Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 1
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 2
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
25.000
Jumlah Impor (ton)
20.000
15.000
y = 633,2x - 1E+06
10.000 R² = 0,096
5.000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 3
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 4
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 5
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
d. Tenaga kerja
2. Faktor sekunder
a. Limbah buangan pabrik
b. Kebijakan pemerintah
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 6
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
d. Keadaan masyarakat
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 7
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 8
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
1.4.Tinjauan Pustaka
1.4.1. Macam-macam proses
Pembuatan hexamine dengan bahan baku amoniak dan formaldehid
dapat dilakukan dengan beberapa proses.
a. Proses Meissner
Proses ini pertama kali dikembangkan oleh Firtz Meissner pada tahun
1950 di Jerman Barat. Bahan baku yang digunakan adalah gas amoniak
anhidrat dan gas formaldehid. Reaksi yang terjadi yaitu :
6CH2O + 4NH3 C6H12N4 + 6H2O ........................................(1.1)
Formaldehid dan amoniak dialirkan dari tangki formaldehid dan tangki
amoniak masuk ke dalam reaktor. Reaksi yang terjadi sangat cepat
sehingga yang mengontrol kecepatan reaksi ialah kecepatan
pembentukan kristal hexamine. Pada proses ini panas reaksi yang terjadi
pada reaktor digunakan untuk menguapkan air hasil reaksi. Reaktor
dalam proses ini didesain sangat khusus, karena selain sebagai tempat
reaksi antara gas amoniak dan gas formaldehid juga digunakan sebagai
evaporator dan kristalizer. Reaktor berjumlah 2 buah dengan suhu reaksi
40 °C. Agar suhu dalam reaktor terjaga digunakan gas inert atau
pengaturan tekanan total saat campuran dalam reaktor mendidih. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi kebutuhan pendingin. Produk hexamine
keluar reaktor dengan konsentrasi 25-30%. Dengan adanya panas yang
terbentuk, hexamine dapat dikristalkan langsung dengan reaktor. Uap
dalam reaktor dikondensasikan, sedangkan bahan inert serta impuritas
seperti metanol dibuang dari bagian atas reaktor sebagai waste gas. Gas
ini masih mengandung hidrogen 18-20% dan dimanfaatkan sebagai
bahan bakar. Setelah dari reaktor produk masuk ke dalam centrifuge
untuk dicuci dengan air kemudian dikeringkan dan dipasarkan. Konversi
dari proses ini adalah 97% dan yield proses ini mencapai 95% (European
Patent, 2013).
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 9
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
b. Proses Leonard
Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah amoniak cair dan
larutan formaldehid dengan konsentrasi 37%. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
6CH2O + 4NH3 (CH2)6N4 + 6H2O ...........................................(1.2)
Reaksi berlangsung pada suhu 30-50 °C dengan pH 7-8. Untuk menjaga
suhu digunakan air pendingin. Larutan formaldehid yang mengandung
metanol kurang dari 2% diumpankan bersama dengan amoniak cair ke
dalam reaktor. Produk yang keluar dari reaktor masuk ke dalam
evaporator. Di dalam evaporator terjadi penguapan sisa-sisa reaktan dan
mulai terjadi proses pengkristalan. Setelah produk keluar dari evaporator
produk dimasukkan ke dalam centrifuge dan dikeringkan di dryer,
setelah itu produk dikemas. Dengan proses ini dapat diperoleh yield
overall sebesar 95-96% berdasarkan reaktan formaldehid (Kent, 1974).
Konversi dari reaksi pembuatan hexamine dari amoniak dan formaldehid
pada proses ini adalah 98% (Kermode and Steven, 1965).
c. Proses AGF Lefebvre
Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah larutan formaldehid
bebas metanol sebesar 30-37% berat dan gas anhidrat amoniak. Reaksi
yang terjadi :
6CH2O + 4NH3 C6H12N4 + 6H2O ...........................................(1.3)
Bahan baku formaldehid diumpankan ke dalam reaktor yang dilengkapi
dengan pengaduk dan gas amoniak anhidrat diumpankan secara pelan-
pelan dari bagian bawah reaktor. Reaksi berlangsung dalam kisaran suhu
20-30 °C dan merupakan reaksi eksotermis sehingga membutuhkan
pendingin. Untuk menyempurnakan reaksi maka digunakan amoniak
berlebih. Produk yang keluar dari reaktor kemudian masuk ke dalam
vacuum evaporator. Dalam evaporator bahan mengalami pemekatan dan
pengkristalan. Kristal yang terbentuk dikumpulkan di bagian bawah
evaporator yaitu di dalam salt box kemudian diumpankan ke dalam
centrifuge untuk memisahkan kristal hexamine dan air. Untuk
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 10
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 11
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 12
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 13
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
d. Bereaksi dengan asetaldehid pada fase gas dan suhu 285 C membentuk
akrolein.
CH3CHO+3CH2O HOCH2CH2CHO CH2-CHCHO + H2O (1.14)
e. Pada kondisi katalis asam dan fase cair formaldehid bereaksi dengan
alkohol membentuk formals, misalnya dimethoxymethane dari
metanol. Reaksinya sebagai berikut:
CHOH + 2CH3OH CH3OCH2OCH3 + H2O .......................(1.15)
f. Reaksi antara larutan formaldehid dengan hidrogen sianida
menghasilkan glyconitrile:
CHOH + HCN HOCH2-CN ..................................................(1.16)
g. Formaldehid bereaksi dengan asetilena dengan bantuan katalis
tembaga atau perak asetilida menghasilkan asetilena alkohol (reaksi
Reppe)
2CHOH + HC CH HOCH2C CH2OH ...........................(1.17)
h. Formaldehid bereaksi dengan syntesis gas (CO, H2) menghasilkan
etilen glikol melalui dua tingkat proses sebagai berikut:
CHOH + CO + H2 HOCH-CHO HOCH2CH2OH ........(1.18)
3. Hexamethylenetetramine (C6H12N4)
Sifat-sifat fisik (Kirk and Othmer, 1992) :
Berat molekul : 140,19 kg/mol
Fase : padat
Bentuk : kristal
Warna : putih dan berkilauan
Berat jenis : 1,331 kg/m3
Titik didih : 280 °C
Titik leleh : 200 °C
Sifat-sifat kimia:
a. Pada reaksi nitrasi hexamine, akan dihasilkan
cyclotrimethylenetrinitramine yang mempunyai daya ledak tinggi.
b. Reaksi yang terjadi:
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 14
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
HNO3
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 15
Prarancangan Pabrik Hexamine
dengan Proses Leonard
Kapasitas 15.000 Ton/Tahun
2. Pembentukan produk.
Tahap reaksi antara CH2O dan NH3 membentuk C6H12N4 dan H2O.
3. Pemurnian dan pengkristalan produk.
Merupakan tahap penghilangan sisa-sisa reaktan yang masih terdapat
dalam produk dan pembentukan kristal produk.
4. Pengepakan dan penyimpanan produk.
Pengepakan dan penyimpanan ini disesuaikan dengan produk maupun
fase.
Nurul Kurniawati
D 500 100 049 16