You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku
siswa. Peran evaluasi dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting.
Evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk
mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk
mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai bagian yang
sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, evaluasi dalam proses
pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru.
Penilaian atau evaluasi dalam proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan pemberian tes ataupun melalui nontes. Menurut Arikunto, tes adalah
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes yang baik digunakan
adalah tes yang valid, reliabel dan objektif. Tes yang diberikan kepada siswa
harus mengacu pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Jadi penting
bagi seorang guru untuk memahami ranah-ranah tersebut.
Penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-komponen
kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan
dalam proses belajar mengajar. Informasi yang diberikan oleh hasil analisis
terhadap hasil penilaian sangat diperlukan bagi pembuatan kebijakan-kebijakan
yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk peningkatan mutu proses belajar
mengajar (Jihad, 2012).
Penilaian kognitif merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian dan penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan.
Kompetensi pengetahuan merefleksikan konsep-konsep keilmuan yang harus
dikuasai oleh siswa melalui proses pembelajaran. Untuk itu, dalam makalah ini
kami akan membahas mengenai pengertian penilaian kognitif, tingkat berfikir
ranah kognitif, teknik dan instrumen dalam penilaian kognitif dan contoh
oprerasional penilaian kognitif dalam proses pembelajaran.

1
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka makalah ini akan membahas:
1. Pengertian penilaian kognitif.
2. Ciri–ciri penilaian kognitif.
3. Tingkatan berfikir ranah kognitif.
4. Teknik dan instrumen dalam penilaian kognitif.
5. Contoh operasional penilaian kognitif.

C. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian penilaian kognitif ?
2. Apa ciri-ciri penilaian kognitif ?
3. Bagaimana tingkatan berfikir ranah kognitif ?
4. Apa teknik dan instrumen dalam penilaian kognitif ?
5. Bagaimana contoh operasional penilaian kognitif ?

D. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian penilaian kognitif.
2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri penilaian kognitif.
3. Mengetahui dan memahami tingkatan berfikir ranah kognitif.
4. Memahami teknik dan instrumen dalam penilaian kognitif.
5. Memahami contoh operasional penilaian kognitif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Kognitif


Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition yang artinya pengertian,
mengerti. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat
susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris,
2006). Pengertian yang luasnya dari cognition (kognisi) adalah perolehan,
penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976).
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan
berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam
jenjang tersebut yaitu: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis
(synthesis), dan penilaian (evaluation) (Nurbudiyani, 2013).
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognisi, hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal
melainkan kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain
kognitif yang meliputi beberapa jenjang atau tingkat (Purwanto, 2010). Tujuan
pengukuran ranah kognitif adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat
mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa pada ranah
kognitif khususnya pada tingkat hafalan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesa dan evaluasi. Manfaat pengukuran ranah kognitif adalah untuk
memperbaiki mutu atau meningkatkan prestasi siswa pada ranah kognitif
khususnya pada tingkat hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan
evaluasi (Nurbudiyani, 2013).

3
Jadi, penilaian kognitif adalah penilaian yang dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan
yang meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

B. Ciri-ciri Penilaian Kognitif

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang


mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan
tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai
ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Aspek kognitif terdiri atas enam
tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut
yaitu:
1. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk
mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima
sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving
dan lain sebagianya.
2. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada
tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan
kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam
situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan
mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau
elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan,

4
dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya
kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta didik diharapkan menunjukkan
hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan
tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang
dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan
yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang
mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan
tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan
menggunakan kriteria tertentu.

C. Tingkatan Berfikir Ranah Kognitif

Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang


peranan paling utama yang menjadi tujuan pengajaran di SD, SMP dan SMA
pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif.
Aspek kognitif dibedakan atas 6 jenjang menurut taksonomi Bloom (1956)
yang diurutkan secara hierarki piramida. Sistem klasifikasi Bloom itu dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Tingkatan berfikir ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom, 1956

5
Keenam aspek dibawah ini bersifat kontinum dan overlap (saling tumpang
tindih). Aspek yang lebih tinggi meliputi semua aspek yang dibawahnya. Aspek-
aspek tersebut yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pada tahap ini siswa hendaknya mampu mengingat kembali (recall)
berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunakannya. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah
dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam
ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall)
atau mengenal kembali (recognition). Misalnya: siswa diminta untuk
menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup. Siswa akan mampu menyebutkan semua
ciri-ciri makhluk hidup. Hasil belajar aspek pengetahuan termasuk tingkat
kognitif yang paling rendah, meliputi pengetahuan faktual dan pengetahuan
hafalan atau untuk diingat. Namun, tipe hasil belajar pengetahuan menjadi
prasarat bagi pemahaman.
2. Tingkat Pemahaman (Comprehension)
Pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan
untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-
kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau
menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
kemampuan untuk memahami segala pengetahuan yang diajarkan seperti
kemampuan mengungkapkan dengan struktur kalimat lain, membandingkan,
menafsirkan, dan sebagainya. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-
fakta atau konsep.
3. Tingkat Penerapan (Application)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan
informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan
berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan juga
merupakan kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau
teori tertentu pada situasi tertentu. Seseorang menguasai kemampuan ini jika ia

