You are on page 1of 13

PROFIL ORANG SUKSES

KARENA BEKERJA DAN BERWIRAUSAHA

Oleh
KELAS A2B
Ni Made Duwik Cahyani 171200184

JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI DENPASAR
2018

3. Orang sukses karena Berwirausaha

CHAIRUL TANJUNG
Chairul Tanjung MBA (ejaan Soewandi: Chairul Tandjung, lahir di Jakarta, 16 Juni 1962.
Umur 55, beliau merupakan pengusaha asal indonesia dan menjabat sebagai Menko
Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 mei 2014 hingga 20 oktober 2014. Namanya
dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.
Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Kini perusahaan
konglomerasi miliknya CT Corp, menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak
perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources. Chairul Tanjung lahir di
Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Ayahnya adalah seorang wartawan
pada orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Sedangkan ibunya merupakan
seorang ibu rumah tangga. Ayah Chairul berasal dari Sibolga, Sumatera Utara, sedangkan ibunya
dari Cibadak, Jawa Barat. Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Jakarta pada
tahun 1981, Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. (lulus 1987). Ketika
kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis dan juga mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa
Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan foto kopi
di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium
di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut. Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT
Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank
Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor Keberuntungan berpihak padanya,
karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan
tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan
usaha sendiri. Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnisnya
semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya
ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih
Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para
Group. Perusahaan konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding
company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis
keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara
lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega
Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan
investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo,
Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Di bidang penyiaran dan multimedia,
Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle,
dan Trans Studio. Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal
seluas 3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung
Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, pada awal
2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham
Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of understanding) pembelian
saham Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah satu orang
terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan mencapai USD 1 miliar. Satu
tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat,
yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar. Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar
USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375 dunia. Pada tanggal 1 Desember 2011,
Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga
perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi
layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
Perkembangan bisnisnya yang semakin menanjak tidak lepas dari usahanya berjejaring
dengan berbagai kalangan, bahkan seperti yang ia tandaskan, berteman dengan petugas kantor
pos sekalipun ia anggap sebagai suatu usaha berjejaring yang menjadi bagian dalam
perkembangan bisnisnya. Melalui kepiawaiannya dalam berjejaring dengan berbagai kalangan
tersebut membuatnya berhasil dalam menemukan mitra-mitra kerja yang handal. Dalam
melakukan kerjasama, Chairul Tanjung tidak enggan untuk melakukan transaksi dengan
perusahaan kecil sekalipun. Dalam benak Si Anak Singkong, perusahaan lokal pun dapat menjadi
perusahaan yang mampu bersinergi dengan berbagai perusahaan multinasional. Kemauan, tekad
dan daya juang yang keras dalam membangun kepercayaan, ia maknai sejalan dengan
pembangunan integritas dirinya. Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Kesabaran dan pantang menyerah dalam dunia usaha adalah satu
kunci utama dalam meraih keberhasilan. Ia berdedikasi untuk menjadi panutan para generasi
muda sehingga ia dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Kewirausahaan Universitas
Airlangga Surabaya pada tanggal 18 April 2015.
Kisah hidupnya yang inspiratif dan memotivasi melalui berbagai terpaan hidup serta
ganasnya ombak persaingan bisnis akhirnya dibukukan melalui buah tulisan yang diterbitkan
oleh Penerbit Buku Kompas dan disusun oleh wartawan Kompas, Tjahja Gunawan Adireja. Buku
yang berjudul Chairul Tanjung Si Anak Singkong diluncurkan tepat pada usia Chairul Tanjung
setengah abad. Buku Biografi tentang kisah hidupnya mengalami pahitnya hidup dalam meniti
tangga keberhasilan membuktikan bahwa entrepreneurship dapat dilahirkan dan bukan
diturunkan, Chairul Tanjung sangat memotivasi kaum muda karena sebagai perintis bisnis yang
memperoleh kesuksesan melalui kerja keras, kerja tuntas, komitmen dan juga ambisi, selain itu
kalimat motivasi yang terdapat didalam bukunya salah satunya seperti’’ Anda semua akan dapat
berdiri di sini menggantikan saya apabila bekerja keras. Dan dibutuhkan kemampuan
entrepreneur dan manajerial yang baik. Tidak lagi semata-mata modal”.
BOB SADINO
Bob Sadino lahir dilampung, pada tanggal 9 Maret 1933, atau akrab dipanggil om Bob,
adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia
adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia
sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri
khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak
bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19
tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah
dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia.
Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di
sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika
tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes
miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang,
Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di
Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk
bekerja secara mandiri. Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan
adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun
sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah.
Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu.
Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang
dialaminya. Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi
yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob
memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang
untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor.
Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang
asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang,
Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing. Tidak jarang pasangan tersebut dimaki
pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki
pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan.
Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market
(pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan
celana pendek.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya
holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia.
Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah. Bob percaya
bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha
tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor
satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang. Di saat
melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku,
yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan
banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah.
“Yang paling penting tindakan,” kata Bob. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari
ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil
dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya
dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba
canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu
luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap
seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob,
kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha
melayani pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga.
Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya
punya fungsi dan kekuatan.

