You are on page 1of 7

575 | Jurnal KIP Vol III No.

2, Juli - Oktober 2014

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN KANDORA

Inelsi Palengka
Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Kristen Indonesia Toraja
Email : inelsipalengka@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui keefektivan
pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kristen Kandora.
Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling dengan jumlah populasi sebanyak 3
kelas yang terdiri dari 95 siswa.Sampel yang terpilih adalah 1 sebanyak 32 siswa untuk kelas
eksperimen.Instrumen yang digunakan meliputi lembar observasi kemampuan guru, lembar
pengamatan aktivitas siswa, angket respon siswa, dan tes berupa soal essay untuk memperoleh
skor mengenai data prestasi belajar matematika. Pengolahan data hasil penelitian menggunakan
satstistik deskriptif. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil belajar
matematika siswa berupa skor rata-rata dan persentase. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1)
Kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran kubus dan
balok dapat dikategorikan sangat baik dengan skor rata-rata untuk 3 kali pertemuan sebesar 4.54.
(2) Penerapan pendekatan kontekstual dapat menerapkan siswa secara aktif dengan skor rata-rata
persentase aktivitas siswa selama 3 kali pertemuan adalah 81.9. (3) Secara umum siswa memberi
tanggapan positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. (4) Skor rata-rata nilai
hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen sebelum diajar menggunakan pendekatan
kontekstual (pre-tes) adalah 29.15 dan setelah diberi perlakuan yaitu diajar dengan menggunakan
pendekatan kontekstual (pos-tes) maka nilai rata-rata menjadi 72.4.

PENDAHULUAN pembelajaran, karena belajar memang


merupakan suatu proses aktif dari siswa
Belajar merupakan suatu proses yang dalam membangun pengetahuannya.
mengakibatkan adanya perubahan perilaku Sehingga, jika pembelajaran tidak
baik potensial maupun aktual dan bersifat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
relatif permanen sebagai akibat dari latihan berperan aktif, maka pembelajaran tersebut
dan pengalaman. Sedangkan kegiatan bertentangan dengan hakikat belajar.
pembelajaran adalah kegiatan interaksi Dalam kegiatan pembelajaran siswa
antara peserta didik dengan pendidik dan tidak hanya dituntut keaktifannya saja tapi
sumber belajar pada suatu lingkungan juga kreativitas, karena kreativitas dalam
belajar. Dalam kegiatan pembelajaran siswa pembelajaran dapat menciptakan situasi yang
dituntut keaktifannya. Aktif yang dimaksud baru, tidak monoton dan menarik sehingga
adalah siswa aktif bertanya, siswa akan lebih terlibat dalam kegiatan
mempertanyakan, mengemukakan gagasan pembelajaran.
dan terlibat aktif dalam kegiatan
Palengka – Efektivitas Pendekatan Kontekstual … | 576
Dalam pembelajaran matematika belajar siswa pada mata pelajaran
seringkali siswa merasa kesulitan dalam matematika. Karena pendekatan kontekstual
belajar, selain itu belajar siswa belum merupakan konsep belajar yang beranggapan
bermakna, sehingga pengertian siswa tentang bahwa anak akan belajar lebih baik jika anak
konsep salah. Akibatnya hasil belajar siswa “bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang
belum menggembirakan. Rendahnya hasil dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya.
belajar disebabkan oleh kegiatan belajar yang Pendekatan kontekstual adalah sebuah sistem
terpusat pada guru, pembelajaran yang belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa
formal dan serius, pembelajaran yang siswa mampu menyerap pelajaran apabila
biasanya diterapkan tidak memberi mereka menangkap makna dalam materi
kesempatan kepada siswa untuk akademis yang mereka terimah, dan mereka
mengkontruksi pengetahuan sendiri, guru dapat menangkap makna dalam tugas-tugas
memberikan penjelasan secara langsung sekolah jika mereka bisa mengaitkan
tentang materi, memberi contoh-contoh soal informasi baru dengan pengetahuan dan
dan soal latihan, sehingga siswa hanya pengalaman yang sudah mereka miliki
menghapal dan bekerja secara procedural. sebelumnya. Pembelajaran tidak hanya
Dengan situasi seperti itu, pendidikan sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan
matematika di sekolah, dan pendidikan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana
formal pada umumnya, cenderung siswa mampu memaknai apa yang
menghasilkan lulusan yang mempunyai dipelajarinya itu. Dalam hal ini siswa perlu
banyak pengetahuan (khususnya mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
pengetahuan faktual) tetapi miskin dalam dalam status apa mereka, dan bagaimana
kemampuan berfikir, dan miskin dalam hal mencapainya. Mereka menyadari bahwa apa
kepribadian, termasuk berjiwa penakut, yang mereka pelajari akan berguna bagi
kurang berani mengambil keputusan, dan hidupnya kelak. Dengan demikian, mereka
kurang berani bertanggung jawab atas akan belajar lebih semangat dan penuh
tindakan yang telah dilakukan (dalam kesadaran.
Karuru, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa Jhonson (2006) dalam Contextual
dalam pembelajaran matematika guru harus Teaching and Learning menjelaskan bahwa
menggunakan pendekatan pembelajaran pembelajaran kontekstual bisa berhasil
yang disesuaikan dengan kondisi siswa karena beberapa alasan yaitu: pembelajaran
sehingga siswa lebih memahami materi yang kontekstual sesuai dengan nurani manusia
disampaikan dan siswa lebih terkesan dengan yang haus akan makna. Pembelajaran
pembelajaran yang telah disampaikan serta kontekstual juga mampu memuaskan
siswa akan lebih mengingat dan tidak mudah kebutuhan otak untuk mengaitkan informasi
melupakan hal- hal yang dipelajarinya. baru dengan pengetahuan yang sudah ada,
Dalam arti perlu ada perubahan pendekatan yang merangsang pembentukan struktur fisik
pembelajaran yang lebih bermakna sehingga otak dalam rangka merespon lingkungan.
dapat membekali peserta didik dalam Pembelajaran kontekstual adalah
menghadapi permasalahan hidup yang konsep belajar dimana guru menghadirkan
dihadapi sekarang maupun yang akan datang. dunia nyata kedalam kelas dan mendorong
Mengacu pada berbagai teori di atas siswa menghubungkan antara pengetahuan
pendekatan kontekstual sangat tepat untuk yang dimilikinya dengan penerapannya
diterapkan sebagai solusi untuk dalam kehidupan mereka sehari-hari,
meningkatkan aktivitas dan kreativitas sementara siswa memperoleh pengetahuan
577 | Jurnal KIP Vol III No. 2, Juli - Oktober 2014