6
dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan,
menyelesai kan, dan mengidentifikasikan pada situasi baru atau keadaan
konkrit. Contoh kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini yaitu
mengaplikasikan, menghitung dan menunjukkan.Untuk penerapan atau aplikasi
ini siswa dituntun untuk memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih
suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat
untuk diterapkan dalam situasi baru dan menerapkan secara benar.
4. Tingkat Analisis (analysis)
Analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahkan dan
membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta. Konsep pendapat
asumsi hipotesis atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen tersebut
untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta didik
diharapkan menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan dengan cara
membandingkan gagasan tersebut dengan standar prinsip atau prosedur yang
telah dipelajari.
Analisis merupakan usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur
atau bagian-bagian sehinggga jelas susunannya. Secara rinci Bloom
mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu: (1) Menganalisis unsur,
(2) Menganalisis hubungan, dan (3) Menganalisis prinsip-prinsip organisasi.
5. Sintesis (synthesis)
Merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan
berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru
yang lebih menyeluruh. Apabila penyusunan soal tes bermaksud meminta
siswa melakukan sintesis maka pertanyaan-pernyataan disusun sedemikian
rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali
hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru. Sehingga
terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari
peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya.
6. Tingkat Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta didik
mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode

7
produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Evaluasi ialah
kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau memberi
penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun
kuantitatif.
Kecakapan evaluasi seseorang setidak-tidaknya dapat dikategorikan ke
dalam 6 tipe yaitu:
a. Dapat memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau dokumen
b. Dapat memberikan evaluasi satu sama lain antar asumsi, evidensi, dan
kesimpulan, juga keajegan logika dan organisasinya. Dengan kecakapan ini
diharapkan seseorang mampu mengenal bagian-bagian serta
keterpaduannya.
c. Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai orang dalam
mengambil keputusan.
d. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan memperbandingkannya dengan
karya lain yang relevan.
e. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan kriteria yang telah
ditetapkan.
f. Dapat memberikan evaluasi tentang suatu karya dengan menggunakan
sejumlah kriteria yang eksplisit
Tabel 1. Deskripsi Tingkatan Ranah Kognitif
No. Tingkatan Deskripsi
1. Pengetahuan Arti: pengetahuan terhadap fakta, konsep,
defenisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, teori,
prosedur, dan lain-lain.
Contoh kegiatan belajar:
a. Mengemukakan arti
b. Menentukan lokasi
c. Mendikripsikan sesuatu
d. Menceritakan apa yang terjadi
e. Menguraikan apa yang terjadi

8
2. Pemahaman Arti: pengertian terhadap hubungan antar-
faktor, antar-konsep, dan antar hubungan sebab
akibat penarikan kesimpulan.
Contoh kegiatan belajar:
a. Mengungkapkan gagasan dan pendapat
dengan kata-kata sendiri
b. Membedakan atau membandingkan
c. Menginterpretasikan data
d. Mendriskripsikan dengan kata-kata sendiri
e. Menjelaskan gagasan pokok
f. Menceritakan kembali dengan kata-kata
sendiri
3. Aplikasi Arti: menggunakan pengetahuan untuk
memecahkan masalah atau menerapkan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh kegiatan:
a. Menghitung kebutuhan
b. Melakukan percobaan
c. Membuat peta
d. Membuat model
e. Merancang strategi

4. Analisis Artinya: menentukan bagian-bagian dari suatu


masalah, penyelesain, atau gagasan dan
menunjukkan hubungan antar bagian tersebut.
Contoh kegiatan belajar:
a. Mengidentifikasi faktor penyebab
b. Merumuskan masalah
c. Mengajukan pertanyaan untuk mencari
informasi
d. Membuat grafik
e. Mengakaji ulang

5. Sintesis Artinya: menggabungkan berbagai informasi


menjadi satu kesimpulan/ konsep atau meramu/
merangkai berbagai gagasan menjadi suatu hal
yang baru.
Contoh kegiatan belajar:
a. Membuat desain
b. Menemukan solusi masalah
c. Menciptakan produksi baru

6. Evaluasi Arti: mempertimbangkan dan menilai benar-


salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak
bermanfaat.
Contoh kegiatan belajar:

9
a. Mempertahankan pendapat
b. Membahas suatu kasus
c. Memilih solusi yang lebih baik
d. Menulis laporan

Kemudian taksonomi Bloom dalam kawan kognitif ini mengalami revisi.


Anderson dan Krathwohl (2001) merevisi taksonomi Bloom dengan
mengganti kata operasional dalam tingkatan berpikir kognitif yang semula
benda menjadi kata kerja aktif, sehingga tujuan pendidikan dilakukan melalui
suatu aktivitas (kata operasional baru) untuk mencapai produk sains (kata
operasional lama) yang diharapkan. Namun, pada tahapan terakhir terdapat
sedikit perbedaan, Anderson dan Krathwohl menambahkan create atau
menciptakan sebagai tahapan berpikir kognitif terakhir yang merupakan
aplikasi semua tahapan berpikir sebelumnya.
Ranah Kognitif menggambarkan perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
level kognitif yaitu mengingat (remember) memahami (understand), aplikasi
(apply), analisis (analyze), evaluasi (evaluate) dan kreasi (create). Lebih
rincinya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Deskripsi Kata Operasional Domain Kognitif Versi Baru


