You are on page 1of 114

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan
pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Rencana Strategis Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2016
merencanakan menambah sekolah sasaran sebanyak 2.049 SMA, yang pada tahun
2015 telah mencapai 2.251 SMA, sehingga pada Tahun 2016 ini diharapkan akan
ada

49.500 guru telah memperoleh pelatihan kurikulum 2013 termasuk para guru SMAN 1

Pangkatan yang telah menjalankan kurikulum ini memasuki tahun pertama pada tahun
pelajaran 2017/2018 ini. Mengingat mulai tahun pelajaran 2017/2018 banyak
dokumen pendukung pengimplementasian kurikulum 2013 yang direvisi maka SMAN
1 Pangkatan pada penyusunan KTSP perlu memperhatikan dan mencermati regulasi

Dokumen Kurikulum SMAN 1 Pangkatan tahun 1


2017/2018
yang berlaku sekarang. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap dokumen kurikulum tahun
sebelumnya (kurikulum 2016-2017), maka SMA Negeri 1 Pangkatan perlu melakukan
revisi terhadap dokumen tersebut, begitu juga dalam implementasinya.

Dokumen Kurikulum SMAN 1 Pangkatan tahun 2


2017/2018
Memperhatikan kondisi tersebut SMA Negeri 1 Pangkatan yang berada di
lingkungan penduduk yang tidak berkembang dibanding dengan sebagian daerah lain
di Kota Rantauprapat, maka pengembangan kurikulum juga harus disesuaikan
dengan kondisi tersebut.
Pengembangan kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan tahun pelajaran 2016-

2017 mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam


pengembangan kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan;
2. beban belajar bagi peserta didik pada SMA Negeri 1 Pangkatan yang didasarkan
pada hasil analisis riil, analisis keunggulan lokal serta potensi internal sumber daya
sekolah dan minat peserta didik;
3. Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan berdasarkan hasil revisi
kurikulum TAHUN 2017/2018, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah,
terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis terhadap kurikulum
2013 berdasarkan revisi pada Tahun 2016;

4. Kalender pendidikan SMA Negeri 1 Pangkatan disusun berdasarkan hasil


perhitungan minggu efektif mengacu pada Kalender Pendidikan yang disusun oleh
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara maupun Dinas Pendidikan
Kabupaten Labuhanbatu tahun pelajaraNegeri 1016-2017.

Kurikulum ini menjadi acuan bagi sivitas akademika SMA Negeri 1 Pangkatan
dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan mengedepankan prinsip
pengembangan kurikulum dan karakteristik kurikulum 2013 dengan penyesuaian
terhadap pemanfaatan analisis kondisi riil yang dimiliki dan analisis kondisi
lingkungan sekolah.

Memasuki tahun ke 8 sebagai sekolah pelaksana KTSP, pada tahun pelajaran


2017/2018, SMA Negeri 1 Pangkatan mengedepankan sebagai sekolah pelaksana
pendidikan karakter yang mengarah pada peningkatan penelitian bagi pembelajaran
peserta didik, guna mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang terus
melakukan analisis secara riil untuk merancang dan menyusun kembali kurikulum
yang memiliki ciri khusus melalui peningkatan penelitian, sehingga mampu
mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi, memiliki kemampuan dalam menghadapi perkembangan dunia global,
dapat memenuhi kebutuhan lingkungan , dunia usaha, dunia industri, dan memiliki
ketrampilan meneliti serta kesadaran sebagai warga Indonesia dalam upaya pelestarian
daya dukung lingkungan.

Program-program khusus yang berkaitan dengan upaya SMA NEGERI 1


Pangkatan sebagai SMA adiwiyata dilaksanakan untuk mewujudkan : Kebijakan
sekolah yang perduli dan berbudaya lingkungan ; Kurikulum Pendidikan yang
berbasis lingkungan; Kegiatan yang berbasis partisipasif ; dan Pengelolaan sarana
prasarana pendukung yang ramah lingkungan dengan meningkatkan pengalaman
meneliti fenomena di lingkungan. Secara garis besar, program-program tersebut dapat
dikelompokkan menjadi : 1). Sosialisasi program dan pembekalan ; 2).
Pengelolaan sampah dan limbah ; 3). Penghematan energi dan SDA lainnya ; 4).
Penataan ulang lahan kebun, taman, dan halaman sekolah ; 5). Berpartisipasi dalam
kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan ; 6). Pendidikan lingkungan, karakter dan
budaya serta kegiatan ilmiah peserta didik yang terintegrasi dalam berbagai mata
pelajaran.

Pendidikan karakter dimaknai sebagai upaya internalisasi nilai-nilai luhur bangsa


seperti yang diamanatkan tujuan nasional dalam aline ke 4 Pembukaan UUD 1945 dan
tujuan pendidikan nasional dalam pasal 31 amandemen UUD 1945 dan UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional.

Dalam pelaksanaannya, pendidikan karakter diwujudkan dalam berbagai


bentuk kegiatan yang mengacu kepada : Olah Rasa, Olah Otak, Olah Karsa, dan Olah
Raga. Dan dilaksanakan secara terintegrasi dalam berbagai mata pelajaran dan
kegiatan ekstrakurikuler. Nilai-nilai luhur yang diinternalisasikan meliputi : religius,
jujur, toleransi, disipilin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,
gemar membaca, cinta lingkungan, perduli sosial, dan tanggung jawab.
B. Landasan Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006
Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
7. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Standar Penilaian;.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
14. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013, tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi
Kurikulum 2013.
15. Surat Edaran bersama Menteri Dagri No 420/176/SJ dan Mendikbud No
0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 Januari 2014 perihal Implementasi kurikulum
2013
16. Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) SMA Negeri 1 Pangkatan tahun Pelajaran
2016-2017.
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2014 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum SMA/MA
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
KTSP SMA/MA
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Ekstra kurikuler
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Kepramukaan
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah
24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
25. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi SUMATERA UTARA
Nomor : 420/03004 Tentang Perubahan Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Nomor 420/02584 Tentang Pedoman
Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun Pelajarani 2017/2018 ;
26. Surat edaran Gubernur Sumatera Utara No. 420/006752/2015 tentang sekolah
dapat menyelenggarakan kegiatan belajar 5 hari dalam seminggu (Senin –
Jumat) bagi sekolah-sekolah di Sumatera Utara, sesuai pasal 8 Surat
Keputusan (SK) Kemendiknas Nomor 125/U/2002;
27. Panduan Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dari Direktorat
Pembinaan SMA Tahun 2015;
28. Panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA
Direktorat Pembinaan SMA Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2015;
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan;
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi;
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses;
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;

C. Tujuan Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan disusun dengan tujuan agar sekolah


memiliki pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar
Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka mencapai Tujuan Pendidikan Nasional.
Dengan semakin berkembangnya peradaban yang diiringi dengan meningkatnya
kebutuhan dan layanan pendidikan maka Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum
SMA Negeri 1 Pangkatan memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia. Khusus untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan ini di SMA Negeri 1
Pangkatan dilaksanakan juga program keputrian, pendalaman kajian agama,
pembinaan ekstrakurikuler agama (rohis, rohkat, rokris) dengan kegiatan rutin,
dan memberikan siraman rohani melalui kegiatan pengajian, akhlak dan budi
pekerti. Selain itu peringatan hari-hari besar keagamaan dilaksanakan dengan
mengundang penceramah yang kompeten dan atau memanfaatkan warga sekolah
dalam pengamalan agamanya seperti melaksanakan qurban dan bantuan sosial
terhadap warga sekitar sekolah yang kurang mampu dengan anggaran yang
direncanakan di RKAS.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik. Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan disusun
dengan memperhatikan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik agar dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Peningkatan di bidang ini dilakukan melalui
program penjaringan sejak PPDB, hasil identifikasi dan bimbingan BK, serta
rekomendasi para guru pengampu mata pelajaran yang terkait.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah Pangkatan memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum SMA Negeri 1
Pangkatan muat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah, terutama dalam bidang seni
dan peduli lingkungan, serta keterampilan sesuai dengan tuntutan Kompetensi
Dasar pada mata pelajaran Prakarya.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Pengembangan kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan memperhatikan
keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional yang ditunjukkan
dengan adanya Muatan lokal Agronomi dan Pendidikan Kewirausahaan
dengan mengakomodir potensi dan peluang pembangunan dan
pengembangan ciri khas Kabupaten Labuhanbatu. Tetapi tidak melupakan
kebutuhan Nasional dan global yang ditandai dengan adanya pembinaan
peserta didik dan warga sekolah dengan Teknologi Informatika dan Komunikasi
yang lebih ke arah praktis yang dilayani melalui kegiatan ekstrakurikuler.
5. Tuntutan dunia kerja
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan harus memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka
yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di antaranya ialah program
Muatan lokal atau PBKL yang terintegrasi dalam mata pelajaran.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan tuntutan perkembangan serta perubahan kurikulum yang berlaku.
7. Agama
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan untuk meningkatkan toleransi
dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di
lingkungan sekolah dan masyarakat sesuai dengan kompetensi Inti yang
diharapkan.
8. Dinamika perkembangan global
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan agar peserta didik mampu
bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain dengan
membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan minatnya, agar mereka mampu mengembangkannya secara mandiri di
dunia nyata/kehidupan sehari-hari di lingkungan dan masyarakat.
9. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian
autentintik yang mancakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
10. Pengembangan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan potensi diri
peserta didik, untuk mengakomodir dan mengembangkan potensi peserta didik
dengan berbagai kegiatan yang memiliki nilai kompetisi dalam mengangkat
prestasi sekolah. Disamping itu sesuai Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014,
dinyatakan Pendidikan Kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib
bagi semua peserta didik dalam proses pembentukan kepribadian, kecakapan
hidup, dan akhlak mulia melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan.
11. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan mendorong wawasan dan
sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai tersebut selain
diimplementasikan melalui pembelajaran mata pelajaran PPKn dan Pendidikan
Agama dan Akhlak mulia juga didukung oleh kegiatan aktualisasi pendidikan
kepramukaan pada semua mata pelajaran di sekolah.
12. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Labuhanbatu.
13. Kesetaraan Gender.
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan diarahkan kepada pendidikan yang
berkeadilan dan mendorong tumbuhkembangnya kesetaraan gender antara siswa
laki-laki maupun perempuan sesuai potensi dan minat yang dimiliki.
14. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan sesuai dengan visi, misi,
tujuan, kondisi, dan ciri khas SMA Negeri 1 sebagai institusi pendidikan yang
unggul dan bermartabat.
15. Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan dengan mengitegrasikan
nilai-nilai karakter bangsa dalam dokumen akademik yang diimplementasikan
baik melalui pembelajaran di kelas, dalam kehidupan sekolah maupun pada
lingkungan kehidupan di luar sekolah.
BAB II

TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Menengah

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjutdengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari.

B. Visi SMA NEGERI 1 Pangkatan

Berdasarkan hasil musyawarah dari seluruh komponen sekolah, dengan


pertimbangan pengembangan SMA Negeri 1 Pangkatan, maka segenap sivitas
akademik SMA Negeri 1 Pangkatan sepakat mengarahkan visi sekolah pada :
“Mewujudkan Anak Didik Yang Terampil Dan Teladan Dalam Prilaku Yang Berlandaskan
Keimanan Dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa ”.

C. Misi SMA Negeri 1 Pangkatan

Untuk mencapai VISI tersebut, SMA Negeri 1 Pangkatan mengembangkan misi


sebagai berikut:
1. Peningkatan dalam bidang akademik yaitu perolehan nilai UN dan UAS
2. Peningkatan dalam bidang Karya Ilmiah dan Olimpiade mata pelajaran
3. Peningkatan dalam bidang Cerdas Cermat, Pidato dan Debat Bahasa Inggris
4. Meningkatkan jumlah siswa yang lulus di SNMPTN, SBMPTN, UMB, dan SEKOLAH
KEDINASAN.
5. Peningkatan dalam bidang O2SN dan kesenian.
6. Peningkatan dalam bidang aktifitas keagamaan dan kegiatan sosial
7. Peningkatan dalam bidang Prakarya.
8. Peningkatan dalam bidang disiplin.
9. Menjalin hubungan kerjasama yang erat dengan pihak Perusahaan.
10. Menjalin hubungan yang baik dengan Komite Sekolah.
D. Tujuan SMA Negeri 1 Pangkatan

Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah


meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara
lebih rinci tujuan SMA Negeri 1 Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, Propinsi
Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta
memperbaiki kekurangannya
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan,
dan pekerjaannya
4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial
5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup global
6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis,
kreatif, dan inovatif
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam pengambilan keputusan
8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan
diri
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks
11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial
12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara
demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
15. Mengapresiasi karya seni dan budaya
16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok
17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan
18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun
19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat
20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan
estetis
22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam
bahasa Indonesia dan Inggris
23. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.
BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kerangka Dasar Kurikulum

1. Landasan Filosofi

Berdasarkan Permendiknas nomor 22 Tahun 2006, dinyatakan bahwa Standar


Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi
minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa.Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa
lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik
dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan
potensi peserta didik menjadi memiliki kemampuan dalam berpikir reflektif
bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

2. Landasan Teoritis

Secara teoritis sebagaimana Permendikbud nomor 69 Tahun 2013 tentang


kerangka dasar dan struktur kurikum, dinyatakan bahwa Kurikulum yang
disusun sekolah berfungsi sebagai acuan dalam mengembangkan struktur
kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat
daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Olehkarena itu dalam kurikulum SMANEGERI 1
Pangkatan ini juga mengakomodir karakteristik dan tuntutan lingkungan
sekolah dan masyarakat untuk semaksimal mungkin memperkaya wawasan
dan pengalaman melalui pemberdayaan potensi lokal dalam pembelajaran bagio
peserta didik di sekolah.

3. Landasan Yuridis

Landasan pedagogis Kurikulum 2013, kurikulum adalah rancangan pendidikan


yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi
dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan
kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan
bangsanya.
Landasan Sosiologis Kurikulum 2013, kurikulum dikembangan dengan
bertumpu pada kondisi masyarakat dimana kurikulum itu dikembangkan.
Permendikbud No 69 Tahun 2013 menjelaskan landasan-landasan di atas
berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat
nasional dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman
pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Atas. Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas merupakan pengorganisasian kompetensi inti, mata
pelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah
Atas.
Berdasarkan konsep di atas, maka struktur dan muatan Kurikulum SMA Negeri
1 Pangkatan di tinjau kembali, direvisi, dan dikembangkan. Secara rinci
struktur dan muatan kurikulum tersebut dikembangkan mengacu pada
Permendikbud nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum 2013
dan Panduan pengembangan kurikulum yang diterbitkan oleh Direktorat
Pembinaan SMA Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015.

