You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata merupakan salah satu dari panca indera manusia yang sangat
penting kegunaannya. Mata merupakan suatu organ refraksi yang berfungsi
untuk membiaskan cahaya masuk ke retina agar dapat diproses oleh otak
untuk membentuk sebuah gambar. Jika pada mata/ sistem penglihatan terjadi
gangguan fungsi, maka akibatnya akan mengganggu dalam kehidupan sehari-
hari. Hamdani, 2010)
Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama adalah
kelopak mata. Kelopak mata atau palpebra superior dan inferior merupakan
modifikasi lapisan kulit yang dapat menutup yang berguna untuk melindungi
bola mata bagian anterior terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan
bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air
mata di depan komea. Kelopak mata mempunyai lapis kulit yang tipis pada
bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang
disebut konjungtiva tarsal.
Kelopak mata mempunyai fungsi melindungi kornea, pendistribusian
dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan
air mata keseluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum
lacrimalis. Dalam keadaan menutup, melindungi bola mata terhadap trauma
dari luar yang bersifat fisik ataupun kimiawi. Kelopak mata dapat membuka
untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk
penglihatan. Kedipan kelopak mata dapat menyingkirkan debu pada kornea.
Membuka dan menutup kelopak mata dilakukan oleh otot-otot tertentu
dengan persyarafannya masing-masing.
Oleh karena itu berdasarkan penjelasan diatas kelopak mata merupakan
bagian yang penting untuk mata, sehingga perlu untuk di bahas atau dipelajari
lebih mendalam.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kelopak Mata


Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama adalah
kelopak mata atau palpebra. Kelopak mata adalah lipatan tipis yang terdiri
atas kulit, otot dan jaringan fibrosa. Kelopak mata atau palpebra superior dan
inferior merupakan modifikasi lapisan kulit yang dapat menutup yang
berguna untuk melindungi bola mata bagian anterior terhadap trauma, trauma
sinar, dan pengeringan bola mata. Palpebra atau kelopak mata mempunyai
fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang
membentuk film air mata di depan komea. Kelopak mata mempunyai lapis
kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput
lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena
pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan
buka tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata dapat membantu
menyebarkan lapisan tipis air mata sekaligus menyingkirkan debu yang
masuk, melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior
berakhir pada alis mata, palpebra inferior menyatu dengan pipi.

2
Gambar. Struktur Palpebra

Kelopak mata (palpebra) terdiri dari 5 bidang jaringan yang utama. Dari
superfisial ke dalam terdapat lapisan kulit, otot rangka (orbicularis oculi),
jaringan areolar, jaringan fibrosa (lempeng tarsus), dan lapisan membran
mukosa (konjungtiva palpebralis).
a. Lapisan Kulit
Kulit palpebra berbeda dengan kulit di kebanyakan bagian tubuh lainnya
karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut serta
tanpa lemak subkutan.
b. Musculus
Musculus orbicularis oculi berfungsi menutup palpebra. Serat-serat
ototnya mengelilingi fissura palpebrae secara konsentris dan menyebar
dalam jarak pendek mengelilingi tepi orbita. Sebagian serat berjalan ke
pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal
sebagai pratarsal; bagian di atas septum orbitale adalah bagian praseptal.
Segmen di luar palpebra disebut bagian orbita. Orbicularis oculi
dipersarafi oleh nervus facialis.
Musculus levator palpebra yang berorigo pada anulus foramen
orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus
Musculus orbicularis oculi menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian
kulit tempat insersi musculus levator palpebra terlihat sebagai sulkus
(lipatan) palpebra. Otot ini di persarfi oleh N. III, yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

3
c. Jaringan Areolar
Jaringan areolar submuskular yang terdapat di bawah musculus
orbicularis oculi berhubungan dengan lapisan subaponeurotik kulit
kepala.
d. Tarsus
Struktur penyokong palpebra yang utama adalah lapisan jaringan fibrosa
padat yang bersama sedikit jaringan elastik disebut lempeng tarsus. Sudut
lateral dan medial serta juluran tarsus tertambat pada tepi orbita dengan
adanya ligamen palpebrae lateralis dan medialis. Lempeng tarsus
superior dan inferior juga tertambat pada tepi atas dan bawah orbita oleh
fasia yang tipis dan padat. Fasia tipis ini membentuk septum orbitale
yang merupakan jaringan fibrosis yang berasal dari rima orbita sebagai
pembatas isi orbita dengan kelopak mata depan.
e. Konjungtiva Palpebra
Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva
palpebrae, yang melekat erat pada tarsus.