Kategori dan Proses Nama lain Definisi
Kognitif
1. Mengingat, mengambil pengetahuan dari ingatan jangka
panjang
1.1. Mengenali Mengidentifikasi Menempatkan
pengetahuan dalam
ingatan jangka panjang
yang sesuai dengan
pengetahuan tersebut
1.2. Mengingat Mengambil
kembali Mengambil
pengetahuan yang
relevan dari ingatan
2. Memahami, mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleg guru
2.1. Menafsirkan Mengklarifikasi, Mengubah suatu

10
memprasakan, bentuk gambaran
mempresentasi, menjadi bentuk lain
menerjemahkan
2.2. Mencontohkan
Mengilustrasikan, Menemukan contoh
member contoh atau ilustrasi tentang
konsep atau prinsip
2.3. Mengklasifikasi
Mengkategorikan, Menentukan sesuatu
mengkelompokan dalam suatu kategori
2.4. Merangkum
Mengabstraksi, Mengabstraksi tema
menggeneralisasi umum atau poin pokok
2.5. Menimpulkan
Menyarikan, Membuat kesimpulan
mengekstrapolasi, yang logis dari
menginterpolasi, informasi yang
2.6.Membandingkan memprediksi diterima

Mengkontraskan, Menentukan hubungan


2.7.Menjelaskan memetakan, antara dua tipe atau
mencocokan dua objek

Membuat model Membuat model sebab


akibat dalam sebuah
system

3. Mengaplikasikan, menerapkan atau menggunakan suatu


prosedur dalam keadaan tertentu
3.1. Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan suatu
prosedur pada tugas
yang familiar
3.2. Menggunakan
Mengimplentasik Menerapkan suatu
an prosedur pada tugas
yang tidak familiar
4. Menganalisis, memecah materi jadi bagian penyusunnya dan
menentukan hubungan antar bagian dan hubungan antara
bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan
4.1. Membedakan Menyendirikan, Membedakan bagian
memilah, memfouskan, materi pelajaran yang
memilih relevan dari yang tidak
4.2. Mengorganisasi relevan, bagian
Menemukan, penting dari yang tidak
koherensi, memadukan, penting
membuat garis besar,

11
mendeskripsikan peran, Menentukan bagian
menstruktur dari elemen bekerja
atau berfungsi dalam
4.3. mengatribusikan sebuah struktur

mendekonstruksi Menentukan sudut


pandang, nilai atau
maksud dibalik dari
materi pelajaran
5. Mengevaluasi, mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau
standar
5.1. Memeriksa Mengoordinasikan, Menemukan kesalahan
mendeteksi, dalam suatu proses
memonitor, menguji atau produk.

5.2. Mengkritik Menilai


Menemukan
inkonsistensi anatara
dan kriteria eksternal
6. Mencipta, memadukan suatu bagian untuk membentuk suatu
yang baru dan koheren untuk membuat suatu produk yang
orosinal
6.1. Merumuskan Membuat hipotesis Membuat hipotesis
berdasarkan kriteria

6.2. Merencanakan Mendesain Merencanakan


prosedur untuk
menyelesaikan suatu
6.3. Memproduksi Mengkonstruksi tugas

Menciptakan suatu
produk

D. Teknik dan Instrumen dalam Penilaian Kognitif


1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan tes yang soal dan jawabannya diberikan
kepada siswa dalam bentuk tulisan. Menjawabnya tidak selalu direspon
dengan menulis jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk lain, seperti
memberi tanda, mewarnai, menggambar. Tes tertulis dapat mengukur
kemampuan siswa dalam jumlah besar dalam tempat dan waktu yang
terpisah.

12
a. Pilihan Ganda
1) Pengertian
Tes ini pada pokoknya menghadapkan kepada siswa sejumlah
alternative jawaban, umumnya antara 3 sampai 5 alternatif untuk
setiap soal dan tugas siswa adalah memilih salah satu diantara
alternatif tersebut berdasarkan sesuatu dasar pertimbangan tertentu.
2) Jenis-jenis Tes Pilihan Ganda
Ada beberapa jenis tes bentuk pilihan ganda, yaitu
a) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai
jawaban yang benar. Tugas peserta didik adalah memilih satu
jawaban yang benar.
b) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang dapat
digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam
menganalisis hubungan antara pernyataan dan alasan (sebab-
akibat).
c) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan dan pernyataan mempunyai
beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakan satu
kemungkinan jawaban yang salah. Tugas peserta didik adalah
memilih jawaban yang salah tersebut
d) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban
yang semuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar.
Tugas peserta didik adalah memilih jawaban yang paling benar
e) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang
memiliki beberaapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap.
Tugas peserta didik adalah mencari satu jawaban yang paling benar
dan melengkapinya.
3) Kaidah Penulisan
Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah-
kaidah sebagai berikut
a) Materi
(1)Soal harus sesuai dengan indikator.