B. Struktur Kurikulum

Dalam kurikulum 2013 sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 32 tahun


2013 dan Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 , secara tegas dinyatakan bahwa
Struktur kurikulum sebagai pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar,
muatan pembelajaran, mata pelajaran, beban belajar, pada setiap satuan
pendidikan dan program pendidikan.
Tahun Pelajaran 2016-2017 SMA Negeri 1 Pangkatan telah memasuki
tahun ke-8 pengembangan kurikulum sekolah, dan melaksanakan
kurikulum 2013 memasuki tahun pertama. Sehingga pada tahun pelajaran ini
kelas X menggunakan Kurikulum 2013 untuk diimplementasikan pada
pembelajaran di sekolah. Mengingat pada Tahun 2016 telah terjadi revisi terhadap
pelaksanaan kurikulum 2013, maka sesuai dengan revisi dan perubahan ketentuan
penerapan kurikulum seperti : taksonomi berfikir, penilaian sikap, 5 M dan
intrumen penilaian, maka SMA Negeri 1 Pangkatan harus menerapkan sesuai
dengan aturan yang berlaku. Walaupun demikian khusus kelas XI dan kelas XII
dalam penerapannya tetap menggunakan KTSP agar tidak terjadi tumpang tindih
bahan pembelajaran. Sedang kelas X tetap menggunakan silabus, instrument
dan ketentuan sebagaimana regulasi yang telah direvisi.
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan kelas X dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan Kelas X memiliki 46 jam
pelajaran yang terdiri atas 42 jam pelajaran dari pusat, 2 jam pelajaran untuk
bimbingan siswa daNegeri 1 jam untuk pembelajaran mata pelajaran muatan
lokal dari provinsi Sumatera Utara dan yang terkait dengan prioritas kebijakan
pembangunan Kabupaten Labuhanbatu.
2) Program peminatan yang dipilih disediakan sekolah terdiri atas peminatan
matematika dan ilmu alam dan peminatan ilmu-ilmu sosial.
3) Struktur Kurikulum kelas X terdiri atas mata pelajaran kelompok wajib A,
kelompok mata pelajaran wajib B, kelompok mata pelajaran peminatan C yang
terdiri atas kelompok mata pelajaran peminatan akademik dan kelompok mata
pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan, dan mata pelajaran muatan lokal
wajib yang dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran wajib B.
4) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum.
5) Alokasi waktu setiap satu jam pembelajaran mengikuti ketentuan waktu
pembelajaran bagi peserta didik SMA yaitu 45 menit.
6) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40 minggu. Berdasarkan
kurikulum 2013 peserta didik harus dapat mencapai kompetensi lulusan yang
mencakup dumain sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sebagaimana
kelompok mata pelajaran sesuai dengan program studi yang dipilihnya.
Strategi yang digunakan adalah dengan menjabarkan kompetensi Inti dalam
kurikulum ke dalam Kompetensi Dasar yang selanjutnya dirumuskan menjadi
materi ajar dan indikator pencapaian kompetensi pada setiap mata pelajaran.

Adapun struktur program kurikulum dan beban belajar bagi peserta


didik dijabarkan sebagaimana tabel 1 sampai dengan tabel 6 berikut ini.

a. Sistem paket beban belajar bagi semua peserta didik SMA Negeri 1 kelas
X baik untuk peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebagaimana pada struktur
program kurikulum pada tabel 1 daNegeri 1 sebagai berikut:
Tabel 1 :

STRUKTUR KURIKULUM SMA NEGERI 1


PANGKATAN KELAS X MIPA TAHUN 2017/2018
SEMESTER
NO MATA PELAJARAN 1 2
KELOMPOK WAJIB
I KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Matematika Umum 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2
6 Bahas Inggris 2 2
II KELOMPOK WAJIB B (WAJIB)
7 Seni Budaya 2 2
8 Pendidikan Jasmanai, Olah raga, dan 3 3
Kesehatan
9 Prakarya dan Kwirausahaan 2 2
Jumlah Jam Pelajaran kelompok Wajib 24 24
III KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Matematika MIPA 3 3
12 Biologi 3 3
SEMESTER
NO MATA PELAJARAN 1 2
13 Fisika 3 3
14 Kimia 3 3
Jumlah Jam Pminatan 12 12
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat
15 Memilih dua atau tiga mata pelajaran 6 6
pada peminatan IPS 3 3
3 3
Bimbingan Karier dan Konseling 2 2
TOTAL 46 46

Tabel 2 :

STRUKTUR KURIKULUM SMA NEGERI 1


PANGKATAN KELAS X IPS TAHUN 2017/2018
SEMESTER
NO MATA PELAJARAN 1 2
KELOMPOK WAJIB
I KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Matematika Umum 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2
6 Bahas Inggris 2 2
II KELOMPOK WAJIB B (WAJIB)
7 Seni Budaya 2 2
8 Pendidikan Jasmanai, Olah raga, dan 3 3
Kesehatan
9 Prakarya dan Kwirausahaan 2 2
Jumlah Jam Pelajaran kelompok Wajib 26 26
III KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Sejarah Dunia 3 3
12 Geografi 3 3
13 Sosiologi 3 3
14 Ekonomi 3 3
Jumlah Jam Pminatan 9 atau 12 9 atau 12
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat
15 Memilih dua atau tiga mata pelajaran pada 3 6 3 6
peminatan IPA dan atau Bahasa dan Budaya
16 3 3
SEMESTER
NO MATA PELAJARAN 1 2
Bimbingan Karier dan Konseling 2 2
TOTAL 46 46

b. Di SMA Negeri 1 Pangkatan, beban belajar menggunakan


sistem Paket bagi peserta didik kelas XI baik peminatan MIPA
maupun IPS adalah mengacu pada struktur program kurikulum
yang tercantum pada tabel 3 dan 4 sebagai berikut:
Tabel
3:
STRUKTUR KURIKULUM SMA NEGERI 1
PANGKATAN KELAS XI DAN XII IPA TAHUN
2017/2018

Alokasi Waktu
Kelas XI Kelas XII
Kompone Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
n
2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Fisika 4 4 4 4
7. Kimia 4 4 4 4
8. Biologi 4 4 4 4
9. Sejarah 1 1 1 1
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani 2 2 2 2
12. Teknologi Informasi dan 2 2 2 2
Komunikasi
13. Bahasa Jerman 2 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2* 2* 2* 2*
Jumla 3 3 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran


Tabel
4:
STRUKTUR KURIKULUM SMA NEGERI 1
PANGKATAN KELAS XI DAN XII IPA TAHUN
2017/2018

Alokasi Waktu
Kelas XI Kelas XII
Komponen Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Sejarah 3 3 3 3
7. Geografi 3 3 3 3
8. Ekonomi 4 4 4 4
9. Sosiologi 3 3 3 3
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2 2
Kesehatan
12. Teknologi Informasi dan 2 2 2 2

13. Bahasa Jerman 2 2 2 2


B. Muatan Lokal (konservasi dan 2 2 2 2
pemberdayaan potensi bahari)
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)
Jumlah 39 39 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

1) Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur (PT) dan


Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) maksimal 60 % dari
waktu kegiatan tatap muka per minggu mata pelajaran yang
bersangkutan.
2) Alokasi waktu untuk tatap muka setiap jam pelajaran 45 menit.
Jumlah jam pelajaran perminggu adalah sebagai berikut:
1) Kelas X : 42 Jam pelajaran.
2) Kelas XI : 39 Jam pelajaran.
3) Kelas XII : 39 Jam pelajaran.
1. Pengaturan Waktu Belajar.
Menindaklanjuti edaran Gubernur Sumatera Utara No.
420/006752/2015 tentang himbauan bagi sekolah-sekolah di Sumatera Utara
dapat menyelenggarakan kegiatan belajar 5 hari dalam seminggu (Senin –
Jumat), sesuai dengan pasal 8 Surat Keputusan (SK) Kemendiknas Nomor
125/U/2002 yang telah diundangkan sebelumnya. Kemudian ditindaklanjuti
olehterbitnya Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi SUMATERA
UTARA Nomor : 420/03004 Tentang Perubahan Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Nomor 420/02584 Tentang Pedoman
Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun Pelajarani 2017/2018 . Maka
berdasarkan analisis dan musyawarah warga sekolah bersama komite
sekolah serta pertimbangan pejabat terkait diputuskan bahwa mulai tahun
pelajarani 2017/2018 ini SMA Negeri 1 Pangkatan mengikuti 5 (lima) hari
kegiatan belajar, yaitu mulai hari senin sampai dengan sabtu.
Adapun kegiatan pembelajar harian diatur sebagai berikut :
1) Kegiatan pembelajaran di mulai pukul 07.30 dan berakhir pada pukul 14.00
WIB;
2) Periode jam pembelajaran berlangsung selama 45 menit per jam pelajaran;
3) Khusus hari Senin pembelajaran berlangsung 9 jam pelajaran di tambah
dengan waktu penyenggaraan upacara bendera pada setiap pekannya;
4) Hari Selasa sampai dengan hari Kamis berlangsung 8 jam pelajaran,
sedang hari Jumat hanya berlangsung 5 jam pelajaran agar memungkinkan
peserta didik yang beragama islam dapat menjalankan ibadah sholat jumat
dan tidak harus dilakukan di sekolah;
Total jam pelajaran berjumlah 42 jam pelajaran pada setiap pecan yang
pendistribusiannya mengikuti struktur kurikulum sekolah sebagaimana hasil
analisis dari tim pengembangan kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan.

2. Mata Pelajaran Muatan Lokal


Letak geografis SMA Negeri 1 Pangkatan yang berada di kawasan
perkebunan akan banyak memberi warna terhadap proses pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, program Muatan Lokal yang dipilih adalah yang berkaitan
dengan kondisi di lingkungan sekitar sekolah.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang
ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di
lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan.

Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan diri seperti berikut ini.

a. pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas


(intrakurikuler) dengan alokasi waktu 2 jam tatap muka, yaitu:

1) Bimbingan Konseling, mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pribadi,


kemasyarakatan, belajar, dan karier peserta didik.

Bimbingan Konseling diasuh oleh guru yang ditugaskan.

2) pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar


kelas (ekstrakurikuler) diasuh oleh guru pembina. Pelaksanaannya
secara reguler setiap hari Sabtu dan Minggu, yaitu:

a. bola Volley
b. bola Kaki
c. Pramuka

b. Program Pembiasaan mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter


peserta didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan keteladanan.

RUTI SPONTAN KETELADANAN


Upacara membiasakan antri berpakaian rapi
Senam memberi salam memberikan pujian
Kunjungan perpustakaan membuang sampah tepat waktu
pada tempatnya
Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar di sekolah. Seluruh
guru ditugaskan untuk membina Program Pembiasaan yang telah ditetapkan
oleh sekolah.

Penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif. Potensi, ekspresi,


perilaku, dan kondisi psikologis peserta didik merupakan portofolio
yang digunakan untuk penilaian.
C. Muatan Kurikulum

1. Mata Pelajaran
Cakupan muatan kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X
sampai dengan XII. Untuk kelas X sampai dengan kelas XII struktur kurikulum
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti
(KI), serta Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran,
yang selanjutnya dijabarkan dalam indikator pencapaian kompetensi khusus
masing-masing mata pelajaran sebagaimana petunjuk teknis dalam
pengimplementasian kurikulum 2013 di sekolah. Mata pelajaran beserta
alokasi waktu untuk masing-masing tingkat kelas tercantum pada muatan
kurikulum.
Untuk tahun pelajaran 2017/2018 ini SMA Negeri 1 belum
memberikan layanan pendalaman materi peminatan pada mata pelajaran
peminatan bagi peserta didik kelas XII. Hal ini dilakukan karena sekolah
belum mendapatkan kesepahaman dan melakukan kerja sama dengan
Perguruan Tinggi Negeri yang diminati peserta didik kelas XII SMA Negeri 1
Pangkatan. Kecuali itu, tim pengembang kurikulum masih menunggu petunjuk
teknis dari kementrian tentang prosedur dan dasar hukum operasional tentang
pelaksanaan pendalaman materi peminatan tersebut. Memasuki tahun ke tiga
pelaksanaan kurikulum 2013, walaupun belum mengembangkan sistem kredit
semester (SKS), maupun melaksanakan pendalaman materi peminatan. Namun
SMA Negeri 1 tetap mengimplementasikan kurikulum 2013 sesuai dengan
standar pendidikan.

Adapun muatan kurikulum yang dilaksanakan di SMA Negeri 1

Pangkatan sesuai dengan struktur kurikulum sekolah seperti yang sudah


direncanakan dalam mata pelajaran dan tingkat maupun peminatan sebagai
berikut :

1) Muatan Kurikulum Kelas X (kurikulum 2013)

Berdasarkan hasil analisis (SDM) internal sekolah pada tahun pelajaran


2017/2018 ini kelas X SMA Negeri 1 Pangkatan sebenarnya mampu
membuka 10 -11 rombongan belajar MIPA, 3-4 rombongan belajar IPS,
dan 1-2 rombongan belajar Ilmu Bahasa. Berdasarkan angket peminatan
diputuskan melayani peminatan MIPA dan IPS, ditambah dengan mata
pelajaran Lintas Minat yang memungkinkan pelayanan pilihan peserta
didik.
Kelas X memuat 16 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib
A, 4 mata pelajaran wajib B termasuk 1 mata pelajaran muatan lokal, 4
mata pelajaran pilihan minat, daNegeri 1 mata pelajaran lintas minat. Pada
tahun pelajarani 2017/2018 ini mata pelajaran peminatan diberikan
keleluasaan
untuk memilih mata pelajaran peminatan 3 dari 4 mata pelajaran dan
menambahkanya pada mata pelajaran lintas minat (2 sampai 3 mata
pelajaran dari 8 yang disediakan) sesuai yang dikehendaki dengan
rekomendasi dan pertimbangan dari guru pembimbing dan orang tua
peserta didik. Walaupun demikian jumlah mata pelajaran yang harus di
tempuh oleh peserta didik kelas X tetap berjumlah 16 mata pelajaran.
Kegiatan pengembangan diri peserta didik dilakukan melalui kegiatan
ekstra kurikuler dan Bimbingan konseling-karier. Dalam hal ini
Pendidikan Kepramukaan merupakan ekstra kurikuler wajib bagi semua
peserta didik kelas X yang rencananya akan dikemas melalui kegiatan
aktualisasi, kegiatan blok, dan kegiatan reguler bagi yang memiliki minat
tersendiri.

2) Muatan Kurikulum Kelas XI (Kurikulum 2013)

Kelas XI terdiri atas peminatan MIPA dan IPS sebagai kelanjutan dari
peminatan di kelas X. Pada penentuan mata pelajaran lintas minat siswa
kelas X dijaring melalui angket penentuan pilihan lintas minat yang sesuai
bagi siswa. Sehingga dipergunakan sebagai dasar penataan kelas dengan
komposisi peserta didik yang memiliki pilihan lintas minat yang sama.
Jumlah mata pelajaran yang harus di tempuh oleh peserta didik kelas XI
adalah 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, 4
mata pelajaran wajib B termasuk mata pelajaran muatan lokal wajib, 4
mata pelajaran peminatan, dan 1 mata pelajaran lintas minat.
Sedangkan Pengembangan diri pada kelas XI tersebut melalui kegiatan
ekstra kurikuler dan BP/BK, serta Pendidikan Kepramukaan.

3) Muatan Kurikulum kelas XII (Kurikulum 2013)

Muatan kurikulum kelas XII terdiri atas peminatan MIPA, IPS, dan Lintas
Minat sebagai kelanjutan pilihan di kelas sebelumnya. Jumlah mata
pelajaran di kelas XII : 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata
pelajaran wajib A, 4 mata pelajaran wajib B termasuk muatan lokal wajib,
4 mata pelajaran peminatan, dan 1 mata pelajaran lintas minat.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan ekstra kurikuler
dan BP/BK, serta Kegiatan Pendidikan kepramukaan sebagai ekstra
kurikuler wajib bagi semua peserta didik kelas XII pada semester ganjil.