yang konteks yang terbatas, sedikit demi Sehubungan dengan rumusan


sedikit, dan dari proses menkontruksi sendiri. masalah di atas maka tujuan umum penelitian
Guru memfasilitasi siswa dalam menemukan ini adalah untuk mendeskripsikan apakah
sesuatu yang baru (pengetahuan dan pendekatan kontekstual efektif untuk
keterampilan) melalui pembelajaran secara meningkatkan hasil belajar siswa matematika
sendiri bukan apa kata guru. Siswa benar- siswa kelas VIII SMP Kristen Kandora.
benar mengalami dan menemukan sendiri Secara khusus tujuan penelitian ini adalah
apa yang dipelajari sebagai hasil rekontruksi sebagai berikut:
sendiri. Dalam hal ini peneliti akan meneliti 1. Untuk mengetahui bagaimana
hasil belajar siswa dalam pokok bahasan kemampuan guru menerapkan
kubus dan balok dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam
pendekatan kontekstual. pembelajaran matematika pada siswa
kelas VIII SMP Kristen Kandora.
Berdasarkanan uraian pada latar 2. Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa
belakang di atas maka penulis tertarik untuk dalam pembelajaran matematika melalui
melakukan penelitian dengan judul pendekatan kontekstual pada siswa kelas
“Efektivitas Pendekatan Kontekstual untuk VIII SMP Kristen Kandora.
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 3. Untuk mengetahui bagaimana respon
Siswa Kelas VIII SMP Kristen Kandora ” siswa terhadap pembelajaran
Berdasarkan latar belakang di atas maka matematika melalui pendekatan
permasalahan umum dalam penelitian ini kontekstual pada siswa kelas VIII SMP
adalah “apakah pendekatan kontekstual Kristen Kandora.
efektif untuk meningkatkan hasil belajar 4. Untuk mengetahui bagaimana hasil
siswa matematika siswa kelas VIII SMP belajar siswa sebelum dan setelah diajar
Kristen Kandora? Untuk menjawab dengan pendekatan kontekstual pada
permasalahan tersebut maka dijabarkan sub siswa kelas VIII SMP Kristen Kandora.
permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan guru METODE PENELITIAN


