Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini di Negara kita yaitu Indonesia, aktivitas bisnis telah berkembang begitu
pesatnya dan terus merambah ke berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa,
diperlukan suatu kebutuhan untuk sadar hukum ‘melek’ hukum. Suatu Negara yang
digambarkan dalam diagram Pareto pada awalnya dibuat atas fenomena unik bahwa
menurut penelitian tersebut 80% pendapatan Negara ditentukan oleh 20% penduduknya,
ini menunjukan bahwa bisnis termasuk sebagai penopang perekonomian dan
pembangunan disuatu Negara.
Sebagai pelaku bisnis tentu tidak akan terlepas dari hukum, khususnya hukum
bisnis. Hukum bisnis bertujuan untuk memberikan kepada para pelaku bisnis berupa
keadilan, kepastian hukum, dan ketertiban dalam menjalankan kegiatan bisnis mereka.
Dengan demikian hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bias berjalan
lancar, tertib dan aman, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya
kegiatan bisnis tersebut. Hukum sebagi salah satu alat pengawasan yang efektif untuk
mengendalikan praktek bisnis yang tidak sehat, karenaa pabila terjadi pelanggaran
sanksinya jelas dan terdapat bukti nyata.
Kegiatan bisnis yang terkadang kompleks menjadi alasan perlunya hukum sebagai
atapnya, bisnis tentu melibatkan dua pihak atau lebih yang mana payung hukumlah yang
menjamin agar mereka masing-masing pihak menunaikan seluruh kewajiban dan atau
mendapatkan seluruh haknya.
Didalam hukum bisnis terdapat pula suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang merupakan badan usaha atau perusahaan yang seluruh atau pun sebagian besar
sahamnya dikuasai dan dimiliki oleh Negara. Badan Usaha MIlik Negara (BUMN)
memiliki berbagai bentuk-bentuk badan usaha yaitu Badan Usaha Perseroan
(PERSERO) dan Badan Usaha Umum (PERUM). Adapun contoh dari Badan Usaha
Perseroan adalah PT dan CV.
Dengan demikian, menarik Penulis untuk membahas lebih banyak lagi mengenai
pengertian hukum bisnis, Perseroan Terbatas, Commanditaire Vennootschap, Konsumen,
Badan Usaha Milik Negara, Hak Kekayaan Intelektual, Negosiasi dan Mediasi beserta
ruang lingkupnya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang tersebut diatas, maka
yang diangkat menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Bisnis, PT, CV, Konsumen, BUMN, HaKI,
Negosiasi dan Mediasi ?
2. Bagaimanakah ruang lingkup dari hukum bisnis ?
3. Apa sajakah Kelebihan dan Kekurangan dari badan-badan usaha tersebut ?
4. Mengapa dalam hukum bisnis diperlukan adanya penyelesaian sengketa bisnis atau
yang biasa disebut negosiasi dan mediasi ?
5. Bagaimanakah peran hukum bisnis dalam suatu usaha ?
6. Apa sajakah manfaat mempelajari hukum bisnis bagi pelaku usaha atau bisnis ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian hukum bisnis, Perseroan Terbatas,
Commanditaire Vennootschap, Konsumen, Badan Usaha Milik Negara, Hak
Kekayaan Intelektual, Negosiasi dan Mediasi beserta ruang lingkupnya masing-
masing.
2. Untuk mengetahui peran dan manfaat hukum bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HUKUM BISNIS
Hukum yang diberlakukan memiliki tujuan yang dikenal dengan tujuan hukum.
Menurut L.J. Van Apeldroorn, tujuan hukum yaitu mengatur pergaulan hidup secara
damai. Selain memiliki tujuan, hukum juga memiliki fungsi. Fungsi hukum mengacu
pada tujuan hukum. Beberapa fungsi hukum di antaranya hukum sebagai sarana
penyelesaian pertikaian, pencapaian keadilan lahir batin dan sebagai sarana pembaharuan
masyarakat.
Berkaitan dengan sarana pembaharuan masyarakat, hukum harus mampu merubah
perilaku dari masyarakat itu sendiri, dari masyarakat yang tidak teratur menjadi
masyarakat yang teratur. Adapun tujuan hukum bisnis secara umum antara lain :
1. Untuk menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan lancar.
2. Untuk melindungi berbagai jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha Kecil
Menengah (UKM).