Berkaitan dengan muatan kurikulum yaitu tentang adanya perubahan


muatan alternatif pilihan peminatan dan lintas minat bagi peserta didik kelas
XI dan XII. Tim pengembang kurikulum menyarankan agar mereka
melanjutkan pilihan minat sebagaimana yang telah dipilih sebelumnya, agar
tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Dengan demikian jumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik kelas XI dan kelas XII
adalah tetap 15 mata pelajaran yang terdiri atas : 6 mata pelajaran wajib A, 4
mata pelajaran wajib B termasuk muatan lokal wajib, 4 mata pelajaran
peminatan dan 1 mata pelajaran lintas minat.

Pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 1 Pangkatan belum


menggunakan sistem kredit semester (SKS) melainkan menggunakan sistem
paket yaitu semua peserta didik diwajibkan mengikuti semua mata pelajaran
pada satu satuan semester berjalan sesuai dengan pilihan minat maupun lintas
minat yang sediakan oleh sekolah.

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan


kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri. Dengan mengacu pada visi SMA Negeri 1 Pangkatan yang
didukung hasil analisis potensi dan kebutuhan lingkungan, serta potensi
sekolah yang meliputi sumber daya manusia (pendidik, tenaga kependidikan,
dan peserta didik) serta ketersediaan sarana prasarana yang terdapat di
sekolah, SMA Negeri 1 Pangkatan menentukan, bahwa bahasa Jawa sebagai
mata pelajaran muatan lokal di sekolah. Muatan lokal ini sekaligus menjadi
salah satu bagian dari keunggulan SMA Negeri 1 Pangkatan sesuai kebutuhan
peserta didik dan tuntutan masyarakat lokal, nasional maupun global.
Berdasarkan SK Gubenur no 423.5/27/2011 tahun 2011 tentang muatan
lokal wajib untuk jenjang pendidikan SMA/SMALB/SMK/MA negeri dan
swasta provinsi SUMATERA UTARA adalah Bahasa Jawa. Diperkuat
dengan Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Utara Nomor 57 Tahun 2013
yang mengatur tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Bahasa, Sastra,
dan Aksara Jawa. Kemudian dipertegas oleh Edaran Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara Nomor 424/13242 Tanggal 23 Juli 2013 tentang
Implementasi Muatan Lokal Bahasa Jawa di Sumatera Utara. Maka SMA
Negeri
2 Pangkatan menyelenggarakan muatan lokal Bahasa Jawa sebagai upaya
mengembangkan budaya daerah dan tutuntan masyarakat. Tujuan
pembelajaran muatan lokal bahasa Jawa secara khusus adalah :
1) menerapkan penggunaan bahasa Jawa yang santun di lingkungan sekolah
sesuai dengan hari yang ditentukan, yaitu hari berbahasa Jawa setiap hari
Kamis pada setiap pekannya, sesuai himbauan Gubernur kepala daerah
Provinsi Sumatera Utara pada semua instansi pemerintah di wilayah
Sumatera Utara, termasuk institusi pendidikan.
2) membentuk sikap budi pekerti yang luhur dalam kehidupan sehari-hari,
baik di sekolah maupun di rumah.
3) melestarikan budaya Jawa di kalangan pelajar agar tidak terkontaminasi
oleh budaya asing yang memprihatinkan.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk merealisasikan muatan lokal


Bahasa Jawa adalah dengan menyusun program pembelajaran yang tergabung
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Pangkatan yang
meliputi lima aspek, antara lain membaca, berbicara, menulis, mendengarkan
dan kesusasteraan. Kelima aspek tersebut dirancang secara sistematis dalam
bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dan materinya disusun
secara sistematis dan berjenjang.

Kelima aspek tersebut mendasarkan pada materi yang bertemakan budaya


Jawa yang mencerminkan adat-istiadat Jawa, perilaku kehidupan sehari-hari,
dan nilai-nilai yang berkembang sebagai tatanan dan ciri khas masyarakat
Jawa. Harapan akhir yang diinginkan adalah peserta didik menjiwai sebagai
manusia Jawa yang berkepribadian dan mempunyai wawasan yang luas dalam
hidup berbangsa dan bernegara.

Secara garis besar bahan kajian muatan lokal yang dikembangkan di SMA
Negeri 1 Pangkatan pada tahun pelajarani 2017/2018 meliputi:

No Kelas Bahan Kajian Muatan Lokal


1. X Mendengarkan dan memahami serta menaggapi

MIPA/IPS berbagai bentuk wacana lisan non sastra berupa


pengumuman, berita, cerita
2. XI Mendengarkan dan memahami serta menanggapi

MIPA/IPS berbagai bentuk wacana lisan nonsastra berupa


sambutan/khotbah, pembicaraan dalam wawancara dan
musyawarah dalam berbagai ragam bahasa jawa
3. XII Mendengarkan dan menaggapi berbagai berita dengan

MIPA/IPS berbagai lapisan masyarakat

Menulis berbagai teks serta menanggapi bentuk


wacana sastra

Berdasarkan analisis ketersediaan tenaga pendidik, SMA Negeri 1

Pangkatan tidak menentukan mata pelajaran muatan lokal tambahan. Hasil


analisis potensi ketenagaan sekolah dan minat peserta didik mengarah pada
kegiatan ketrampilan fotografi dan desaign grafis maupun bahasa peprograman
komputer banyak diminati. Dengan hasil analisis ini sekolah akan
menindaklanjuti melalui pelayanan kegiatan ekstrakurikuler unggulan yang
dilakukan diluar jadwal pembelajaran.

3. Pengelolaan Pendidikan Agama

Pada Tahun Pelajaran 2017/2018 ini data agama peserta didik di

SMANegeri 1 Pangkatan sebagai berikut :


KELAS
NO AGAMA X XI XII JUMLAH
1 Islam 454 464 489 1407
KELAS
NO AGAMA X XI XII JUMLAH
2 Kristen 40 30 18 88
3 Katolik 10 20 13 43
4 Hindu 0 2 0 2
5 Budha 0 0 0 0
Jumlah 504 516 520 1540

Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


dilaksanakan sesuai jadwal pembelajaran efektif. Setiap kelas atau ro,bongan
belajar diatur hanya maksimal memiliki peserta didik dari 1-3 kelompok
Agama. Artinya pada jadwal pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti terjadwal, peserta didik yang beragama Islam melakukan pembelajaran
di kelasnya sedang secara bersamaan peserta didik non muslim melakukan
pembelajaran di ruangan yang disediakan oleh sekolah khusus untuk
Pembelajaran Agama non islam peserta didik tersebut bersama guru
pendidikan agama yang sama dengan peserta didik yang disusun dalam
kegiatan akademik sekolah. Pembelajran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
ini mengacu pada pasal 3 Permenag nomor 16 Tahun 2010 yang menyatakan
bahwa “setiap peserta didik berhak memperoleh pendidikan agama sesuai
dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”.
Dimana guru pendidikan agama dan budi pekerti di SMA Negeri 1 non Islam
adalah guru agama ber NIP dari Kemenag, Kemendikbud, maupun GTT yang
telah mendapat rekomendasi dari Kementrian Agama Kabupaten Labuhanbatu.
Sesuai dengan jumlah peserta didik maka rombongan belajar untuk
mapel Pendidikan Agama Kristen ada 9 (Sembilan) rombongan belajar ( 27
JP) dengan rincian : kelas X, XI, dan XII masing-masing MIPA 2 klas dan IPS

1 kelas. Pendidikan Agama Katolik ada 5 (lima) rombongan belajar (15 JP)
dengan rincian : kelas X MIPA 1 kelas, XI MIPA dan IPS maupun XII MIPA
dan IPS masing-masing 1 rombongan belajar. Pendidikan Agama Hindu ada 1
rombonga belajar ( 3 JP) yaitu di kelas XI MIPA-1 hanya terdiri atas 2 peserta
didik saja. Sedang Pendidikan Agama Budha tidak ada jam karena tidak
memiliki peserta didik yang beragama tersebut.
4. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus


diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir
peserta didik.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh


peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari
kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan
tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan
peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh
kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun
di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran
bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

Dalam kurikulum 2013 ditegaskan bahwa ekstrakurikuler wajib


merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta
didik kelas X, XI, maupun kelas XII, kecuali bagi peserta didik dengan
kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program
ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat
dan minatnya masing-masing.

Berdasarkan hasil analisis potensi, minat, dan bakat peserta didik, serta
keberadaan pembina kegiatan, SMA NEGERI 1 Pangkatan memfasilitasi
berbagai jenis kegiatan pengembangan diri. Pengembangan diri di SMA
NEGERI 1 Pangkatan meliputi:
1) Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karir peserta didik.
Pengembangan diri bagi peserta didik SMA Negeri 1 Pangkatan terutama
ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.

2) Kegiatan Pengembangan Pribadi dan Kreativitas peserta didik dilaksanakan


melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang mencakup Kegiatan :

a) Keagamaan (Rohani Islam , Katolik, Rohani, Kristen, Hindu dan


budha)
b) Olah Raga dan bela diri ( basket, bola voli, perisai diri,sepak bola,
dll)
c) Kewiraan (Latihan Dasar Kepeminpinan Peserta didik/LDKS,
Paskibra , Palang Merah Remaja, Pramuka)
d) Seni ( Paduan Suara, Band, Seni Tari tradisional, seni tari modern ,
Cheer leader, BTA, fotography )
e) Karya Ilmiah Remaja, kelompok Majalah Dwi Adisma, Forum

Debat Ilmiah, ECC, Kelompok Peduli lingkungan (Pelangi).

3) Pengembangan sikap dan ketrampilan melalui Pendidikan Kepramukaan


Menurut Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014, dinyatakan bahwa
Pendidikan Kepramukaan adalah ekstrakurikuler wajib bagi semua peserta
didik pada Kurikulum 2013. Melalui Pendidikan Kepramukaan diharapkan
proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Dalam hal
ini kegiatan kepramukaan dijadikan sebagai salah satu kegiatan
mengaplikasikan konsep-konsep mata pelajaran melalui kegiatan yang
menarik dan menyenangkan.
Para tahun pelajarani 2017/2018 ini SMA Negeri 1 memprogramkan
kegiatan pendidikan kepramukaan melalui tiga strategi sebagaimana yang
diamanatkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013, yaitu :
a) Kegiatan Blok, melalui kegiatan perkemahan atau pusat kegiatan yang
dilaksanakan pada awal tahun pelajaran selama 36 jam (kl 3 hari) bagi
siswa kelas X, XI, dan kelas XII yang dilakukan secara terpisah.
Dengan menitik beratkan pada indikator sikap dan ketrampilan peserta
didik seperti : disiplin, jujur, saling menghormati, dapat memimpin,
kerja sama, sabar, dan kreatif serta dapat menghasilkan produk dari
kegiatan berupa karya tulis ataupun laporan sebagai dasar pemberian
nilai ekstrakurikuler.
b) Kegiatan aktualisasi, diberlakukan kepada peserta didik kelas X dan
XI, sedang kelas XII cukup dengan pemberian kegiatan blok saja.
Peserta didik kelas X dan XI yang tidak berminat menjadi anggota
pramuka oleh sekolah di tangani oleh bidang akademik dan kisiswaan
dalam pembinaan sikap dan ketrampilaNegeri 1 jam per minggu
melalui kegiatan aktualsasi pendidikan kepramukaan. Rencana
kedepan kegiatan ini akan dilaksanakan oleh semua guru mata pelajaran
secara bersama-sama dan terjadwal untuk mengatualisasikan materi
pembelajaran yang memungkinkan dilaksanakan melalui kegiatan
pendidikan kepramukaan. Rencana pelaksanaannya adalah melalui
analisis KI-KD setiap mata pelajaran, linierisasi materi ajar dengan
materi syarat kecakapan umum (SKU) pramuka, melakukan
sinkronisasi kegiatan latihan, menyusun jadwal latihan, mengikutkan
guru dalam kegiatan Kursus Pembina Mahir Dasar,
Pengimplementasian aktualisasi secara massal. Untuk merealisasikan
kegiatan ini perlu ada petunjuk teknis dan kerjasama antar instansi
induk seperti Dinas Pendidikan dan Kwartir Gerakan Pramuka agar
pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan.
Sebelum adanya petunjuk teknis tersebut dan kebijakan sekolah
mengenai kewajiban guru mengikuti Kursus Mahir Dasar Pramika yang
selanjutnya secara terjadwal melaksanakan aktualisasi sesuai dengan
mata pelajaran yang diampunya, SMA Negeri 1 mempercayakan
pelaksanaan aktualisasi pendidikan keparamukaan ini kepada
pembina pramuka bersama pembantu pembina dan beberapa guru yang
telah memiliki ijazah KMD dibantu anggota pramuka reguler untuk
menangani kegiatan latihan bagi seluruh peserta didik. Evaluasi dan
penilaian kegiatan ekstrakurikuer Pendidikan Keparamukaan ini diatur
dan dikoordinasikan oleh wakil kepala sekolah urusan kurikulum,
urusan kesiswaan dan pelaksanaannya akan dilakukan evaluasi dan
pengembangan secara berkelanjutan. Agar dapat meningkatkan layanan
pendidikan baik pada aspek sikap dan ketrampilan bagi peserta didik
melalui jalur aktualisasi tersebut.
c) Reguler Pramuka, adalah jalur ekstra kurikuler pendidikan
kepramukaan bagi peserta didik yang dengan suka rela bersedia
menjadi anggota pramuka. Para peserta didik pada jalur ini harus
menyelesaiakan kurikulm pramuka yang berupa syarat kecapakan
umum (SKU) dan syarat kecakapan khusus (SKK) pramuka yang
dilaksanakaNegeri 1 jam per minggu.

SMA Negeri 1 Pangkatan pada tahun ini merencanakan kegiatan


aktualisasi terintegrasi dengan kegiatan reguler, yang berarti seluruh
siswa kelas X dan kelas XI yang tergabung pada jalur aktualisasi
melakukan kegiatan bersama dengan annggota pramuka reguler dalam
kegaiatan latihan. Dimana anggota parmuka reguler dipandu pembina
dan pembantu pembina ikut menangani pelaksanaan kagiatan
aktualisasi pada setiap kegiatan latihan.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri melalui ekstrakurikuler di


lakukan pada sore hari di luar jam pelajaran intra kurikuler. Sekolah
memberikan kebebasan kepada seluruh peserta didik untuk mengekspresikan
pengembangan dirinya melalui kegiatan ekstrakurikuler yang telah disediakan.
Bagi peserta didik kelas X diberi kebebasan untuk memilih dan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler minimal 2 macam, salah satunya adalah pendidikan
kepramukaan sebagai ekstra kurikuler wajib yang nilainya harus tercantum
dalam buku rapor sebagai laporan hasil penilaian kompetensi masing-masing
peserta didik. Khusus kelas X masih dimungkinkan menambah satu jenis
kegiatan ekstra kurikuler atas persetujuan dan mengetahui orang tua / wali
yang bersangkutan. Dalam hal ini yang akan diakui sebagai ektra kurikuler
yang tertera pada buku raport hanya pendidikan kepramukaan dan salah satu
jenis ekstra kurikuler pilihan yang terdaftar sebagai prioritas pilihan. untuk
kelas X (Pramuka (wajib) dan satu jenis ekstra lain sebagai pilihan),
sedangkan bagi kelas XI wajibmemilih salah satu jenis kegiatan ekstra
kurikuler yang telah disediakan oleh sekolah. Semua aktivitas peserta didik
berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler di bawah pembinaan dan
pengawasan pembina yang ditugasi oleh Kepala Sekolah. Setiap pembina
kegiatan ekstra kurikuler membuat program kegiatan pengembangan diri dan
melakukan evaluasi serta tindak lanjut terhadap hasil evaluasi kegiatan yang
diampunya.