13
(2)Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau darisegi
materi.
(3)Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benaratau yang
paling benar.
b) Konstruksi
(1)Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
(2)Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harusmerupakan
pernyataan yang diperlukan saja.
(3)Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawabanbenar.
(4)Pokok soal jangan mengandung pernyataanyang bersifat negatif
ganda.
(5)Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
(6)Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan
jawaban di atas salah", atau "Semua pilihanjawaban di atas benar".
(7)Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harusdisusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angkatersebut, atau
kronologisnya.
(8)Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yangterdapat pada
soal harus jelas dan berfungsi.
(9)Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
c) Bahasa
(1)Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuaidengan kaidah
bahasa Indonesia.
(2)Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional.
(3)Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
(4)Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian.
4) Penskoran

𝑆
𝑆𝑐 = 𝐵 −
𝑝−1

14
Keterangan :
𝑆𝑐 = Skor
B = Jumlah jawaban benar
S = Jumlah jawaban salah
p = banyak pilihan jawab (opsi) untuk setiap soal
1 = bilangan tetap
Contoh :
Seorang peserta didik A di tes dengan soal bentuk pilihan ganda
sebanyak 10 soal. Ternyata, peserta didik A menjawab soal dengan
betuk sebanyak 9 butir soal, berarti jumlah jawaban yang salah 1 soal.
Jumlah alternatif jawaban (option) = 5 . Dengan demikian skor peserta
didik :
1 1
Skor :9 − (5−1) = 9 − 4 = 8,75

Cara penskoran tes bentuk pilihan ganda ada tiga macam, yaitu
“penskoran tanpa ada koreksi jawaban, penskoran ada koreksi
jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot”.
1) Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir
soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (bergantung pada
bobot soal). Skor peserta didik diperoleh dengan cara menghitung
banyaknya butir soal yang dijawab benar.
𝐵
𝑆𝑐 = × 100%
𝑁

Keterangan :
B = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal

15
2) Penskoran ada koreksi jawaban, yaitu pemberian skor dengan
mempertimbangkan pada butir soal yang dijawab salah dan tidak
dijawab. Adapun rumusnya adalah
𝑆
𝐵−𝑝−1
𝑆𝑐 = [ ] × 100%
𝑁

Keterangan :
B = Jumlah soal yang dijawab benar
S = Jumlah soal yang dijawab salah
p = Jumlah pilihan jawaban tiap soal (option)
1 = Bilangan tetap
N = Jumlah soal
Catatan : Soal yang tidak dijawab diberi skor 0.
3) Penskoran dengan butir beda bobot, yaitu pemberian skor dengan
memberikan bobot berbeda untuk sejumlah soal. Biasanya bobot
butir soal menyesuaikan dengan tingkatan kognitif (pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi) yang telah
ditetapkan guru.
(𝐵 × 𝑏)
𝑆𝑘𝑜𝑟 = ∑ × 100%
𝑆𝑖

Keterangan :
B = Jumlah soal yang dijawab benar
B = bobot setiap soal
Si = skor ideal (skor yang mungkin dicapai jika semua soal dapat
dijawab dengan benar)
5) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari soal bentuk soal pilihan ganda yaitu:
a) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan
pengajaran yang telah diberikan.

16
b) Jawaban siswa dapat dioreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat
dengan menggunakan kunci jawaban.
c) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah
sehingga penilainnya bersifat objekif.
d) Dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam
berbagai jenjang kemampuan kognitif.
e) Soal dapat digunakan berulang-ulang.
f) Soal dapat digunakan untuk peserta jumlah tes yang banyak.
Adapun kekurangan dari bentuk soal pilihan ganda, yaitu
a) Tes yang dibuat cenderung mengukur proses berpikir rendah
kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi, dan
b) Jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu butir soal
mereka dapat menjawab dengan cara menebak.
c) Menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama.
d) Kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara terus berlatih
untuk menulis tes objektif yang baik, sehingga guru benar-benar
terampil dalam menulis terutama untuk menulis tes objektif yang
dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari hanya
sekedar ingatan.

b. Isian
1) Pengertian
Completion test biasa disebut dengan tes isian, tes
menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas
kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian
yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah
merupakan pengertian yang kita minta dari murid. Ada juga
completion test yang tidak berbentuk kalimat-kalimat pendek, tetapi
merupakan kalimat-kalimat berangkai dan memuat banyak isian
(Arikunto, 2015).
2) Kaidah Penulisan

17
Dalam menyusun tes isian hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a) Perlu selalu diingat bahwa kita tidak dapat merencanakan lebih dari
satu jawaban yang kelihatan logis.
b) Jangan mengutip kalimat atau pernyataan yang tertera pada buku
atau catatan.
c) Diusahakan semua tempat kosong hendaknya sama panjang.
d) Diusahakan hendaknya setiap pernyataan jangan mempunyai lebih
dari satu tempat kosong.
e) Jangan mulai dengan tempat kosong.
Contoh tes isian
Virus dapat melakukan reproduksi dengan cara: 1) ...................... Di
dalam virus terdapat senyawa asam nukleat (materi genetis) atau
mengandung informasi genetika yaitu berupa senyawa 2)
....................... atau 3) ....................... Virus berukuran antara 4)
.......................nm sampai 5) .......................nm
3) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari tes isian adalah:
a) Masalah yang diujikan tertuang secara keseluruhan dalam
konteksnya.
b) Butir-butir item tes ini berguna sekali untuk mengungkap
pengetahuan testee secara bulat atau utuh mengenai suatu hal atau
suatu bidang.
c) Cara penyusunan itemnya mudah.
Kelemahan dari tes isian adalah:
a) Cenderung lebih banyak mengungkap aspek pengetahuan dan
pengenalan saja.
b) Karena tes tertuang dalam bentuk rangkaian cerita, maka tes ini
pada umumnya banyak memakan tempat.
c) Sifatnya kurang komprehensif, sebab hanya dapat mengungkap
sebagian saja dari bahan yang seharusnya diteskan.
d) Terbuka peluang bagi tester untuk bermain tebak kata.

