Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri memiki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa
diemban dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun
dalam kaitannya sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan
untuk berinteraksi dengan organisme lain. Mikroorganisme dapat berkembang biak
dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan
oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan
hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan
juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya (Yulma et al. 2017).
Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misalnya daging
makazat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang hanya terdapat
dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat tersebut
dicelupkan/ direndam. Jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan
membuka cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam
laboratorium mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni
yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan
biokimiawinya (Kusnadi et al. 2005).
Selain itu, Bakteri Endofit berperan juga sebagai Pelarut Fosfat. Bakteri
pelarut fosfat merupakan bakteri dekomposer yang berperan dalam penyuburan
tanahkarena mampu melakukan mekanisme pelarutan fosfat dengan
mengekskresikan sejumlah asam organik berbobot molekul rendah. Bakteri
memanfaatkan senyawa karbon sederhana yang berasal dari eksudat akar tanaman
dan sisa dari tanaman (Melliawati et al. 2006).
Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
mencampur suspensi bakteri dengan medium agar kemudian menuangkannya pada
petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk, kemudian
menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan
berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok
sehingga terbentuk koloni tunggal. Metode sebar atau spread plate dilakukan
dengan menyemprotkan suspensi ke atas medium agar kemudian menyebarkannya
secara merata dengan trigalski diharapkan bakteri terpisah secara individual,
kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal (Putri et al. 2012)
Bakteri yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai
jenis bakteri yang berbeda prinsip dari isolasi bakteri dalam memisahkan satu jenis
bakteri dengan bakteri lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam
medium buatan. Pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dalam medium padat, karena
dalam medium padat sel-sel bakteri akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya (Pratita dan Surya, 2012).
Berbagai macam cara dalam mengisolasi bakteri, yaitu : Isolasi pada agar
cawan, dengan mengencerkan bakteri sehingga diperoleh individu spesies yang
dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak
pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat
beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran,
dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran, metode yang dilakukan
dengan baik akan menghasilkan isolasi bakteri, dimana setiap koloni berasal dari
satu sel (Suardana et al. 2007).
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel bakteri berukuran
besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel
mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar seratus kali.
Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat
halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis (Pratiwi, 2009).
Proses pemisahan atau pemurnian dari bakteri lain perlu dilakukan karena
semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi bakteri,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam bakteri saja. Teknik
tersebut dikenal dengan isolasi mikroba, dan proses pengenceran bertujuan untuk
mempermudah dalam perhitungan jumlah koloni mikroba yang tumbuh baik warna
maupun lainnya (Fitri dan Yekki, 2010).
2.3