5. Pengaturan Beban Belajar.

a. SMA Negeri 1 Pangkatan pada tahun pelajarani 2017/2018 menggunakan


sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan Sistem Paket
adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas menggunakan struktur kurikulum
yang berlaku pada satuan pendidikan sesuai dengan struktur program
pilihan minat dan lintas minat yang telah diambilnya.
b. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
c. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap
muka per jam pembelajaran pada SMA Negeri 1 Pangkatan sesuai dengan
ketentuan adalah selama 45 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per
minggu di SMA Negeri 1 Pangkatan untuk semua tingkat (X, XI, dan XII)
adalah 46 jam pelajaran pembelajaran. Sesuai dengan Peraturan Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu nomor 05 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Kota Pangkatan Tahun
Pelajaran
2017/2018 pada lampiran 5 hari sekolah disajikan perhitungan hari efektif
belajar. Berdasarkan hari belajar efektif tersebut beban belajar bagi peserta
didik dapat diperhitungkan. Adapun perhitungan jumlah beban belajar bagi
peserta didik sesuai dengan hari efektif dengan lima (5) hari pembelajaran
yang tersedia untuk SMA Negeri 1 Pangkatan dapat dilihat pada tabel 7 di
bawah ini.

Tabel 7.

Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka di SMA Negeri 1 Pangkatan

Tahun Pelajarani 2017/2018


.

Satu
Jumlah Pekan Waktu
jam
Satuan jam Efektif pembel per tahun
pemb.
Pendi- pemb. per ajaran (@60 menit)
Kelas tatap
dikan Per Tahun per
muka
SMA X s.d. 45 46 36-39 1656- 1242 - 1345
Negeri 1 XII 1794 jam jam
Semara pembela-
ng jaran
(74520 –

d. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa


pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik 0 – 60%.
e. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang
oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi yang harus dikuasai.
Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik dan guru pendidik
tetapi maksimum 60% dari jam tatap muka dalam satu semester.
f. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun
pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada
semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara
fleksibel, menetapkan alokasi waktu yang sama setiap semesternya yakni
46 jam pelajaran per minggu. Penambahan jam pembelajaran tambahan
dari alokasi minimal didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi, tingkat kesulitan, dan atas dasar
pencapaian prestasi akademik peserta didik.
g. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket di SMA Negeri 1 Pangkatan 0% - 60% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan
alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi. Pada pelaksanaan kegiatan ini perlu
diatur oleh urusan kurikulum semaksimal mungkin demi kenyamanan dan
efektifitas pelayanan peningkatan kompetensi bagi peserta didik secara
umum.
h. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket
adalah selama tiga tahun dan lama maksimum sampai 6 tahun. SMA
Negeri 1 Pangkatan tidak melaksanakan program percepatan peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
i. Alokasi waktu untuk praktik adalah dua jam pelajaran kegiatan praktik di
sekolah setara dengan dua jam tatap muka (jam pelajaran efektif). Sedang
waktu dua jam efektif (2 x 60 menit) kegiatan bimbingan atau tatap muka
teori maupun praktik di luar jam tatap muka efektif setara dengaNegeri 1
jam tatap muka teori atau praktik @ 45 menit. Sebagaimana pembelajaran
pada aktualisasi pendidikan kepramukaan yang dilakukan oleh ibu/bapak
guru yang menjadi Pembina dalam latihan pendidikan kepramukaan di
sekolah.

6. Ketuntasan Belajar

Menurut lampiran Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 dinyatakan


bahwa : Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan
substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan
peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di
atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar
terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat
satuan pendidikan. Pada pelaksanaannya ketuntasan belajar ini dimulai dari
kegiatan penilaian yang dilakukan oleh pendidik pada setiap mata pelajaran,
seluruh mata pelajaran pada tingkat kelas, dan seluruh capaian ketuntasan
belajar dari semua tingkat di suatu institusi pendidikan atau sekolah. Dan
selanjutnya secara nasional dapat diketahui tingkat pencapaian kompetensi
suatu sekolah melalui hasil ujian nasional suatu sekolah yang menunjukkan
capaian kompetensi mata pelajaran yang diujikan tersebut secara nasional.

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara


berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan dengan
menggunakan teknik dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai
pencapaian kompetensi peserta didik, (b) bahan Pengembangan laporan
hasil belajar, dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen baik tes, nontes
ataupun penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik
kelompok mata pelajaran.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu,
menyeluruh, dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan
pendidik dapat (a) mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik,
(b) meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta
didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki strategi
pembelajaran, dan (e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik
sebagai berikut: Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran
sejenis pada satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan
pengembangan indikator pencapaian melalui analisis KD, Pengembangan
rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai, pembuatan
rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD, penetapan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata pelajaran melalui
analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta didik
(kemampuan rata-rata peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator
(kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan
(daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana dan prasarana).
Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus mata
pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian
kepada peserta didik.
Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen
penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan
pedoman penskoran. Hal-hal lain yang belum diatur dikembangkan dalam
peraturan akademik.

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai


pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian
ini meliputi:
1) Penilaian akhir berlaku untuk semua mata pelajaran pada kelompok
mata pelajaran wajib A, wajib B, peminatan, dan pilihan lintas minat.
Penilaian akhir dipergunakan sebagai salah satu persyaratan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang harus
mempertimbangkan hasil penilaian individual peserta didik yang
dilakukan oleh pendidik. Ujian Sekolah juga merupakan salah satu
persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. Kriteria kelulusan peserta didik diatur dalam ketentuan
tersendiri dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan
sebagai berikut: Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan
melakukan pendataan KKM setiap mata pelajaran, penentuan kriteria
kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket) atau penetapan kriteria program pembelajaran (untuk satuan
pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit Semester), penentuan
kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran wajib A, wajib B, pilihan
minat, dan pilihan lintas minat dengan mempertimbangkan hasil
penilaian yang telah dilakukan oleh pendidik untuk kepentingan
memperoleh nilai capaian kompetensi ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, maupun
ujian akhir bagi peserta didik.
3) Sekolah membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah)
yang meliputi pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya
terdapat indikator soal), Pengembangan butir soal sesuai dengan
indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah penulisan butir soal,
penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain
(bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran sejenis dengan
butir soal yang ditelaahnya, perakitan butir-butir soal menjadi
perangkat tes. Pelaksanaan evaluasi sekolah dilakukan oleh sekelompok
kepanityaan yang bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada
kepala sekolah.

c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai


pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Pemerintah
menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk
menyelenggarakan UN, dan dalam penyelenggaraannya BSNP bekerja
sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan.

Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a)


pemetaan mutu satuan pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang
pendidikan berikutnya, (c) penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, dan (d) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta
didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya
dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah
keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun
ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan
peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan
pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Ketuntasan peserta didik di mulai dari keberhasilan yang bersangkutan
mencapai kriteria ketuntasan minimal suatu mata pelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Sehingga untuk mencapai ketuntasan semester dapat
dilihat dari capaian kompetensi peserta didik tersebut pada semua mata pejaran
yang ditempuh pada kurun waktu semester berlangsung. Ketuntasan yang
dimaksud meliputi capaian ketuntasan kompetensi pada ke tiga aspek
pembelajaran, yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap, dan aspek ketrampilan
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat,
yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K)
sebagaimana tertera pada tabel 8 berikut.
Tabel 8.

Nilai Ketuntasan aspek penilaian sikap

No Nilai Ketutasan Kiteria Nilai


1 SB Sangat Baik

2 B Baik
C Cukup
3
K Kurang

Ketuntasan Belajar untuk aspek sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan
dengan predikat Baik (B).

Nilai ketuntasan aspek kompetensi pengetahuan dan keterampilan


dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 0 – 100 untuk angka sedang
kriteria yang digunakan mengacu pada kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang dituliskan dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada
tabel 9 berikut.

Tabel 9. Rentang nilai pada penilaian


aspek penegtahuan dan aspek ketrampilan

Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Katrampilan


No Rentang Angka Rentang Huruf
1 90 ≤ A
2 80 – 89 B
3 70 – 79 C
4 < 70 K

Pada tahun pelajarani 2017/2018 Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)


bagi peserta didik SMA Negeri 1 Pangkatan kelas X, XI, dan XII pada aspek
pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 70, pada mata pelajaran wajib dan
peminatan, maupun mata pelajaran lintas minat. Kriteria Ketuntasan Belajar
Minimal pada aspek ketrampilan baik mata pelajaran wajib, peminatan,
maupun lintas minat ditetapkan dengan capaian optimum pada skor 70.

Kriteria ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan akan ditinjau


kembali setelah diberlakukan selama satu tahun pelajaran dengan
memperhatikan dan berpedoman kepada nilai input atau rata-rata nilai terakhir
yang diperoleh peserta didik pada setiap jenjang kelas. Semua pendidik dan
pimpinan sekolah SMA Negeri 1 Pangkatan memiliki komitmen akan selalu
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar minimal ini secara bertahap dan terus
menerus untuk mencapai ketuntasan belajar ideal sesuai dengan perkembangan
peserta didik baru pada setiap tahunnya.

d. Teknik dan Instrumen Penilaian


Menurut Permendikbud nomor 23 Tahun 2016, tentang penilaian pada
Kurikulum 2013 adalah menerapkan penilaian autentik untuk menilai
kemajuan belajar peserta didik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Khusus untuk mata pelajaran sikap mengalami
perubahan, yaitu : Guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
pekerti dan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
menggunakan teknik Penilaian langsung dan Tidak langsung. Sedang
teknik penilaian bagi guru non Pendidikan Agama dan Budi pekerti dan
Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) hanya
menggunakan Penilaian tidak langsung. Adapun instrumen yang dapat
digunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuan sangat bervariasi, tergantung pada tujuan dan teknik yang
dipergunakan.

1) Penilaian Kompetensi Sikap

Penilaian Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang
terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon
sesuatu/objek. Sikap ini juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk,
sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang diharapkan.
Menurut pasal 12 Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa Penilaian aspek sikap
dilakukan melalui tahapan:
a. mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;

b. mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar


observasi/pengamatan;
c. menindaklanjuti hasil pengamatan dan mendeskripsikan perilaku
peserta didik.

Pada Penilaian Langsung dan Tidak langsung (mata pelajaran


Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganagaraan) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian
diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen yang
digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus.
Diharapkan semua guru pendidik SMA Negeri 1 Pangkatan mampu
menggunakan berbagai cara dan menggunakan instrument yang
bervariasi untuk mengumpulkan penilaian di dalam pembelajarannya.
Sedang khusus pada Penilaian Tidak Langsung (untuk semua
mata pelajaran non Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) dilakukan secara
incidental ekstrim pada siswa yang menunjukkan sikap dan prilaku
ekstim positif atau ekstrim negatif saja dengan bantuan jurnal
pengamatan atau observasi guru di dalam maupun di luar pembelajaran.

2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Penilaian kompetensi pengetahuan di SMA Negeri 1 Pangkatan


merekomendasikan kepada semua penddik untuk menggunakan cara
antara lain melalui tertulis, observasi, dan penugasan. Penilaian aspek
pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
a. menyusun perencanaan penilaian;

b. mengembangkan instrumen penilaian;

c. melaksanakan penilaian;

d. memanfaatkan hasil penilaian; dan

e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100


dan deskripsi.

a) Tes tertulis diharapkan dilakukan secara bervariasi seperti : Tes


tertulis dengan variasi bentuk soal memilih jawaban yang benar
seperti : pilihan ganda,pilihan benar-salah, menjodohkan, sebab-
akibat atau mensuplai jawaban seperti : isian atau melengkapi
jawaban,jawaban singkat, dan uaraian bebas. Soal tes tertulis
yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang menghendaki
peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal
uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan
atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis
dengan menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.
Kelemahan tes tertulis bentuk uraian antara lain cakupan materi
yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan waktu lebih banyak
dalam mengoreksi jawaban.
b) Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.

Cara ini dipergunakan untuk merekam data autentik kemampuan


pengetahuan peserta didik ketika melakukan diskusi, presentasi,
maupun praktik. Diharapkan guru pendidik dapat mengenal
kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan (fakta,
konsep, prosedur) seperti melalui pengungkapan gagasan yang
orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan
istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu mengungkapkan
pendapat, bertanya, atau pun menjawab dari suatu pertanyaan.

Pada penilaian pengetahuan dapat tercermin kemampuan peserta


didik yang mampu menjelaskan konsep, hukum maupun prosedur
sebagai suatu bukti bahwa yang bersangkutan memiliki
pengetahuan dan keterampilan berpikir tentang bahan ajar yang
sedang mereka pelajari.

c) Penugasan

Pemberian tugas pada penilaian pengetahuan dapat berupa


pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Dengan membuat
rubrik yang mencerminkan kemampuan berfikir peserta didik,
penugasan menjadi salah satu bukti autentik penilaian pengetahuan
bagi mereka.
Dengan memperhatikan waktu pelaksanaan tugas dan kriteria
pekerjaan/tugas peserta didik, selain digunakan untuk menilai
kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga dapat digunakan untuk
menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis karangan, menulis
laporan, dan menulis surat.

3) Penilaian Kompetensi Keterampilan


Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret. Pada penilaian kompetensi ketrampikan SMA
Negeri 1 Pangkatan merekomendasikan agar`para guru pendidik
menggunakan teknik-teknik berikut diterapkan dalam penilaian pada
peserta didik yaitu : Unjuk kerja / kinerja / praktik, dengan
menggunakan skala ketrampilan untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi siswa yang membutuhkan aksi individual atau kelompok.
Proyek, dengan menentukan rubric terhadap komponen tahapan kerja
untuk menilai tugas yang menuntut hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapan laporan tertulis/lisan. Produk, untuk menilai kemampuan
peserta didik dalam menghasilkan karya (seni, tulisan, teknologi, atau
desain) alat-alat, maupun barang yang sesuai dengan criteria dan
ketentuan dalam pencapaian ketrampilan yang dikehendaki. Penilaian
produk ini biasanya dilakukan secara analitik (menuntut proses
dihasilkannya produk, mulai dari persiapan, pembuatan, dan finalisasi
produk) atau holistik (hanya berdasarkan kesan menyeluruh dari sebuah
produk yang dihasilkan oleh peserta didik). Portofolio, untuk menilai
karya-karya peserta didik secara individual pada satu periode tertentu
untuk suatu mata pelajaran. Dengan himpunan karya peserta didik ini
akan tercermin bukti dinamika perkemabangan ketrampilan mereka
selama mengikuti pembelajaran suatu mata pelajaran.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:

a. menyusun perencanaan penilaian;

b. mengembangkan instrumen penilaian;

c. melaksanakan penilaian;

d. memanfaatkan hasil penilaian; dan

e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100


dan deskripsi.

4) Pelaporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik


Pelaporan hasil capaian kompetensi peserta didik secara umum
dilakukan sekolah kepada orang tua melalui penyerahan buku raport
tengah semester, buku raport akhir semester, dan SKHU dan SKHUN bagi
kelas XII setelah menempuh Ujian akhir. Namun demikian SMA Negeri 1
Pangkatan menetapkan bagi semua guru pendidik agar melaporkan semua
hasil capaian kompetensi peserta didik mulai dari hasil ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas kepada orang tua dan atau melalui peserta didik yang bersangkutan.
Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian sekolah, dan ujian nasional.
1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.