I GUSTI NGURAH ANOM

I Gusti Ngurah Anom, pria yang akrab dipanggil Cok Anom ini merintis usaha pusat oleh-
oleh khas Bali pada tahun 2007. Pria yang menikah dengan Ketut Mastrining ini dikaruniai 4
orang anak, yaitu Gusti Ngurah Berlim Bramantara (19), Gusti Ayu Diah Candra (14), Gusti
Ngurah Anom Krisna Putra (11), dan Gusti Ngurah Rama Ksatria Putra (2). Meskipun kini hidup
sukses, Cok Anom melaluinya dengan kerja keras. Cok Anom yang lahir 5 Maret 1971 silam ini,
adalah anak dari keluarga miskin. Cok Anom kecil sangat nakal, sering bolos sekolah dan bukan
anak yang pintar. Namun, Cok Anom adalah seorang pekerja keras.

Namun beliau adalah pengusaha konveksi di Denpasar, Bali. Meski sudah menjadi
pimpinan perusahaan yang sukses, Anom masih sering turun langsung mengawasi pekerjaan
ratusan karyawannya. Sukses yang diraih Anom tak datang begitu saja. Terlahir dari pasangan
petani miskin, Anom tak bisa menamatkan bangku sekolah menengah pertama. Anom juga
sempat lari dari rumah tanpa uang sepeserpun. Ia bertahan hidup jadi tukang cuci mobil tamu
hotel selama dua tahun. Setelah kerja serabutan, Anom bekerja di perusahaan konveksi milik
saudaranya. Anom kemudian memulai usaha konveksi bersama dengan pengusaha yang telah
sukses.

Anom mulai memberanikan diri membuka usaha konveksi sendiri 15 tahun lalu dengan
modal Rp 30 juta. Pada tahun 2000 usahanya berkembang pesat menjadi salah satu konveksi
terbesar di Bali. Lima tahun kemudian Anom memperluas jenis usahanya dengan menambah
pusat oleh-oleh khas Bali. Usaha itu pun kini sudah berkembang dengan omzet Rp 500 juta
hingga satu miliar rupiah per bulan. Sukses menjadi pengusaha tak membuat Anom lupa akan
sekelilingnya. Ia aktif membina pengusaha kecil menengah. Salah satunya Ngurah Padma Wisnu.
Dengan modal awal Rp 100 juta pada tahun 2004, ia kini sudah bisa meraih penghasilan Rp 80
juta per bulan dengan mempekerjakan 100 orang lebih karyawan.

Berani, tekun, dan tekad yang kuat untuk sukses jadi kunci keberhasilan Anom. Tingkat
pendidikan bukanlah satu-satunya cara untuk meraih sukses hidup.