menerapkan pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran matematika pada Penelitian ini adalah penelitian
siswa kealas VIII SMP Kristen Kandora? eksperimen. Di mana terdapat satu
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam kelompok yang dipilih secara random
pembelajaran matematika melalui kemudian diberi pretes. Untuk kelas
pendekatan kontekstual pada siswa kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
VIII SMP Kristen Kandora? pendekatan kontekstual. Setelah diberi
3. Bagaimana respon siswa terhadap perlakuan dilanjutkan dengan pemberian post
pembelajaran matematika melalui test untuk mengetahui seberapa besar
pendekatan kontekstual pada siswa kelas peningkatan kemampuan siswa dalam
VIII SMP Kristen Kandora? menguasai mata pelajaran matematika.
4. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum Dalam penelitian ini, variabel yang
dan setelah diajar dengan pendekatan akan diteliti ada 4 yaitu: kemampuan guru,
kontekstual pada siswa kelas VIII SMP aktivitas siswa, respon siswa dan hasil belajar
Kristen Kandora? Instrumen yang digunakan meliputi
lembar observasi kemampuan guru, lembar
Palengka – Efektivitas Pendekatan Kontekstual … | 578
pengamatan aktivitas siswa, angket respon guru membimbing setiap kelompok selama
siswa, dan tes berupa soal essay untuk siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk
memperoleh skor mengenai data prestasi menyelesaikan permasalahan yang terdapat
belajar matematika dalam Lembar Kerja Siswa yang dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa aktif
HASIL PENELITIAN DAN menemukan sendiri bahan yang
PEMBAHASAN dipelajarinya; Memberi kesempatan kepada
setiap kelompok memaparkan hasil
Penelitian dilaksanakan 3 kali pertemuan diskusinya dan memberi kesempatan kepada
dengan menerapkan pendekatan kontekstual. anggota kelompok lain memberi tanggapan,
Pembelajaran yang dilaksanakan selama dan bertindak sebagai pasilitator di mana
penelitian secara keseluruhan telah sesuai siswa menjelaskan konsep yang telah mereka
dengan langkah-langkah dalam pembelajaran peroleh dengan kalimat mereka sendiri, dan
dengan pendekatan kontekstual. memberi kesempatan kepada kelompok lain
Dalam kegiatan awal Guru untuk menanggapi; membantu siswa
mempersiapkan siswa dan memberikan mengevaluasi hasil diskusinya dan memberi
motivasi siswa untuk belajar dalam kegiatan penghargaan berupa pujian kepada kelompok
ini minat dan keingintahuan siswa tentang yang mempunyai tingkat kerjasama tinggi
topik yang akan diajarkan berusaha dalam hal ini ini guru memberikan tambahan
dibangkitkan, hal ini dilakukan guru dengan penjelasan lebih lanjut tentang konsep yang
mengaitkan topik yang dipelajari dengan telah diperoleh siswa dan memberi
kehidupan sehari-hari; mengarahkan siswa penghargaan kepada kelompok yang
untuk memperhatikan benda-benda disekitar mempunyai tingkat kerjasama yang tinggi.
siswa atau yang pernah ditemukan siswa Dalam kegiatan akhir guru membimbing
dalam kehidupan sehari-hari yang siswa menyimpulkan materi yang telah
berhubungan dengan materi pelajaran dalam dipelajari kemudian memberikan quiz dan
kegiatan ini guru bertanya kepada siswa membimbing siswa melakukan refleksi
tentang benda-benda apa saja disekitar siswa dimana guru membimbing siswa berfikir
yang berbentuk kubus dan balok; tentang apa yang baru saja dipelajari dan
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan keseharian siswa.
menyampaikan strategi pembelajaran.
Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan
materi pembelajaran tentang kubus dan 1. Kemampuan Guru Menerapkan
balok, dalam menjelaskan materi guru Pendekatan Kontekstual Dalam
menggunakan rubik dan kotak kemasan Pembelajaran
Pons, kemudian guru membagi siswa ke
dalam beberapa kelompok-kelompok kecil. Berdasarkan hasil penelitian tentang
Setiap kelompok terdiri dari lima sampai pengelolaan pembelajaran dengan
enam siswa dan anggota kelompok sifatnya pendekatan kontekstual termasuk kategori
tetap; Membagikan Lembar Kerja Siswa efektif, disimpulkan dari hasil pengamatan
kepada setiap kelompok, dalam kegiatan ini yang dianalisis sesuai dengan penilaian
guru membagikan LKS kepada setiap pengamat. Adapun aspek kategori
kelompok untuk didiskusikan; Memantau kemampuan guru mengelola pembelajaran
dan membimbing setiap kelompok dalam dengan pendekatan kontekstual yang diamati
diskusi mengerjakan LKS yang diberikan, meliputi 5 bagian. Pada bagian pertama yaitu
579 | Jurnal KIP Vol III No. 2, Juli - Oktober 2014

