Professional Documents
Culture Documents
OWHG[Oqhg[qwh[GOWH[gqh[oeghWGHEWO[
HG[Ohg[eohgEO[Heg[Oheg[Oego[GHE[OEGHO
[EWGH
LAPORAN
SURVEjbkjvfAVFLavklAK;Vaakv;AKV;kavK
;AVB;kahbv;Kacl’aj’LAJ’Lja’LAJD’jd’;AJ’
dj’;DJ’;DJ’;DJ’dj’JD’Jd’JD’Jd’Jd’Dj’dILA
NS INFEKSI RUMAH
QWGFIO’EWGOIFGWiof’wg’eifgWIFOGWOI
’EGWEIFGQiogfiqwgfoiuqwgfoiewgfo[ewg
f[ewogfoiwegfiowegfoi[q23gfio[ewgfoiqe
w[gfoiewgfweuioSAKIT WIJAYA
KUSGWEGHweghWUOFGqwgfoGFiwgfoiGF
PIOUMAH
BAB I
PENDAHULUAN
Data insiden rate di analisa, apakah ada perubahan yang signifikan seperti
penurunan maupun peningkatan IRS yang cukup tajam atau signifikan.
Kemudian dibandingkan dengan jumlah kasus dalam kurun waktu bulan
yang sama pada tahun yang lalu. Jika terjadi perubahan signifikan di cari
faktor-faktor penyebabnya dilanjutkan dengan alternative pemecahan
masalahnya. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk table,diagram dan
grafik.
f. Pelaporan
Laporan dibuat setiap triwulan. Laporan dilengkapi dengan rekomendasi
tindaklanjut bagi pihak terkait dengan peningkatan infeksi. Laporan
sebaiknya dibuat sistematik, tepat waktu, informative. Data dapat
disajikan dalam berbagai bentuk, yang penting nudah dianalisa dan
diinterpretasi. Penyajian data harus jelas, sederhana, dapat dijelaskan
dengan narasi singkat.
g. Desiminasi
Surveilans masih belum sempurna dilaksankan apabila datanya belum
didesiminasikan kepada yang berkepentingan untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi. Oleh sebab itu hasil surveilans angka
infeksi harus disampaikan ke seluruh anggota TIM, direktur rumah sakit,
ruangan atau unit terkait secara berkesinambungan. Disamping itu juga
perlu didesiminasikan kepada kepala unit terkait dan penanggung jawab
ruangan beserta stafnya berikut rekomendasinya.
1.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan surveilans adalah stiap hari oleh IPCN dengan melakukan observasi,
pencatatan dan pendokumentasian
1.5 Tempat
Tempat pelaksanaan surveilans yaitu ruangan yang beresiko tinggi terjadi infeksi
sesuai dengan metode aktif target surveilans yaitu ruangan : Unit Rawat Inap dan
ICU (intensive care unit)
1.6 Sasaran
Seluruh pasien yang dirawat di RS. Wijaya Kusumah.
1.7 Sumber biaya
1.8 Seluruh biaya pelaksanaan ditanggung oleh Rs. Wijaya Kusumah.
BAB II
DATA HASIL SURVEILANS INFEKSI
RUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMAH
FEBRUARI 2018
25
20
15
10
0
IDO ISK HAP PHILEBITIS
RPU 2 0 0 60 20,7%
RPU 1 0 0 09 0
PERI 0 0 0 0
RPA 0 0 0 0
RKB 0 0 0 0
ICU 0 0 0 12,5%
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
3.1 KESIMUPULAN
Setelah dilakukan surveilans infeksi di Rumah Sakit Wijaya Kusumah pada bulan
Februari 2018 didapat infeksi berupa Phlebitis di Rawat Inap 3 sebesar 24,6%, HCU
sebesar 0 % dan rawat inap kebidanan 42,1%. Berdasarkan hasil surveilans diatas,
kejadian infeksi di RS. Wijaya Kusumah belum mencapai target yaitu sebesar 0%. Akan
tetapi angka infeksi mengalamai peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kami dari TIM pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) menyadari bahwa
terdapat beberapa kekurangan dari pelaksanaan surveilans ini, akan tetapi kami akan
terus menyempurnakan pelaporan hasil kejadian infeksi secara actual di RS. Wijaya
Kusumah. Surveilans merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan
mengukur kejadian Hais di dalam Rumah Sakit yang bertujuan beruapaya mencegah
timbulnya infeksi silang dan memutuskan mata rantai infeksi.
3.2 PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat, semoga bisa menjadi bahan pertimbanagan untuk
beberapa kebijakan yang menyangkut PPIRS, dan dapat meningkatkan mutu pelayanan
dan turut berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan mandiri.