18
c. Jawaban Singkat
1) Pengertian
Tes tertulis ini diberikan guru kepada peserta didik berupa
pertanyaan yang memerlukan jawaban secara singkat. Tes tertulis bentuk
ini cocok digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan yang
sifatnya hafalan. Soal menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban
singkat berupa kata, frase, nama tempat, nama tokoh, lambang, atau
kalimat yang sudah pasti.
Kemampuan yang diukur yaitu menyebutkan istilah, fakta, prinsip,
metode atau prosedur, menginterpretasi data sederhana, memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan angka, memanipulasi simbol
matematika, melengkapi persamaan. Jenis soalnya dalam bentuk kalimat
perintah, kalimat tanya, atau kalimat tidak lengkap. Penskoran soal
dengan cara memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0
untuk jawaban yang salah.
Keunggulan soal ini adalah mudah dibuat, siswa harus memberikan
jawaban secara tertulis sedangkan kelemahannya, sangat sukar untuk
mengukur hasil pembelajaran yang sangat kompleks, kesukaran dalam
hal penskoran.
2) Kaidah Penulisan
a) Menggunakan kalimat tanya lebih baik daripada menggunakan
kalimat pernyataan atau berita.
b) Pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga jawaban yang muncul
dapat disampaikan sesingkat mungkin.
c) Apabila lembar jawaban ingin dijadikan satu lembar dengan lembar
soal sebaiknya disediakan kolom jawaban yang terpisah dengan
soalnya.
d) Hindari penggunaan susunan kalimat yang persis sama dengan buku
teks.
e) Pernyataan disusun sedemikian rupa, sehingga hanya ada satu
kemungkinan jawaban yang benar.

19
d. Benar Salah
1) Pengertian
Tes tertulis benar salah adalah suatu bentuk tes tertulis dimana
soalnya berupa pernyataan yang mengandung dua kemungkinan yaitu
benar atau salah. Karakteristik soal ini adalah mudah disusun dan dapat
mengungkap materi atau konsep yang cukup luas.
2) Kaidah Penulisan
a) Hati-hati dalam memilih kalimat yang dapat memberi petunjuk kepada
peserta didik untuk menebak jawaban hanya secara spekulatif.
b) Hindari penggunaan kalimat negatif lebih dari dua kali.
c) Hindarkan kalimat yang memiliki arti ganda.
d) Sebaiknya menggunakan kalimat positif.
e) Gunakan kalimat yang singkat dan padat.
f) Usahakan jumlah jawaban benar tidak terlalu berbeda dengan jawaban
salah.
g) Penyusunan pernyataan benar dan salah secara acak.

3) Kelebihan dan Kekurangan Benar Salah


Kelebihan Benar Salah:
a) Tes ini baik untuk hasil-hasil dimana hanya ada dua alternatif
jawaban.
b) Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan membaca.
c) Sejumlah soal relatif dapat dijawab dalam tipe tes secara berkala.
d) Penilaian mudah, objektif, dan dapat dipercaya.
Kelemahan Benar Salah:
a) Sulit menuliskan soal benar salah di luar tingkat pengetahuan yang
bebas dari maksud ganda.
b) Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa peserta didik mengetahui
soal dengan baik.
c) Faktor peserta didik untuk menebak sangat besar, karena jawaban
hanya dua kemungkinan yaitu benar dan salah.

20
e. Menjodohkan
1) Pengertian
Tes ini merupakan tes tertulis yang terdiri dari dua macam kolom
paralel, tiap kolom berisi pernyataan yang satu menempati posisi sebagai
soal dan satunya sebagai jawaban, kemudian peserta didik diminta untuk
menjodohkan kesesuaian antar dua pernyataan tersebut. Menjodohkan ini
dapat berupa antara peristiwa dengan orang, peristiwa dengan hari,
peristiwa dengan tempat, istilah dengan definisi, alat dengan penggunaan.
2) Kaidah Penulisan
a) Masalah yang dikemukakan hendaknya terdiri dari masalah yang
sejenis.
b) Jumlah kata-kata yang dipakai dalam pernyataan kurang lebih 15 kata.
c) Pernyataan yang menjadi jawaban hendaknya disusun dalam kalimat
yang lebih pendek dan ringkas.
d) Pernyataan yang menjadi soal, diletakkan sebelah kiri dengan diberi
nomor, sedangkan jawaban diletakkan disebelah kanan dengan
menggunakan abjad.
3) Kelebihan dan Kekurangan Menjodohkan
Kelebihan Menjodohkan
a) Waktu membaca merespon relatif singkat
b) Mudah untuk dibuat
c) Penilaian mudah, objektif dan dipercaya
Kelemahan Menjodohkan
a) Materi soal menjodohkan dibatasi oleh faktor ingatan atau
pengetahuan sederhana saja.
b) Sulit menyusun soal menjodohkan yang mengandung sejumlah respon
yang homogen.
f. Uraian
1) Pengertian
Soal ini menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan
mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari dengan