2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum
ulangan harian.
3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukanoleh
pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir
kelas XI, dengan menggunakan kisi-kisi yang di susun oleh
Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas kelas XII akan
dilakukan melalui Ujian Nasional.
7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh

Pemerintah pada akhir kelas dan kelas XI.

8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai denganperaturan


perundang-undangan
9) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan
peraturanperundang-undangan.

Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan
yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran (satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih).
1) Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan
atau UAS. Untuk nilai buku raport tengah semester diperoleh dari 60 %
NH dan 40 % hasil UTS. Sedangkan nilai buku raport akhir semester
diperhitungkan dari 60 % NH dan 40 % hasil UAS. Ketentuan ini
diambil dengan asumsi bahwa proses pembelajaran yang berhasil
dikuasai siswa sebagai kompetensi yang teramati oleh guru selama
pembelajaran memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan dengan
hasil akhir yang dicapai siswa yang memiliki banyak variabel.
Olehkarena itu ketentuan 60% NH dan 40% hasil akhir menjadi
kesepakatan yang diberlakukan untuk SMA Negeri 1 Pangkatan.
Penulisan nilai hasil capaian kompetensi pengetahuan adalah rerata 60
% NH ditambah 40% yang dituliskan dalam bentuk angka dan kriteria
yang bersifat kualitatif sebagaimana yang tercantum pada table 8.
2) Perhitungan nilai buku raport untuk aspek ketrampilan adalah
menggunakan rerata nilai optimum dari masing-masing KD yang telah
dilakukan penilaian. Penulisan nilai aspek ketrampilan pada buku
raport memuat angka capaian rerata optimum (1,00 sampai dengan
4,00) dan dilengkapi dengan kriteria nilai kualitatif sebagaimana yang
dituliskan pada aspek pengetahuan pada tabel 8.
3) Perhitungan nilai untuk aspek sikap mengacu pada modus nilai yang
dicapai peserta didik dalam bentuk kualitatif yang dituliskan pada
laporan capaiak kompetensi sikap sebagai SB, B, C dan K.

7. Kriteria Peminatan dan Lintas Minat

a. Kriteria Peminatan

Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik
dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata
pelajaran dan/atau muatan kejuruan. Sesuai dengan Permendikbud nomor
81A peminatan sebesar-besarnya untuk mengakomodir minat peserta
didik. Adapun ketentuan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pangkatan
untuk peminatan bagi peserta didik kelas X pada tahun pelajaran
2017/2018 meliputi langkah-langkah berikut :
1) Sekolah menyusun analisis internal sekolah yang terkait dengan
ketersedian sarana-prasarana belajar, kecukupan guru dengan
memperhatikan potensi dan kesenjangan mapel pilihan peminatan,
koordinasi dan konsultasi pertimbangan jumlah rombongan belajar;
2) Sosialisasi rencana jumlah rombongan belajar dan peminatan yang
mampu dilayani oleh sekolah pada tahun pelajarani 2017/2018 ;
3) Pemetaan dan pendataan peminatan dan lintas minat dilaksanakan pada
saat pendaftaran peserta didik baru melalui penelusuran minat, bakat,
dan potensi peserta didik, dengan memperhatikan nilai raport, SKHUN,
dan rekomendasi dari sekolah asal (SMP/MTs.)
4) Jumlah Peserta Didik untuk setiap rombongan belajar minimal 20 orang
dan maksimal 36 orang;
5) Melakukan tes penjaringan minat melalui Psycotes, potensi akademik,
dan angket peminatan setelah pengumuman hasil PPDB 2017/2018.
6) Mensosialisasikan proses peminatan dan penentuan keputusan
peminatan dan lintas minat peserta didik baru sesuai ketentuan yang
berlaku bagi orang tua siswa baru 2017/2018;

Berdasarkan hasil analisis pendidik, tenaga kependidikan, dan sarana-


prasarana yang tersedia di SMA Negeri 1 Pangkatan, merencanakan
membuka rombongan belajar peminatan Matematika dan Ilmu Alam
(MIPA) sebanyak 9-11 rombongan belajar, dan Ilmu-ilmu Sosial (IPS)
sebanyak 3-6 rombongan belajar, dan jika memungkinkan peminatan Ilmu
Bahasa dan Budaya 1-2 rombongan belajar. Hasil akhir menyesuaikan
minat peserta didik baru yang diterima sebagai hasil Penerimaan Peserta
Didik Baru Tahun 2016-2017 yang diatur berdasarkan kebijakan
Pengembangan sekolah.

b. Penentuan Peminatan Kelas X

Penetuan peminatan dan lintas minat peserta didik di SMA Negeri 1

Pangkatan di dasarkan pada kondisi internal kemampuan sekolah melayani


minat peserta didik, hasil angket, nilai akademik hasil UN, potensi
internal, dan tingkat kompetensi tes penjaringan akademik.
1) Hasil angket dipergunakan sebagai penjaringan minat peserta didik
sesuai minat yang disetujui/diketaqhui oleh orang tua / wali. Bila
ditemukan ada peserta didik yang “ragu”, atau tidak memilih baik
peminatan ataupun lintas minat, maka akan dilakukan wawancara
dengan guru BP/BK dan akan diarahkan pada pilihan minat yang
memungkinkan yang hasilnya disetujui oleh orang tua.
2) Penentuan disetujuinya pilihan minat peserta didik didasarkan pada
perhitungan rata-rata nilai matematika dan IPA pada SKHU, nilai
potensi akademik tes peminatan, nilai psikotes dan rekomendasinya,
kemudian disusun dalam suatu nilai peringkat. Mengingat peminatan
peserta didik umumnya memilih Matematikan dan IPA (MIPA), maka
penyusunan peringkat nilai menitik beratkan pencapaian kompetensi
pada mata pelajaran Matematika, IPA, dan IPS. Bagi peserta didik yang
pilihan minatnya adalah MIPA semuanya akan diperingkat bersama
peserta didik yang memilih MIPA lainnya. Peserta didik yang pilihan
minat selain MIPA, tidak diikutkan pada penyusunan peringkat tersebut
peminatan MIPA tersebut.
Penentuan keputusan peminatan MIPA adalah apabila minat peserta
didik didukung oleh kriteria nilai pilihannya (menempati peringkat
quota jumlah siswa pada kelas MIPA), maka disetujui pilihannya
sebagai peminatan baginya. Bagi peserta didik yang menentukan
pilihannya pada peminatan IPS, meskipun memiliki peringkat nilai
pendukung MIPA yang bagus, yang bersangkutan disetujui pada
peminatan IPS. Dan apabila pilihan minat yang jumlah peserta didiknya
kurang memenuhi jumlah siswa minimal, maka tidak akan dibuka
layanan pilihan minat tersebu, dan kepada peserta didik yang memilih
disarankan mengganti pilihannya yang sesuai dengan potensi
pendukungnya dengan pertimbangan orang tua/wali dan guru
pembimbing. Apabila disa diakomodir pilihannya maka sekolah akan
mencarikan sekolah negeri atau swasta yang membuka layanan
peminatan seaupun orang tua/wali tetap menghendaki balam hal ini,
baik peserta didik mulai guru pembimbinbagaimana yang dikehendaki;
3) Peserta didik baru yang berminat pada pilihan IPS dan IbBu, akan
langsung dipenuhi pilihan minatnya pada minat IPS dan atau IbBu,
tanpa mempertimbangkan kesesuaian nilai pendukung pilihan minat
tersebut. Peserta didik disetujui pada peminatan IPS dan atau IbBu
meskipun nilai raport, SKHU dan tes peminatan memungkinkan untuk
masuk pada minat MIPA.
4) Bila berdasarkan pemeringkatan masih terdapat kendala, dimana masih
tingginya minat siswa yang mengarah pada pilihan tertentu yang
menyebabkan perubahan komposisi kelas, maka sekolah akan
melakukan analisis ulang terhadap alternatif layanan peminatan.
Layanan peminatan dibuka tahapan seleksi lanjutan bagi peserta didik
yang menginginkan pada peminatan tertentu tersebut. Bagi peserta
didik dan orang tua atau wali akan diberikan penjelasan khusus tentang
jumlah quota tambahan dan peluang peserta didik. Sebagai konsekuensi
bagi semua peserta seleksi tahap ke dua harus membubuhkan tanda
tangani pernyataan atas hasil seleksi berdasarkan potensi akademik
pada tes tersebut agar peminatan tetap sesuai dengan prinsip kepatutan
pilihan. Apabila terjadi ada peserta didik karena hasil penjaringan tes
peminatan tidak bisa memenuhi passing grade normatif yang ditentukan
oleh sekolah, dengan persetujuan orang tuanya maka peserta didik
tersebut diperkenankan memenuhi pilihan minatnya di sekolah lain
yang bersedia mengakomodir pilihan. Sekolah akan memfasilitasi
peserta didik tersebut bila memungkinkan untuk terpenuhinya pilihan
minat tersebut.Pertimbangan minat melalui angket peserta didik yang
disetujui oleh orang tua.

c. Lintas Minat dan Pendalaman Minat

Pada tahun pelajarani 2017/2018 SMA Negeri 1 Pangkatan belum


melaksanakan Pendalaman Minat tetapi menyediakan pilihan mata
pelajaran Lintas Minat untuk memperluas pilihan yang sesuai dengan hasil
analisis peminatan dari angket siswa. Tujuannya adalah Memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam
sekelompok mata pelajaran keilmuan.
Bagi peserta didik kelas X mata pelajaran litas minat pada kelompok
peminatan MIPA terdiri atas 8 (delapan) mata pelajaran, yaitu : Geografi,
Sejarah, Sosiologi, Ekonomi, Bahasa dan satra Indonesia, Bahasa dan
sastra Inggris, Bahasa dan sastra asing lainnya, dan Antropologi.
Kelompok peminatan MIPA dapat memilih 2 atau 3 mata pelajaran dari
delapan yang disediakan.
Bagi peserta didik kelas X kelompok peminatan IPS tersedia 8 (delapan)
mata pelajaran pilihan lintas minat, antara lain : Fisika, Kimia, Biologi,
Matematika, Bahasa dan satra Indonesia, Bahasa dan sastra Inggris,
Bahasa dan sastra asing lainnya, dan Antropologi. Kelompok peminatan
IPS dapat memilih 2 atau 3 mata dari delapan mata pelajaran di atas.
Untuk lebih rincinya dapat dilihat tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10.
Ploting mata pelajaran lintas minat kelas X SMA Negeri 1 Pangkatan
Tahun pelajarani 2017/2018
Peserta didik yang memililih Peminatan
MIPA IPS IbBu
Geografi Biologi Biologi

Ekonomi Fisika Fisika

Sosiologi Kimia Kimia


Sejarah dunia Matematika Matematika

Ditentukan Bahasa dan sastra Bahasa dan


Geografi
dua atau tiga Indonesia sastra Indonesia
Bahasa dan sastra Bahasa dan
mata pelajaran Ekonomi
diantara Inggris sastra Inggris
Bahasa dan sastra Bahasa dan
delapan Sosiologi
berikut : Asing sastra Asing
Antropologi Antropologi Sejarah dunia
Mengingat SMA Negeri 1 Pangkatan belum melaksanakan Pendalaman
Minat maka peserta didik kelas XII tetap memiliki mata pelajaran lintas
minat yang relatif sama dengan peserta didik kelas XI. Mata pelajaran
lintas minat yang mereka pilih adalah kelanjutan dari mata pelajaran
pilihan di kelas sebelumnya. Adapun variasi pilihan mata pelajaran yang
dimaksud sebagaimana tercantum pada tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11.
Ploting mata pelajaran lintas minat kelas XI dan XII
SMA Negeri 1 Pangkatan tahun pelajarani
2017/2018
. Peserta didik yang memililih Peminatan
MIPA IPS IbBu
Geografi Biologi Biologi

Ekonomi Fisika Fisika

Sosiologi Kimia Kimia


Sejarah dunia Matematika Matematika

Ditentukan Bahasa dan sastra Bahasa dan


Geografi
satu atau Indonesia sastra Indonesia
dua mata Bahasa dan sastra Bahasa dan
Ekonomi
pelajaran
Inggris sastra Inggris
diantara Bahasa dan sastra Bahasa dan
Sosiologi
berikut :
Asing sastra Asing
Antropologi Antropologi Sejarah dunia

Dengan demikian pada tahun pelajarani 2017/2018 , jumlah mata pelajaran


yang harus ditempuh oleh peserta didik kelas X adalah sebanyak 16-17
mata pelajaran. Sedangkan peserta didik kelas XI dan XII harus
menempuh pembelajaran dari 15-16 mata pelajaran.

8. Kriteria kenaikan kelas, mutasi dan kelulusan.


a. Kenaikan kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Kriteria kenaikan kelas SMA Negeri 1 Pangkatan diatur mengacu pada
Permendikbud 53 Tahun 2015 pasal 9 butir (h) ditegaskan bahwa kenaikan
kelas peserta didik ditentukan melalui rapat dewan guru. Panduan
Penilaian untuk SMA Tahun 2015 yang dikeluarkan sebagai pelengkap
Permendikbud nomor 53 Tahun 2015 menyatakan bahwa : Peserta didik
dapat dinyatakan naik kelas yang lebih tinggi apabila telah memenuhi
kriteria berikut :
1) Menyelesaikan serluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun pembelajaran yang diikuti;
2) Apabila kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal
mencapai 90%. Persentase kehadiran diperhitungkan dari tatap muka
tanpa memperhitungkan ketidakhadiran karena sakit atau alasan
tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3) Deskripsi sikap sekurang-kurangnya minimal BAIK, yaitu memenuhi
indikator kompetensi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh
satuan pendidikan;
4) Deskripsi kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan minimal
BAIK sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh satuan
pendidikan;
5) Tidak memiliki lebih dari dari dua mata pelajaran yang masing-
masing nilai pengetahuannya dan atau ketrampilan di bawah KKM.
Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar
pada semester ganjil dan atau semester genap, nilai akhir diambil dari
rerata nilai semester ganjil dan semester genap pada mata pelajaran
yang sama pada tahun pelajatan tersebut;
6) Penentuan kenaikan kelas bagi peserta didik dilakukan melalui rapat
pleno Dewan guru terutama yang memberikan penilaian dan terlibat
langsung dengan peserta didik tersebut.
7) Apabila terjadi hal-hal khusus yang menyebabkan nilai sikap peserta
didik harus ditinjau kembali, maka penentuan kenaikan kelas harus
dilakukan melalui konferensi kasus dewan guru terkait dengan
memperhatikan pembinaan dan pertimbangan masa depan peserta
didik yang bersangkutan.
Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas yang lebih tinggi apabila :

1) Tidak menyelesaikan serluruh program pembelajaran dalam dua


semester pada tahun pembelajaran yang diikuti;
2) Memiliki kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran kurang dari