kegiatan awal dengan skor rata-rata 4,67 sangat baik; memberi kesempatan kepada
yang meliputi 4 aspek yang diamati yaitu setiap kelompok memaparkan hasil
mempersiapkan siswa dan memberikan diskusinya dan memberi kesempatan kepada
motivasi siswa untuk belajar dengan skor anggota kelompok lain memberi tanggapan,
rata-rata 4 ini berarti guru mampu dan bertindak sebagai pasilitator dengan skor
mempersiapkan siswa dan memberikan rata-rata 4,67 ini berarti guru mampu
motivasi siswa untuk belajar dengan baik, memberi kesempatan kepada setiap
mengarahkan siswa untuk memperhatikan kelompok memaparkan hasil diskusinya dan
benda-benda disekitar siswa atau yang memberi kesempatan kepada anggota
pernah ditemukan siswa dalam kehidupan kelompok lain memberi tanggapan, dan
sehari-hari yang berhubungan dengan materi bertindak sebagai pasilitator dengan sangat
pelajaran dengan skor rata-rata 4,67 ini baik; membantu siswa mengevaluasi hasil
berarti guru mampu mengarahkan siswa diskusinya dan memberi penghargaan berupa
untuk memperhatikan benda-benda disekitar pujian kepada kelompok yang mempunyai
siswa atau yang pernah ditemukan siswa tingkat kerjasama tinggi dengan skor rata-
dalam kehidupan sehari-hari yang rata 5 ini berarti guru mampu membantu
berhubungan dengan materi pelajaran dengan siswa mengevaluasi hasil diskusinya dan
sangat baik, menyampaikan tujuan memberi penghargaan berupa pujian kepada
pembelajaran dengan skor rata-rata 5 ini kelompok yang mempunyai tingkat
berarti guru mampu menyampaikan tujuan kerjasama tinggi dengan sangat baik.
pembelajaran dengan sangat baik, Pada bagian ke tiga yaitu kegiatan akhir
menyampaikan strategi pembelajaran dengan dengan skor rata-rata 4,49 yang meliputi:
skor rata-rata 5 ini berarti guru mampu membimbing siswa menyimpulkan materi
menyampaikan strategi pembelajaran dengan dengan skor 5 ini berarti guru mampu
sangat baik. membimbing siswa menyimpulkan materi
Bagian kedua yaitu kegiatan inti dengan dengan sangat baik, memberikan quiz dengan
skor rata-rata 4,89 yang terdiri dari enam skor 4,33 ini berarti guru mampu
aspek yaitu menjelaskan materi pembelajaran memberikan quiz dengan baik, membimbing
dengan skor rata-rata 4,67 ini berarti guru siswa melakukan refleksi dengan skor 4,33
mampu menjelaskan materi dengan sangat ini berarti guru mampu membimbing siswa
baik; membagi siswa ke dalam beberapa melakukan refleksi dengan baik,
kelompok dengan skor rata-rata 5 ini berarti Pada bagian keempat terlihat bahwa guru
guru mampu membagi siswa ke dalam mampu mengelolah waktu dengan skor 4 ini
beberapa kelompok dengan sangat baik; berarti guru mampu mengolah waktu dengan
membagikan Lembar Kerja Siswa kepada sangat baik. Pada bagian kelima tentang
setiap kelompok dengan skor rata-rata 5 ini pengamatan suasana kelas yang terdiri dari
berarti guru mampu membagi LKS kepada dua aspek yaitu antusias siswa dan antusias
setiap kelompok dengan sangat baik; guru dengan skor rata-rata 4,33 ini berarti
memantau dan membimbing setiap antusias siswa dan guru tergolong baik.
kelompok dalam diskusi mengerjakan LKS Berdasarkan uraian di atas maka secara
yang diberikan dengan skor rata-rata 5 ini umum kemampuan guru dalam mengelola
berarti guru mampu memantau dan pembelajaran kontekstual pada materi kubus
membimbing setiap kelompok dalam diskusi dan balok adalah sangat baik hal ini dapat
mengerjakan LKS yang diberikan dengan dilihat dari skor rata-rata sebesar 4,54.
