan Berjangka Rp. 625.000
Giro – Rek. Tn. B Rp. 49.375.000

B. TABUNGAN
Secara umum ada 3 metode perhitungan bunga tabungan yaitu: berdasarkan saldo terendah,
saldo rata-rata dan saldo harian. Beberapa bank menerapkan jumlah hari dalam 1 tahun 365
hari, namun ada pula yang menerapkan jumlah hari bunga 360 hari.

Untuk memudahkan Anda memahami perhitungan bunga diatas, mari kita lakukan sebuah
ilustrasi rekening tabungan sebagai berikut:

Misalkan Anda membuka tabungan pada tanggal 1 Juni dengan setoran awal Rp 1.000.000,00
kemudian Anda melakukan penyetoran dan penarikan selama
bulan Juni sebagai berikut:
Bunga = SRH x i x t/365
SRH = Saldo rata-rata harian, i = suku bunga tabungan pertahun, t = jumlah hari dalam bulan
berjalan.

Misalkan bunga tabungan yang berlaku adalah sebagai berikut:


Saldo dibawah Rp.5 juta, bunga = 3% pa
Saldo 5 juta keatas, bunga = 5 % pa
Maka SRH tabungan Anda adalah sebagai berikut:
[(Rp.1 juta x 4 hari) + (Rp.6 juta x 1 hari) + (Rp.5,5 juta x 4 hari ) + (Rp.8 juta x 10 hari) +
(Rp.7 juta x 5 hari) + (Rp.17 juta x 5 hari) + (Rp.15 juta x 1 hari) ] / 30 = Rp.8.233.333,00

Karena SRH Anda diatas Rp.5 juta, maka Anda berhak atas suku bunga 5%, sehingga bunga
yang akan Anda terima adalah sebagai berikut:
Bunga Juni = Rp.8.233.333,00 x 5% x 30/365 = Rp. 33.835,62

Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian


Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan
dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya.
Misalkan bunga tabungan yang berlaku adalah sebagai berikut :
Saldo dibawah Rp.5 juta, bunga = 3% pa
Saldo Rp.5 juta ke atas, bunga = 5% pa

Cara perhitungan bunga:


Tgl 1 : Rp.1 Juta x 3 % x 1/365 = 82,19
Tgl 2 : Rp.1 Juta x 3 % x 1/365 = 82,19
Tgl 3 : Rp.1 Juta x 3 % x 1/365 = 82,19
Tgl 4 : Rp.1 Juta x 3 % x 1/365 = 82,19
Bunga yang akan Anda peroleh ditentukan oleh cara perhitungan bunga yang dilakukan bank.
Besarnya bunga tabungan berdasarkan tiga metode perhitungan dapat dilihat dibawah ini.

Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Terendah


Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo terendah dalam bulan
tersebut.
Bunga dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Bunga = ST x i x t/365
ST = saldo terendah, i= suku bunga tabungan pertahun, t = jumlah hari dalam 1 bulan, 365 =
jumlah hari dalam 1 tahun.

Misalkan suku bunga yang berlaku adalah 5% pa (per annum).


Karena saldo terendah dalam bulan Juni adalah Rp.1.000.000,00, maka perhitungan bunga
adalah sebagai berikut:
Bunga bulan Juni = Rp. 1 juta x 5 % x 30/365
= Rp. 4.109,59

Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata


Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan
berjalan. Saldo rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam
bulan berjalan, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut.
Tgl 5 : Rp.6 juta x 5 % x 1/365 = 821,92 dan seterusnya
Berdasarkan cara perhitungan diatas, bunga tabungan Anda selama bulan Juni adalah
Rp.33.616,44

Hal-hal yang perlu diperhatikan


• Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh
bank tersebut.
• Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktuwaktu, karena itu suku bunga ini disebut suku
bunga mengambang atau floating rate.
• Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu
(fixed rate).
• Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.