3. Orang sukses karena Bekerja keras

RIDWAN KAMIL
Sosok walikota satu ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Bandung sebagai
pemimpin yang membawa perubahan bagi kota Bandung. Berikut Biografi dan Profil dari
Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil yang menjabat sebagai walikota Bandung. Ridwan
Kamil Lahir di Bandung pada tanggal 4 Oktober 1971, Emil nama sapaan akrabnya, ia
merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Emil atau Ridwan Kamil sebenarnya menyukai
berimajinasi sejak masa kecil. Ia suka membaca komik dan melihat foto dari berbagai kota di
luar negeri. Sejak kecil Ridwan Kamil memiliki semangat kewirausahaan. Ia bersekolah di SDN
Banjarsari III Bandung tahun 197 hingga 1984, Ketika sekolah dasar ia telah menjual es mambo
buatannya sendiri. Selama bersekolah, ridwan Kamil dikenal sebagai sosok yang aktif dan
cerdas. Selain aktif di OSIS, Paskibra dan klub sepak bola, Emil selalu masuk dalam rangking
lima besar di kelasnya.
Setelah tamat sekolah dasar ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2
Bandung kemudian di SMA Negeri 3 Bandung pada tahun 1987 hingga 1990. Setelah tamat
SMA, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung dengan
mengambil jurusan Teknik Arsitektur dari tahun 1990 hingga 1995. Ridwan kamil juga aktif
dalam kelompok-kelompok mahasiswa dan unit kegiatan seni. Semangat kewirausahaannya di
kampus lagi, untuk mencari dana tambahan untuk kuliah, ia membuat ilustrasi cat air atau maket
untuk dosen.
Lulus dari ITB, ia memilih untuk bekerja di Amerika Serikat. Tapi hanya bertahan empat
bulan bekerja ia berhenti karena dampak krisis moneter Indonesia yang membuat klien tidak
membayar pekerjaannya. Ia tidak langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika
sebelum akhirnya mendapat Beasiswa di University of California, Berkeley. Selagi mengambil
S2 di Univesitas tersebut Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perancanaan Kota
Berkeley. Untuk bertahan hidup di Amerika, ia makan sekali sehari dengan menu murah seharga
99 sen. Perjuangan Ridwan Kamil untuk bertahan hidup di Amerika terus diuji ketika istrinya,
Atalia Praratya akan melahirkan anak pertama mereka. Ayah yang kini memiliki dua orang anak
ini tidak memiliki uang untuk biaya persalinan istrinya, sehingga akhirnya dia harus mengaku
miskin pada pemerintah kota setempat untuk mendapatkan Pengobatan gratis. Akhirnya, ia
menemani istrinya melahirkan di sebuah rumah sakit khusus untuk orang miskin, tepatnya di
bangsal rumah sakit. Baginya pengalaman jatuh bangun hidupnya membentuk nilai-nilai
tersendiri akan kerasnya perjuangan hidup.
Pada tahun 2002 Ridwan Kamil pulang ke tanah kelahirannya Indonesia dan dua tahun
kemudian mendirikan Urbane, firma yang bergerak dalam bidang jasa konsultan perencanaan,
arsitektur dan desain. Kini Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai Prinsipal PT. Urbane Indonesia,
Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung, serta Senior Urban Design
Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SAA (Singapura).
Urbane merupakan firma yang dibangun oleh Ridwan Kamil pada tahun 2004 bersama teman-
temannya seperti Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja dan Irvan W. Darwis. Reputasi
Internasional sudah mereka bangun dengan mengerjakan projek-projek di luar Indonesia seperti
Syria Al-Noor Ecopolis di negara Syria dan Suzhou Financial District di China. Tim Urbane
sendiri terdiri dari para profesional muda yang kreatif dan berpikir idealis untuk mencari dan
menciptakan solusi mengenai masalah desain lingkungan dan perkotaan. Urbane juga memiliki
projek berbasis komunitas dalam Urbane Projek Komunitas dimana visi dan misinya adalah
membantu orang-orang dalam sebuah komunitas perkotaan untuk memberikan donasi dan
keahlian-keahlian dalam meningkatkan daerah sekitarnya.
Urbane telah banyak dianugrahi penghargaan-penghargaan dari media internasional
seperti BCI Asia Awards tiga tahun berturut-turut pada tahun 2008, 2009 dan 2010 dan juga BCI
Green Award pada tahun 2009 atas projek desain Rumah Botol (dari botol bekas). Urbane juga
sering mengikuti kompetisi di bidang desian arsitektur tingkat nasional seperti Juara 1 kompetisi
desain Museum Tsunami di Nangro Aceh Darrussalam tahun 2007, Juara 1 kompetisi desain
kampus 1 Universitas Tarumanegara tahun 2007, Juara 1 kompetisi desain Fakultas Ilmu Budaya
di Universitas Indonesia tahun 2009, juara 1 kompetisi desain Sanggar Nagari di Kota Baru
Parahyangan di Kabupaten Bandung Barat dan juara 1 kompetisi desain Pusat Seni dan Sekolah
Seni di Universitas Indonesia tahun 2009. Ridwan kamil memiliki akun twitter yang beralamat di
@ridwankamil.