3. Untuk memperbaiki suatu sistem keuangan dan sistem perbankan.
4. Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis.
5. Untuk mewujudkan sebuah bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.
6. Ruang Lingkup Hukum Bisnis Dalam Perusahaan
B. CV (Commanditaire Vennootschap)
2. CV Campuran
CV Campuran adalah jenis persekutuan komanditer dengan bentuk firma yang
membutuhkan tambahan modal. Di dalam CV Campuran, pemilik aktif dan pasif
berasal dari para pemilik firma yang kemudian menjalankan tugas dan tanggung jawab
masing-masing dan dilarang bekerja sama atau saling mencampuri tugas dan
tanggungan masing-masing.
3. CV Bersaham
CV Bersaham adalah jenis persekutuan komanditer yang mengeluarkan saham
khusus untuk pemilik aktif dan pasif dan dipebolehkan mengambil lebih dari satu
saham sesuai keinginan.Salah satu ciri yang melekat erat pada CV bersaham adalah
tidak mudah menarik kembali modal yang telah di setorkan.Oleh sebab itu, CV
bersaham membebaskan pemilik aktif dan pasif untuk mengambil saham yang di
keluarkan sesuai keinginan.
4. CV Diam-Diam
CV Diam-diam adalah jenis persekutuan komanditer yang memperlihatkan
identitas sebagai sebuah rumah firma, tetapi tetap dimiliki oleh pemilik aktif dan
pasif.Pada CV diam-diam, pemilik aktif menjalankan tugas atau tanggung jawab
sebagai penggerak perusahaan.Sementara itu, pemilik pasif menjalankan tugas atau
tanggung jawab sebatas menyerahkan uang, benda, ataupun tenaga kerja kepada CV
sebagaimana yang telah di sanggupi.
5. CV Terang-Terangan
CV Terang-terangan adalah jenis persekutuan komanditer yang memperlihatkan
identitasnya dengan nama CV dan bukan sebuah firma. Pada umumnya, didalam CV
terang-terangan terdapat lebih dari satu pemilik yang aktif dan pasif mereka bekerja
secara berkelompok menjalankan tugas atau tanggung jawab masing-masing.
III.Prosedur Pendirian CV
Prosedur pendirian CV sama dengan prosedur pendirian firma.
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan, CV diatur dalam Pasal 16
sampai dengan 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sebagaimana juga
proses pendirian firma, dan pada prakteknya di Indonesia telah menjadi suatu kebiasaan
bahwa setiap orang yang hendak mendirikan CV, dibuat dalam Akta Notaris (Otentik),
dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri (PN) yang berwenang, serta
kemudian diumumkan dalam Tambahan Berita Negara R.I.
C. PERSEROAN TERBATAS
1. Ketentuan yang diatur dalam KUHD, dianggap tidak sesuai lagi dengan peraturan
Perseroan Terbatas, yangmana KUHD sudah tidak relevan lagi melihat
perkembangan ekonomi dan dunia usaha yang semakin pesat, baik secara nasional
maupun internasional.
2. Menciptakan kesatuan hukum dalam Perseroan yang berbentuk badan hukum
(rechtspersoon, legal person, legal entity).
Oleh karena itu dalam rangka menciPTakan kesatuan hukum dan untuk memenuhi
kebutuhan hukum baru yang diharapkan dapat menunjang Pembangunan Nasional
dan menjamin kepastian hukum, maka diterbitkanlah UU Nomor 1 Tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang permodalannya
seluruh atau sebagian dimiliki oleh pemerintah.Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara
adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya nirlaba yang bertujuan
untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Menurut PP No. 45 Tahun 2005,
BUMN merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 menyatakan “cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan meguasai hajat hidup orang bayak bukan berarti memiliki, namun
mengandung arti memberi kekuasaan tertinggi kepada Negara :
a) BUMN sebagai badan usaha yang perlu dikembangkan sebagai pelaku usaha
dalam perekonomian Indonesia.
b) Pembinaan BUMN diarahkan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui
pengolaan secara provesional,efisien dan tengguh sehingga mampu menghadapi
persaingan global.
