You are on page 1of 1

Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 156

PROFILAKSIS PASCAPAJANAN
Apa Profilaksis Pascapajanan Itu? dengan mulut, dan jangan ditekan karena PPP dapat juga disediakan dalam kasus
Profilaksis berarti pencegahan infeksi ini tidak berguna. Desinfeksi luka dan pajanan dalam hubungan seks, misalnya
dengan obat. Pajanan adalah peristiwa daerah sekitar kulit dengan betadine perkosaan atau keadaan pecah kondom
yang menimbulkan risiko penularan. Jadi selama lima menit atau alkohol selama pada pasangan suami-istri.
profilaksis pascapajanan (atau PPP) tiga menit. Efek Samping PPP
berarti penggunaan obat untuk mencegah Pajanan mulut: ludahkan dan ber- Efek samping yang paling umum ter-
infeksi setelah terjadi peristiwa yang kumur. masuk mual dan rasa tidak nyaman. Efek
berisiko. Pajanan hidung: hembuskan keluar samping lain dapat dilihat pada lembaran
Terkait dengan PPP, ada tiga macam dan bersihkan dengan air. informasi masing-masing obat.
pajanan itu: Pajanan mata: bilas selama beberapa Pajanan pada Infeksi Lain
Pajanan di tempat kerja. Pajanan ini menit dengan air bersih. Harus diingat bahwa ada beberapa
biasa terjadi dalam sarana medis, dan Hubungan seks: jangan bilas vagina. infeksi lain yang diangkut darah, dengan
berasal jika darah, air mani, cairan vagina Setelah dibersihkan, laporkan pajanan daya menular yang jauh lebih tinggi
atau ASI dari seorang yang terinfeksi HIV agar dapat segera diselidiki. dibandingkan HIV. Infeksi ini termasuk
masuk ke aliran darah orang lain, dalam Kapan PPP Diusulkan? virus hepatitis B dan C, yang sering
hal ini biasanya petugas perawatan kese- Keputusan harus diambil apakah PPP menyertai HIV pada orang yang terin-
hatan. Peristiwa yang termaksud biasa- akan dimulai, berdasarkan hasil penye- feksi melalui penggunaan jarum suntik
nya kecelakaan akibat tertusuk jarum lidikan. Keadaan yang dianggap cukup bergantian. Semua infeksi ini dapat
suntik bekas pakai secara tidak sengaja berat untuk mulai PPP termasuk: dicegah dengan penggunaan kewas-
pada petugas. Pajanan juga dapat terjadi y pajanan pada banyak darah; padaan standar (lihat LI 811). Kewas-
dengan pisau bedah, atau jika darah atau y darah bersentuh pada luka yang ter- padaan ini termasuk penggunaan sarung
cairan lain pasien kena luka terbuka, atau buka; tangan lateks dan pelindung lain waktu
mulut, hidung atau mata petugas atau y darah dapat terlihat pada jarum yang melaksanakan tindakan yang berisiko
orang lain. menusuk; atau pada semua pasien, bukan hanya mereka
Pajanan akibat hubungan seks y pajanan pada darah, air mani atau yang diketahui terinfeksi penyakit
berisiko, misalnya bila kondom pecah cairan vagina seseorang dengan viral tersebut. Dapat dilakukan upaya PPP
atau lepas saat seorang Odha berhubung- load yang tinggi. akibat pajanan virus hepatitis B, tetapi
an seks dengan pasangan HIV-negatif. Bagaimana PPP Dipakai? belum ada untuk virus hepatitis C.
Pajanan akibat perkosaan. Pemer- PPP dilakukan dengan penggunaan Garis Dasar
kosa hampir pasti tidak memakai kon- obat antiretroviral (ARV) – lihat Lembar- Profilaksis pascapajanan (PPP) adalah
dom. Tambahannya, jika hubungan seks an Informasi (LI) 403. Menurut pedoman penggunaan ARV secepatnya setelah
terjadi secara paksa, yang sering disertai Kemenkes, paduan yang dianjurkan terjadi peristiwa yang berisiko penularan
kekerasan, risiko penularan lebih tinggi. adalah AZT + 3TC + EFV atau AZT + HIV, untuk mencegah infeksi HIV. PPP
Risiko Penularan Akibat Pajanan 3TC + LPV/r. Nevirapine tidak boleh dapat mengurangi risiko terinfeksi hingga
di Tempat Kerja dipakai untuk PPP. 79%.
Kemungkinan terjadinya penularan PPP harus dimulai secepatnya setelah PPP hanya dipakai setelah penyelidikan
akibat tertusuk jarum suntik adalah pajanan, sebaiknya dalam empat jam dan menunjukkan ada risiko pada orang yang
rendah: rata-rata 0,3%. Kurang lebih satu tidak lebih dari 72 jam. terpajan. Hanya 0,3% pajanan meng-
dari 300 kasus akan menghasilkan infeksi PPP harus dilangsungkan selama empat hasilkan infeksi HIV. Karena ARV dapat
HIV pada petugas kesehatan, bila tidak minggu, tetapi boleh dihentikan jika ada menyebabkan efek samping yang cukup
dilakukan tindakan pencegahan. efek samping yang berat. Jika pasien berat, sebaiknya PPP hanya dipakai jika
Risiko lebih tinggi jika: sumber pajanan ternyata HIV-negatif, benar-benar dibutuhkan.
y tusukan dalam; dan tidak ada kemungkinan dia masih PPP terdiri dari tiga obat yang dipakai
y darah dapat terlihat pada alat yang dalam masa jendela, PPP dapat dihen- dua kali sehari selama empat minggu.
menyebabkan luka; tikan. Namun tes HIV pada pasien PPP tidak 100% efektif; berarti PPP tidak
y jarum atau alat sebelumnya ditempat- sumber harus dilaksanakan sesuai dengan menjamin pajanan pada HIV tidak akan
kan pada pembuluh darah pasien; atau peraturan – lihat LI 102. Jelas, keraha- menghasilkan infeksi.
y pasien sumber mempunyai viral load siaan harus dijamin. Cara terbaik untuk mencegah terjadinya
HIV yang tinggi. Diusulkan orang yang terpajan melaku- penularan pada sarana medis adalah
Apa yang Harus Dilakukan kan tes HIV pada awal (tidak lebih dari melaksanakan kewaspadaan standar pada
Setelah Pajanan? 24 jam), dan pada bulan ke-3 dan ke-6 semua pasien.
Jangan panik! Namun segera lakukan setelah pemberian PPP.
tindakan. Orang yang terpajan harus segera diberi
Luka tusuk: bilas dengan air mengalir konseling, dan konseling harus tersedia
dan sabun atau antiseptik. Jangan dihisap lagi selama masa memakai PPP.

Diperbarui 7 April 2014 berdasarkan beberapa


sumber

Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: info@spiritia.or.id Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org

You might also like