Bacharuddin Jusuf Habibie


Banyak orang mencari mengenai kisah, profil atau biografi singkat B.J Habibie. Dia
adalah salah satu tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di Indonesia dan
juga Presiden ketiga Republik Indonesia, dialah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin
Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau
merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA.
Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12
Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil
Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas
berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak.

Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat
cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang
meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat
Isya. Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya
dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang
membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.

Karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments


Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam
pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan
pesawat terbang :
1. VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
2. Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
3. Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
4. Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
5. CN – 235N-250
Dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
1. Helikopter BO-105.
2. Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
3. Beberapa proyek rudal dan satelit.

Sebagian Tanda Jasa/Kehormatan B.J Habibie :

1) 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
2) 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT

1) 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).


2) 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
3) 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No.
40, 1980)
4) 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
5) 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
6) 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
7) 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
8) 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
9) 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia21 Mei 1998 - Oktober
1999 Presiden Republik Indonesia.

Tantohwi Yahya
Tantowi lahir dan tumbuh di Dusun Indra Laya, Kabupaten Ogan Komering Ilir Palembang.
Ayahnya H.M. Yahya Matusin, seorang kyai yang berprofesi sebagai pedagang kacamata dan
ibunya Hj. Komariah Yahya, seorang tokoh partai Ketua Umum DPP PPP (1989-1994) di
Palembang, mendidiknya dengan baik. Oleh karena itu, meski tinggal jauh dari kota, pria
kelahiran 29 Oktober 1960 ini sudah menyimpan cita-cita ingin menjadi orang sukses.

Selepas tamat STM pada tahun 1979, pria yang menjalani pendidikan dasar hingga lanjutan
atas di kampung halamannya ini berangkat ke Pulau Jawa, persisnya ke kota pelajar Wakil
Presiden Republik Indonesia (1972-1978) Yogyakarta. Namun niatnya untuk kuliah terganjal
ijazah STM-nya. Saat itu, lulusan STM tidak diperbolehkan melanjutkan kuliah ke universitas
karena dipersiapkan untuk langsung bekerja.

Ditolak di Universitas, tidak mebuat niat Tantowi untuk kuliah berhenti. Ia kemudian
mengambil program D-I di Akademi Pariwisata Indonesia Wakil Presiden Republik Indonesia
(1972-1978) Yogyakarta. Setelah mengantongi ijazah diploma satu pada tahun 1982, ia kemudian
hijrah ke Jakartadan pekerja di Hotel Borobudur sebagai resepsionis.

Dalam perjalanannya, Tantowi sering berpindah-pindah pekerjaan karena ia merasa tidak


ada tantangan di tempatnya bekerja. Selain di Hotel Borobudur, ia pernah bekerja di Hotel
Hilton. HIngga suatu ketika pada tahun 1987, Wakil ndirektur PT BASF Indonesia menawarkan
pekerjaan padanya. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Sejak bekerja di BASF, Tantowi mulai
mengenal dunia hiburan. Di BASF, ia mewakili karirnya sebagai promotion officer. Dalam dua
tahun, ia sudah menempati posisi sebagai pro,otion manager, sebuah posisi yang seharusnya
diduduki lulusan S1 atau S2.

Setelah tujuh tahun bekerja di perusahaan pita rekaman tersebut, pada tahun 1994, Tantowi
keluar dari BASF dan kebetulan bersamaan dengan itu, produksi pita kaset di BASF ditutup
seiring dengan munculnya teknologi baru berupa disc.

Nama Tantowi mulai dikenal masyarakat saat membawakan acara kuis Gita Remaja di
stasiun TVRI pada tahun 1989. Selama lima tahun membawakan acara kuis itu, ia banyak
menerima tawaran menjadi MC (master of ceremony) untuk berbagai acara. Popularitasnya
semakin berkibar tatkala ia membawakan kuis bertaraf internasional "Who Wants to Be a
Millionaire" yang ditayangkan di RCTI pada tahun 2001 hingga 2006. Ia juga pernah menjadi
presenter acara "Are You Smarter Than a 5th Grader?" dan pemandu acara musik country di
stasiun MetroTV. Kerja kerasnya di dunia presenter dihadiahi penghargaan The Most Favourite
Television Quiz Host dalam ajang Panasonic Awards tahun 2003, 2004, dan 2005.