Palengka – Efektivitas Pendekatan Kontekstual … | 580
2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran keterbacanya sebesar 68,75% menyatakan
Dengan Pendekatan Kontekstual SMD, 31,25%, menyatakan MD. Dan
Aspek kategori aktivitas siswa pendapat siswa tentang cara mengajar guru
menunjukkan bahwa secara keseluruhan dan LKS sebesar 95% menyatakan ya dan 5%
siswa aktif selama pembelajaran dengan menyatakan tidak.
pendekatan kontekstual menunjukkan Dari uraian di atas dapat disimpulkan
pembelajaran terpusat pada siswa ini berarti bahwa siswa memberi tanggapan positif
siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal terhadap pembelajaran dengan pendekatan
ini sesuai dengan aktivitas yang dilakukan kontekstual. Siswa merasa sangat senang dan
siswa sesuai urutan waktu yang digunakan senang terhadap komponen kegiatan
berturut-turut selama 3 kali pertemuan pembelajaran yang meliputi, materi, LKS,
sebagai berikut: Mendengar/ mencatat suasana kelas selama pembelajaran, tes, dan
penjelasan guru sebesar 14%, merespon cara mengajar guru. Selain itu siswa juga
pertanyaan guru sebesar 9,8%, mengerjakan merasa baru terhadap pendekatan yang
LKS yang diberikan dengan berdiskusi dalam digunakan dan siswa juga sangat berminat
kelompok sebesar 47,33, memaparkan hasil untuk mengikuti pembelajaran berikutnya.
diskusi sebesar 11,16%, menanggapi hasil
diskusi kelompok lain sebesar 3,78%, 4. Hasil Belajar Siswa
merangkum materi sebesar 4,45%, Berdasarkan hasil pengolahan data
mengerjakan quiz sebesar 5,4%. Berdasarkan yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata mengalami perubahan yaitu
secara keseluruhan aktivitas siswa termasuk dari 29,15 menjadi 72,4 setelah diajar dengan
dalam kategori aktif dengan skor rata-rata menggunakan pendektatan kontekstual. Nilai
81,92. rata-rata (72,4) setelah mengalami perlakuan
berada diantara 66,00-79,99 yang berarti
3. Respon Siswa Terhadap termasuk dalam kategori tinggi bila dilihat
Pembelajaran Dengan Pendekatan pada pengkategorian nilai. Selain itu skor
Kontekstual maksimum yang diperoleh siswa mencapai
Respon siswa terhadap pembelajaran 91 dari skor ideal 100. Ini menunjukkan
dengan pendekatan kontekstual bahwa nilai rata-rata mengalami
menunjukkan bahwa bahwa rata-rata 70,04% peningkatan.
siswa menyatakan sangat senang, rata-rata Ini disebabkan dalam pendekatan
22,48% senang, dan rata-rata 7,48% cukup kontekstual siswa lebih banyak aktif dalam
senang terhadap komponen-komponen mempelajari materi dengan mengaitkan
pembelajaran yang meliputi materi yang materi dengan dunia nyata siswa. Selain itu
dibahas, LKS, suasana kelas, tes, dan cara dalam pembelajaran dengan pendekatan
guru mengajar. Rata-rata 90,62% siswa kontekstual siswa diajak untuk aktif
menyatakan baru terhadap suasana kelas,tes mengkontruksi pengetahuan mereka dan
dan cara guru mengajar. Sedangkan yang berdiskusi dalam mengemukakan pendapat
menyatakan tidak baru sebesar 9,38%. Selain dan idenya, sehingga secara tidak langsung
itu,siswa menyatakan sangat berminat mereka melakukan eksplorasi terhadap
sebesar 62,5%, berminat sebesar 31,25% dan materi jadi siswa dapat menemukan sendiri
cukup berminat sebesar 6,25% untuk pengetahuan mereka. Dalam pendekatan
mengikuti pembelajaran berikutnya. Dan kontekstual ini membawa siswa kedalam
pendapat siswa terhadap LKS mengenai suasana belajar dimana siswa dapat
581 | Jurnal KIP Vol III No. 2, Juli - Oktober 2014

