You are on page 1of 9

BAB IV

JUSTIFIKASI ETIK

4.1. Landasan Teori


4.1.1. Persalinan Fisiologis
A. Definisi
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Prawirohardjo, 2014).

B. Anatomi Jalan Lahir


1. Pelvis
Pelvis adalah bagian tubuh yang terletak di bawah
abdomen. Pelvis terdiri dari empat tulang yaitu sakrum,
koksigeus, dan dua tulang inominata. Masing-masing tulang
inominata ini dibentuk oleh penyatuan ilium, ischium, dan
pubis. Tulang-tulang inominata menyatu ke sakrum pada
sinkondrosis sakroiliaka dan kesatu sam lain pada simfisis
pubis (Snell, 2006; Cunningham. et al., 2014).
2. Uterus
Uterus berbentuk piriformis atau berbentuk seperti buah
pir. Berat uterus adalah 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang.
Uterus terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian segitiga atas
yang disebut corpus atau badan dan bagian silindris bawah
yang disebut serviks yang masuk ke dalam vagina. Hampir
seluruh dinding posterior uterus ditutupi oleh serosa
(peritoneum viseral).

47
Universitas Muhammadiyah Palembang
48

3. Serviks
Serviks uteri berbentuk fusiformis dan membuka di tiap
ujungnya melalui lubang kecil yaitu ostium internum dan
ostium eksternum (Cunningham. et al, 2014).
4. Vagina
Struktur muskolomembranosa ini memanjang dari
vulva ke uterus dan terletak antara kandung kemih dan
rektum dianterior dan posterior. Bagian atas berasal dari
duktus mulleri dan bagian bawah dibentuk dari sinus
urogenital (Cunningham.et al, 2014).

C. Jenis Persalinan
Jenis persalinan Persalinan berdasarkan umur kehamilan
yaitu abortus, partus immaturus, partus prematurus, partus
maturus atau aterm, dan partus postmaturus atau postterm
(Prawirohardjo, 2013).

4.1.2. Hipertensi dalam Kehamilan


A. Definisi
Hipertensi dalam kehamilan adalah kenaikan tekanan darah
melebihi batas normal yaitu tekanan darah sistolik melebihi 140
mmHg atau tekanan darah diastolik melebihi 90 mmHg yang
dilihat dari dua kali pengukuran dengan jeda atau jarak empat jam
pada masa kehamilan (Prawirohardjo, 2013).

B. Klasifikasi
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya
terdapat pada saat kehamilan, yaitu:
1. Hipertensi gestasional
2. Sindrom preeklampsia dan eklampsia
a. Preeklampsia
b. Eklampsia

Universitas Muhammadiyah Palembang


49

3. Preeklampsia yang bertumpang tindih pada hipertensi kronis.


4. Hipertensi Kronis

C. Pengaruh Hipertensi terhadap Berat Badan Lahir Bayi


Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel
trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks
sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan
keras akibatnya lumen arteri spiralis tidak mengalami distensi dan
vasodilatasi. Hal tersebut menyebabkan arteri spiralis relatif
mengalami vasokontriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri
spiralis sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadi
hipoksia serta iskemia plasenta. Dampak preeklampsia dan
eklampsia pada janin adalah:
1. Intrauterine growth restriction dan oligohidramnion
2. Peningkatan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak
langsung akibat intrauterine growth restriction, prematuritas,
oligohidramnion dan solusio plasenta (Prawirohardjo, 2013).

4.1.3. Preeklampsia
A. Definisi
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik pada kehamilan
yang dapat mempengaruhi hampir semua sistem organ yang
ditandai dengan hipertensi gestasional dan proteinuria yang
terjadi setelah kehamilan 20 minggu. Pada preeklampsia tekanan
darah melebihi 140/90 mmHg dan proteinuria melebihi 300 mg
dalam 24 jam, rasio protein urin: kreatinin ≥ 0,3 atau protein 30
mg/dL (1+ dipstick) yang persisten dalam sampel urin acak
(Cunningham, FG., et al. 2014). Namun, proteinuria bukan ciri
khas pada beberapa wanita dengan sindrom preeklampsia.
Menurut Task Force 2013 kriteria diagnostik preeklampsia
terdapat keterlibatan multiorgan meliputi trombositopenia,

Universitas Muhammadiyah Palembang


50

disfungsi ginjal, nekrosis hepatoselular (disfungsi hati), gangguan


sistem saraf pusat, atau edema paru.

