You are on page 1of 10

MAKALAH

SISTEM EKSKRESI HATI

DISUSUN OLEH :
1. SITI MALINA
2. RATIH PURNAMASARI

KELAS : XI MIA 2

SMA NEGERI 1 GANTUNG


BELITUNG TIMUR
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya.
Kami ucapkan terimakasih terutama kepada guru mata pelajaran biologi yang telah
banyak memberikan ilmu kepada kami yang sangat berguna dalam penyusunan makalah
ini .
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga penyajian makalah
selanjutnya dapat kami tingkatkan. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi
para pembaca.

Gantung, Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i


Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C.Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A.Anatomi Hati .............................................................................................. 2
B.Fungsi Hati .................................................................................................. 2
C.Sistem Ekskresi hati pada Manusia............................................................. 3
D.Penyakit Pada Hati ...................................................................................... 5

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan ............................................................................................... 6
B.Saran .......................................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu IPA yang mempelajari mengenai makhluk
hidup dan gejala alam. Makhluk hidup yang dimaksud disini yaitu tumbuhan dan hewan.
Dalam hal ini manusia di kategorikan ke dalam hewan, karena manusia memiliki ciri-ciri
yang mirip dengan hewan namun tak serupa. Perbedaannya terletak pada akal dan
insting. Hewan ketika melakukan sesuatu mereka menggunakan insting, sedangkan
manusia dalam melakukan suatu aktivitas maka manusia akan menggunakn akal yang
telah digariskan .
Manusia diciptakan berasal dari sel-sel hidup yang kemudian membentuk jaringan,
dan akan terbentuk organ-organ yang nantinya akan mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. Salah satu contoh yaitu organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme dalam tubuh yang tidak
dapat digunakan lagi atau yang bersifat racun. Zat-zat sisa metabolisme tersebut dapat
berupa zat padat, zat cair ataupun zat gas. Nah zat-zat sisa inilah yang nantinya akan
dikeluarkan dari tubuh manusia melalui organ-organ penyusun sistem ekskresi pada
manusia. Tujuan pengeluaran zat-zat sisa ini yaitu agar racun-racun yang ada di dalam
tubuh manusia tidak menumpuk di dalam tubuh manusia. Karena setiap hari tubuh
manusia melakukan proses pembakaran atau metabolisme. Proses ini menghasilkan
zat-zat yang berguna bagi tubuh yang dimana zat-zat tersebut akan diserap oleh tubuh,
sedangkan zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh akan dikeluarkan melalui sitem
ekskresi. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan racun-racun yang ada di dalam tubuh,
kerena apabila racun-racun ini dibiarkan maka tubuh manusia maka akan menimbulkan
penyakit. Organ-organ yang termasuk ke dalam sistem ekskresi yaitu: kulit, paru-paru,
hati dan ginjal. Organ-organ ini memiliki tugas dan fungsi masing-masing.
Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran dan pada umumnya terjadi pada
mahkluk hidup. Jadi, selain mempelajari mengenai sistem ekskresi pada manusia, penulis
juga mempelajari sistem eksresi pada hewan. Tujuannya disini yaitu agar dapat
membedakan antara sistem ekskresi pada manusia denga sistem ekskresi pada hewan.

B Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mengenai sistem ekskresi (proses pengeluaran) pada manusia?
2. Bagaimana struktur anatomi hati?
3. Bagaimana fungsi hati sebagai alat ekskresi?
4. Apa aja penyakit pada hati?

C Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai sistem ekskresi atau proses
pengeluaran pada manusia.
2. Untuk mengetahui struktur anatomi hati.
3. Untuk lebih mengetahui fungsi kerja hati sebagai alat ekskresi

1
4. Untuk mengetahui penyakit pada hati

BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Hati Manusia

Hati adalah salah satu organ vital pada manusia. Letak hati berada di kanan atas rongga perut,
di bawah diafragma. Hati merupakan kelenjar terbesar dan organ dalam terbesar pada
manusia dengan berat sekitar 2 kg (pada orang dewasa) dan berwarna merah tua. Hati juga
disebut liver atau hepar. Dalam sistem ekskresi pada manusia, hati berperan sebagai alat
pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh.