21
cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam
bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri. Alat ini
dapat menilai berbagai jenis kemampuan misalnya mengemukakan
pendapat, berpikir kritis, kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah.
2) Jenis-jenis
a) Tes uraian terbuka atau bebas, artinya butir soal yang ditanyakan
hanya menyangkut masalah utama yang dibicarakan, tanpa
memberikan arahan tertentu dalam menjawabnya. Dengan demikian,
peserta didik dapat mengembangkan pemikirannya dalam menjawab
soal.
b) Tes uraian tertutup atau terbatas, artinya butir soal yang ditanyakan
sudah mengarah ke masalah tertentu, sehingga jawaban peserta didik
harus sesuai dengan apa yang dituntut dari soal tersebut secara
terstruktur.
3) Syarat Penggunaan
a) Apabila jumlah peserta tes relatif sedikit.
b) Apabila waktu penyusunan soal terbatas.
c) Biaya dan tenaga untuk menggandakan soal tidak memadai.
d) Waktu untuk melakukan pemerikasaan hasil cukup panjang.
e) Apabila tujuan tes untuk mengukur kemampuan berpikir analitik,
sintetik dan evaluatif.
f) Apabila guru ingin mengukur kemampuan dan keluasan wawasan
peserta didik.
4) Kaidah Penulisan
a) Aspek Materi
(1)Soal sesuai indikator
(2)Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas
(3)Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran
(4)Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah
taua tingkat kelas.
b) Aspek konstruksi

22
(1)Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban terurai.
(2) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
(3) Ada pedoman atau rubrik penskoran.
(4) Tabel, gambar, grafik, peta disajikan dengan jelas dan terbaca.
c) Aspek bahasa
a. Rumusan soal komunikatif.
b. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
e. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat
menyinggung peserta didik.
5) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
a) Mengukur aspek kognitif yang lebih tinggi.
b) Mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik.
c) Melatih kemampuan berpikir yang teratur.
d) Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
e) Penyusunan soal tidak membutuhkan waktu yang lama.
f) Menghindari sifat terkaan dalam menjawab soal.
g) Menggali kemampuan berpikir kritis peserta didik.
h) Mampu memberikan gambaran yang tepat pada bagian-bagian yang
belum dikuasai peserta didik.
Kelemahan:
a) Sampel soal sangat terbatas sehingga bahan materi yang diujikan
terbatas pula.
b) Cara pemeriksaaan jawaban agak sulit dan bisa subjektif.
c) Membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengoreksi.
d) Tidak mampu mencakup materi esensial seluruhnya.

23
6) Kata Kerja Operasional soal Bentuk Uraian
a) Membandingkan (1) Jelaskan persamaan dan perbedaan
antara...dan...
(2) Bandingkan dua cara berikut tentang...
b) Hubungan sebab akibat (1) Apa penyebab utama...
(2) Apa akibat...
c) Memberi alasan (justifying) (1)Manakah pilihan berikut yang kamu
pilih, mengapa?
(2)Jelaskan mengapa kamu setuju atau
tidak setuju tentang...

d) Meringkas (1)Tuliskan pernyataan penting yang


termasuk...
(2)Ringkaslah dengan tepat isi...
e) Menyimpulkan Susunlah beberapa kesimpulan yang
berasal dari data...
f) Berpendapat Berdasarkan..., apa yang akan terjadi
bila...
g) mengelompokkan Kelopokkan hal berikut berdaarkan...
h) Menciptakan Tulislah beberapa cara sesuai dengan ide
anda tentang...
i) Menerapkan (1)Selesaikan hal berikut dengan
menggunakna kaidah...
(2)Tuliskan ... dengan menggunakan
pedoman...
j) Analisis (1)Manakah penulisan yang salah pada
paragraf...dan...
(2)Daftar dan beri alasan singkat tentang
ciri utama...
k) Sintesis Tuliskan sebuah laporan...
l) Evaluasi (1)Apakah kelebihan dan
kelemahan.....dan...
(2)Berdasarkan kriteria..., tuliskanlah
evaluasi tentang...

Rubrik Penskoran
1. Sekat berotot berbentuk kubuh yang membagi rongga dada menjadi 2
bagian disebut?
2. Udara sisa yang selalu berada dalam paru-paru dan tidak dapat
diekspresikan disebut ?
3. Inspirasi pada pernafasan manusia terjadi karena diafragma?
4. Selaput selubung yang berfungsi untuk melindungi paru-paru disebut?

24
5. Zat pigmen respirasi yang berperan mengikat oksigen dalam darah
adalah?
No Rubrik Penskoran Skor
1 Diafragma 2
2 Udara residu 2
3 Mendatar 2
4 Pleura 2
5 Hemoglobin 2
Skor Maksimal 10

2. Tes Lisan
a. Pengertian
Tes lisan adalah tes yang dipergunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi, terutama pengetahuan (kognitif) dimana guru
memberikan pertanyaan langsung kepada peserta didik secara lisan
(verbal) dan ditanggapi oleh peserta didik secara langsung.
b. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
1) Dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan pengetahuan peserta
didik.
2) Jika pertanyaan belum jelas, guru dapat memperjelas pertanyaan
secara langsung.
3) Guru dapat menggali lebih lanjut jawaban peserta didik sampai
mendetail
4) Tepat untuk mengukur kecakapan tertentu seperti membaca dan
memahami konsep tertentu.
5) Dapat mengetahui kemampuan komunikasi peserta didik.
Kekurangan:
1) Hubungan dan emosional antara guru dan peserta didik mempengaruhi
hasil.