B. Faktor risiko
Ada beberapa faktor risiko yang terkait dengan
preeklampsia, yaitu primigravida, genetik, usia ibu, jarak
kehamilan, wanita yang mempunyai riwayat preeklampsia dan
eklampsia pada kehamilan sebelumnya, obesitas, kehamilan
ganda, hiperhomosisteinemia, dan sindrom metabolik.

C. Patofisiologi
Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya
hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak satupun teori tersebut
yang dianggap mutlak benar. Menurut Prawirohardjo 2013, teori-
teori tersebut diantaranya adalah :
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel
a. Iskemia plasenta dan pembentukan radikal bebas
b. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam
kehamilan
c. Disfungsi sel endotel
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
4. Teori adaptasi kardiovaskular
5. Teori genetik
6. Teori Defisiensi Gizi
7. Teori stimulus inflamasi

D. Manifestasi klinis
1. Sistem kardiovaskular
Peningkatan afterload jantung yang disebabkan hipertensi,
preload jantung, dan aktivasi endotel disertai ekstravasasi

Universitas Muhammadiyah Palembang


51

cairan intravaskular kedalam ruang ekstrasel dan yang paling


penting kedalam paru-paru.
2. Darah dan koagulasi
Kelainan hematologis yang lazim dijumpai adalah
trombositopenia.
3. Homeostasis volume
a. Perubahan endokrin
b. Perubahan cairan dan elektrolit
4. Ginjal
Secara klinis perfusi ginjal dan filtrasi glomerulus berkurang
akibat penurunan volume plasma, sebagian besar penurunan
ini terjadi akibat meningkatnya resistensi arteriol aferen.
5. Hepar
Peningkatan kadar amino transferase serum-aspartat
transferase (AST) atau alanin transferase (ALT).
6. Otak
Edema otak menyeluruh dapat timbul pada sindrom
preeklampsia dan biasanya bermanifestasi sebagai perubahan
status mental yang bervariasi dari kebingungan hingga koma.
7. Perfusi uteroplasenta
Terganggunya perfusi uteroplasenta akibat vasospasme.
(Cunningham, FG., et al. 2014).

E. Komplikasi
Terdapat berbagai komplikasi preeklampsia diantaranya
adalah :
1. Sindrom HELLP
Sindrom HELLP ialah preeklampsia-eklampsia disertai
timbulnya hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi
hepar, dan trombositopenia.
Berdasarkan kadar trombosit darah, klasifikasi sindrom
HELLP menurut Misissippi, yaitu klas 1, klas 2, dan klas 3

Universitas Muhammadiyah Palembang


52

(Prawirohardjo, S. 2013).
Klasifikasi sindrom HELLP menurut Tennesse, yaitu sindrom
HELLP komplit dan sindrom HELLP parsial (Haq, A.N.,
2014).
2. Gagal ginjal akut
3. Gangguan penglihatan
4. Edema serebri
5. Perdarahan intrakranial
6. Edema paru
7. Eklampsia
8. Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin
Dampak preeklampsia pada janin adalah Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR), oligohidramnion, prematuritas, dan
solusio plasenta (Prawirohardjo, S. 2013).

4.1.4. Plasenta
Pada kehamilan aterm berat plasenta kurang lebih seperenam
berat janin. Diameter rata-rata plasenta saat aterm adalah 185 mm dan
ketebalan rata-ratanya 23 mm, dengan volume 497 mL dan berat 508
g. Nilai-nilai pengukuran ini sangat bervariasi, dan terdapat berbagai
varian bentuk plasenta serta beberapa tipe insersi tali pusat
(Cunningham, FG., et al. 2014).

4.1.5. Berat badan lahir bayi


A. Definisi
Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang di
timbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. (Kosim dkk,
2014).