Dari visi juga terkandung suatu Misi yang juga tersusun dalam suatu Master plan
BUMN tahun 2002-2008 BUMN sebagai berikut:
a. Melaksanakan reformasi dalam ruang lingkupbudaya kerja, strategi dan pengolaan usaha
untuk mewujudkan profesionalisme dengan berlandaskan pada prinsip Good Corporate
Govermance dalam pengolaan BUMN.
b. Meningkatkan daya saing inivasi dan peningkatan efisiensi untuk menediakan produk
barang dan jasa dengan harga kompetitif serta pelayanan bermutu tinggi.
c. Peningkatan peran BUMN dalam kepedulian terhadap lingkungan,pembinaan koperasi
dan UKM dalam program kementrian.
Kelebihan BUMN :
Menguasaii sektor yang vital bagi kehidupan rakyat banyak
Mendapat jaminan dan dukungan dari Negara
Permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari Negara
Kelansungan hidup peusahaan terjamin
Kekurangan BUMN :
Perusahaan umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan
tidk terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang atau jasa yang bermutu dan sekaligus mencari keuntungan yang bedasar prinsip
pengolaan perusahaan.
E. KONSUMEN
I. Pengertian Konsumen
Konsumen secara harfiah memiliki arti, orang atau perusahaan yang membeli
barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu, atau sesuatu atau sese orang
yangmenggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang. Dalam Undang-Undang No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mendefinisikan konsumen sebagai setiap
orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan. Berdasarkan dari pengertian tersebut, yang dimaksud konsumen
orang yang berststus sebagai pemakai barang dan jasa.
Dasar hukum tersebut bisa menjadi landasan hukum yang sah dalam soal
pengaturan perlindungan konsumen. Di samping UU Perlindungan Konsumen, masih
terdapat sejumlah perangkat hukum lain yang juga bisa dijadikan sebagai sumber atau
dasar hukum sebagai berikut :
1. Asas Manfaat adalah asas yang mengandung makna bahwa penerapan UU No.
8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen harus memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya kepada pihak, konsumen dan pelaku usaha. Sehingga tidak
ada satu pihak yang kedudukannya lebih tinggi disbanding pihak lainnya.
Kedua belah pihak harus memperoleh hak-haknya.
2. Asas Keadilan adalah asas yang mengandung makna bahwa penerapan UU No.
8 Tahun 1999 pasal 4-7 tentang perlindungan konsumen yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban konsumen serta pelaku usaha.
3. Asas Keseimbangan adalah asas yang memberikan kesimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materil
maupun spiritual.
4. Asas Keamanan dan keselamatan adalah asas yang memberikan jaminan atas
keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian
dan pemanfaatan batrang dan jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
5. Asas Kepastian Hukum adalah asas yang dimaksudkan agar baik pelaku usaha
maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam
penyelenggara perlindungan konsumen serta Negara menjamin kepastian
hukum.
G. NEGOSIASI
I. Pengertian Negosiasi
Negosiasi merupakan salah satu cara penyelesaian sengketa bisnis yang sudah
lama dikenal dan banyak digunakan oleh berbagai pihak dalam menyelesaikan
pemasalahan ataupun sengketa diantara mereka. Negosiasi berasal berasal dari bahasa
inggris negotation yang artinya perundingan bermusyawarah atau bermufakat orang-
orang yang mengadakan perundingan disebut negosiator.
Negosiasi merupakan bentuk penyelesain sengketa diluar pengadilan yang
dilakukan oleh para pihak yang bersengketa sendiri atau kuasanya, tanpa bantuan dari
pihak lain dengan cara bermusyawarah atau berunding untuk mencari pemesahan
yang yang dianggap adil oleh para pihak. Hasil dari negosiasi berupa penyelesaian
kompromi (compromise solution) yang tidak mengikat secara hukum.
Negosiasi adalah suatu yang kita lakukan setiap saat tanpa kita sadari dan terjadi
hampir disetiap aspek kehidupan kita dan merupakan salah satu cara yang efektif
untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan .
Negosiasi adalah sebuah proses dimana dua atau lebih orang atau kelompok
bersama-sama memberi perhatian pada minat untuk mendapatkan sebuah kesepakatan
yang akan saling menguntungkan (menguntungkan kedua belah pihak).