25
2) Pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik sering tidak sama
jumlahnya maupun tingkat kesukarannya.
3) Membutuhkan banyak waktu.
4) Kebebasan peserta didik untuk menjawab menjadi berkurang.
5) Guru dalam memberikan penilaian sering terpengaruh oleh
kepribadian peserta didik.
c. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan:
1) Alokasi waktu bagi setiap peserta didik
2) Menentukan kompetensi pengetahuan yang sesuai untuk dinilai
dengan tes lisan.
3) Menyusun indikator
4) Menentukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian indikator
belajar
5) Menyusun kriteria kunci kedalam rubrik penilaian.
6) Menyusun pedoman pertanyaan yang menunjukkan kemampuan
menggunakan bahasa lisan, sistematika berpikir, memecahkan
masalah, mengungkapkan hubungan sebab akibat dan
mempertanggungjawabkan pendapat tau konsep.
7) Menyiapkan lembaran penilaian, berupa format yang akan digunakan
untuk mencatat skor hasil penilaian keberhasilan menjawab setiap
soal.
Pelaksanaan:
1) Melaksanakan tes lisan kepada peserta didik satu per satu.
2) Menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun.
3) Menyampaiakan pertanyaan secara ringkas dan jelas.
4) menghindari memberikan kalimat yang mengarahkan ke kkunci
jawaban.
5) Memberikan waktu tunggu yang cukup untuk menjawab soal.
6) Menghindari sikap yang bersifat menekan dan menghakimi.
7) Mengisi lembar penilaian untuk setiap pertanyaan.

26
8) Menghitung skor langsung setelah tes.
d. Acuan Kualitas Instrumen
1) Dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
2) Sesuai dengan indikator pembelajaran.
3) Sederhana dan hanya memuat kata-kata kunci dan mudah digunakan
pada saat ujian lisan.
4) Dapat mencakup semua respon yang mungkin muncul dari peserta
didik.
5) Dapat memetakan kemampuan peserta didik.
e. Contoh Instrumen dan Penskoran
Sekolah :
Nama siswa :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Menurutmu apa saja manfaat jamur bagi manusia?
No Rubrik Penskoran Skor
1 a. Volvariella volvacea (jamur merang) Skor 5 jika
berguna sebagai bahan pangan berprotein menjawab 5
tinggi. Skor 4 jika
b. Rhizopus berguna dalam industri bahan menjawab 4
makanan, yaitu dalam pembuatan tempe jawaban benar
c. Mucor berguna dalam industri bahan Skor 3 jika
makanan, yaitu dalam pembuatan oncom menjawab 3
d. Khamir Saccharomyces berguna sebagai jawaban benar
fermentor dalam industri keju, roti, dan bir Skor 2 jika
e. Penicillium notatum berguna sebagai menjawab 2
penghasil antibiotik jawaban benar
Skor 1 jika
menjawab 1
jawaban benar

𝑺𝒌𝒐𝒓𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍
Nilai Akhir = 𝑺𝒌𝒐𝒓𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100

27
3. Penugasan dengan Lembar Kerja
a. Pengertian
Instrumen penugasan berupa pekerjaan atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas. Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan
kompetensi pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai.
b. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan:
1) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.
2) Menetapkan tugas yang akan dibuat siswa.
3) Menentukan rencana pengerjaan tugas apakah individual atau
kelompok.
4) Menetapkan pendekatan yang digunakan dalam penskoran apakah
holistik atau analitis.
5) Menetapkan batas waktu pengerjaan tugas.
6) Merumuskan tahapan pelaksanaan tugas.
7) Menetapkan kriteria penilaian tugas.
8) Menyusun rubrik penilaian tugas.
Pelaksanaan:
1) Mengkomunikasikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
2) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai melalui tugas
tersebut.
3) Menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas
yang baik.
4) Menyampaikan batas waktu pengerjaan tugas.
5) Menyampaikan peran setiap anggota kelompok jika tugas dikerjakan
secara berkelompok.mengumpulkan tugas sesuai waktu yang
ditentukan.
6) Menilai kesesuaian tugas dengan kriteria penilaian.
7) Memetakan kompetensi peserta didik berdasarkan rubrik.

28
8) Memberikan umpan balik kepada peserta didik sesuia dengan hasil
deskripsi data yang diperoleh dari instrumen pengamatan.
c. Peraturan Penilaian
1) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3) Pemberian tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
4) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
5) Tugas harus bersifat adil.
6) Tampilan kualiatas tugas yang dihasilkan harus disampaikan dengan
jelas.
d. Contoh Instrumen dan Penskoran
Sekolah :
Nama siswa :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Identifikasi perbedaan mekanisme inspirasi dan ekspirasi pernafasan
dada pada manusia.
Dikumpulkan minggu depan pada saat mata pelajaran Biologi.
No Rubrik Penskoran Skor
1 Inspirasi Skor 3 jika menjawab
3 jawaban benar
Tulang rusuk terangkat karena otot antar Skor 2 jika menjawab
tulang rusuk berkonstraksi 2 jawaban benar
Volume rongga dada membesar Skor 1 jika menjawab
Udara masuk 1 jawaban benar
2 Ekspirasi Skor 3 jika menjawab
Tulang rusuk turun karena otot antar 3 jawaban benar
tulang rusuk berelaksasi Skor 2 jika menjawab
Volume rangga dada mengecil 2 jawaban benar
Udara keluar Skor 1 jika menjawab
1 jawaban benar

𝑺𝒌𝒐𝒓𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍
Nilai Akhir = 𝑺𝒌𝒐𝒓𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100

29
E. Contoh Operasional Penilaian Kognitif
Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat menjelaskan tentang pembagian darah (plasma darah dan sel-sel
darah)