Gambar diatas adalah anatomi hati manusia. Gambar kiri adalah tampak depan hati dan
gambar kanan adalah tampak belakang hati. Hati terdiri dari dua bagian utama yaitu lobus
kiri dan lobus kiri. Namun, jika dilihat lebih lanjut, hati sebenarnya dibagi menjadi empat
bagian dengan tambahan lobus kaudatus dan lobus quadratus. Kedua lobus tersebut
tersembunyi di belakang hati. Di dalam lobus terdapat banyak sel yang mengandung
beberapa enzim. Setiap sel dipisahkan oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah yang
memenuhi hati. Di hati juga terdapat kantung empedu yang berfungsi untuk menyimpan
empedu.

Secara histologi, studi tentang anatomi mikroskopik menunjukkan dua tipe sel hati yaitu sel
parenkimal dan sel non-parenkimal. 80% dari volume hati terdiri dari sel parenkimal yang
sering disebut hepatosit. Sel non-parenkimal mengisi 40% dari total jumlah sel hati namun
hanya menempati 6,5% volume hati.

2
Hepatosit tersusun tidak beraturan dan bercabang-cabang. Di antara sel-sel hepatosit tersebut
terdapat ruang endothelial-lined yang disebut sinusoid yang diteruskan ke aliran darah.
Sinusoid tersebut terdiri dari sel fagosit dan sel kupffer yang berfungsi untuk merombak sel
darah merah dan menghasilkan empedu. Sinusoid tersebut terhubung langsung dengan vena
pusat.

B. Fungsi Hati

Hati termasuk ke dalam sistem ekskresi pada manusia karena hati mengekskresikan getah
empedu dan urea. Berikut adalah beberapa fungsi hati yang berkaitan dengan sistem ekskresi
pada manusia:

a. Menghasilkan getah empedu. Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah
merah. Getah ini terdiri dari dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna empedu.
Garam empedu ini memiliki manfaat dalam sistem pencernaan pada manusia yaitu untuk
mengemulsi lemak. Kemudian getah empedu ini keluar bersama dengan urine dan feses.
Zat warna empedu inilah yang membuat feses dan urine kekuningan.
b. Menghasilkan urea dan amonia. Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan
protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam
darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sedangkan amonia akan
diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan ke dalam
empedu. Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.

C. Sistem Ekskresi Hati Pada Manusia


Sistem ekskresi merupakan sistem yang mengatur pembuangan zat-zat sisa yang tidak
digunakan dan bersifat racun dari dalam tubuh. Zat sisa ini didapatkan dari hasil metabolisme
tubuh. Setiap hari manusia mengonsumsi makanan makanan yang akan dicerna melalui
sistem pencernaan pada manusia. Zat makanan kemudian diedarkan oleh alat peredaran
darah ke seluruh tubuh.

Namun zat yang dikonsumsi bukan hanya zat nutrisi yang digunakan tubuh. Zat seperti
alkohol dan obat-obatan yang bersifat racun juga ikut diedarkan darah. Disinilah organ
sistem ekskresi berperan penting dalam pembuangan zat racun dari tubuh. Apabila terjadi
kelainan pada sistem ekskresi manusia, maka tubuh tidak bisa mengeluarkan zat sisa
metabolisme dari tubuh secara optimal. Organ yang termasuk dalam sistem ekskresi pada
manusia adalah hati, paru paru , ginjal, dan kulit.

Hati memegang peranan yang penting dalam menjaga metabolisme tubuh. Fungsi hati
manusia dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan empedu, amonia dan urea. Serangkaian
reaksi terjadi saat pembentukan empedu, amonia, dan urea sampai pengeluarannya dari tubuh.
Kelainan pada hati akan menyebabkan gangguan pada sistem ekskresi. Beberapa tanda tanda
penyakit hati diantaranya kelelahan yang berlebihan, jaundice, nyeri di daerah perut, ada
pembengkakan (edema), dan sebagainya. Berikut adalah beberapa sistem ekskresi hati pada
manusia :

A. Ekskresi Melalui Empedu

Empedu merupakan cairan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati. Fungsi
empedu diantaranya:

 Membantu pencernaan lemak dalam usus halus – empedu membantu fungsi enzim lipase
usus halus dengan meningkatkan luas permukaan lemak sehingga mudah untuk diubah
menjadi asam lemak dan gliserol
 Sebagai pengemulsi lemak – empedu mengikat lemak dengan membentuk misel misel. Misel
ini mudah larut dalam air sehingga mudah ditransport mendekati dan diserap dinding bagian
bagian usus halus