Universitas Muhammadiyah Palembang


53

B. Klasifikasi
1. Berat Badan Lahir Rendah
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi
(Kosim dkk, 2014).
2. Berat Badan Lahir Normal
Berat badan lahir normal adalah 2.500-4.000 gram
dengan usia gestasi 37-42 minggu (Kosim dkk, 2014).
3. Berat Badan Lahir Lebih
Bayi berat lahir lebih adalah Bayi yang dilahirkan
dengan berat badan lahir lebih > 4000 gram (Kosim dkk,
2014).

C. Faktor yang mempengaruhi berat badan lahir bayi


Menurut Rusida 2012, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi berat badan lahir bayi adalah sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan internal mempengaruhi berat badan lahir
bayi antara lain yaitu umur ibu, jarak kehamilan/kelahiran,
paritas, kadar hemoglobin (Hb) , status gizi ibu hamil, dan
penyakit saat kehamilan
2. Faktor lingkungan eksternal meliputi kondisi lingkungan,
pekerjaan ibu hamil, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi,
dan sosial ekonomi.

4.2. Analisis Kelayakan Etik


Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
berat badan lahir bayi pada ibu dengan preeklampsia dan non preeklampsia
di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode 1 Januari – 31
Desember 2016. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui rerata berat badan lahir bayi pada ibu dengan preeklampsia dan
non preeklampsia serta menganalisis perbedaan berat badan lahir bayi pada
ibu dengan preeklampsia dan non preeklampsia di Rumah Sakit

Universitas Muhammadiyah Palembang


54

Muhammadiyah Palembang periode 1 Januari – 31 Desember 2016. Adapun


manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah dapat memberikan
tambahan referensi, menambah wawasan dan pengetahuan tentang
perbedaan berat badan lahir bayi pada ibu dengan preeklampsia dan non
preeclampsia. Sedangkan manfaat praktisi bagi peneliti adalah agar
penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau dasar untuk penelitian
selanjutnya, bagi rumah sakit agar dapat digunakan sebagai informasi ilmiah
yang berguna dalam usaha preventif dalam menurunkan kejadian
preeklamsia, dan bagi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan terutama bagi ibu hamil
tentang preeklampsia agar dapat meminimalisir angka kejadian berat badan
lahir rendah. Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional
analitik dengan menggunakan desain cross sectional yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mecari hubungan antara variable bebas dan variable terikat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dangan Desember
2017 di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Sampel yang akan dipilih
dengan teknik purposive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi. Adapun populasi target dalam penelitian ini adalah ibu yang
melahirkan aterm di kota Palembang dan populasi terjangkaunya adalah ibu
yang melahirkan aterm di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Sampel
pada penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan aterm dengan
preeklampsia dan non preeklampsia di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang periode 1 Januari - 31 Desember 2016.
Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabulasi dan narasi
dengan cara membandingkan teori yang sudah ada dengan hasil penelitian
yang didukung dengan uji t independent. Penelitian ini menggunakan
sumber data sekunder yang diperoleh dari data rekam medik persalinan
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode 1 Januari-31 Desember
2016 berupa usia kehamilan, tekanan darah, pemeriksaan laboratorium
(proteinuria, trombosit, ALT, AST, ureum,dan kreatinin), berat badan lahir
bayi, dan berat plasenta.

Universitas Muhammadiyah Palembang


55

4.2. Prosedur Informed Consent


Peneliti ini menggunakan data sekunder yaitu mengambil data rekam
medis sehingga tidak diperlukan informed consent.

4.2. Simpulan
Berdasarkan prinsip etika penelitian atas subjek manusia, peneliti
telah menghormati harkat dan martabat manusia serta menghormati privasi
dan kerahasiaan pasien dengan cara merahasiakan identitas pasien dan
menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai
pengganti identitas responden. Peneliti juga telah melakukan keadilan dan
inklusivitas (respect for justice and inclusiveness) dengan cara peneliti
mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk
mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah
berpartisipasi dalam penelitian. Dan peneliti juga telah memperhitungkan
manfaat dan kerugian yang akan ditimbulkan. Berdasarkan tujuan dan
manfaat yang akan di peroleh dari penelitian ini, maka penelitian ini layak
etik sehingga dapat dilakukan oleh peneliti.

Universitas Muhammadiyah Palembang

You might also like