Negosiasi merupakan cara yang lebih baik dalam mencari solusi dibanding
dengan sebuah pengadilan ataupun kekerasan. Untuk mendapatkan solusi terbaik dan
dengan profesional.pada umumnya negosiasi digunakan dalam sengketa yang tidak
terlalu pelik .di mana para pihak masih beretika baik dan bersedia untuk duduk
bersama memecahkan masalah .menurrut pasal 2 ayat 6 undang-undang nomor 30
tahun 1999 tentang albitrase dan alternatif penyelesaian sengketa,pada dasarnya para
pihak berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketayang timbul diatara mereka
kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam
bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak.
Negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang di dasarkan pada data ril
yang akurat dan faktual.sehingga setiap argumen dan kehendaknya tidak terlepas dari
fakta yang ada.Di samping itu juga harus ditopang dengan negosiator yang handal
dan profesional,yang memahami tujuan negosiasi dilakukan dan mempunyai daya
kemampuan optimal dalam nenemukan solusi tehadap masalah yang dihadapi dan
terhindar dari kemungkinan dead lock.semua orang memerlukan kemampuan
negosiasi yang baaik ,karena negosiasi hampir setiap saat tanpa kita sadari.
Di bawah ini dikemukakan teknik-teknik negosiasi yang dapat membuat kita menjadi
negosiator yang baik.
H. MEDIASI
I. Pengertian mediasi
Pada kepustakaan ditemukan banyak definisi tentang mediasi. Menurut Prof.
Takdir Rahmadi, mediasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa antara dua pihak
atau lebih melalui perundingan atau cara mufakat dengan bantuan pihak netral yang tidak
memilih kewenangan memutus.
Pihak netral tersebut disebut mediator dengan tugas memberikan bantuan
prosedural dan substansial. Tetapi menurut Peraturan Mahkamah Agung, Mediasi adalah
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para pihak dengan dibantu oleh
mediator (Pasal 1 ayat (6) PERMA No. 2 tahun 2003).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum tentu sangat penting untuk bisnis, seluruh subjek dan objek bisnis tidak
akan terlepas dari hukum. Hukum menjamin agar kegiatan bisnis dapat berjalan dengan
lancar, aman, tertib, dan terlindungi oleh kepastian hukum. Sesuai dengan fungsinya,
bahwa sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis. Untuk memahami
hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis, agar terwujud watak dan perilaku
aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh
kepastian hukum).
Hukum pun menjamin bahwa hak dan kewajiban semua pihak terpenuhi, baik itu
produsen maupun konsumennya, sehingga tidak ada satu pihak pun yang merasa
dirugikan jika terjadinya wanprestasi. Hak-hak konsumen untuk merasa aman terhadap
suatu produk pun terjamin. Agar bisnisnya bisa berjalan dengan lancar pelaku bisnis tentu
berhubungan erat dengan hukum sehingga tidak ada kata melanggar hukum atau
melakukan bisnis yang ilegal yang menyebabkan kerugian baik pelaku bisnis itu sendiri
maupun masyarakat (konsumen).
B. Saran
Para pelaku binis perlu lebih menaati aturan hukum bisnis agar para pelaku bisnis dapat
terhindar dari berbagai persoalan, sekaligus membuat kegiatan bisnis menjamin aman dan
terlindungi. Sehingga tidak ada alasan bagi para pelaku bisnis untuk tidak melakukannya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karuniaNya
Penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai ‘Hukum Bisnis di Indonesia’. Meskipun
banyak hambatan yang Penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi Penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu hingga makalah ini
dapat Penulis selesaikan. Oleh karena itu, Penulis berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah
Hukum Bisnis di Politeknik Negeri Kupang, serta teman-teman yang telah mendukung
Penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini bias bermanfaat bagi
kami khususnya selaku Penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………...……………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..………….....ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………......1
A. Latar Belakang………………………...……………………………......1
B. Rumusan Masalah………………………...………………………….....2
C. Tujuan Penulisan…………………………...…………………………...2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...3
A. Hukum Bisnis……………………………………………………………3
B. CV (Commanditaire Vennootschap)…………………………………....7
C. PT (Perseroan Terbatas)…………………………………….…………..11
D. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)………………………………….18
E. Konsumen……………………………………………………………...23
F. Hak Kekayaan Intelektual……………………………………………..28
G. Negosiasi……………………………………………………………….33
H. Mediasi…………………………………………………………………38
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….43
A. Kesimpulan……………………………………………………………43
B. Saran…………………………………………………………………..43