3
 Memberi suasana basa – beberapa enzim pencernaan di usus tidak bisa bekerja optimal
dalam suasana asam. Hal ini dinetralisir oleh empedu yang bersifat basa
 Membantu pencernaan vitamin larut lemak – dengan membantu pencernaan lemak secara
tidak langsung empedu juga membantu pencernaan vitamin vitamin larut lemak yaitu
vitamin A, D, E, dan K
 Bakterisida – empedu memiliki sifat bakterisida yaitu mengurangi bakteri merugikan pada
bagian bagian usus besar

a) Pembentukan Empedu

Empedu dibentuk oleh sel hepatosit (sel hati) kemudian dialirkan melalui saluran
empedu menuju usus halus atau menuju kantong empedu untuk disimpan. Komposisi
empedu antara lain air, getah empedu, bilirubin, kolesterol, asam lemak, lesitin, natrium,
kalium, kalsium, klorida, dan ion bikarbonat. Zat-zat dalam empedu merupakan zat yang
akan dibuang dari tubuh. Mineral mineral yang ada dalam empedu sebenarnya
dibutuhkan tubuh, namun tubuh tidak bisa menyimpannya. Akibatnya kelebihan mineral
ini dibuang keluar tubuh melalui empedu. Empedu yang dihasilkan oleh hati dapat
mencapai 1 liter per hari.

b) Penyimpanan Empedu

Tidak semua empedu yang dihasilkan dikeluarkan dalam usus halus. Sebagian besar
empedu disimpan dalam tubuh pada kantong empedu. Fungsi kantong empedu lainnya
dapat dibaca pada artikel sebelumnya. Kantong empedu hanya dapat menyimpan
empedu sekitar 30-60 ml saja, sehingga empedu dari hati dipekatkan dengan cara
mengabsorbsi air, natriun, klorida dan elektrolit lainnya. Akibatnya ada perbedaan yang
signifikan antara konsentrasi empedu yang disekresikan hati dan yang disimpan dalam
kantong empedu.

c) Sekresi Empedu

Empedu yang disimpan dalam kantong empedu akan disekresikan saat ada makanan
yang masuk kedalam usus halus. Peristiwa ini biasanya terjadi 20 menit setelah
konsumsi makanan atau minuman. Makanan, khususnya yang mengandung lemak, akan
merangsang kantong empedu untuk mensekresikan empedu. Sekresi empedu juga
dipengaruhi oleh rangsangan dari kelenjar pankreas dan saraf saraf pada perut.
Penjelasan lebih lengkap mengenai fungsi kelenjar pankreas dapat dibaca pada artikel
sebelumnya.

2. Ekskresi Melalui Siklus Urea

Amonia merupakan hasil samping dari metabolisme protein dalam tubuh. Amonia
merupakan zat yang bersifat racun dalam tubuh. Kelebihan amonia dalam tubuh dapat
menyebabkan keseimbangan terganggu dan mengurangi energi yang dihasilkan tubuh. Ini
disebabkan amonia menggunakan α-ketoglutarat pada siklus krebs untuk membentuk
glutamin. Oleh karena itu kadar amonia dalam tubuh tidak boleh lebih dari 35µmol/L.
kelainan pada tubuh yang berkaitan dengan kadar amonia/urea yang tinggi disebut
hiperamonemia. Tubuh manusia akan merespon keberadaan amonia dengan mengubahnya
menjadi senyawa yang tidak beracun, yaitu urea melalui siklus urea.

a) Siklus Urea

Urea merupakan zat yang tidak beracun dan dapat dibuang melalui urin. Urea merupakan
hasil reaksi dari amonia, karbondioksida dan asam aspartat. Reaksi ini terjadi dalam

4
matriks mitokondria dan sitosol dari sel hepasit. Pembentukan urea berlangsung melalui
5 tahapan yaitu:

 Pembentukan karbamoil fosfat– karbamoil fosfat dibentuk dari reaksi amonia, ion
bikarbonat dari karbondioksida. Reaksi ini membutuhkan energi ATP dan dikatalis
oleh enzim pada mitokondia
 Pembentukan sitrulin – sitrulin dibentuk dari ornitin dan karbamoil fosfat dengan
bantuan enzim ornitin transkarbomoilase. Sitrulin kemudian masuk ke dalam sitosol
 Pembentukan argininosusinat – sitrulin pada sitosol dikatalis menggunakan enzim
argininosusinat sintetase dan energi ATP membentuk argininosusinat
 Pemecahan argininosusinat– segera setelah terbentuk argininosusinat dipecah oleh
enzim argininosusinat liase menjadi arginine dan fumarat. Fumarat yang dihasilkan
masuk kedalam siklus krebs
 Hidrolisis arginine – arginine kemudian bereaksi dengan air dan menghasilkan
ornitin dan urea. Ornitin yang dihasilkan akan masuk kembali dalam reaksi tahap
kedua

