Professional Documents
Culture Documents
Untuk tahap pertama, pada tahun 1985, Harry mencoba menanam 10.000
bibi nantu dan kayu manis. Bibit-bibit tanaman itu diperolleh Harry dari biji-bijian
dan anakan tanaman dari hutan. Hampir setiap hari Harry keluar masuk hutan.
Sisanya dibeli di pasaran dengan harga yang saat itu masih sangat murah, sekitar
Rp.500 per kantong. Lahan persemaian , selain berada di di tanah milik keluarga
Harry , ada di atas tanah mirik orang lain yang sudah dibina mengenai teknis
penanaman. Kendati pada tahun-tahun awwal perjuangan Harry ditentang dan
dicemooh banyak orang. Lambat laun orang mulai bisa menerima ide Harry
tersebut. Respon masyarakat pun berangsur positif kendati untuk itu laki-laki yang
biasa di panggil Erik ini harus berkali-kali keluar masuk hutan agar mendapatkan
bibit yang bagus dari pohon induknya. Dia juga harus berkali-kali gagal untuk
mendapatkan teknik persemaian dan penanaman yang paling tepat.
Ini tidak hanya menita tenaga, tetapi juga dana yang tak sedikit. karena itu,
tak jarang bapak 3 anak ini kesal dengan bibit pohon yang dibagi-bagikan kepada
masyarakat.tidak kunjung ditanam kendati sudah sebulan diberikan. Akan tetapi,
semangatnya tak pernah surut untuk terus mengajak masyarakat mencintai dan
melestarikan lingkungan. Harry melanjutkan proyek persemaian kedua pada tahun
1990. Jumlahnya jauh lebih banyak, 75.000 bibit, dilokasi yang lebih kurang
sama. Lebih dari itu Harry juga melakukan penanaman. Tujuanya agar area
penanamanya bisa menjadi percontohan atau model bagi masyarakat.
Salah satu jenis tanaman yang dijadikan percontohan adalah aren . Selain
berfungsi sebagai tanaman produksi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,
aren juga berfungsi sebagai tanaman konservasi. Pemilihan jenis tanaman ini
penting karena berkaitan dengan nilai tambah sehingga membuat masyarakat
bersemangat menanam pohon. “ Saya melakukan pendekatan ekonomi kepada
masyarakat karena tidak mudah menyolialisasikan ini kepada mereka. Saya
katakan , daripada areal itu kritis, selain mengancam longsor, dan erosi, juga tidak
punya nilai apa-apa. Brbeda jika ditanami; selaian mempunyai nilai ekonomi, juga
menjaga lingkungan dan mengantisipasi bencana. Ini bisa investasi di masa
mendatang”. Papar Harry.
Terus berkampanye
KOMPAS