You are on page 1of 3

Harry, Pengabdi Lingkungan dari Tomohon

Berawal dari keperihatinan melihat kondisi gunung dan


perbukitan di Tomohon, sulawesi utara yang gundul karena
pembalakan liar, Harry yang tercatat sebagai petugas penyulu
reboisasi pada dinas kehutanan pun terpanggil untuk melestarikan
lingkungan dan usaha penghutanan kembali kawasan yang terancam
keritis.

Oleh Dwi As Setianingsih

Mula-mula ia memperbanyak bibit pohon tanaman lokal. Tanaman lokal


sengaja dipilih Harry karena selain bibitnya mudah di dapat, tanaman-tanaman
lokal seperti namtu,aren, dan cempaka juga menghasilkan kayu yang bagus untuk
pertukangan. Idenya adalah membuat persemaian yang kemudian hasilnya di
bagi-bagikan gratis kepada masyarakat.

Pembagian gratis sengaja dilakukan agar upaya mengajak masyarakat


mencintai dan diterima. Apalagi, sebagai seorang penyuluh , jika dia sekedar
bicara tanpa ada tindakan nyata atau setidaknya memberi contoh, pasti hal itu sulit
di terima masyarakat. “Ini saya lakukan agar mereka mau melaksanakan upaya
pelestarian tanpa perlu membeli. Mereka harus menanam sendiri sehingga
kerinduan menanam ada pada diri mereka.” Papa Harry. Upaya itu diimbangi
dengan menanamkan motivasi bagaimana masyarakat dapat lebih peka melihat
kondisi lingkungan. Jika kondisi lingkungan yang buruk itu dibiarkan, hal itu
dapat menyebabkan bencana pada masa mendatang.

Untuk tahap pertama, pada tahun 1985, Harry mencoba menanam 10.000
bibi nantu dan kayu manis. Bibit-bibit tanaman itu diperolleh Harry dari biji-bijian
dan anakan tanaman dari hutan. Hampir setiap hari Harry keluar masuk hutan.
Sisanya dibeli di pasaran dengan harga yang saat itu masih sangat murah, sekitar
Rp.500 per kantong. Lahan persemaian , selain berada di di tanah milik keluarga
Harry , ada di atas tanah mirik orang lain yang sudah dibina mengenai teknis
penanaman. Kendati pada tahun-tahun awwal perjuangan Harry ditentang dan
dicemooh banyak orang. Lambat laun orang mulai bisa menerima ide Harry
tersebut. Respon masyarakat pun berangsur positif kendati untuk itu laki-laki yang
biasa di panggil Erik ini harus berkali-kali keluar masuk hutan agar mendapatkan
bibit yang bagus dari pohon induknya. Dia juga harus berkali-kali gagal untuk
mendapatkan teknik persemaian dan penanaman yang paling tepat.

Ini tidak hanya menita tenaga, tetapi juga dana yang tak sedikit. karena itu,
tak jarang bapak 3 anak ini kesal dengan bibit pohon yang dibagi-bagikan kepada
masyarakat.tidak kunjung ditanam kendati sudah sebulan diberikan. Akan tetapi,
semangatnya tak pernah surut untuk terus mengajak masyarakat mencintai dan
melestarikan lingkungan. Harry melanjutkan proyek persemaian kedua pada tahun
1990. Jumlahnya jauh lebih banyak, 75.000 bibit, dilokasi yang lebih kurang
sama. Lebih dari itu Harry juga melakukan penanaman. Tujuanya agar area
penanamanya bisa menjadi percontohan atau model bagi masyarakat.

Salah satu jenis tanaman yang dijadikan percontohan adalah aren . Selain
berfungsi sebagai tanaman produksi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,
aren juga berfungsi sebagai tanaman konservasi. Pemilihan jenis tanaman ini
penting karena berkaitan dengan nilai tambah sehingga membuat masyarakat
bersemangat menanam pohon. “ Saya melakukan pendekatan ekonomi kepada
masyarakat karena tidak mudah menyolialisasikan ini kepada mereka. Saya
katakan , daripada areal itu kritis, selain mengancam longsor, dan erosi, juga tidak
punya nilai apa-apa. Brbeda jika ditanami; selaian mempunyai nilai ekonomi, juga
menjaga lingkungan dan mengantisipasi bencana. Ini bisa investasi di masa
mendatang”. Papar Harry.

Bersama yayasan Masarang, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak


dibidang lingkungan hidup ditomohon. Harry juga menhijaukan lahan disekitar
masarang seluas 400 hektar. Masyarakat disekitar masarangpun mendapat bibit
gratis. Sebuah lokasi percontohan kini ada diperkebunan Rokrok, perkebunan
mandengan, dan perkebunan pinaras. Masyarakat bisa melihat langsung maanfaat
dari penanaman pohon itu. Tahun 1990 itu pula Harry mulai mengembangkan
tanaman kayu cempaka. Kayu cempaka, menurut Harry cukup di minati di
Tomohon dan minahasa karena bagus untuk ramuan rumah panggung dan
harganya jauh lebih mahal ketimbang kayu lokal lain.

Terus berkampanye

Ditengah kesibukanya mengurus persemaian dan menanam pohon. Harry


terus mengampanyekan pentingnya menjaga kelestarian linkungan. Harry juga
aktif memberi pelatihan teknik budidaya atau penangkaran jenis tanaman, seperti
cempaka dan aren. Kepada kelompok tani, masyarakat, organisasi, serta perguruan
tinggi.

Selain itu, ia juga membina sejumlah kelompok tani yang terus-menerus


diberi penyuluhan, pelatihan, serta melakukan penanaman. Ia juga menggandeng
kalangan pengusaha serta tokoh masyarakat Tomohon untuk melakukan upaya
pelestarian dan penanaman pohon.

Kini, alumnus jurusan pertanian sebuah universitas swasta di Kota


Tomohon itu melakoni kesibukannya sebagai penyuluhan lapangan dan pencinta
lingkungan hidup.Kecintaanya itu tidak hanya ditularkan kepada sang ostri, Cisca
pioh. Tetapi juga kepada anak bungsunya. Flora lestari. Sakit hatinya pada awal-
awal perjuangan dulu kini terbayar melihat Tomohon kian hijau.

KOMPAS

Juli, 21,2007. hal 12-14

You might also like