C. GIRO
 GIRO adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah lainnya atau dengan
cara pemibdahbukuan (Menurut UU RI No 10 Th 1998)
 Setiap rek Giro memperoleh nomer account, setiap terjadi transaksi dicatat oleh petugas
bank dan setiap akhir bulan akan dilaporkan kepada nasabah Giro dalam bentuk Rekening
Koran.
 Mutasi Debet adalah mutasi yang mengakibatkan terjadi penurunan saldo rekening nasabah
yang disebabkan karena adanya penarikan dana, misalnya penarikan tunai dengan
menggunakan cek, pembebanan biaya administrasi bulanan, pembebanan buku cek/BG
 Mutasi Kredit adalah mutasi yang mengakibatkan terjadi penambahan jumlah saldo
nasabah yang disebabkan karena adanya setoran dana. Misalnya setoran kliring, setoran tunai
dan pemberian jasa giro

Alat Pembayaran Giro


BILYET GIRO yaitu surat perintah pemindahbukuan dari penarik (nasabah) kepada bank
untuk memindah bukukan sejumlah dana tertentu kepada pihak yang
identitasnya tercantum di warkat pada bank tertentu atas beban rekening penarik.
Syarat Formal Bilyet Giro
1. Ada nama ‘Bilyet Giro’ pada formulir BG
2. Ada nomor seri Bilyet Giro
3. Ada kata perintah yang jelas tanpa syarat untuk
memindahbukukan sejumlah dana atas saldo penarik
4. Ada nama bank tertarik
5. Ada lokasi atau tempat penarikan dilakukan
6. Ada nama pihak yang menerima pembidahbukuan
7. Ada jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam
angka maupun huruf
8. Ada tanda tangan penarik
9. Ada tanggal penarikan/tanggal efektif berlakunya
perintah dalam BG

Sifat Bilyet Giro


1. BG tidak dapat dibayar tunai dan hanya dapat dilakukan
melalui pemindahbukuan
2. Pembayaran dapat dilakukan pada saat BG jatuh tempo
3. Masa berlaku warkat adalah 70 hari dari tanggal
pembukaan. Bila tidak dicantumkan tanggal pembukaan,
maka tanggal efektif dapat dijadikan sebagai dasar
perhitungannya
4. BG dapat dibatalkan oleh penarik secara sepihak dengan
catatan saldo mencukupi. Pada saat BG jatuh tempo,
BG tidak dapat dibatalkan apabila saldo tidak cukup
untuk menutupi nilai yang tercantum pada BG.
Pembatalan BG harus disertai alasan pembatalan.

Alat Pembayaran Giro


CEK yaitu surat perintah pembayaran tidak bersyarat dari penarik kepada bank untuk
membayarkan sejumlah dana tertentu kepada pembawa atau pihak yang identitasnya
tercantum pada warkat, pada saat warkat ditunjukkan atas beban rekening penarik.

Syarat Formal Cek


1. Ada kata “cheque” atau cek, chek
2. Ada kata perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
3. Ada nama bank tertarik
4. Ada tempat di mana pembayaran dilakukan
5. Ada tanggal dan tempat di mana cek dikeluarkan
6. Ada tanda tangan si penarik

Sifat Cek
1. Cek dapat dibayar tunai
2. Dapat dibayar setiap saat ditunjukkan
3. Masa berlaku cek adalah 70 hari sejak tanggal pembukaan
4. Cek tidak dapat dibatalkan oleh penarik kecuali disertai surat dari Kepolisisan yang
menyatakan cek tersebut hilang

Alat Pembayaran Giro


ALAT PERINTAH PEMBAYARAN LAINNYA
Alat perintah pembayaran lain seperti Surat Kuasa dan Surat Perintah Pemindahbukuan