Sebagai figur publik yang dikenal suka membaca, ia kemudian didaulat menjadi Duta Baca
Indonesia (DBI) oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) pada tahun 2006.
Dengan penyematan gelar tersebut, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA)
masa bakti 2004-2006 ini bertugas meningkatkan kesadaran membaca masyarakat Indonesia
dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dengan melakukan kegiatan kampanye di bebagai media,
baik cetak maupun elektronik. Terpilihnya Tantowi sebagai Duta Baca Indonesia tidaklah salah.
Sedari kecil, ia sudah dididik untuk suka membaca. Tantowi sudah biasa melahap dua harian
koran nasional Pelita dan Merdeka yang dibeli ibunya.

Itulah sebabnya, dalam menjalankan tugasnya sebagai Duta Baca Indonesia itu, ia selalu
menuturkan pengalamannya bahwa kesuksesannya itu adalah berkat dorongan ibunya. Di dalam
misinya menghimbau masyarakat untuk meningkatkan minat membaca, ia membuat semboyan
"Ibuku Sebagai Perpustakaan Pertamaku". Menurutnya, peranan keluarga sangat penting untuk
meningkatkan minat baca masyarakat. Orangtua harus dapat menyediakan kebutuhan bahan
bacaan bagi anaknya. Dan figur ibu menurutnya, harus bisa memberikan teladan membaca di
lingkungan keluarganya.

Setelah sukses di dunia hiburan, sejak tahun 2009, Anggota DPR RI (2009-2014, Presenter.
Tantowi Yahya berkiprah sebagai politisi Senayan. Pada Pemilu 2009, ia terpilih menjadi angota
DPR RI (2009-2014) mewakili Partai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dari daerah
pemilihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan. Sebagai anggota dewan, ia
duduk di Komisi I yang salah satunya menangani bidang pertahanan dan keamanan.

1) Perbandingan karakter antara orang-orang tersebut :


Perbandingan Sukses Karena Bekerja Sukses Karena
Berwirausaha
Sikap Mengajukan ide-ide agar Disiplin, berkomitmen
karakter kreativitasnya tinggi, jujur, mandiri,
terasah, tegas.
Percaya diri Memilki keyakinan dan Memiliki Keyakinan dan
optimisme. optimisme.
Pengambil resiko Berani mengambil resiko Memilki kemampuan dalam
untuk mewujudkan mengambil resiko dan
mimpinya menyukai tantangan.
Kepemimpinan Mampu Bersikap sebagai seorang
berinisiatif, bekerjasama pemimpin, suka bergaul,
dan membina hubungan suka terhadap kritik dan
baik, membuka diri, tepat saran yang membangun
waktu dan tidak mengeluh. serta rasa tanggung jawab.
Kepribadian Pantang mengeluh, pejuang, Memiliki kemauan untuk
dan pekerja keras serta belajar dan kemampuan
memiliki ambisi untuk yang tinggi dalam
sukses. memimpin dan menjalankan
usahanya.
2) Karakter yang sukses bekerja yang ingin saya miliki dari orang-orang tersebut :
Karakter yang ingin saya miliki dari orang tersebut adalah ridwan kamil dimana beliau
sangat gigih, aktif,dan cerdas sehingga beliau dapat mendirikan Pt urbane indonesia
bersama teman-temannya.selain itu beliau menjabat sebagai prinsipal di perusahaan
tersebut.kerja keras yang dilakukannya dari nol hingga sekarang telah memperoleh hasil
dari kedisiplinannya dan tanggung jawabnya dalam pekerjaan.
3) Karakter yang sukses dalam berwirausaha yang ingin saya miliki dari orang-orang
tersebut adalah :
Chairul tanjung dan gusti ngurah anom dimana keduanya mengawali kesuksesannya dari
nol dimana mereka mempunyai komitmen yang tinggi bahwa beliau akan menjadi sukses
dan hingga sekarang gusti ngurah anom sudah mempunyai perusahaan konveksi oleh-
oleh khas bali diberbagai cabang berkat kerja keras dan ide-ide atau kreatifitas yang
beliau punya. Dan chairul tanjung sudah sukses hingga menerbitkan buku sianak
singkong yang mencertikan perjalanan hidupnya.

You might also like