mengaitkan pengetahuan yang mereka DAFTAR PUSTAKA


terimah dengan pengalaman-pengalaman
siswa. Dari hal-hal demikianlah yang
menjadi faktor meningkatnya hasil belajar Ipotes. 2008. Prestasi Belajar.
siswa melalui pendekatan kontekstual. http://ipotes.wordpress.com/2008/05/
24/prestasi-belajar/, akses 11 Febr
2012
PENUTUP Jhonson.2006. Contextual Teaching and
Learning. Bandung: MLC
Berdasarkan hasil pengujian dengan Karso.2002. Pendidikan Matematika 1.
menggunakan teknik statistik deskritif Jakarta: Universitas Terbuka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Karuru.2010. Dasar-Dasar Pembelajaran
1. Kemampuan guru menerapkan Matematika: diktat Mata Kuliah
pendekatan kontekstual dalam Kristianto.2010 Pengaruh Pendekatan
pembelajaran pada materi kubus dan balok Kontekstual Terhadap Hasil Belajar
dapat dikategorikan sangat baik. Hal ini Siswa Kelas VII SMP Negeri 4
dapat diketahui dari skor rata-rata untuk Saluputti: skripsi UKI Toraja
tiga kali pertemuan sebesar 4,54. Kunandar.2007. Guru Profesional. Jakarta:
2. Penerapan pendekatan kontekstual Rajagrafindo Persada.
mampu menengaktifkan siswa sehingga Loto’. 2011. Efektivitas Strategi Pembela-
pembelajaran berpusat pada siswa. Hal ini jaran Tuntas pada Materi Matriks
dapat diketahui dari skor rata-rata untuk Siswa Kelas X Elektronika SMA
tiga kali pertemuan sebesar 81,92. Pembangunan Makale: skripsi UKI
3. Secara umum siswa memberi respon Toraja
positif terhadap pembelajaran dengan Ngapiningsih,dkk. 2010. Matematika.
pendekatan kontekstual. Hal ini dapat Klaten: Intan Pariwara
diketahui dari 70,04% siswa menyatakan Rawis. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran
sangat senang, rata-rata 90,62% siswa Kooperatif Tipe Grup Investigasi
menyatakan baru terhadap suasana kelas, Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa
tes dan cara guru mengajar, siswa Kelas VIII SMPN 4 Rantetayo Untuk
menyatakan sangat berminat untuk Pokok Bahasan Lingkaran: skripsi
mengikuti pembelajaran sebesar 62,5%, UKI Toraja
Dan 95% siswa menyatakan” ya” tentang Sagala. 2007. Konsep dan Makna
cara mengajar guru dan LKS dapat Pembelajaran. Bandung:Alfabeta
memudahkan siswa dalam belajar. Sonny.2010. Efektivitas Pendekatan Thing
4. Dengan menerapkan pendekatan Pair Share dalam Pembelajaran
kontekstual dapat meningkatkan hasil Matematika siswa kelas VIII SMP
belajar.Hal ini terlihat dari skor rata-rata Pelita Harapan Rantepao: skripsi
pretes 29,15 dan sesudah di ajar UKI Toraja
meningkat menjadi 72,4. Selain itu skor Sudirman. 2007. Cerdas Aktif Matematika.
maksimum yang diperoleh siswa Jakarta:Ganeca
mencapai 91 dari skor ideal 100.

You might also like