C1 Sel-sel darah dapat dibagi menjadi ...


a. Eritrosit, leukosit, dan trombosit
b. Eritrosit, leukosit, dan plasma darah
c. Leukosit, trombosit, dan plasma darah
d. Leukosit, trombosit, dan fibrinogen
(Jawaban : A)

C2 Salah satu fungsi sel darah adalah berperan sebagai pembawa oksigen
dan karbondioksida. Ciri-ciri sel darah yang mempunyai peranan
tersebut adalah bentuk bikonkaf, tidak berinti, masa hidup 120 hari
dan jumlah normal pada orang dewasa 4,7-5,3 juta/𝑚𝑚3 . Sel darah
yang dimaksud adalah ...
a. Plasma darah c. Eritrosit
b. Leukosit d. Trombosit
(Jawaban : C)

C3 Berikut hasil pengujian darah Bu Rani di laboratorium.


Sel Darah Jumlah Sel Darah (per 𝒎𝒎𝟑 )
Eritrosit 2.000.000
Leukosit 9000
Trombosit 300.000

Berdasarkan hasil uji darah tersebut, kemungkinan Bu rani menderita


...
a. Anemia c. Talasemia
b. Hemofilia d. Leukimia
(Jawaban : A)

C4 Jantung dibungkus oleh dua lapis membran (perikardium). Jantung


manusia terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kiri (sinister) dan
belahan kanan (dexter). Tiap belahan terbagi menjadi dua ruang.
Bagian atas disebut serambi (atrium), sedangkan bagian bawah
disebut bilik (ventrikel). Serambi berfungsi untuk menerima darah
dari paru-paru dan seluruh tubuh, sedangkan bilik berfungsi untuk
mengeluarkan darah dari jantung. Bagaiman peranan serambi kiri
jantung?
a. Memompa darah yang kaya O2 ke seluruh tubuh
b. Memompa darah yang kaya CO2 menuju paru-paru
c. Menerima darah yang kaya O2 langsung dari paru-paru
d. Menerima darah yang kaya CO2 dari seluruh tubuh

30
(Jawaban : C)

C5 Pada suatu pemeriksaan, darah Ani diambil beberapa CC dan


dilakukan pengujian di laboratorium. Hasil yang didapatkan adalah
jumlah salah satu sel darahnya sekitar 300.000 /𝑚𝑚3 darah, bentuk
bulat atau lonjong dan tidak berinti. Ternyata juga didapatkan fakta
bahwa sel darah ini mudah pecah jika keluar dari pembuluh darah atau
bersentuhan dengan benda yang permukaannya kasar. Apabila terjadi
luka, darah akan keluar dari pembuluh darah dan menyebabkan sel
darah ini pecah. Sel darah yang dimaksud adalah ...
a. Plasma darah
b. Eritrosit
c. Leukosit
d. Trombosit
(Jawaban : D)
C6 Jika keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin atau sel darah
merah maka tubuh akan terasa lesu, kepala pusing dan muka pucat.
Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang terlalu sibuk tetapi
kurang istirahat. Tidak hanya orang yang sibuk dengan pekerjaan
kantor saja tetapi juga bisa terjadi pada petani, buruh, pedagang dan
lain-lain. Penyakit ini tidak akan muncul bila orang-orang tersebut
cukup istirahat. Penyakit yang dimaksud adalah ...
a. Hemofilia
b. Leukimia
c. Anemia
d. Varises
(Jawaban :C )

31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian kognitif adalah penilaian yang dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan
yang meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Dalam melakukan penilaian kognitif teknik dan instrumen yang dapat kita
gunakan meliputi: Tes tertulis dengan menggunakan butir soal. Bentuk soal
terdiri atas pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah, menjodohkan,
dan uraian. Tes lisan dengan bertanya langsung terhadap peserta didik
menggunakan daftar pertanyaan. Penugasan atau proyek dengan lembar kerja
tertentu yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu.
Dalam penyusunan instrumen berupa tes dalam penilaian aspek kognitif
hendaknya kita harus memperhatikan dengan seksama bagaimana kaidah
penulisan yang baik dan benar, tata cara pelaksaanan, penskoran dan kelebihan
serta kekurangan masing-masing instrumen sehingga sebagai seorang guru kita
dapat mempersiapkan instrumen yang baik baik dari aspek (valid, reliabel,
tingkat kesukaran soal dan daya beda yang sudah baik) sehingga instrumen kita
dapat digunakan dan dapat melakukan fungsinya untuk melakukan penilaian
pada aspek kognitif.

B. Saran

Diharapkan dari uraian di atas kita dapat memahami tentang penilaian


kognitif dan contoh operasionalnya dengan baik dan benar.

32
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta:


Bumi aksara.

http://ozzy-warnaku.blogspot.co.id/2011/10/ciri-ciri-ranah-penilaian-
kognitif.html (Online), diakses tanggal 17 Maret 2018.

https://www.afdhalilahi.com/2015/12/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan.html
(Online), diakses tanggal 17 Maret 2018.

https://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-
psikomotorik/ (Online), diakses tanggal 17 Maret 2018.

Jihad, Asep. Haris, Abdul. 2012. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi


Pressindo.
Nurbudiyani, lin. 2013. Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan
Psikomotor. Jurnal Pendidikan, Volume 8 Nomor 2, ( 14 – 20 ).

Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

33

You might also like