b) Sekresi Urea

Urea yang dihasilkan dari siklus urea pada hati kemudian dibawa ke dalam ginjal untuk
selanjutnya dibuang bersama urin. Selain melalui ginjal, urea juga dapat dikeluarkan
tubuh melalui keringat pada kulit. Kedua organ ini saling melengkapi. Saat cuaca dingin,
keringat jarang keluar sehingga sebagian besar urea dikeluarkan melalui urin. Sedangkan
pada cuaca panas, urea banyak dikeluarkan melalui keringat.
Apabila ekskresi amonia terganggu maka kadar amonia dalam darah akan meningkat.
Kondisi ini disebut dengan hiperamonemia. Penderita hiperamonemia akan mengalami
beberapa gejala sebagai berikut:

 Dehidrasi – penderita hiperamonia akan mengalami dehidrasi akibat adanya


ketidakseimbangan cairan pada tubuh yang disebabkan mengingkatnya kadar amonia
dalam darah
 Kelesuan– kadar amonia yang meningkat akan mengganggu jalannya siklus krebs
sebagai penghasil energi utama tubuh. Akibatnya tubuh terasa lemas
 Nafas memburu – energi yang dihasilkan tubuh berkurang sehingga bagian bagian
otak manusia mengirimkan sinyal untuk mempercepat metabolisme tubuh, salah
satunya dengan mempercepat pengikatan oksigen
 Lemah otot – otot lurik memerlukan banyak energi dalam beraktivitas. Jika energi
berkurang maka otot akan melemah

D. Penyakit Pada Hati


Setelah mengetahui bagian-bagian, cara kerja hati pada sistem ekskresi manusia. Sebagai
organ yang vital, Anda telah mengetahui penjelasan fungsi hati sehingga dapat diambil
beberapa kesimpulan untuk membantu Anda menjaga kesehatan hati.

Berikut ini adalah penyakit pada hati :

 Hepatitis – Hepatitis terbagi atas hepatitis A dan B. Hepatitis terjadi karena virus dan
virus hepatitis B lebih berbahaya dari virus hepatitis A.
 Hemokromatosis – Penyakit ini dapat terjadi karena thalassemia, gangguan karena
alkohol, maupun sideroblastic anemia. Hemokromatosis menyebabkan zat besi dalam
tubuh menjadi berlebih.
 Sirosis Hati – Penyakit ini adalah penyakit yang sangat berbahaya dan bisa
menyebabkan kematian. Sirosis menimbulkan luka berupa guratan pada hati dan
menyebabkan hati menjadi tidak berfungsi lagi. Ketika hati tidak berfungsi tentunya hal
itu akan mengganggu fungsi-fungsi tubuh yang lain yang berkenaan dengan fungsi hati
itu sendiri.

5
 Kanker Hati – Sama seperti kanker yang lain, ada beberapa yang berbahaya dan tidak
terlalu berbahaya. Yang paling berbahaya adalah hepatocellular carcinoma.
 Kuning – Penyakit ini terjadi karena saluran empedu yang tersumbat sehingga cairan
empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus 12 jari. Ketika cairan empedu tidak mengalir,
maka cairan tersebut akan dibawa dalam darah dan diedarkan ke seluruh tubuh sehingga
tubuh akan berubah warna menjadi kekuningan.

BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
Ekskresi adalah proses pengeluaran metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi
bagi tubuh organisme. Alat ekskresi dalam sistem ekskresi manusia antara lain: kulit,
paru-paru, hati, dan ginjal. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa
metabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat
ekskresi. Pada umumnya sistem ekskresi berfungsi sebagai proses pembuangan limbah
yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh, mengatur konsentrasi dan volume
cairan tubuh, mempertahankan temperatur tubuh dalam batasan yang normal,
homeostatis.
Gangguan pada sistem ekskresi terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
faktor internal seperti gangguan metabolik dan faktor eksternal seperti pola diet setiap
hari. Hal tersebut karena sistem ekskresi berhubungan dengan pengolahan metabolisme
pada tubuh manusia.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca, agar makalah ini lebih baik untuk kedepannya

You might also like