Gambar. Potongan sagital palpebra superior

4
Panjang tepian palpebra adalah 25-30 mm dan lebarnya 2 mm. Tepian
ini dipisahkan oleh garis kelabu (sambungan mukokutan) menjadi tepian
anterior dan posterior.
a. Tepian anterior
 Bulu mata, muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur.
 Glandula Zeis, merupakan modifikasi kelenjar sebasea kecil, yang
bermuara ke folikel rambut pada dasar bulu mata.
 Glandula Moll, merupakan modifikasi kelenjar keringat yang
bermuara membentuk barisan dekat bulu mata.
b. Tepian posterior
Tepian posterior berkontak langsung dengan bola mata, dan sepanjang
tepian ini terdapat muara-muara kecil kelenjar sebasea yang telah
dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).
c. Punctum palpebra / punctum lakrimalis
Pada ujung medial tepian posterior palpebra terdapat penonjolan kecil
dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior dan
inferior. Punctum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah
melalui kanalikulusnya ke saccus lacrimalis.

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.


Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus
V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V.

2.2 Kelenjar pada palpebra


1. Kelenjar Meibom disebut juga kelenjar tarsalis terletak di stroma
lempeng tarsalis yang tersusun secara vertikal dengan jumlah 40 di
palpebra superior dan 20 di palpebra inferior. Kelenjar Meibomioan
adalah modifikasi dari kelenjar sebasea dan duktusnya berada pada
margo palpebra. Fungsi kelenjar Meibomian adalah membentuk film air
mata.

5
2. Kelenjar Zeis adalah modifikasi kelenjar sebasea yang bermuara ke
folikel rambut (bulu mata)
3. Kelenjar Moll adalah modifikasi kelenjar keringat tereltak di dekat
folikel rambut. Kelenjar ini bermuara ke folikel rambut atau ke duktus
kelenjar Zeis.
4. Kelenjar Wolfring (kelenjar aksesori lakrimal) terletak di batas atas
lempeng tarsal.

2.3 Fisiologi Pertahanan Mata


1. Refleks mengedip
Berkedip adalah suatu mekanisme untuk mempertahankan
kontinuitas film prekorneal dengan cara menyebabkan sekresi air mata
ke kornea. Selain itu, mengedip dapat membersihkan debris dari
permukaan okuler. Sebagai tambahan, mengedip dapat mendistribusikan
musin yang dihasilkan sel goblet dan meningkatkan ketebalan lapisan
lipid. Refleks kedip mata dapat disebabkan oleh :
a. Stimulasi terhadap nervus trigeminus di kornea, palpebra dan
konjungtiva yang disebut refleks kedip sensoris atau refleks kornea.
Refleks ini berlangsung cepat yaitu 0,1 detik.
b. Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks
kedip optikus. Refleks ini lebih lambat dibandingkan refleks kornea.
2. Air mata
Air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata utama yang terletak di
fossa lakrimalis pada kuadran temporal di atas orbita. Sekresi dari
kelenjar ini dapat dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan menyebabkan
air mata mengalir berlimpah melewati tepian palpebra (epiphora).
Sistem ekskresi air mata terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus lakrimalis,
dan duktus nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup mirip
dengan risleting – mulai di lateral, menyebarkan air mata secara merata
di atas kornea, dan menyalurkannya ke dalam sistem ekskresi pada aspek
medial palpebra. Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pre-
tarsal yang mengelilingi ampula mengencang untuk mencegahnya

6
keluar. Secara bersamaan, palpebra ditarik ke arah krista lakrimalis
posterior, dan traksi fascia mengelilingi sakus lakrimalis berakibat
memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negatif pada
sakus. Kerja pompa dinamik mengalirkan air mata ke dalam sakus, yang
kemudian masuk melalui duktus nasolakrimalis – karena pengaruh gaya
berat dan elastisitas jaringan – ke dalam meatus inferior hidung. Lipatan-
lipatan mirip-katup dari epitel pelapis sakus cenderung menghambat
aliran balik air mata dan udara. Yang paling berkembang di antara lipatan
ini adalah “katup” Hasner di ujung distal duktus nasolakrimalis.
Permukaan bola mata yang terpapar dengan lingkungan dijaga tetap
lembab oleh air mata. Analisis kimia dari air mata menunjukkan bahwa
konsentrasi garam didalamnya mirip dengan komposisi di dalam plasma
darah. Selain itu, air mata mengandung lisozim yang merupakan enzim
yang memiliki aktivitas sebagai bakterisidal untuk melarutkan lapisan
luar bakteria Walaupun air mata mengandung enzim bakteriostatik dan
lisozim, hal ini tidak dianggap sebagai antimikrobial yang aktif karena
dalam mengatasi mikroorganisme tersebut, air mata lebih cenderung
memiliki fungsi mekanik yaitu membilas mikroorganisme tersebut dan
produk-produk yang dihasilkannya.

You might also like