You are on page 1of 3

Nur Alam ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik KPK menemukan dua alat bukti.

Nur Alam
diduga menyalahgunakan wewenang untuk memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi.

Penyalahgunaan wewenang dilakukan dengan cara menerbitkan SK Persetujuan Pencadangan


Wilayah Pertambangan dan Persetujuan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi. Nur Alam juga
menerbitkan SK Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi menjadi Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produk.

Semua izin tersebut diberikan Nur Alam kepada PT Anugrah Harisma Barakah, yang melakukan
penambangan nikel di Kabupaten Buton dan Bombana, Sulawesi Tenggara. Diduga, penerbitan SK
dan izin tidak sesuai aturan, dan ada komisi yang diterima Nur Alam.

Atas perbuatannya, Nur Alam diduga melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 sebagaimana diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) DPR Yudi Widiana Adia, Rabu (19/7/2017).

Yudi yang berstatus tersangka kasus suap proyek di bawah Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebelumnya tidak ditahan sejak ditetapkan sebagai tersangka
awal Februari 2017.

Yudi saat ini resmi menjadi tahanan KPK. Setelah menjalani pemeriksaan hari ini, Yudi
terlihat keluar dari gedung KPK memakai baju rompi oranye khas tahanan KPK.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, Yudi akan ditahan di rutan cabang KPK.

"YWA ditahan untuk 20 hari pertama di Rutan KPK Cabang Pomdam Jaya Guntur," ujar
Febri.

Yudi telah ditetapkan sebagai tersangka sejak awal Februari 2017. Ia diduga menerima uang
lebih dari Rp 4 miliar dari pengusaha So Kok Seng alias Aseng.

Menurut jaksa, uang yang diberikan Aseng ditujukan agar Yudi mengupayakan proyek-
proyek dari program aspirasi DPR RI disalurkan untuk proyek pembangunan atau
rekonstruksi jalan di Maluku dan Maluku Utara.

Selain itu, uang diberikan agar mantan Wakil Ketua Komisi V DPR itu menyepakati Aseng
dan pengusaha lainnya, yakni Abdul Khoir, dipilih menjadi pelaksana proyek tersebut.

Yudi telah berulang kali diperiksa dalam penyidikan di Gedung KPK dan bersaksi di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Namun, Yudi selalu membantah keterlibatannya dalam
kasus tersebut.

Yudi disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP
Jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi menuntut Andi Zulkarnaen Mallarangeng alias
Choel Mallarangeng hukuman 5 tahun penjara dalam perkara dugaan korupsi proyek Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Rabu, 7 Juni 2017.
Jaksa juga menuntut terdakwa membayar denda Rp 500 juta atau subsider 6 bulan kurungan.

”Menyatakan terdakwa Andi Zulkarnaen Mallarangeng alias Choel telah terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama,” kata
jaksa penuntut KPK, Ali Fikri, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu, 7 Juni 2017.

Jaksa Ali menilai perbuatan Choel adalah tindakan yang tidak mendukung upaya pemerintah dan
masyarakat yang sedang memberantas korupsi. Hal itu menjadi alasan jaksa memberatkan tuntutan
Choel.

Adapun beberapa poin yang meringankan tuntutan adalah terdakwa belum pernah dihukum dan
berterus terang. “Terdakwa mengakui perbuatannya,” kata Ali. Jaksa pun menyatakan agar terdakwa
membayar biaya perkara sebesar Rp 10 ribu.

Jaksa menilai Choel terlibat dalam korupsi proyek Hambalang. Adik bekas Menteri Pemuda dan
Olahraga Andi Alifian Mallarangeng itu diduga ikut mengarahkan proses penganggaran serta
pengadaan barang dan jasa dalam proyek tersebut.

Menurut jaksa, Choel menerima duit bersama Andi Alifian Mallarangeng sebesar Rp 4 miliar dan
US$ 550 ribu dari proyek tersebut. Jaksa pun menyebutkan ada sejumlah pejabat lain yang saat itu
juga ikut menerima kucuran duit dari proyek Hambalang.

You might also like