Penentuan Jasa Giro


Berdasarkan saldo harian atau Lamanya dana mengendap Berdasarkan saldo terendah
Berdasarkan saldo rata-rata Perhitungan Bunga/Jasa Giro
Jasa Giro = Saldo x Rate x Hari
365/366
Keterangan :
Jasa Giro = Jasa giro yang diperhitungkan
Saldo = Saldo nasabah
Rate = Suku bunga/jasa giro % per th
Hari = Jml hari pengendapan saldo

Contoh :
Setiap nasabah yang menempatkan dana pada bank akan memperoleh bunga atau jasa yang
diberikan. Demikian pula pada sumber dana giro valas. Sebagai ilustrasi dapat dilihat sebagai
berikut:
Tuan Mashuri menempatkan giro valas USD 15.000.
Jasa giro yang diperoleh 2,%p.a. Pajak 20%.
Saat pembayaran jasa giro kurs pajak Rp. 8.000,-
Jasa gironya ditempatkan pada giro rupiah.

Penyelesaiannya :
Jasa giro = USD 15.000 x 2% x 30/365 = 24,66

Jurnal Transaksi :
BBL Jasa Giro Valas USD 24,66
RPV Valas USD 24,66
RPV Rupiah Rp. 197.280
Ks PPh Giro Rp 39.456,-
Rek Giro Rupiah Rp 157.824,-
MANAJEMEN DANA BANK
Fungsi Bank
Financial Intermediary :
a. Menghimpun Dana Masyarakat
(to receive deposits)
b. Memberikan kredit (to make loan)
Dana Bank ?
Dana Bank atau Loanable Fund adalah sejumlah uang yang dimiliki atau aktiva lancar yang
dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya
Ada Conflict of Interest (MasalahLikuiditas vs Rentabilitas)
Ruang Lingkup Kegiatan Manajemen Dana Bank
1. Segala aktivitas dalam rangkapenghimpunan dana masyarakat
2. Aktivitas untuk menjaga kepercayaan masyarakat
3. Penempatan dana dalam bentuk kredit
Sumber-sumber Dana Bank
Dana dari Modal Sendiri (Dana Pihak ke-I)
Dana Pinjaman dari Pihak Luar (Dana Pihak Ke-II)
Dana Dari Masyarakat (dana dari Pihak ke-III)
Dana Dari Modal Sendiri
Modal yang disetor
Cadangan-cadangan
Laba yang ditahan
Dana Pinjaman Dari Pihak Luar
Pinjaman dari Bank-bank Lain
Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan lain di luar negeri
Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pinjaman dari Bank Sentral (BI)
Dana Dari Masyarakat
Teori Liquidity Preference (John Maynard Keynes)
1.Transaction Motive
2.Precautionary Motive
3.Speculatif Motive
Dana Dari Masyarakat
Giro (Demand Deposits)
Deposito (Time Deposits)
Tabungan (Saving)
Tujuan Alokasi Dana
Mencapai Tingkat Profitabilitas YangCukup
Menjaga posisi Likuiditas
untukmempertahankan kepercayaan masyarakat
Alokasi Dana
Non Earning Assets (Aktiva yang tidak produktif)
Primary Reserve
Aktiva tetap
Investasi
Earning Assets (Aktiva Produktif)
Secondary Reserve
Kredit
Investasi Jangka Panjang
Faktor Penentu Kebutuhan Dana Bank
Ketentuan Pemerintah
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR)
Area Operasional Bank
Produk Jasa Bank
Tujuan Bank
Pimpinan Bank
Kebutuhan Likuiditas Yang Dimiliki
Tingkat Kualitas dari Aset
Struktur dari Tabungan
Tingkat Kualitas dan Sistem Operasional Bank
Tingkat Kualitas Pemilik Bank
Penempatan Dana
INSTITUSI PERBANKAN DI INDONESIA
Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi
utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta
bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional,
kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas bank umum dan
BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. BPR
tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang
terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual bank system, yaitu bank umum
dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah.
Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

You might also like