90%. Persentase kehadiran diperhitungkan dari tatap muka yang dicatat


oleh guru untuk perhitungan ketidakhadiran peseta didik.
3) Deskripsi kriteria sikap hanya mencapai CUKUP, yaitu belum
memenuhi indikator kompetensi sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan oleh satuan pendidikan;
4) Deskripsi kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan baru
mencapai CUKUP, artinya masih kurang sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan oleh satuan pendidikan;
5) Memiliki lebih dari dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai
pengetahuannya dan atau ketrampilan di bawah KKM. Apabila ada
mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester
ganjil dan atau semester genap, nilai akhir diambil dari rerata nilai
semester ganjil dan semester genap pada mata pelajaran yang sama
pada tahun pelajatan tersebut;

b. Mutasi

Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang ingin pindah sekolah


karena alasan tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau
keluar) lintas Provinsi dan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku pada masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Untuk proses mutasi dari sekolah lain ke SMA Negeri 1
Pangkatan menggunakan pertimbangan nilai capaian kompetensi atau
laporan nilai hasil belajar (buku raport) peserta didik sekolah asal, nilai
KKM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dianggap perlu untuk
menjamin akuntabilitas proses mutasi tersebut.
Sekolah dapat melakukan tes standard akademik, wawancara untuk
mengetahui kemampuan peserta didik oleh tim akademik sebelum
dinyatakan diterima di SMA Negeri 1 Pangkatan. Dukungan komitmen
orang tua/wali terhadap kenyamanan, keberhasilan pembelajaran bagi calon
peserta didik yang ingin mutasi masuk ke SMA Negeri 1 Pangkatan.
Khusus calon peserta didik yang telah dinyatakan diterima, apabila ketidak
kesesuaian mata pelajaran dari sekolah asal dengan di SMA Negeri 1
Pangkatan, seperti misalnya ada satu atau beberapa mata pelajaran yang
belum ada pada sekolah sebelumnya maka baginya wajib mengikuti
matrikulasi. Kegiatan matrikulasi dimaksudkan agar Pelaksanaan
matrikulasi diatur dan dikoordinasikan oleh wakil kepala sekolah terkait
dengan tim pengembang sekolah atau beberapa guru yang ditunjuk.

c. Ketentuan dan Pencapaian Kompetensi Lulusan

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan ke


dua Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada pasal 71 disebutkan bahwa : (1) Kriteria pencapaian
Kompetensi Lulusan dalam ujian nasional dikembangkan oleh BNSP. (2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai criteria pencapaian kompetensi lulusan
sebagaimana pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. Oleh karena
itu pada tahun pelajarani 2017/2018 sebelum diterbitakan POS Ujian
Nasional diterbitkan maka kriteria pencapaian kompetensi lulusan mengacu
pada peraturan BNSP nomor : 0034/P/BSNP/XII/2015 tentang
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARANEGERI 1015/2016 yang lalu.
1) Dalam bab II.A ayat (1) memuat ketentuan persyaratan umum peserta

UN sebagai berikut :

a) Peserta didik telah atau pernah berada pada tahun terakhir pada
suatu jenjang pendidikan di satuan pendidikan tertentu;
b) Peserta didik memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada
suatu jenjang pendidikan di satuan pendidikan tertentu mulai
semester I tahun pertama sampai dengan semester I tahun terakhir;
c) Peserta didik memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada

Pendidikan Kesetaraan; dan


d) Peserta didik belum memenuhi kriteria pencapaian kompetensi
lulusan.
2) Pada ayat (2) dimuat kriteria khusus peserta UN dari pendidikan formal
sebagai berikut :
a) Peserta didik terdaftar pada satuan pendidikan

SMA/MA/SMAK/SMTK/SPK;

b) Peserta didik yang memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang
setara, atau berpenghargaan sama dengan ijazah dari satuan
pendidikan yang setingkat lebih rendah. Penerbitan ijazah yang
dimaksud sekurang-kurangnya 3 tahun sebelum mengikuti ujian
sekolah/madrasah, atau sekurang-kurangnya 2 tahun untuk peserta
program SKS atau akselerasi;
c) Untuk peserta UN dari program SKS atau akselerasi, berasal dari
satuan pendidikan yang terakreditasi A dan memiliki izin
penyelenggaraan program SKS atau akselerasi;
d) Peserta didik WNI pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) wajib
mengikuti UN untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan sesuai
dengan yang berlaku pada pendidikan formal;
e) Peserta didik yang belajar di SPK di Indonesia dapat mendaftar dan
mengikuti UN pada satuan pendidikannya yang terakreditasi atau
satuan pendidikan pelaksana UN terdekat;
f) Peserta UN yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah
tidak dapat mengikuti UN di satuan pendidikannya, dapat
mengikuti UN di sekolah/madrasah lain pada jenjang dan jenis yang
sama;
3) Pada bab VII menyatakan Kriteria Pencapaian Kompetensi Lulusan
ditentukan bahwa Nilai hasil UN dilaporkan dalam rentang nilai 0 (nol)
sampai dengan 100 (seratus), dengan tingkat pencapaian kompetensi
lulusan dalam kategori sebagai berikut:
a) sangat baik, jika nilai lebih dari 85 (delapan puluh lima) dan
kurang dari atau sama dengan 100 (seratus);
b) baik, jika nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) dan kurang dari atau
sama dengan 85 (delapan puluh lima);
c) cukup, jika nilai lebih dari 55 (lima puluh lima) dan kurang dari
atau sama dengan 70 (tujuh puluh); dan
d) kurang, jika nilai kurang dari atau sama dengan 55 (lima puluh
lima).

4) Lulus UJIAN NASIONAL.

Pada Peraturan Pemerintah nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan ke


dua Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 72 pada ayat (1) dan (2) dinyatakan sebagai
berikut :

a) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/program pendidikan pada


pendidikan dasar dan menengah setelah :

i. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

ii. memperoleh nilai sikap/prilaku minimal baik; dan


iii. lulus ujian satuan/program pendidikan.
b) Kelulusan peserta didik dari satuan/program pendidikan
sebagaimana pada butir a) ditetapkan oleh satuan/program
pendidikan yang bersangkutan.

Untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi Ujian Nasional


sekolah mengembangkan model evaluasi secara online dan melakukan
latihan soal ujian nasional dengan menggunakan soal standard kualitas
yang menuntut daya pikir dan daya nalar yang tinggi.

Disamping itu sekolah melalui bidang akademik/kurikulum telah


memprogramkan pelaksanaan tambahan pembelajaran bagi peserta
didik yang membutuhkan. Strategi dan rencana pelaksanaan program
tersebut akan diatur tersendiri sesuai dengan kondisi dan permasalahan
yang dihadapi.
9. Pendidikan Kecakapan Hidup

a. Prinsip Umum Implementasi Kecakapan Hidup

Implementasi Pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran


dapat dilakukan secara integral. Hal tersebut dapat dilakkukan karena
pembekalan kecakapan hidup merupakan pesan Pendidikan atau “hidden
curriculum” yang keberhasilannya sangat tergantung pada cara
penyampaian bukan pada materi pesannya.
Untuk seluruh peserta didik, secara Umum prinsip implemetasi konsep
kecakapan hidup mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan praktis dengan fokus;
1) Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan kepada
prinsip learning to think, learning to do, learning to be, learning to live
together
2) Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel (flexible
learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning).
3) Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasan,

4) Perancanangan pembelajaran mengacu pada keterpaduan penguasaan

personal skill, social skill, academic skill, dan vocasional skill.

5) Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar


peserta didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek bukan obyek.
6) Menerapkan penggunaan multi metode dalam pembelajaran.

7) Peran Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadi proses
belajar, bukan pada terjadinya proses mengajar.

10. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran.

Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan


hidup yang dimiliki peserta didik yang mencakup domain sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dirancang melalui penggunaan variasi metode
mengajar, antara lain:

a. Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan


kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar sesamapeserta didik,
menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota tim,
kemampuan bekerja dalam tim, dan lain-lain.
b. Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan memecahkan
persoalan yang terjadi di lingkungan peserta didik. Pemilihan kasus dapat
diserahkan kepada peserta didik agar peserta didik lebih peka untuk
mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang terjadi.
c. Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan peserta
didik dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat, mencari
jalan keluar dari permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan fakta yang
ada dan didukung dengan landasan teori yang telah ditanamkam atau
diberikan melalui ceramah/tanya jawab. Peserta didik diberi keleluasaan
untuk melakukan percobaan yang berbeda antar yang satu dengan yang
lainnya. Melaui kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik dan berfikir
peserta didik terlatih dan berkembang sesuai potensi peserta didik.
d. Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi didepan
kelas.
e. Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam
menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan
sekaligus mengkomunikasikan secara lisan. Dari kegiatan ini,peserta didik
berlatih bagaimana berkomunikasi lisan dan tulisan, mengeluarkan ide-ide
atau gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat dari
orang lain, mengelola emosi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
dirinya dan orang lain.
f. Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi,
mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang, tidak memaksakan
kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai adanya
perbedaan sudut pandang.
g. Pelaksanaa penyusunan karya tulis dimulai dari pembeljaran di kelas X
yang dilanjutkan di kelas XI melalui kelompok guru rumpun dari mata
pelajaran IPA, dan rumpun mata pelajaran Bahasa. Program ini untuk
menrealisasikan misi sekolah sebagai sekolah berbasis penelitian sains.
Hasil dari program kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi
peserta didik untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi (PT).

11. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global, serta Pendidikan

Karakter

SMA Negeri 1 Pangkatan mengintegrasikan PBKL dalam mata


pelajaran yang relevan dengan terlebih dahulu menganalisis potensi
keunggulan lokal dan kesiapan sekolah. Integrasi PBKL dilakukan pada mata
pelajaran Seni Budaya, Sejarah, Biologi dan Geografi.
Untuk Pendidikan karakter bangsa di SMA Negeri 1 Pangkatan
diintegrasikan pada semua mata pelajaran dengan nilai-nilai karakter yang
relevan dengan masing-masing mata pelajaran tersebut, serta menerapkan
keteladan yang dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari selama pembelajaran
di sekolah. Disamping itu pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi pendidikan
kepramukaan direncanakan dapat mengimplementasikan penanaman dan
pembiasaan nilai-nilai sikap dan ketrampilan pada semua mata pelajaran
melalui kegiatan latihan pendidikan keparamukaan pada setiap pekannya.
Sebagai langkah awal kegiatan aktualisasi pendidikan kepramukaan
penjadwalan kegiatan latihan dan materi aktualisasi tersebut diserahkan kepada
pembina pramuka dan pembantu pembina di gugus depan, sambil menunggu
petunjuk teknis operasional dari dinas dan instansi terkait yang mendukung
keterlaksanaan program aktualisasi pendidikan kepramukaan di sekolah.

12. Konsep Pengembangan Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan

Pengembangan Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan mengacu kepada


Standar Nasional Pendidikan dan peraturan pendukung implementasi
Kurikulum 2013 yang di kembangkan dan dilaksanakan oleh Tim
Pengembang Sekolah sesuai potensi, kebutuhan, dan karakteristik sekolah
yang mengacu pada visi dan misi sekolah. Sesuai dengan Panduan Penyusunan
dan Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017 pengembangan kurikulum sekolah
meliputi : acuan operasional, prinsip, dan prosedur pengembangan kurikulum.

a. Acuan Operasional Pengembangan Kurikulum


Acuan operasional yang digunakan untuk pengembangan kurikulum SMA
Negeri 1 Pangkatan antara lain adalah :
1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan
kepribadian peserta didik secara utuh, seluruh kegiatan pembelajaran
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 semaksimal
mungkin mengacu pada upaya kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2) Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum mengembangkan upaya untuk memelihara dan
meningkatkan toleransi dan kerukunan inter-umat dan antar-umat
beragama. Semua pendidikan agama dan budi pekerti dilayani oleh
sekolah dengan mengusahakan guru yang sesuai dengan agama yang
diyakini oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
sesuai jadwal dan dilakukan di tempat yang disediakan oleh sekolah.
Pada peringatan hari-hari besar keagaman semua peserta didik
diberikan keleluasaan sesuai dengan program kerohanian masing-
masing. Keluarga SMA Negeri 1 Pangkatan menumbuh kembangkan
partisipasi semua pemeluk agama di sekolah dalam kgiatan-kegiatan
yang memungkinkan terjadinyaatas kemauan sendiri tanpa ada unsure
paksaan, dalam hal ini mengedepankan kebersamaan dan saling
menghormati antar dan inter umat beragama dan antara umat beragama
dengan pemerintah.
3) Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
SMA Negeri 1 melalui kurikulumnya dikembangkan mengarah untuk
membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang
menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Dalam hal ini kegiatan
pembelajaran dilakukan pembiasaan seperti kegiatan upacara bendera
setiap hari Senin, meperingati hari-hari nasional, penanaman sikap
nasionalisme melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, mebiasakan
mengambil sikap sempurna pada saat dinyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia raya (setiap mwngawali kegiatan pembelajaran), dan
meberikan penguatan dan pengembangan wawasan kebangsaan pada
pembelajaran setiap mata pelajaran di sekolah.
Kesemuanya itu untuk menumbuh kembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
4) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan
merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan
potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, SMA Negeri 1 Pangkatan di dalam
kurikulumnya disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat,
serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik, melalui berbagai kegiatan intra
kuri kuler maupun ektrakurikuler di dalam ataupun di luar kelas.
5) Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu, yang dapat
dituangkan dalam proses dan mekanisme rekruitmen dan mutasi peserta
didik.
6) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi
dan berkolaborasi, meng-gunakan pengetahuan kesempatan secara
inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga
negara. Hal tersebut dituangkan dalam komponen kurikulum SMA
Negeri 1 Pangkatan yang tetap mengadopsi kepentingan nasional,
daerah, sekolah, maupun pengembangan diri.
7) Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, SMA Negeri 1 Pangkatan
mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki
dunia kerja. bagi peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi. Hal tersebut antara lain dapat dikembangkan melalui
pengembangan muatan lokal maupun pengembangan diri.
8) Perkembangan IPTEKS
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan penyesuaian terhadap perkembangan IPTEKS sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, Tim
Pengembang Sekolah memandang penting muatan kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan IPTEK, melalui peraturan akademik maupun
memvasilitasi kretaivitas peserta didik dalam pemanfaatan dan
pengembangan ketrampilan yang terkait dengan IPTEK.
9) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Berdasarkan potensi tenaga pendidik dan peserta
didik maka SMA Negeri 1 Pangkatan memandang perlu memperkaya
kreasi seni dan budaya serta teknologi dalam kegiatan pembelajaran
agar menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah dan lingkunganya.
10) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11) Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
secara individu, masyarakat maupun bangsa dan Negara. Kemandirian
sangat penting di era globalisasi. Hubungan antar bangsa yang tidak
lagi mengenal batas wilayah, persaingan dalam pelaksanaan pasar
bebas, menuntut kemandirian dan ketangguhan daya saing, oleh karena
itu peserta didik di SMA Negeri 1 Pangkatan perlu dipersiapkan dengan
kegiatan ekstra kurikuler ECC, debat, melakukan Bachmark dan
bekerja sama dengan lembaga pengembangan bahsa untuk memberikan
bekal kemampuan peserta didik dalam menghadapi persaingan dan
mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain.
12) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Dalam hal ini peserta didik SMA Negeri 1 Pangkatan dibekali
dengan bahsa jawa dan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya jawa.
Dengan menghayati dan mengapresiasi keluhuran budaya jawa
diharapkan dapat ditumbuhkembangkan nilai-nilai budaya jawa pada
generasi peserta didik terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
13) Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan sesuai dengan
kondisi dan ciri khas SMA Negeri Pangkatan baik tenaga pendidik,
tenaka kependidikan, maupun peserta didik serta masyarakat sekitar
yang menjadi pendukung pelkasanaan kurikulum tersebut.

b. Prinsip Pengembangan kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan


Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum di SMA Negeri 1 Pangkatan
dikembangkan sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah yang
terangkum tujuan jangka menengah yaitu:
Terwujudnya sekolah unggul sebagai institusi yang memberikan peluang
setiap prestasi warganya berwawasan teknologi, budaya dan lingkungan,
untuk membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan diri, berprestasi,
berbudaya, dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Oleh karena itu kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan
melalui hal-hal berikut :
1) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya tertib, dan
budaya kerja;
2) Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya dan seni daerah
sehingga menjadi salah satu sumber kearifan berperilaku dan
bermasyarakat;
3) Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari hari yang dapat
menunjang pengembangan profesionalisme;
4) menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memadai,
5) melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien,
berdasarkan semangat keunggulan lokal dan global;
6) meningkatkan program ekstrakurikuler agar lebih efektif dan efisien
sesuai dengan bakat dan minat peserta didik sebagai salah satu sarana
pengembanmgan diri peserta didik;
7) mewujudkan peningkatkan kualitas dan kuantitas tamatan yang
melanjutkan ke perguruan tinggi;
8) menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan yang
mengatur operasional warga sekolah.

c. Beragam dan terpadu


Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, keunggulan lokal
dan potensi daerah, jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan
agama, suku,budaya dan adat istiadat serta status sosial ekonomi dan
gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum,muatan lokal, integrasi PBKL dan pengembangan diri secara
terpadu yang disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna antarsubstansi.
d. Tanggap terhadap perkembangan ilmu Pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum harus dapat mendorong
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni dengan tepat. Untuk memenuhi hal
tersebut maka di SMA Negeri 1 Pangkatan ditambahkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang
relevan, seni dan budaya sunda serta karya tulis.
e. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjalin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakat dan
dunia kerja. Oleh karena itu kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan
dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan pribadi, keterampilan
berfikir, keterampilan sosial,keterampilan akademik,dan keterampilan
vokasional.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhn dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang tingkatan.

g. Belajar Sepanjang Hayat


Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan diarahkan kepada proses
pengembangan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formar, informal dan non formal, dengan
memperhatikan kondisi dan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya dengan memperhatikan dan
mengitegrasikan karakter bangsa. Oleh sebab itu di SMA Negeri 1
Pangkatan dilaksanakan program peduli lingkungan, yang
dilaksanakan melalui kerja sama dengan berbagai instansi terkait,
diantaranya Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan, BLH dan BLK.
h. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu
kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan mengacu kepada visi pendidikan
nasional dan visi Kabupaten Sumedang untuk mempertahankan dan
melestarikan budaya sehingga Kabupaten Labuhanbatu menjadi Pusat
Budaya, serta Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu. Khusus
untuk hal tersebut SMA Negeri 1 Pangkatan melaksanakan program Seni
dan Budaya Jawa.

i. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum.


Pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 1 Pangkatan dilaksanakan sebagai
berikut :
1) Didasarkan pada potensi, perkembangan, dan minat peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal
ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang
bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan melalui kegiatan
Tatap Muka (TM), Tugas Mandiri Terstruktur (TMT), dan Kegiatan
Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT), pengembangan diri baik melalui
Bimbingan Karier (BK) maupun kegiatan ekstrakuikuler.
2) Menegakkan 4 (empat) pilar belajar yaitu :
- Belajar untuk memahami dan menghayati.
- Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
- Belajar untuk kehidupan bersama dan berguna bagi orang
lain,dan.
- Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan
menyenangkan.
3) Melalui bimbingan guru wali kelas yang bekerja sama dengan guru
mata pelajaran dan BP/BK secara terjadwal. Setiap guru wali kelas
memiliki tugas membimbing 26-36 orang peserta didik sebagai
peserta bimbingannya.
4) Setiap guru mata pelajaran memiliki jadwal konsultasi mata pelajaran
disesuaikan dengan minat peserta didik dan dilaksanakan dalam
suasana peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan
menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip Tut Wuri
handayani, Ing madya mangun karsa, Ing Ngarsa Sung Tulada.
5) Menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber
belajar dan teknologi yang memadai, memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar dan fasilitas internet.
6) Mendayagunakan kondisi alam,sosial budaya serta kekayaan daerah
untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal.
7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan di SMA
Negeri 1 Pangkatan.
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender
pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu
kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik
dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah. Pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran adalah sebagi
berikut:

A. Permulaan Tahun Pelajaran

Untuk kelas X hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung lebih awal 3 (tiga)
hari sebelum hari efektif semester ganjil tahun pelajarani 2017/2018 berlangsung.
Hal ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan persiapan Pengenalan Lingkungan
Sekolah (PLS), yaitu mulai Senin, 17 Juli 2017. Kegiatan PLS sendiri secara
efektif baru dilaksanakan secara terjadwal mulai hari Senin sampai dengan Rabu,
17 – 19 Juli 2017.
Sedangkan permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas baru dimulai
pada hari Senin tanggal 17 Juli 2017.

B. Waktu Belajar

Pengaturan waktu belajar bagi peserta didik SMA Negeri 1 Pangkatan pada
tahun pelajarani 2017/2018 ini adalah sebagai berikut:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 07.30 – 14.45
Selasa 07.30 – 14.00
Rabu 07.30 – 14.00
Kamis 07.30 – 14.00
Jum’at 07.30 – 11.30
Sabtu 07.30 – 13.15
Total jam untuk kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Pangkatan sebanyak 42
jam pelajaran per pekan. Rincian distribusi jam pembelajaran diatur bahwa pada
hari Senin sampai dengan Kamis masing-masing berlangsung 10 jam pelajaran,
dan khusus hari Jumat hanya berlangsung selama 6 jam pelajaran.
Sesuai dengan perhitungan hari efektif pada kalender pendidikan maka waktu
pembelajaran efektif pada tahun pelajarn 2017/2018 dapat disajikan sebagai
berikut :

Jumlah
JP per per tahun
Nama hari Jumlah JP Jumlah
Pekan (@60’)
hari dalam per tahun Menit
@45’
Senin 26 10 260 11.700

Selasa 29 10 290 13.050

Rabu 28 10 280 12.600

Kamis 27 10 270 12.150

Jumat 35 6 210 9.450

145 46 1310 58.950 982,5


C. Libur Sekolah

Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat,
provinsi, dan kabupaten / kota untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.

Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini :

1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama


dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/kota dalam hal penentuan hari
libur umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang
dan jenis Pendidikan yang terkait dengan ciri khas budaya daerah setempat.

Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah:

 Libur Semester 1: 23 Dersember 2017 – 6 Januari 2018

 Libur Semester 2: 9 Juni 2018 – 14 Juli 2018

Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
 Tahun Baru
 Idul Fitri dan Cuti Bersama
 Idul Adha
 Tahun Baru Hijriah
 Hari Raya Nyepi
 Maulid Nabi Muhammad saw.
 Tahun Baru Imlek
 Wafat Isa Al masih
 Hari Raya Waisak
 Kenaikan Isa Al Masih
 Hari Kemerdekaan RI

 Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.


 Hari Raya Natal
D. Agenda Kegiatan Sekolah
Rencana kegiatan akademik SMA Negeri 1 Pangkatan pada tahun pelajaraNegeri
2017-2018 disusun dalam sebuah kalender dan agenda kegiatan akademik
sebagai berikut :
E. Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pada kurikulum 2013 silabus untuk semua mata pelajaran telah disediakan oleh
kementrian pendidikan nasional sebagaimana yang disertakan sebagai lampiran
Permendikbud nomor 59 tahun 2014, lampiran pada file nomor 10. Silabus
mata pelajaran pada kelompok wajib dan peminatan telah dengan detail
disajikan secara lengkap. Silabus setiap mata pelajaran disusun berdasarkan
kalender Pendidikan satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Pangkatan, yakni 19
minggu efektif di semester 1 dan 16 minggu efektif pada semester 2.
2. Implementasi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran berdasarkan pada
struktur kurikulum yang tersedia di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 22 tahun 2006 tentang standar isi ( bagi kelas XI dan kelas XII) dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Kelas X)
3. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran di dalam silabus,
disesuaikan dengan standar kompetensi dasar tiap mata pelajaran berdasarkan
alokasi waktu yang tersedia, berdasarkan struktur kurikulum dan kebutuhan
SMA Negeri 1 Pangkatan.
4. Langkah-langkah Pengembangan Silabus (kelas XII)

a. Mengitegrasikan nilai-nilai karakter bangsa terhadap:

1) Karakteristik Mata pelajaran;

2) Tujuan Mata Pelajaran;

3) Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

4) Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

5) Silabus setiap mata pelajaran.

b. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Dokumen Kurikulum SMAN 2 Semarang tahun 92


2016/2017
Kegiatan pembelajaran dirancang dalam rangka pencapaian kompetensi
dasar, harus memberi pengalaman belajar kepada peserta didik yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan dan umber belajar. Pengalaman
belajar yang diberikan dapat melalui pendekatan pembelajaran bervariasi,
dan berpusat pada peserta didik, serta memuat kecakapan hidup yang perlu
dilatihkan pada peserta didik serta nilai-nilai karakter bangsa. Untuk kelas
X, proses pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan
saintifik dengan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, serta materi pelajaran yang faktual, konseptual, dan
prosedural.
c. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Perumusan indikator pencapaian kompetensi mengacu kepada hasil analisis
materi dan potensi peserta didik agar dicapai perubahan perilaku dan dapat
diukur mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai karakter
bangsa.
d. Jenis Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian
hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk dan penilaian diri. Untuk
kelas X, pendidik dituntut untuk melaksanakan autentik yang berarti
penilaian asli dari awal, sepanjang proses pembelajaran, dan nilai hasil
belajar yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar yang diajarkan.
Sistem penilaian berbentuk penilaian berkelanjutan, artinya semua
indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan,
ketercapaian kompetensi yang telah dicapai dan yang belum tercapai.
Untuk kompetensi yang belum tecapai diadakan remedial baik individu
maupun kelompok yang dilaksanakan sebelum melanjutkan ke
materi/SK/KD berikutnya.
e. Pengembangan Silabus dan RPP Berkelanjutan
1) Melakukan evaluasi dan revisi terhadap kurikulum sekolah minimal
Dokumen Kurikulum SMAN 2 Semarang tahun 93
2016/2017
setiap akhir semester;
2) Mengadakan IHT tentang Kurikulum 2013, pendalaman silabus
penyiapan bahan ajar, dan penyusunan RPP;
3) Mengikut sertakan tenaga pendidik SMA Negeri 1 Pangkatan dalam
berbagai pelatihan, baik di sekolah, tingkat Kabupaten, Provinsi,
maupun tingkat nasional.

Dokumen Kurikulum SMAN 2 Semarang tahun 94


2016/2017
BAB V

PENUTUP

Demikianlah revisi dan pengembangan Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan


Tahun Pelajaran 2016-2017 telah selesai kami laksanakan, dengan harapan segala
upaya yang telah kami rancang ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah yang selanjutnya diharapkan memberikan kontribusi pada peningkatan
pendidikan khususnya di SMA Negeri 1 Pangkatan dan dunia pendidikan di Indonesia
pada umumnya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam kurikulum yang kami susun ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan kurikulum SMA Negeri 1
Pangkatan di masa yang akan datang.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Kurikulum


SMA Negeri 1 Pangkatan ini, kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
teriring ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berdo’a semoga Allah Tuhan
yang maha Kuasa membalas amal baik Bapak/Ibu/Saudara dengan pahala yang
berlipat ganda di kemudian hari.
Marilah kita laksanakan kurikulum yang telah kita rancang bersama ini dengan
sebaik-baiknya. Semoga apapun yang kita lakukan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan bagi anak-anak bangsa di sekolah senantiasa diberikan
kemudahan dan mendapatkan ridho-Nya.

Dokumen Kurikulum SMAN 2 Semarang tahun 95


2016/2017
Lampiran 1

RANGKUMAN HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


SMA NEGERI 1 PANGKATAN TAHUN 2017/2018

A. KEGIATAN REVISI DAN PELAKSANAAN ANALISIS

Pengembangan kurikulum tahun pelajaran 2017/2018 merupakan hasil revisi dan


pengembangan dari kurikulum tahun pelajarani 2016/2017 dan penambahan
ketentuan implementasi kurikulum 2013, khususnya untuk kelas X untuk pertama
kali menerapkan ketentuan baru sesuai dengan regulasi revisi kurikulum 2016, dan
menyesuaikan perangkat implementasi untuk kelas XI dan XII yang telah
dilaksankan :
1. Revisi dilaksanakan dengan cara:

a. Pelaksanaan analisis kondisi internal sekolah oleh TPS dari tanggal 2


sampai dengan 10 Juni 2017 dan evaluasi hasil pelaksanaan implementasi
Kurikulum 2013 untuk kelas X;
b. Penugasan dan diskusi baik melalui MGMP sekolah maupun kelompok
mata pelajaran dan perorangan mulai tanggal 11 sampai dengan 30 Juni
2017;
c. Penyampaian review hasil pengembangan konten kurikulum sekolah dan
perubahan-perubahan yang perlu dilaksanakan di sekolah sesuai revisi
2016;
d. Penyerahan draf dokumen kurikulum sekolah hasil kerja TPS/TPK kepada
sekolah paa tanggal 6-7 Juli 2017;
e. Rapat pleno dan sosialisasi perubahan hasil pengemabngan kurikulum
sekolah melalui IHT dan pembagian tugas sekolah pada tanggal 9-10 Juli
2017.

2. Perbaikan/Revisi/Penambahan pada keseluruhan batang tubuh dokumen 1 dan


dokumeNegeri 1 sesuai dengan pemanfaatan hasil analisis kondisi riil dan
revisi terbaru Tahun 2016 mengenai pengimplementasian Kurikulum 2013.

Dokumen Kurikulum SMAN 2 Semarang tahun 96


2016/2017
B. HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN

No. Komponen Kurikulum 2017/2018 Kurikulum 2016-2017


1. Landasan Sudah mencakup berbagai Dilengkapi dengan berbagai
landasan yang terkait dengan landasan yang terkait dengan
pengembangan kurikulum perubahan terbaru hasil
dan penerapan krikulum revisi pengembangan
2013; kurikulum dan penerapan
krikulum 2013 di tahun
2016;
Landasan hukum
Landasan hukum
penyusunan KTSP dari 31
penyusunan KTSP dari 31
sd. 35 dasar acuan (halaman
sd. 35 dasar acuan (halaman
6); dan meliputi : landasan
6); dan meliputi : landasan
filosofi, teoritis, dan yuridis
filosofi, teoritis, dan yuridis
(hal 13).
(hal 13).
2. Pengembangan Menyesuaikan dengan hasil Disesuaikan dengan hasil
Kurikulum Analisis kondisi riil sekolah hasil analisis kondisi riil
dan Karakteristik Kurikulum sekolah dan Karakteristik
2013, dan kemungkinan Kurikulum 2013, dan
penggunaan APP dalam kemungkinan penggunaan
pembelajaran untuk APP dalam pembelajaran
meningkatkan daya untuk meningkatkan daya
3. Struktur Penambahan alokasi waktu : Penambahan alokasi waktu :
Kurikulum Kelas X : Kelas X :
- Menggunakan struktur - Menggunakan struktur
kurikulum 2013 dengan kurikulum 2013 dengan
penambahan 2 jp pada penambahan 2 jp pada
mata pelajaran Bahasa mata pelajaran Bahasa
Jawa sebagai muatan lokal Jawa sebagai muatan lokal
Wajib B, daNegeri 1 jp Wajib B, daNegeri 1 jp
bimbingan BK sehingga bimbingan BK sehingga
jumlah jam per pekan 46 jumlah jam per pekan 46 jp
Dokumen Kurikulum SMANEGERI 1 Pangkatanjp . 2017/2018
TAHUN

86
No. Komponen Kurikulum 2017/2018 Kurikulum 2016-2017
IPA dan Ekonomi (hal.21).
- Peminatan kelas X untuk - Peminatan kelas X untuk
Tahun 2015/2016 mengacu tahun 2017/2018 masih
pada hasil UN, tess potensi sama dengan sebelumnya
akademik, dan psycotes, yaitu mengacu pada hasil
tanpa menggunakan nilai UN, tess potensi akademik,
rapor serta memperhatikan dan psycotes, tanpa
analisis internal sekolah menggunakan nilai rapor
dalam menentukan pemba- serta memperhatikan
gian kelas peminatan analisis internal sekolah
disesuaikan dengan jumlah dalam menentukan pemba-
guru rumpun MIPA dan gian kelas peminatan
IPS serta Bahasa disesuaikan dengan jumlah
Berdasarkan analisis guru rumpun MIPA dan
keadaan jumlah guru, IPS serta Bahasa
maka diputuskan hanya Berdasarkan analisis
dibuka peminatan MIPA keadaan jumlah guru,
dan IPS. maka diputuskan hanya
dibuka peminatan MIPA
dan IPS.

- Kelas XI Peminatan IPA - Kelas XI sebutan kelas


digantikan sebutan MIPA, masih tetap menggunakan
sesuai struktur kurikulum istilah sebelumnya yaitu :

jumlah alokasi waktunya Peminatan MIPA, sesuai

46 jam/minggu. Peminatan struktur kurikulum jumlah

IPS tetap dengan sebutan alokasi waktunya 46

IPS dengan 46 jam/minggu. Sedang

jam/minggu. Peminatan IPS tetap


dengan sebutan IPS dengan
46 jam/minggu.

Dokumen Kurikulum SMANEGERI 1 Pangkatan TAHUN 2017/2018

87
No. Komponen Kurikulum 2017/2018 Kurikulum 2016-2017
Bahasa Inggris. tidak ada ketrampilan
Bahasa Inggris.

- Bimbingan BK dilakuan - Bimbingan BK dilakuan


secara insidental sesuai secara insidental sesuai
4. Ketuntasan KKM untuk dan
kebutuhan setiapprogram kebutuhan
mata KKM untuk dan
setiapprogram
mata
Belajar pelajaran mencakup untuk pelajaran mencakup untuk
semua aspek. semua aspek.
KKM untuk kelas X adalah KKM untuk kelas X, XI, dan
66,5% (2,67), sedang untuk XII sesuai dengan panduan
mapel lintas minat penilaiaNegeri 1016
digunakan KKM 2.33 ditentukan sekolah semua
(hal. 41) dengan angka
70 (rentang 0 – 100),
demikian juga untuk mata
pelajaran lintas minat juga
5. Kenaikan Kelas Tidak ada perubahan berarti Mengacu pada
dengan angka 70.
dan Kelulusan pada kriteria kenaikan kelas Permendikbud nomor 53
bagi peserta didik. Tahun 2015 tentang Penilaian
Sedangkan criteria kelulusan berkaitan dengan kriteria
ujian sekolah akan diatur kenaikan kelas bagi peserta
kemudian sambil menunggu didik menggunakan nilai
POS UN untuk tahun rata-rata semester ganjil dan
2015/2016 yang selanjutnya semester genap dengan
disusun POS UN-US ketentuan yang relative
sekolah. Pada bagian ini sama. Sedangkan kriteria
juga dilengkapi dengan kelulusan ujian sekolah
criteria mutasi peserta didik mengacu pada POS
dari dan atau ke SMA UNEGERI 1016 yang lalu
Negeri 1 Pangkatan dengan sampai menyesuai kan
memperhatikan komitmen sampai diterbitkannya POS
Dokumen Kurikulum SMANEGERI 1 Pangkatan TAHUN 2017/2018

88
No. Komponen Kurikulum 2017/2018 Kurikulum 2016-2017
memiliki nilai mata atau ke SMA Negeri 1
pelajaran yang Pangkatan dengan
diselenggarakan pada tingkat memperhatikan komitmen
yang sesuai dengan peserta calon peserta didik, tes
didik lain setaranya. penempatan, dukungan orang
(hal. 49) tua / wali serta kesediaanya
mengikuti matrikulasi bagi
calon peserta didik yang
belum memiliki nilai mata
pelajaran yang diseleng-
6. Silabus dan Semua RPP baik kelas X garakan pada baik
Semua RPP tingkat
kelasyang
X
RPP sampai dengan kelas XII sampai dengan kelas XII
disusun berdasarkan disusun berdasarkan pembe-
pembelajaran dengan lajaran dengan pendekatan
pendekatan saintifik dan saintifik dan mengacu pada
mengacu pada model model pembelajaran yang
pembelajaran yang direko- direkomendasikan dengan
mendasikan dengan materi materi yang faktual,
yang faktual, konseptual, konseptual, dan prosedural
dan prosedural dengan dengan mencakup domain
mencakup domain sikap, sikap, pengetahuan, dan
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerap-
keterampilan, serta kan penilaian autentik.
menerapkan penilaian Khusus kelas X
autentik menggunakan silabus revisi
(hal 68) Tahun 2016, sedangkan kelas
XI dan XII mengacu pada
silabus sebelumnya, tetapi
penyusunan RPPnya
menggunakan juknis revisi
7. Kalender Mengacu pada edaran Mengacu pada Keputusan

Dokumen Kurikulum SMANEGERI 1 Pangkatan TAHUN 2017/2018

89
No. Komponen Kurikulum 2017/2018 Kurikulum 2016-2017
Pendidikan Gubernur Jateng tentang 5 Kepala Dinas Pendidikan
hari belajar, SMAN 2 Provinsi Jateng No.
Pangkatan menggunakan 420/0300/2016 tentang 5 hari
kaldik revisi yang Pedoman Penyusunan
mengakomodir 5 hari belajar Kalender Pendidikan tahun
untuk Tahun 2015/2016. 2017/2018; Peraturan Dinas
Pengaturan hari belajar : Pendidikan Kabupaten
Senin – Kamis @ 10 jp, dan Labuhanbatu No. 05 Tahu
khusus hari Jumat 6 jp, total 2016 tentang Penyusunan
46 jp per pekan. Waktu Kalender PendidikaNegeri
permulaan belajar di mulai 1017/2018. SMANEGERI 1
06.30 berakhir 15.00 (hal. Pangkatan menggunakan
69) kaldik revisi yang
mengakomodir 5 hari belajar
untuk tahun
8. Lampiran SK Penunjukan TPK SMAN SK Penunjukan TPK SMAN
2 Pangkatan, struktur 2 Pangkatan, struktur
program kurikulum yang program kurikulum yang
digunakan Tahun 2015/2016; digunakan TAHUN
dan dilengkapi dengan hasil 2017/2018; dan dilengkapi
analisis-revisi dokumen 1 dengan hasil analisis-revisi
KTSP. dokumen 1
KTSP tahun pelajaran
sebelumnya yaitu dokumen
KTSP 2015/2016.
(halaman 15 dan 84)

Dokumen Kurikulum SMAN 2 Semarang tahun 91


2016/2017
Lampiran 3

STRUKTUR KURIKULUM TAHUN 2017/2018


SMA NEGERI 1 PANGKATAN
TABEL 1
STRUKTUR KURIKULUM KELAS X MIPA

SEMESTER
NO MATA PELAJARAN 1 2
KELOMPOK WAJIB
I KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2 Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Matematika Umum 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2
6 Bahas Inggris 2 2
II KELOMPOK WAJIB B (WAJIB)
7 Seni Budaya 2 2
8 Pendidikan Jasmanai, Olah raga, dan 3 3
Kesehatan
9 Prakarya dan Kwirausahaan 2 2
10 Bahasa Jawa 2 2
Jumlah Jam Pelajaran kelompok Wajib 26 26
III KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Matematika MIPA 3 3
12 Biologi 3 3
13 Fisika 3 3
14 Kimia 3 3
Jumlah Jam Pminatan 9 atau 12 9 atau 12
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat
15 Memilih dua atau tiga mata pelajaran 3 6 3 6
atau atau
pada peminatan IPS dan atau Bahasa dan
16 3 9 3 9
Budaya
Dokumen Kurikulum SMAN 2 Semarang tahun 92
2016/2017
Bimbingan Karier dan Konseling 2 2
TOTAL 46 46

Dokumen Kurikulum SMAN 2 Semarang tahun 93


2016/2017
Tabel 2 :

STRUKTUR KURIKULUM KELAS X IPS

SEMESTER
NO MATA PELAJARAN 1 2

KELOMPOK WAJIB
I KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Matematika Umum 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2
6 Bahas Inggris 2 2
II KELOMPOK WAJIB B (WAJIB)
7 Seni Budaya 2 2
8 Pendidikan Jasmanai, Olah raga, dan 3 3
Kesehatan
9 Prakarya dan Kwirausahaan 2 2
Jumlah Jam Pelajaran kelompok Wajib 26 26
III KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Sejarah Dunia 3 3
12 Geografi 3 3
13 Sosiologi 3 3
14 Ekonomi 3 3
Jumlah Jam Pminatan 9 atau 12 9 atau 12
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat
Memilih dua atau tiga mata pelajaran pada 3 6 3 6
15 atau
peminatan IPA dan atau Bahasa dan Budaya atau
16 3 9 3
9
Bimbingan Karier dan Konseling 2 2
TOTAL 46 46
Tabel 3 :

Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA

Alokasi Waktu
Kelas XI Kelas XII
Komponen Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Fisika 4 4 4 4
7. Kimia 4 4 4 4
8. Biologi 4 4 4 4
9. Sejarah 1 1 1 1
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan 2 2 2 2


Komunikasi
13. Bahasa Jerman 2 2 2 2
B. Muatan Lokal (konservasi dan 2 2 2 2
pemberdayaan potensi bahari)
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)
Jumlah 39 39 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Tabel 4 :
Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS

Alokasi Waktu
Kelas XI Kelas XII
Komponen Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Sejarah 3 3 3 3
7. Geografi 3 3 3 3
8. Ekonomi 4 4 4 4
9. Sosiologi 3 3 3 3
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2 2
Kesehatan
12. Teknologi Informasi dan 2 2 2 2

13. Bahasa Jerman 2 2 2 2


B. Muatan Lokal (konservasi dan 2 2 2 2
pemberdayaan potensi bahari)
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)
Jumlah 39 39 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran


KURIKULUM
SMA NEGERI 1 PANGKATAN
TAHUN AJARAN 2017/2018

DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
2017

PENGESAHAN

KURIKULUM SMA NEGERI 1 PANGKATAN KABUPATEN LABUHANBATU DITETAPKAN

DAN DIGUNAKAN MULAI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

RANTAUPRAPAT, Agustus 2017


KEPALA UPT DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
KABUPATEN LABUHANBATU

Drs. KHAIRUL AKBAR


PEMBINA TINGKAT I
NIP. 19610208 198903 1 003
PENGESAHAN

KURIKULUM SMA NEGERI 1 PANGKATAN KABUPATEN LABUHANBATU

DITETAPKAN DAN DIGUNAKAN MULAI TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

MEDAN, 2017
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA UTARA

DR. Drs. ARSYAD, MM


Pembina Utama Madya
NIP. 19600824 198301 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PANGKATAN
Jalan Protokol Kec. Pangkatan 21462 E-mail smanegeri1pangkatan@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 PANGKATAN

TENTANG

KURIKULUM SMA NEGERI 1 PANGKATAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018


NOMOR : 421.3/ /SMAN.1/2017

KEPALA SMA NEGERI 1 PANGKATAN :

MENGINGAT : Bahwa pada Tahun Pelajaran 2017/2018 SMA Negeri 1 Pangkatan akan
Menggunakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

MENIMBANG : 1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. PP Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standard Pendidikan Nasional
3. Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006, tentang SKL
4. Permen Diknas Nomor 23 Tahun 2006, tentang Standar Isi
5. Permen Diknas Nomor 24 Tahun 2006, Pelaksanaan Permen 22,23

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :

PERTAMA : Menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berkarakter pada


SMA Negeri 1 Pangkatan Tahun Pelajaran 2017/2018
KEDUA : Segala sesuatu yang menyangkut pembiayaan akibat keputusan ini
bebankan kepada anggaran yang tersedia
KETIGA : Jika dikemudian hari ternyata ada kekeliruan dalam Surat Keputusan ini,
maka akan ditinjau kembali dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : PANGKATAN
PADA TANGGAL : Juli 2017
KEPALA SMA NEGERI 1 PANGKATAN

Dra. ARJUNA
PENATA TK. I
NIP. 19630504 199801 2 001

PENETAPAN

SETELAH MEMPERHATIKAN PERTIMBANGAN DARI KOMITE SEKOLAH DENGAN DEWAN


GURU DAN STAF PEGAWAI MAKA DENGAN INI :

KURIKULUM SMA NEGERI 1 PANGKATAN KABUPATEN LABUHANBATU

DITETAPKAN UNTUK DIBERLAKUKAN MULAI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

DITETAPKAN DI : PANGKATAN
TANGGAL : Juli 2017
KETUA KOMITE SEKOLAH

H. FUAD HASIBUAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahNya, SMA Negeri 1 Pangkatan telah dapat menyusun Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan salah
satu upaya mengimplementasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan menjadi
kegiatan pembelajaran yang operasional, siap dilaksanakan oleh sekolah, sesuai
dengan karakteristik daerah, dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik.

Kurikulum SMA Negeri 1 Pangkatan disusun dengan mengacu pada Standar Isi
dan Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP dan model-
model pembelajaran atau program yang dihasilkan oleh Pusat Kurikulum. Namun
demikian, kami menyadari bahwa kurikulum ini masih belum sempurna.
Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan terbitnya
standar-standar lainnya, yaitu: standar proses, Standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan yang merupakan sumber acuan lainnya
dalam menyusun Kurikulum.

Kurikulum ini mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2017/2018. Kami mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada seluruh staf sekolah yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya untuk menyusun kurikulum ini, dan juga kepada Badan
Akreditasi Nasional, khususnya kepada Bpk Ruslan Sitepu yang telah melakukan
pendampingan selama proses penyusunan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
petunjuk terhadap segala upaya yang kita lakukan demi untuk peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia.

Pangkatan, 17 Juli 2017

Kepala SMA Negeri 1 Pangkatan

Dra. ARJUNA
NIP. 19630504 199801 2 001

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................

iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ ..... 1

B. Landasan ......................................................................................................................................... 2

C Tujuan Penyusunan Kurikulum ........................................................................................................... 9

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum ..................................................................................................... 9

BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN

A. Visi ....................................................................................................................................................... 10

B. Misi ............................................................................................................................ .. 10

C. Tujuan Sekolah ............................................................................................................................. 10

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


A. Struktur Kurikulum 14
B. Muatan Kurikulum 17
C. Pengaturan Beban Belajar 20
D. Ketuntasan Belajar 20
E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 21
F. Pendidikan Kecakapan Hidup 22
G. Penjurusan 22
BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN 23
BAB V. PENUTUP 26
LAMPIRAN

You might also like